Selasa, 31 Desember 2013

*

di dunia, di kota ini, masih ada seorang baik hati. rela berdiri di pusat kota cukup lama tanpa banyak bicara. hampir setiap hari kutemui, seorang baik hati tak pernah lelah, terus menerus membuat gelembung gelembung beterbangan di udara. sangat banyak gelembung gelembung bebas melayang, seorang baik hati selalu membuat sangat banyak gelembung. hingga tak sempat kulihat satu di antaranya pecah..semua gelembung tak gentar terbang, tak berkelit saat ingin disentuh. mestinya banyak gelembung meletus. namun sekali lagi kukatakan, seorang baik hati selalu lebih tangkas dari tangan siapapun, dengan cekatan membuat sangat banyak gelembung. semuanya kelihatan secantik bola kristal, rapuh dan utuh, terbang riang, seakan tak ada satuipun gelembung berkurang atau hilang dari pandangan*

*

iya. membaca. kalau perintah pertamanya menulis akan runyam. menulis tulisan yang tidak dapat dibaca, macam orang gila.
beberapa kali terlihat memandangi surat kabar dengan mesra. adakah wajah kekasihnya, diberitakan bahagia di sana. bocah bocah mengejek lalu tertawa, satu dua melemparkan gumpalan kertas. sekali lemparan bocah bocah mendarat tepat di jidatnya. orang gila memungut gumpalan kertas yang terjatuh dekat lututnya. berkat tangan kusam orang gila, segumpal kertas diluruskan menjadi selembar kertas. masih kusut. orang gila tersenyum. bocah bocah menjauh.
orang gila tidak memegang pensil atau pena, atau belum. aku yang punya alat alat tulis itu. surat kabar berbaring sendirian di trotoar. aku menggambar rumput. di halaman rumah, di sekitar pangkal pohon, di alun alun. tanpa sengaja menemukan huruf tumbuh di celah rumput. bocah bocah berlari, berkejaran, menginjak rumput. kertas gambarku menjadi kusut.
macam orang gila, aku tersenyum*

*

indah ya petasannya. berisik ya terompetnya.
semua sebentar, menyala, menyalak.
kangen sama arak*

*

setan alas akan bercerita. cuma bercerita, nyata atau tidak nyata, cuma cerita. biasa saja. dengar saja. setan alas adalah mahluk yang sempurna. ia bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan apa saja. hingga suatu hari tanpa sengaja setan alas mendengar seorang manusia berkata, itu seekor serigala. saat mendenngar suara manusia dan melihat serigala, setan alas belum menemukan sesuatu yang istimewa. tak lama setelah menuliskan tentang manusia, serigala, kata kata manusia, gerak dan seringai serigala. setan alas membaca dan menyadari ada sesuatu yang tak ada padanya. setan alas membaca tulisan, seorang manusia, seekor serigala, karena terdapat satu manusia dan satu serigala pada kalimatnya. satu setan alas juga dimaksudkan ada satu setan alas sedang membaca, bisa jadi ditulis dan dibaca berkali kali pada satu cerita. satu setan alas tidak dituliskan seorang setan alas atau seekor setan alas. setan alas memang bukan orang dan tidak berekor. tapi setan alas juga mahluk, nyata atau tidak nyata, setan alas telah disebut tanpa kata penunjuk. tidak ada keterangan, apakah setan alas cuma satu satunya setan alas yang mendengar suara seorang manusia ketika melihat seekor serigala. apapun yang bisa dilakukan dan didapat setan alas, tetap saja setan alas adalah setan alas, tidak membuat setan alas menjadi seorang setan alas atau seekor setan alas. setan alas juga tidak mungkin menjadi sebuah setan alas atau suatu setan alas. kedengaran dan kelihatan janggal. sekali setan alas, tetap setan alas, manusia berseru, serigala melolong, ketika mendapati setan alas sedang membaca. entah terkejut atau tak acuh, seorang manusia dan seekor serigala sama sama diam. menanti ceritanya berlanjut. pada suatu hari setan alas membaca sebuah buku cerita di bawah sebatang pohon, begitu asyik. tak terusik suara teriakan dari entah siapa. seorang manusia, seekor serigala atau sebilah pisau yang seharsunya tak dapat bersuara. seorang manusia boleh menampar, sekor serigala sanggup mencakar, sebilah pisau pintar menyayat. setan alas bisa menceritakan semua, setelah tamat membaca ceritanya. cerita yang biasa saja tentang seorang manusia, seekor serigala, sebilah pisau. teriakan, biasa saja, bisa menjadi makian, sekali setan alas tetap alas. setan alas semakin tenggelam dalam keasyikan ketika teringat, setan alas pernah bisa menjelma menjadi seorang anak, tidak mendengar untuk mendapatkan kesenangan menjadi seseorang*

Senin, 30 Desember 2013

*

pernahkah merasa bersalah. bagaimana rasanya bersalah. manis, pahit, asin, hambar, asam, panas, dingin. enak, gurih, sedap, pedas, segar, hangat, nikmat, sakit, sehat. kucoba menyebutkan semua rasa yang kuingat pernah ada dan dirasakan manusia. bisakah ditambahkan, salah, benar. seperti apa rasanya salah dan benar. salah benar terasa janggal disebut rasa. kalau cinta dan benci, serta semua pengikutnya, rindu, cemburu, galau, jenuh. rasa rasanya cuma bikin bingung. pernahkah merasa bersalah. bagaimana dapat menjawabnya jika tidak tahu bagaimana rasanya bersalah. aku sudah lupa namanya, cabang ilmu bahasa yang mempelajari makna kata. apa, lupa juga mempunyai rasa. lupa pernah merasa bersalah, ada banyak rasa di sana. rasa lupa, rasa bersalah, rasa pernah. seorang manusia cuma memiliki lima indera, sangat kurang. jauh dari cukup untuk merasakan setiap rasa yang mungkin ada, atau mengada ada. rasa bersalah, bagaimanakah rasanya, melihat, mendengar, mencium, mencecap, menyentuh, menggunakan mata, telinga, hidung, lidah, telapak tangan. di mana baiknya merasakan rasa bersalah. tentu saja, semua anak sekolahan akan menjawab serempak sambil menunjuk dadanya masing masing, pada hati nurani. seperti tidak pernah belajar biologi. padahal banyak di antara mereka yang ingin jadi dokter. dokter saja, tanpa jiwa dibelakangnya. bukan dokter jiwa, harus ditegaskan agar tidak salah ditafsirkan hingga menimbulkan rasa bersalah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana rasanya dengan ke lima indera manusia. masih panjang dan melingkar lingkar atau justru lurus dan segera putus. benarkah bertanya pada semua paus, di darat maupun laut. kalaupun salah, toh tidak tahu bagaimana rasanya bersalah. dapatkah merasa bersalah tanpa pernah tahu bagaimana sebenarnya rasanya bersalah. cukup. bagaimana rasanya cukup. aku merasa hidup. bagaimana rasanya hidup. cukup*

Minggu, 29 Desember 2013

*

manusia tak akan ingin memiliki sepasang sayap kalau ia bisa terbang. bukan tumbuhnya sepasang sayap yang diharapkan. kemampuan berada di ketinggian, tubuh ringan, berpindah tempat dalam sekejap tanpa hambatan. harapan yang menjadikan seseorang menciptakan pesawat terbang.
burung burung diciptakan bersayap agar dapat terbang, atau karena burung burung tak akan pernah bisa menciptakan pesawat terbang.
menaruh sesuatu, bahkan yang paling ringan pada timbangan berakibat berat sebelah, miring, tidak seimbang. hanya timbangan kosong kedua sisinya selalu seimbang, sejajar, datar, lurus. serupa rentangan sayap elang yang sedang melayang terbang*

*

semua dapat menelan ludah, tanpa belajar, tanpa latihan. tidak ada seorang ahli menelan ludah di dunia, seolah olah tak ada yang bisa melakukannya dengan benar.
kadang kadang film buruk mempunyai sepotong dialog bagus. namaku mika. raizo, nama yang diberikan padaku.
semua orang bernama. menyebutkan namanya seolah olah miliknya, bisa dipilih, dipakai, diganti, dibuang. padahal nama adalah pemberian semena mena yang tak dapat ditolak. lebih buruk dari berkat atau laknat yang diterima sebegai akibat perbuatan. semua orang menerima namanya tanpa sebab, melekat sepanjang hayat. beberapa orang harus dan sanggup mengganti atau menyamarkan namanya, namun sebelumnya, tetap saja ia pernah diberi nama yang tak dapat ditolak. menakjubkan, semua orang dapat melakukannya dengan benar. menyebutkan namanya, tanpa belajar, tanpa latihan. ketika seseorang dengan sadar menelan ludah. entah untuk apa, ada yang menelan ludah untuk meringankan dahaga. saat itu ia pasti sudah dapat menyebutkan namanya. setiap orang selalu berkata, namaku, namanya. bukan nama yang diberikan padaku atau nama yang diberikan padanya.
semua anjing mahir menujulurkan lidah, meneteskan liurnya. sadar atau tidak, seolah olah ikhlas menjadi anjing. tak dapat menyebutkan namanya sendiri atau nama yang lain. hanya segera menghampiri dengan mata bersinar, ekornya mengibas riang. bahasa tubuhnya mengisyaratkan seekor anjing selalu senang namanya disebut oleh seseorang yang dikenalnya.
ludah, liur dan nama nama. moralitas, budi pekerti dan keikhlasan. semestinya tidak menghantui orang atau anjing yang sedang belajar berlari lari di muka bumi* 

*

ikan tidak bertulang. ikan berduri.
ikan tidak berdiri. ikan berenang.
aku bimbang, ikan di sini lebih suka membaca sebutir bintang atau puisi anatomi*

Sabtu, 28 Desember 2013

*

katakan, ular melingkar lingkar di atas pagar.
ular melingkar lingkar di atas pagar.
bukan ular melingkar lingkar di atas pagar. katakan, ular melingkar lingkar di atas pagar.
ular melingkar lingkar di atas pagar.
ular melingkar lingkar di atas pagar.
iya. ular melingkar lingkar di atas pagar.
tidak. ular melingkar lingkar di atas pagar.
ular melingkar lingkar di atas pagar.
hahaha.
ular melingkar lingkar di atas pagar.
katakan terus sampai benar. ular melingkar lingkar di atas pagar.
ular melingkar lingkar di atas pagar.
ular melingkar lingkar di atas pagar.
ular melingkar lingkar di atas pagar.
hahaha.
ular melingkar lingkar di atas pagar.
hahaha.
belum benarkah. ular melingkar lingkar di atas pagar.
belum.
ular melingkar lingkar di atas pagar.
ular melingkar lingkar di atas pagar.
sudahlah. menyerah saja.
kenapa. ular melingkar lingkar di atas pagar.
ular melingkar lingkar di atas pagar.
ular melingkar lingkar di atas pagar.
hahaha. keras kepala.
ular melingkar lingkar di atas pagar.
jadi lapar. ayo makan.
ular melingkar lingkar di atas pagar.
percuma.
dengar, ular melingkar lingkar di atas pagar.
sudah.
sudah benarkah, ular melingkar lingkar di atas pagar. dengar, ular melingkar lingkar di atas pagar.
sekarang ular merayap turun dari atas pagar.
tidak jadi makan.
nanti, sekarang, ular merayap turun dari atas pagar
nanti. sekarang dengar, ular melingkar lingkar di atas pagar*

Jumat, 27 Desember 2013

*

ia senang sendirian. tak ada teman untuk bertukar pikiran. ia tidak tahu apakah semua teman gemar bertukar pikiran. teman memang menyenangkan. tapi pikiran, sangat meresahkan. kalau dapat, ia berharap tidak mempunyai pikiran. kalau boleh, ia mau berteman dengan seseorang yang tidak mempunyai pikiran. tidak punya tentu tidak dapat ditukar. mungkin saja. ia senang membayangkan seorang teman pendiam atau periang yang tidak memikirkan apa apa. ia bisa bermain sepanjang hari, tanpa perlu khawatir tentang apapun. ia dan teman itu tak mesti menyisihkan waktu untuk saling bertanya, kau kenapa. kenapa diam. kenapa bicara. kenapa riang. kenapa murung. pertanyaan pertanyaan yang mengganggu, kalimat kalimat yang sanggup merenggut setiap kenikmatan yang telah didapat seseorang dengan segenap upaya. dengan banyak cara, diam, bicara, gembira dan bersedih. ia lebih senang sendirian ketimbang kehilangan kenikmatan yang dimilikinya. kenikmatan yang diberikan oleh seorang tak dikenal, yang memunguti setiap pikirannya. persis pemulung mengumpulkan botol botol bekas, pikiran pikirannya usang dan kosong*

*

jangan tunjukkan tangga ke surga, atau aku akan minta kau menggendongku sampai ke depan pintunya. lebih baik lereng saja, securam apapun, akan kutempuh asalkan kau menggandeng tanganku. seperti saat meluncur turun dari puncak gunung.
kenapa mesti ke surga.
kata mereka surga tempat paling indah.
seperti atap rumah.
kenapa kau menyayangi seorang pemalas.
pemalas enggan beranjak dari bawah pohon.
seperti sebatang rumput*

Rabu, 25 Desember 2013

*

satu satunya cara untuk mati adalah dengan menjalani hidup dari hari ke hari. dimulai dari detik ke detik, berlanjut hingga tahun ke tahun. aku tidak tahu kenapa harus menjalani hidup sampai mati. hingga hari ini seluruh manusia berhasil mengerjakannya seperti yang dikehendaki. dengan lurus bagi yang ingin lurus dengan kacau bagi yang ingin kacau. kemudian hilang kesadaran dan merasa tidak ingin apapun  merasa malu. merasa pilu. merasa dungu. merasa harus begitu. apa salahnya satu hari sempurna. tidak ada, hanya seperti hantu. menjadi satu satunya yang sanggup menyerupai tuhan, kuat, menakutkan dan tidak terlihat. diawali dari penat kemudian tersesat. seperti ungkapan, tidak ada kata terlambat. jika terbaca atau teringat di tengah kemacetan. di depan pintu pintu formal, atau di kuburan. akan menjadi ancaman atau hiburan. hidup itu pilihan, tak ada yang pasti selain kematian. apa salahnya bertahun tahun belajar. tambahkan ma pada salahnya, menjadi ma-salahnya. ma adalah panggilan anak untuk orang tua berjenis kelamin perempuan. masalah tidak bersalah. jika dapat mengubah nasib dengan kata kata. katakan tuna netra untuk yang buta. meskipun tanpa melihat, akan terdengar hingga terbayang kelezatan hidangan laut. salah satu jenis ikan paling sedap, kaya protein, menyehatkan tubuh dan otak yang masih hidup*

*

untuk merayakan natal di negeri ini, umat kristiani mesti siap sedia berhutang nyawa pada tentara dan polisi. mungkin malam ini para malaikat pelindung sedang cuti bersama, atau tuhan terlalu sibuk halal bihalal menyambut natal, hingga dikhawatirkan akan lalai menjaga umatnya yang sedang beribadah di gereja.
entah berapa lama sudah tak merayakan natal, pastinya lama. entah kapan operasi lilin pertama digelar. setelah dari tahun ke tahun misa natal dijadwalkan semakin awal demi keamanan, makin hilang minat untuk berada di dalam gereja pada malam natal. beberapa alasan sangat personal, tak baik diumbar. salah satunya sederhana, tidak siap mental untuk berhutang nyawa pada tentara atau polisi yang sedang bertugas. sungguh sulit membiarkan diri berdoa  atau bernyanyi dengan khusyuk, menikmati damai dan berkah, sambil mengingat ada sepasukan pasukan keamanan berjaga di luar. seolah olah untuk merayakan satu kali saja malam kudus dalam setahun dibutuhkan jasa sekelompok manusia bersenjata. dekat sekali ke arah pelecehan, kepada kemanusiaan dan ketuhanan. pun seandainya ada yang sungguh berniat mengacaukan atau mencelakai, alangkah lebih bersahaja jika orang orang yang sedang beribadah tak terusik, tak goyah kepercayaannya pada perlindungan tuhan, bukannya mengandalkan dan bersedia menerima kemungkinan orang lain yang tidak ada sangkut paut dengan ibadahnya mengalami musibah.
misalnya seseorang atau sekelomok orang datang menyerbu gereja pada malam natal, apakah para pemimpin ibadat yang berada di dalam gereja akan terus berkotbah sembari menyebarkan berkat. sementara sekelompok penjaga dan pembuat onar sedang bertempur di depan pintu, demi misinya masing masing.
iman dan semangat natal mestinya menjadikan pemimpin ibadah beserta umatnya tidak pengecut. tidak gentar pada ancaman apapun, lebih siap berkorban dari pada mengorbankan yang lain.
dan segenap petugas keamanan serta para atasannya mestinya paham, mendirikan pos darurat di depan pintu rumah ibadah, mondar mandir dengan membawa senjata di dekat orang orang yang sedang beribadah, malah menciptakan kesan tidak aman. sama sekali bukan cara bijaksana untuk mewujudkan kenyamanan.
bisa saja semua ini cuma omong kosong dari seorang tolol. alangkah baiknya jika benar begitu. sangat lebih baik seorang saja yang jadi tolol di negeri ini. ketimbang berjuta juta umat pengecut dan beribu ribu pemimpin pasukan militer yang tidak pernah belajar seni perang bertebaran pada malam natal*.

Senin, 23 Desember 2013

*

aku ingin buta, ia pernah berkata. tanpa kenapa. aku hanya menerka, ia belum cukup besar, hingga tidak bijaksana memilih kata. kelak ia akan berkata, aku buta. tanpa penjelasan tentang matanya yang sempurna. semoga kelak aku belum lupa, setiap kecerobohan yang pernah melukai lutut dan lengannya. setiap memar yang memburamkan mata, hingga kusalahkan semua benda yang pernah menggangu langkah langkah kecilnya*

*

akhirnya ia terlelap, serupa tahun tahun yang berlalu. senandung rindu mengalun merdu.
benarkan pilihan laguku. ia menjawab tidak tahu. matanya menerawang jauh, mencoba mengintip masa depan, menyembunyikan segaris senyum malu malu. teringat pujaannya, serta mimpi mimpi yang masih beku.
sesaat sebelum terlelap, ia berharap sebuah hati membuka pintu. mungkin tuhan akan tersenyum, berkata, seingatku kuciptakan semua hati tak berpintu.
ia tidak tertawa, bersenandung dan melamun, sesekali tersenyum. sebelum tertidur. esok pagi, saat ia terjaga, bertapa senangnya kalau aku tak lupa berkata, benarkan pilihan mimpiku. ia boleh menjawab tidak tahu. mata dan senyumnya tak akan dapat menyembunyikan kenyataan, tidurnya memimpikan masa depan. sementara aku masih berkhayal menghadiahkan boneka beruang*

Minggu, 22 Desember 2013

*

kau berbisik sesejuk angin. aku melayang seringan daun daun kering.
kau mengantarku kembali, ke tanah. terkubur, untuk menggemburkan, menumbuhkan.
aku selalu ingat bisikanmu, sesejuk angin, kau menungguku bersemi kembali*

*

tidak kucari kau sebelum bertemu. tidak pula kucari kau setelah kehilangan. kau dan aku hanya jalan.
seruas jalan tidak mencari tujuan. hanya tempat langkah langkah menempuh petualangan, menjauhi awal, mendekati akhir, sesekali berputar. beberapa persimpangan dan tikungan, satu dua peristiwa menarik perhatian, dibatasi tepian tempat keteduhan. jika ada yang dapat diharapkan untuk seruas jalan, adalah terhampar luas, lurus, tidak curam, tidak berlubang, dan terang. semestinya setiap langkah tidak berharap pada jalan, tapi pada penunjuk jalannya masing masing. setiap langkah sebaiknya tidak bepergian tanpa tahu tujuan. tak ada langkah yang patut mempersalahkan kita, mereka boleh lewat atau singgah sekehendak pemilik langkah. atau tidak memilih seruas jalan untuk ditempuh.
seruas jalan tidak menghindar. keramaian atau kesepian, segala musim dan cuaca, setiap irama langkah. jalan tidak meredam getar atau memantulkan gema.
biar langkah langkah saling bicara dalam perjalanan mereka. bertukar cerita tentang kau dan aku. seruas jalan, seandainya mendengar, tak akan pernah bangkit, berdiri tegak, melangkah atau berlari untuk saling mendekat. beberapa langkah berkata, ada awal pasti ada akhir, jalan seperti tidak mendengar, atau tidak peduli. kau dan aku tetap terhampar, diam seperti mengantar, seperti tak akan hilang*

Sabtu, 21 Desember 2013

*

satu ditambah satu sama dengan jendela, kata seorang anak dengan bangga.
bagaimana bisa.
tidak dihitung, gambar saja, seorang anak merasa menang sekaligus ingin berbagi rahasia.
1+1= jendela. masa.
sama dengannya dipisah. satu garis di atas tambah, satu di bawah tambah. .
ahh, jendela. ada celah untuk dilewati angin dan cahaya.
satu tambah satu sama dengan berapa.
jendela.
salah. dua.
tapi tadi.
kalau ditanya berapa mesti ditambah.
satu tambah satu sama dengan dua.
kalau sama dengannya tidak dipisah, satu garis di atas tambah, satu garis di bawah tambah. seperti di buku pelajaran. sama dengan dua.
satu tambah satu sama dengan angsa. satu tambah satu sama dengan ular kobra.
bisa. bisa*


*

ibu akan terharu membaca tulisan anakku. terdapat empat kata kadang kadang dalam satu paragraf. tentu saja, anak berusia delapan tahun telah memahami kenyataan, berteman dekat dengan ketidak pastian. yang lebih hebat, tak ada kalimat, selamat hari ibu, pada tulisannya. bagaimana anakku dapat begitu mengenal ibu, yang tidak pernah menunggu datangnya satu hari istimewa sepanjang tahun untuk diberi hadiah pijatan atau ucapan sayang. aku kadang kadang memijat mama, ibu tersenyum membaca kalimat ke lima yang ditulis anakku. ibu mestinya membaca berulang kali kalimat pertamanya sambil mengerjapkan mata, aku sangat sayang pada mama*

*

seperti sediakala dan biasanya, sebatang pohon rimbun cukup meneduhkan beberapa orang. melindungi dari dua kesusahan akibat cuaca. terik dan hujan. pohon rimbun, seperti sediakala dan biasanya, lebih banyak tumbuh di hutan yang dihuni sedikit orang. boleh dikatakan sebagai kemujuran binatang*

*

seorang manusia ingin menangis. jalanan terendam air. yang pertama, air matanya tak juga mengalir. yang kedua, arus air tak berhenti mengalir, meluap deras. dua duanya terjebak dalam ketidak mampuan mengendalikan air. yang satu hanya setitik, yang lain banjir. mampat dan menggenang pada sepasang mata dan seluruh kota. yang bukan seseorang atau sebuah kota bermasalah bebas berdecak, memilih irama menggerakkan lidah, dan kata kata apa saja. untuk memuaskan dahaga*














Jumat, 20 Desember 2013

*

seks bebas dan narkoba adalah ancaman utama bagi remaja. dikatakan berulang ulang di sekolah sekolah, pada seminar parenting, artikel, berita, kabar burung dan kabar semut. kalau cuma seks bebas dan narkoba, alangkah mudahnya tumbuh dewasa. remaja hanya ingin menemukan surga. di mana mana, kapan saja. seks bebas dan narkoba cuma dua cara paling sederhana mendapatkan surga. surga ada di mana mana, juga di dunia.
kenapa tak ada seorangpun sudi mengatakan yang lebih mengkhawatirkan untuk para remaja. adalah, menjadi dewasa. saat seks bebas dan narkoba tidak lagi sanggup mengantarkan siapa saja betemu surga. mau apa lagi. ngeri sekali, bertemu dengan manusia dewasa yang tidak lagi berhasrat menikmati surga dengan cara sederhana.
ketika seks bebas dan narkoba sama sekali tidak menggoda dan membangkitkan gairah hidup seseorang, tak dapat dipersalahkan jika seseorang tersebut akhirnya menyusun rencana untuk meledakkan banyak kepala, bersama kepalanya sendiri. berharap kepalanya menjadi cukup kecil untuk menyusup ke dalam lubang jarum paling sempit. seseorang tersebut bisa siapa saja, salah seorang remaja yang merasa, atau menjadi dewasa, dan hanya ingin mendapatkan surga*

*

sebuah hari pernah mencatatku, menyelipkan catatannya pada setumpuk waktu. catatannya tidak menunggu saat senggangku tiba, saatnya aku berbenah, memilah yang pantas disimpan dan mesti dibuang. selembar catatan diam saja tertimbun waktu, tidak memanggil atau menarik perhatian. suatu hari nanti selembar catatan pasti merapuh, memburam, karena debu, udara lembab atau rayap. aku tak tahu. sedikitpun tak tahu. tentang selembar catatan yang pernah dibuat untukku, pernah utuh, terselip dalam tumpukan waktu, bersama berlembar lembar catatan lain. catatanku, catatanmu, catatannya, catatan mereka. catatan setiap manusia yang selalu merasa setiap hari adalah hari yang sama. tidak punya ingatan, tidak memiliki tangan untuk mencatat nama nama yang tak punya angka*

*

jika tuhan memiliki anak, tentu ia akan mengerti betapa beratnya beban dan tanggung jawab orang tua.
jika tuhan mempunyai umat, niscaya ia akan paham alangkah sukarnya menjadi panutan.
tapi, tuhan hanyalah maha esa, tidak beranak dan diperanakkan, tidak pula pernah mendirikan satupun tempat ibadat*

Selasa, 17 Desember 2013

*

sayang, sudah makan. udara dingin menyapaku mesra. menyelipkan sebuah gambar ke dalam kelopak mata. warna hitam pekat pada selembar kertas putih bergaris tepi. hanya ada garis tepi dua demensi.
belum lapar. kuberikan jawaban kepada tidur panjang.
katakan saja karena tidak ada kematian. kudengar semacam tuduhan. aku bukan burung nazar. bangkai tidak menerbitkan selera makan. garis tepi dua dimensi berdiri, menciptakan ruang dari warna hitam. berongga, memanggil manggil udara.
sayang, sudah makan. bukan pertanyaan. dibisikkan udara dingin sesaat setalah kutawarkan beberapa percakapan malam. semuanya hangat, segala yang baru meledak dan terbakar sebelum tidur panjang*  

*

kupu kupu mungkin mau hinggap di rambutku saat tak lagi ada sekuntumpun kembang di dekatku. tak mungkin terjadi saat kau ada di dekatku. di manapun kita bertemu kembang kembang selalu tumbuh. tak peduli di tengah gurun atau laut. kembang kembang selalu tumbuh, liar dan mekar, seperti ingin serta mendengar atau mencuri pandang kaunyanyikan lagu yang membuat rambutku menunggu dihinggapi kupu kupu..dan kupu kupu tak mau tahu pada sebuah lagu, hanya mau hinggap di kelopak kembang.
tapi, kulihat dan kudengar sayap sayap cantik berkepak pada punggung tanganmu, mendarat di rambutku, menumbuhkan kembang paling ayu yang tak mau layu*

Senin, 16 Desember 2013

*

sopan santun mengajari manusia berkata terimakasih kepada pemberi.
kebaikan mengajari manusia membalas budi kepada yang berbaik hati
cinta mengajari manusia berdiam diri menerima segalanya apa adanya*

Minggu, 15 Desember 2013

*

apa yang pantas diceritakan seekor kupu kupu tentang masa lalu. rasa segala macam daun yang pernah dikunyahnya sepanjang waktu. tubuhnya yang dulu, bulat, lamban, dan berbulu. caranya merayap dari ranting ke ranting. bagaimana memilih selembar daun untuk menyelubungi tubuhnya. berapa lama tidurnya. sepanjang apa mimpi buruknya. musim kemarau atau hujankah ketika itu. bagaimana rasanya saat pertama sayap sayapnya tumbuh, membelah punggungnya. ia tahu tubuhnya menyusut dan semakin ringan. selubungnya retak, terbuka. herankah, takjubkah, perasaan yang merasukinya saat pertama mengepakan sayap. kupu kupu bahkan belum sempat atau tidak dapat bercerita bagaimana ia pernah merayap, kupu kupu telah terbang. dengan ringan hinggap dari bunga ke bunga.
adakah seekor ulat bulu memandang seekor kupu kupu, penuh harap memikirkan, kelak akan terbang seriang itu. atau seekor kupu kupu menatap ulat bulu, merasa terharu mengingat masa lalu*

*

butakan mata jika hendak melihat cahaya. demikian yang dikatakan seorang tua dan bijaksana, ketika seorang pencari kebenaran bertanya pada suatu siang yang terang benderang.
pencari kebenaran yang telah bertanya dengan tulus hati berniat segera menusuk matanya dengan sebilah belati. sesaat sebelum niatnya terlaksana dengan sempurna, membuncah keinginan untuk menikmati saat saat terakhirnya melihat seisi dunia. maka disimpannya kembali belatinya. pencari kebenaran meninggalkan orang tua dan bijaksana. berjalan pelan sambil memandangi segala yang terhampar. sejauh matanya memandang hanya ada keindahan. pencari kebenaran telah paham benar, ia tidak mencari keindahan dan keindahan ada di mana mana. bagaimanapun inilah saat saat terakhirnya melihat siang. selepas senja akan dibutakannya matanya agar dapat melihat cahaya. bersama terbenamnya matahari, pencari kebenaran kembali. berjalan pelan mendekati seorang tua dan bijaksana yang telah sudi memberinya jawaban siang tadi. tekadnya sudah bulat. segera dipecahkannya kedua bola matanya. pencari kebenaran merasa lega, meskipun buta. pencari kebenaran tidak melihat apa apa. kegelapan yang melingkupi pecahan matanya bukan karena ia melihat kegelapan, melainkan karena ia tidak melihat apa apa. pencari kegelapan juga paham kegelapan miliknya bukan kebenaran yang dicarinya. pencari kebenaran tidak ingin terlarut dalam kebimbangan. ia telah belajar berhati hati sepanjang perjalanan hingga hari ini, sebelum berjumpa dengan seorang tua dan bijak yang telah dicarinya sejak lama. hal itu yang membuatnya berjalan kembali mendekati seorang tua dan bijak untuk sekedar berjaga jaga kalau kalau masih ada lagi yang ingin ditanyakannya. yang terjadi selalu sejalan dan searah dengan niat dan kehendaknya hingga saat ini. pencari kebenaran merasa harus berbicara dengan seorang tua dan bijaksana setelah membutakan matanya.
sudahkah kulihat cahaya setelah kubutakan mata.
seorang tua dan bijaksana tidak beranjak. masih seperti siang tadi, duduk tenang, menundukkan kepalanya, mendengar dengan hikmad. kali ini menjawab pertanyaan pencari kebenaran dengan tanya. cahaya apa yang ingin kaulihat.
dengan lugas pencari kebenaran bersuara, cahaya yang tak terlihat mata biasa.
kenapa harus melihat cahaya yang tak terlihat mata biasa, seorang tua dan bijaksana sekali lagi bertanya. tentu saja karena ia tua dan bijaksana, pencari kebenaran meluruskan prasangkanya diam diam.
untuk menemukan kebenaran sejati yang telah begitu lama kucari, pencari kebenaran merasa tengah mengulang sebagian dari pertanyaan yang dilontarkannya siang tadi kepada seoarang tua dan bijaksana.
bukakan mata untuk melihat cahaya. seorang tua dan bijaksana berkata dengan tenang. suaranya lembut, menerangi kegelapan malam.
pencari kebenaran tiba tiba tertawa menyadari kecerobohannya sendiri. dibukanya lebar lebar matanya yang telah pecah. pantas saja semua orang berkata seorang tua tersebut bijaksana. sungguh sayang, ia telah gegabah membutakan matanya. ia tak akan pernah melihat cahaya dengan matanya, siang atau malam, terang atau gelap, tak akan ada lagi bedanya bagi pencari kebenaran. pencari kebenaran sekarang benar benar paham, ia hanya akan melihat cahaya yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa. matanya pecah, ia buta. seandainya siang tadi ia berpikir lebih jernih, pasti saat ini matanya utuh, terbuka lebar lebar untuk memandangi bintang bintang, titik titik cahaya yang berserakan di langit malam.
jika pencari kebenaran adalah pencari kebenaran sejati. tawanya akan membangkitkan hasrat seorang tua dan bijaksana, untuk mendongakkan kepala, menatap mata pencari kebenaran yang telah bertanya kepadanya dengan tulus hati. seorang tua dan bijaksana tak akan bisa tahan tidak tersenyum, meskipun tahu pasti pencari kebenaran sejati yang berdiri di hadapannya tak akan dapat melihat senyumannya yang pertama terbit setelah sekian lama. seorang tua dan bijaksana merasa setiap pecahan mata pencari kebenaran sejati sedang terbuka lebar, tertawa dan bercahaya. seorang tua dan bijaksana sekalipun, sangat jarang menemui malam seterang benderang siang*

Sabtu, 14 Desember 2013

cair

suatu hari, tanah suci akan mendengar. ada sebuah negeri yang kaya raya dan penuh belas kasih. tak ada seorangpun yang kikir, semua rakyatnya murah hati. hungga pengemis di sana dapat beribadah ke tanah suci. tidak ada penipu dan penjarah yang tertangkap dihukum berat. sebuah negeri yang sudah sewajarnya sangat dicintai yang maha pengasih. subur, makmur, damai, sejahtera. para pemimpin mengayomi, seluruh rakyat mengamini. seisi negeri memang patut bersyukur, semua kolam dan sungai di negeri serupa surga tersebut masih berisi air, bukan susu dan madu seperti syair sebuah lagu*

friday 13th

aku ingin mencintai sebuah kursi. yang kududuki setiap hari. tidak menghindariku atau mengerjakan sesuatu yang membuatku terpaksa berdiri ketika sedang berada di dekatnya dan ingin duduk. kurasa semua kursi pada hakekatnya memang ada karena diciptakan sebagai tempat duduk. tempat meletakkan pantat, hingga terasa hangat. menyangga beban tubuh pada saat kaki merasa lelah. tapi tadi, kukatakan ingin mencintai sebuah kursi. setelah dicermati kutemukan ketidak adilan pada kalimatku. hanya sebuah kursi yang ingin kucintai, telah terlanjur kutuliskan. kursi kursi lain yang bukan sebuah kursi yang kumaksud pada kalimat pertama seolah olah bukan kursi, atau tak kuingat sebagai kursi. yang pasti sama persis dengan sebuah kursi yang ingin kucintai, tidak pernah menghindar atau memaksaku tetap berdiri saat ada di dekat mereka dan ingin duduk. alangkah baikmya kenyataan, bahwa kursi tidak berakal budi, seluruh kursi tak akan merasa terzalimi ketika mereka membaca tulisanku yang ternyata gagal total dalam misinya, ingin terbaca berwatak bijak, berwawasan dan penuh cinta kasih. dan sekarang aku malah menanggung karma dari satu kalimat yang kususun sembarangan. aku merasa harus pongah dan bejiwa besar dengan menciptakan sanggahan, bukan begitu tujuan sebenarnya aku menulis ingin mencintai sebah kursi. tak ada harapan menimbulkan kesan terpuji untuk diriku sendiri. aku cuma menulis. aku ingin mencintai sebuah kursi mengalir begitu saja dari dalam kepalaku, menggerakkan jemariku untuk memilih huruf, menyusun kata, merangkai kalimat. dan tiba tiba terbacalah olehku tulisanku itu. aku ingin mencintai sebuah kursi, kalau tahu bakal begitu pelik urusannya mending kutulis yang lain. misalnya, aku ingin mencintai segelas kopi. kopi berbeda dengan kursi, semut saja tahu. kursi benda padat. kopi benda cair. bagaimana dengan segelas kopi. benda cair dalam wadah benda padat, masih ada tambahan yang berpeluang diperdebatkan, bisa ukuran atau rasa. aku jadi khawatir segelas kopi nantinya malah lebih berbelit ketimbang sebuah kursi. sebuah kursi dan segelas kopi benar benar sedang ada di sini, menemaniku yang sedang ribet sendiri. diam bersama semua benda di dalam kamar. tidak menuntut atau menanti kalimat apapun. diam karena benda mati. benda mati selalu mati, tidak tahu menahu soal penderitaan akibat berdiam diri. hmm, akhirnya, pada akhirnya tidak ada yang berakhir. aku tidak pantas menyesali diri karena hidup dan sempat menulis ingin mencintai sebuah kursi, lalu segelas kopi. paling tidak aku dapat berharap lain kali akan lebih baik tidak mengawali sebuah kalimat dengan susunan kata serupa, aku ingin mencintai. tiba tiba aku ingat kalimat itu tidak orisinil, sudah teramat sering dituliskan orang lain, dan pesimis. kubayangkan seorang manusia yang mencintai sebuah kursi saja masih sekedar ingin, payah sekali. cuma sebuah kursi, langsung saja dicintai, sebuab kursi tak akan beraksi atau bikin patah hati. akhirnya, sekali lagi pada akhirnya, kutemukan keasyikan mengolok olok diri sendiri. wah, tak kusangka pada akhirnya begini. menuliskan sebuah kalimat puitis, bisa dibaca rumit, ternyata memberiku kesempatan nikmat, mengolok olok diri sendiri. aku merasa jenaka dan tidak jera. aku ingin mencintai sebuah jam dinding. aku ingin mencintai meja. aku ingin mencintai asbak. aku ingin mencintai sebotol air. aku ingin mencintai... banyak sekali yang ingin kucintai. tak bakal habis kutulis. jika mau lebih hebat, dapat kutuliskan tanpa kata ingin. jadinya, aku mencintai saja. pantas saja aku suka menulis. aku mencintai sebuah piring. aku mencintai sendok. aku mencintai garpu. aku mencintai semangkuk mie. aku mencintai sebotol vodka. aku merasa luar biasa dengan kalimat kalimatku. hebat sekaligus bejat. sifat alami seorang kaisar.
aku mencintai setetss dosa yang mengantarku ke bilik pengakuan. aku mencintai masa lalu. ruang sempit dengan pembatas bertirai. seorang pendengar menungguku mengatakan, aku menyesal dan ingin bertobat menyambut natal. aku mencintai kebohongan. menukar tempat hasrat dengan sesat. aku mencintai kedunguan, juga kebingungan. tidak ada ingin. hanya mencintai.
begitulah cara yang kupelajari untuk membebaskan diri dari penderitaan akibat berdiam diri. diri itu siapa atau apa. kenapa bukan duri. dia menusukku berkali kali, dengan kata mencintai. .
aku menunggu ada yang mengumpatku. kata katanya cerdas dan merdu, pukima. semula kukira bahasa italia atau belanda atau jepang. menggetarkan dan bikin ketagihan. aku belajar mengulang kesalahan. aku mencintai kebodohan. pada akhirnya, sekali lagi belum berakhir. mulai terasa mirip berzikir. aku mencintai tarian lidah. aku mencintai selada. aku mencintai rumah sakit jiwa. aku mencintai logika. aku mencintai angka. aku mencintai koma. ada yang tidak mati. selada. selalu ada. 
hehe, nikmatnya berlagak gila. sebuah kursi yang ingin kucintai sungguh baik hati*

Jumat, 13 Desember 2013

*

kau, yang sampai hati menunjukkan segala keburukan yang ada padaku. keculasan, kedengkian, kecemburuan, kemunafikan, dan banyak lainnya yang tak berani kusebutkan.
kau, yang membuatku terus mendengar, menangis keras, menyesal panjang. kau tak juga beranjak hilang. hingga mataku mengering, hatiku beku, lidahku terlampau kelu untuk bertanya, kenapa kau tega.
kau tak menemukan alasan. kau mencecarku dengan kesadaranmu. dengan sepenuh kehendakmu. hingga aku pecah.
alangkah leganya, kusangka kau akan berhenti bicara.
aku tinggal serpih, kau bisa pergi atau dengan mudah kausingkirkan serpihanku untuk kaubuang atau kaulenyapkan.
sayang, aku salah.
alih alih membuangku yang sudah tidak utuh atau menigalihkan pandang dariku yang berserakan, kau diam diam memunguti setiap serpihanku. sangat hati hati kausentuh setiap kepingan kecilku.
mungkin aku salah dengar karena telingaku berantakan. kau berbisik tajam, kau milikku, yang terbaik, bisa kulihat pada setiap keping, hingga yang terkecil.
kaubuat telingaku yang berantakan terus mendengar. jika serpihanku masih bisa menangis keras, menyesal panjang. aku ingin kembali pecah. kau membuatku menemukan alasan paling indah*

Kamis, 12 Desember 2013

*

aku senang karena kau ada. aku ingin punya sebuah jubah sutra dan mahkota bertahta permata, untuk kukenakan sesaat, kemudian kulemparkan ke manapun lenganku terarah. hanya agar kau tahu tak ada yang sanggup membuatku begitu riang dan kekanakan selain kau, yang mengangkat bahu atau menggelengkan kepala, kemudian berkata, ahh masa.
iya. lihat, sekarang aku punya belang belang merah di punggungku, bisa mengaum, menerkam, mengeram. persis kucing besar yang hampir punah.
kau senang menjadi binatang langka.
siapa yang tidak senang dilindungi.
yang kuat dan percaya diri.
kau tidak pilih kasih.
kata siapa.
siapa saja bisa masuk angin.
siapa angin.
kau ingin aku jadi angin.
kau bisa membuatku jadi kucing.
kalau ada tangan yang mau membantu, menggambar belang belang di punggungmu.
kau saja.
angin aku tak punya tangan.
siapa yang punya.
orang.
kau jadi orang saja.
siapa anginnya.
akulah.
tadi kau bilang mau jadi kucing.
aku cuma tanya pada seseorang, bisa tidak membuatku jadi kucing.
aku senang. kau angin. kalau ada tangan mau membantuku, menggembar belang belang di punggungku. aku bisa jadi kucing. besar dan hampir punah. dilindungi negara.
seandainya aku orang.
kau mau masuk angin.
aku mau memelihara kucing.
rasanya aku kenal, orang yang memelihara kucing dan bisa masuk angin.
ahh masa.
aku senang, kau angin. aku bisa jadi kucing.
siapa orangnya.
hahaha*




*

kebaikan seoarang manusia serupa setitik buih di lautan. sempat terangkat ke puncak ombak, terseret ke dalam gelombang, bersama buih buih lain. naik turun. timbul tenggelam. akhirnya pecah di dinding karang atau melesap ke celah pasir. hilang di tepian.
hanya setitik buih. sama persis dengan buih buih lain. bagaimana bisa mengenang setitik buih, pertanyaan untuk karang atau pasir. laut tak pernah diam, berombak dan bergelombang setiap saat. buih buih di laut seperti tidak datang dan hilang bergantian, seperti abadi*  .

Selasa, 10 Desember 2013

*

bagaimana air sebanyak itu dapat terangkat setinggi langit. bertahan di atas, menunggu waktu yang tepat untuk jatuh terhempas. kembali ke tanah, mengalir ke tempat rendah.
hujan adalah keajaiban dan nyata. dilihat dari dalam sebuah warung lesehan. tempat nyaman, remang remang karena mendung pekat di luar. beralas karpet yang masih tebal dan belum kusam, warna buru tua kesukaanku. beratap seng dengan dua lubang kecil mirip bintang. kokoh dan hangat, dinding papan terpasang cukup tinggi, melindungi ruangan dalam dari tempias air. piring, cobek, mangkuk, gelas beserta tatakan, lembaran tisu. semuanya kotor sehabis dipakai. santap sore baru selesai dinikmati. hujan belum reda, angin kencang. masih ada segelas kopi susu. dua bungkus sigaret dan satu pemantik. tadi aku sempat penasaran waktu sepotong mentimun kautinggalkan untuk dilahap pada saat terakhir. ini desert, katamu. kupikir, mungkin semacam padang pasir. tidak penting. aku sudah hafal kau selalu ajaib.
seandainya semua orang bersedia menampung hujan untuk mengetahui berapa volumenya. pasti akan menakjubkan. berpikir bahwa air sebanyak itu sempat berada di atas bumi tanpa tumpah setetespun, entah berapa lama menggumpal, berperan sebagai awan. berpindah tempat, tertiup angin. tidak pacah dan berhamburan sebelum waktu yang tepat.
kau lebih dulu menyulut sigaretmu. kalau tidak salah sebenarnya sebatang kretek. hanya rajangan tembakau dan rempah rempah berbalut kertas, tanpa filter. aku menyusul, sebatang putih yang lebih langsing dan rapi, dengan filter. rasa mint yang menyejukkan bibir tak ada yang terasa lebih baik dari sepasang manusia yang sedang dicurahi keajaiban berbentuk air dalam perjalanan pulang. sepasang manusia kenyang dan nyaman, terlindung dari kebasahan, sedikit kedinginan, bebas bicara tak keruan tanpa khawatir tuhan mendengar.
tuhan memang mendengar. ceritanya panjang. mentimun termasuk jenis buah atau sayur. berpindah tempat secepat kilat adalah proses menguraikan dan menyusun kembali dengan cekatan, atau menggandakan. tidak relevan. anak anak lebih paham dan penuh pengertian. segala yang tidak disukai pasti ada pada dirinya sendiri. tuhan dan setan tidak saling membenci. yang satu maha mencintai, yang lainnya tidak maha membenci. hanya ingin menjadi, karena belum jadi maka ingin menjadi.
hujan akhirnya berhenti, tepat pada waktunya. perjalanan kembali. langit kelabu tertinggal kian jauh. entah berapa banyak air menggantung di situ. mendung saja tahu. selalu tahu saat yang tepat untuk jatuh. menyediakan waktu untuk berteduh. tubuh tubuh akan menemukan tempat berlindung jika tidak terburu buru mengejar waktu. keajaiban tidak keberatan diabaikan. seperti kau, aku, juga hujan*

Minggu, 08 Desember 2013

*

udara selalu terasa sama di lidah. juga air. tidak pernah berubah. hanya melegakan. dihirup untuk melanjutkan hidup. tak ada kata cukup. di setiap denyut, juga dahaga yang terhapus*

*

kau memburu kepalaku. dengan janji janji yang tidak palsu. nanti, kataku. nanti kuserahkan kepalaku, setelah kubuat lubang di situ, di dekat alis, setelah kumuntahkan seluruh isinya di atas meja. sebuah kepala kosong, aku tahu, kau membutuhkan sebuah kepala kosong untuk kau isi seturut kehendakmu, kau penuhi. aku lebih suka mengosongkan kepalaku sendiri, akan kukerjakan dengan hati hati, kuredam bunyi, kuatur posisi, rapi, tidak berhamburan agar kemudian tidak berserakan menodai ruang. kau dapat melihat betapa aku berpikir jernih, bukan sekedar menghindari peristiwa atau mengulur waktu yang pasti menghampiri. kau pemburu nomor satu dan aku ada karena kau perlu berburu.
sementara, cuma untuk menjadi rentang yang tidak terlalu tegang, aku butuh menarik dan menghembuskan nafas. sambil lalu saja kutanyakan, tidak padamu, apa kau selalu memburu semua kepala dengan cara yang sama, atau hanya kepalaku saja.
kau mengulurkan senapan ke arah telingaku. karena aku bertanya pada sebutir peluru yang berhasrat menjawabku. sebutir kecil yang selalu mendengar dan punya jawaban. sebutir tajam yang tak pernah tidak mematuhi perintah majikannya. bukan di sana aku ingin membuat lubang. sedikit ke atas. meja mendekat. senapan menggerakkan moncongnya, kubaca gerak bibirnya berkata, kita sudah sepakat 
aku tidak ingat. kau mengulurkan sebongkah bantal. pemburu nomor satu perlu kepala utuh untuk diburu sepanjang waktu. bantal tersedak lalu tersengal mendengarmu atau tertindih kepalaku. sebutir peluru selalu setia menunggu, tak akan membesar atau tumpul seirung waktu*

Sabtu, 07 Desember 2013

*

tak ada yang beres hari ini. ia mengeluh, atau hanya menyatakan pendapatnya. tak ada pendengar yang akan menanggapi kata katanya, semacam berkah tak ternilai untuk seorang yang plin plan. ia bebas memilih kata dan nada untuk setiap ucapannya. saklar lampu di dinding menanti sentuhan tangannya. menambah daftar berkah tak ternilai yang dimiliki seorang bimbang. gelap atau terang, manakah yang lebih disukai ruang. diam sejenak, ditunggunya isyarat dari langit langit rumahnya, adakah yang butuh sinar lampu. ia hanya ingin mengerjakan sesuatu yang akan menyenangkan siapapun di dekatnya. kursi, meja, lantai, lampu, debu, dan segenap penghuni rumah yang setia padanya. percaya bahwa ia cukup bijaksana untuk memilih, menyentuh saklar lampu, mendorong lembut dengan satu jari sebuah tombol, panjang dan ringan, menekan ka arah atas atau bawah. lampu selalu mematuhi kehendaknya. mati dan hidup hanya untuknya. keberesan atau kekacauan pada suatu hari adalah kesimpulan yang mudah diralat. lampu bukan matahari yang terbit pada waktunya setiap hari. seseorang yang punya rumah tidak butuh seluruh dunia untuk membereskan masalah. ragu ragu ia tersenyum, lampu bukan matahari, lampu menyala dan padam pada waktu yang dipilihnya. kecuali saat aliran listrik dari pln sedang brengsek. selama tak ada badai atau gangguan teknis yang menghambat aliran listrik, ia masih bimbang sambil tersenyum. saklar di dinding rumahnya sabar menunggunya membereskan sebuah hari, seperti yang ia inginkan. tiba tiba suara nyamuk menyapanya, mendengung hangat dekat telinganya. ia tidak yakin, merasa lebih tenang, ia kembali diam sejenak, mendengar, mungkin bisikan malaikat pelindungnya. segenap ruang juga diam, menemaninya mendengar. gerimis datang pelan pelan*

*

minum arak cuma satu cara untuk mabuk. ada cara lain. satu cara dapat lebih tepat untuk seseorang, cara lain bisa mempermudah seorang lain. serasa adil. keadilan adalah menerima bagian masing masing, tidak kurang, tidak lebih. orang orang melolong, hidup berlalu. tidak malu malu. serasa dungu. kutulis mabuk bersama beratus ratus sajak buruk. arak boleh kecewa, malaikat di sebelah kananku tertawa. tidak ada ciptaan tidak sempurna. seekor anjing tak akan mempertanyakan rantai pengikat lehernya. pengekangan atau ungkapan sayang. seperti kau bilang, tuhan tidak bicara karena paham. manusia pembangkang pasti tidak menaati perintah, tidak yang pertama, membaca*

*

mestinya kemarin kutuliskan ini. hari ini keburu datang, mengusir kemarin. terburu buru berlalu. serupa pertanyaan yang tidak menunggu. jawaban asal asalan. salah jalan. pusaran topan. bayi bayi berjatuhan. di parit, pematang sawah, tempat sampah, persimpangan jalan. burung bangau pengantar bayi lupa arah atau hilang tujuan. tak ada yang tahu. tak seekorpun kembali pulang. kemarin mengangkat pundak. hari ini menggelengkan kepala. tidak ada. tidak ada yang kelaparan atau kehausan. kertas dan gambar mengirimkan daftar menu setiap waktu. dan bayi bayi gembira bermain semut. gigitan semut sehangat selimut, msera dan hidup. kalau hari ini tidak keburu datang bersama tangan tangan yang mengantar koran*

*

seperti tak pernah usai. tak akan pernah seperti usai. suara suara pagi menghindari siang hari. celotehan sore mengantarkan senja. sampai ke beranda rumah. besok adalah hari yang tidak sama. untuk siapa. siput atau katak. karena sekarang musim hujan yang bimbang. setiap petak tanah telah basah. hujan merasa sia sia. tapi tidak putus asa, masih ada kekeringan di balik atap. lantai rumah. genangan di lantai rumah memang datar, tapi seru. licin dan berkilat. kaki kaki bisa meluncur ringan, jatuh terduduk. kerutan hanya sejenak sebelum pecah menjadi tawa. sakit tapi lucu. setiap telinga akan mendengar tapi. banyak tapi untuk mengganti arah, mengembalikan jadi kepada mulai. untuk siapa. yang meloncat atau merayap, kemudian menggosok pantat. hujan dan lantai rumah berjabat tangan* 

Jumat, 06 Desember 2013

*

para pemburu mengenal peribahasa, seekor burung di tangan lebih berharga ketimbang dua ekor burung di semak semak. para petani tidak pernah mengenal peribahasa serupa, jika kenalpun mereka tak percaya. ketidak kenalan dan ketidak percayaan para petani pada sebuah peribahasa, menyelamatkan dunia dari bahaya kelaparan. sekarung atau dua karung benih tidak berharga sebelum ditanam. diserahkan kepada kerahiman tanah dan kemurahan cuaca pada setiap musim tanam. tanah dan cuaca diandaikan selalu bersahabat. agar.pada musim panen, sekarung benih atau lebih akan menghasilkan gabah berlipat ganda. sebagian untuk memenuhi kebutuhan, sisanya ditentukan menjadi benih untuk ditanam kembali. para petani tidak akan jera atau putus asa ketika pengandaiaannya salah. ketika ternyata tanah dan cuaca sedang tidak ramah dan hasil panen menyusut dari semula jumlah benih, para petani berkeras menyisihkan butiran padinya untuk ditanam kembali. tak peduli dapur atau lumbungnya tak terisi, para petani tetap menanam. menyerahkan benihnya kepada tanah dan cuaca. seperti sedang menciptakan peribahasa, serumpun padi di sawah lebih berharga ketimbang sekarung beras di dapur atau lumbung.
semak semak dan tanah menggenapi peribahasa dengan caranya. menjaga dan menumbuhkan sarang dan telur, benih dan batang batang padi. demi keriangan mereka sendiri, musim gugur dan musim semi datang silih berganti tanpa dinanti*

Rabu, 04 Desember 2013

*

menulis surat buat ayah, betapa sulitnya. karena ayah ada. kenyataan adalah batas keindahan kata kata. tuhan ada tapi ia maha bijaksana, membuat dirinya seolah olah tidak nyata, kucuali ketika mujizat datang, nyaris tidak pernah ada mujizat di luar sana. hanya di dalam, tawa anak anak, percakapan yang sebentar tentang besok pagi dan kenangan. semua yang tak terdengar dunia. dunia nyata. dunia ayah. tidak adil mengkhawatirkan seorang manusia yang merasa bersalah. dunia nyata berkata, di luar sana ada bencana dan berjuta juta manusia terpuruk ke dasar jurang harapan. tapi ayah, aku belum lupa, menuliskan surat sepulang dari perjalanan kita. suara ayah bergema di lorong ingatan. barisan cantik gunung gunung di sepanjang jalan. nasehat untuk mencari ilmu dan tidak membuang waktu. segala yang pantas dikatakan kepada anak anak yang sedang tumbuh. anak anak yang diharapkan kelak tidak mudah mengeluh terlalu sibuk untuk menangkap seekor lalat yang mengganggu istirahat siangmu. anak yang tidak berdalih tak punya cukup waktu untuk menolong dirinya sendiri. anak yang tidak sempat berterima kasih atau membalas budi.
anak yang mastinya tidak mendengar ayahnya berkata, percuma telah membesarkan seorang bebal. jangan berharap yang lain akan mengerjakan kebaikan untuk yang tidak sanggup mengerjakan kebaikan. ayah benar. sangat benar. kehidupan tidak mudah, sangat sulit untuk yang tidak dapat berjalan, sangat sulit pula untuk yang tidak menulis surat.
tapi, sekali lagi tapi dan hanya tapi, dunia tak bertepi*

Selasa, 03 Desember 2013

*

di mana mereka sembunyikan bayi bayi burung merak yang baru menetas. aku ingin lihat. tidak pernah kutemukan di kebun binatang dan gambar gambar, tidak pernah ditayangkan di layar kaca. atau hanya kebetulan saja bayi bayi burung merak selalu terlewatkan dari perhatian. hanya burung merak dewasa saja yang terlihat olehku. sengaja atau tidak sengaja, burung merak dewasa sangat elok, memikat, membuatku tidak dapat membayangkan sesuatu yang baru lahir. bayi, bayi apapun selalu kecil, telanjang, polos, tanpa hiasan, berkerut, kusut dan kusam, tapi mampu membangkitkan naluri untuk mencintai dan melindungi. bayi ikan paus, bayi katak, bayi singa laut dan beruang, sangat sering muncul di layar kaca. kenapa bayi burung marak tidak pernah kulihat. pasti burung merak sama dengan semua mahluk, pernah kecil dan buruk, setidaknya kurang bagus dibanding ketika telah tumbuh dewasa. ya, pasti cuma kebetulan saja aku tidak pernah lihat. bisa jadi karena mereka, para pembuat dokumentasi tentang kehidupan hewan sangat jarang atau enggan menaruh perhatian pada burung merak yang kecil dan belum indah. burung merak dewasa terlalu mempesona, hingga membuat yang memandangnya tidak butuh melihat burung merak kecil yang masih buruk rupa. dan dunia telah berjalan cukup sempurna untuk setiap orang tanpa harus memandang pertumbuhan satu jenis hewan. satu keajaiban yang terlewatkan mungkin tak akan jadi masalah. dan aku adalah seorang yang tidak berpikiran normal karena mengkhawatirkan seseuatu yang tidak masuk akal. sebutir telur burung merak yang terserak, entah bagaimana terpisah dari kumpulannya menetas, seekor bayi unggas tidak dikenal lahir dan tidak dirawat dengan benar. seekor bayi burung merak bisa saja terlantar cuma gara gara seseorang, siapa saja yang menemukannya tidak mengenalinya sebagai bayi burung merak. peristiwa yang kukhawatirkan mestinya tidak mungkin terjadi di kebun binatang yang telah memisahkan setiap jenis hewan dalam kandangnya masing masing. tapi di alam liar. masih adakah burung merak berkembang biak di alam liar. entah. naluriku hanya berkata, alangkah baiknya kalau dapat melihat dan mengenal bayi burung merak sejak awal*

*

kembali ke jalan jalan tak bernama, dia tertawa, mengulurkan tangan. selamat pagi dosa. selamat pagi peneyesalan. kita punya rencana pesta. dengan tarian tua dan jari jari lentik menggetarkan tanah. ada berapa yang kehilangan hari depan. bukankah itu bagus. tak ada hari lain yang patut dirayakan selain hari ini. untuk dinanti dan dibicarakan bersama kerabat dan handai tolan. sebuah lubang besar lebih bijaksana, lagipula sanggup menampung segala yang terperosok ke dalamnya. tarian tua dan jari jari lentik menari sambil menggali. setan setan berwajah ramah. bukan sindirian atau ejekan. tuhan selalu ramah. dan setan pemberani. dia tertawa, jalan jalan tak bernama, serpihan kulit pohon dan para pahlawan yang tidak mati*

Senin, 02 Desember 2013

*

buang saja air mata itu. tak akan membeku jadi permata, tak akan sanggup memenuhi gelas paling kecil di muka bumi, tak akan menghentikan detak jam dinding, tak akan memburamkan mata atau mengaburkan warna luka. nasehat yang benar selalu diperuntukkan bagi orang yang salah.
mata itu kadang kadang ingin berkaca kaca, membasuh dirinya agar lebih berkilau. berkhayal menjadi danau. agar ikan dan unggas dapat bermain main di celah ganggang. bersarang dan menetaskan anak anak yang tidak dikenal*

*

aku ingin memeluk seorang perempuan yang tidak mengenalku. tidak terkejut dan melangkah mundur ketika kudekati dengan lengan terentang dan mata berbinar. sebenarnya ingin aku berlari, menghambur ke arahnya, sambil berseru, ibu. dan berharap ia tidak mengerutkan kening atau lebih buruk, berlari menghindariku. menjauh, menciptakan jarak yang tidak dapat kuhapus. karena aku bukan anaknya, tidak patut berbuat dan berseru ibu kapada perempuan yang bukan ibuku, bahkan tidak mengenalku.
jika kutemukan perempuan yang tepat serupa yang kuharapkan, tidak menganggap aku hilang akal atau kesurupan hanya karena mencurahkan kerinduan. akan kupeluk erat. sangat erat, hingga aku dan perempuan itu sesak napas. aku tak peduli. lama sekali aku ingin menaruh kapalaku pada dadanya. berusaha mendengarkan jantungnya berdegup. menghirup aroma tubuhnya, merasakan rambutnya menggelitik kening. perempuan itu akan memberikan segalanya. meskipun kulitnya kusam, rambutnya berantakan, bajunya kumal. matanya mungkin kosong dan jauh, serupa lorong tak berujung. mata seorang perempuan yang telah melupakan kenyataan. tangannya mengusap punggungku, menghapus masa lalu dan setiap pertanyaan yang mungkin dilontarkan kehidupan*

Minggu, 01 Desember 2013

*

cuma perempuan, bahkan setelah kebanyakan menenggak arak, masih sanggup menduga dengan bijak. yang membuat para lelaki berhenti bertaruh adalah kehabisan uang, bukan meredupnya hasrat untuk menang*

*

malam berjalan pelan. lelah. malam sedang lelah. tak ada yang lebih melelahkan dari pada menemani orang orang yang kelelahan. meskipun hanya seorang. tak ada yang lebih lelah ketimbang yang mencoba menghindari keakuannya. tidak ada aku di sini, tidak juga di sana atau di manapun. padahal aku ada di mana mana. diam atau berjalan. duduk atau tiduran. menggantung atau memanjat.
rasanya serupa bersandar pada sebuah bola sebesar badan. lebih baik bolanya sebesar dunia. hingga badan serasa ditopang bidang datar. bola sebesar dunia hanya dapat dilihat dari luar angkasa. entah setinggi apa. konon beberapa jenis burung pada waktu waktu tertentu terbang sangat tinggi. melampaui tingginya badai. menjauhi musim dingin. sementara orang orang bertahan. menggigil, merapatkan mantel, menyalakan api, menggemeretakkan gigi. sengaja atau tidak sengaja bertarung melawan kebekuan.
bola sebesar dunia. berputar seperti diam. tak ada yang tergelincir ketika diam atau berjalan, duduk atau tiduran, menggantung atau memanjat. kecuali telur. tapi telur juga terlindung, oleh sarang, induk atau wadah bikinan orang orang.
malam berjalan lebih pelan. tak ada bunyi langkah atau ranting patah atau telur pecah. bersama aku, mengajari orang orang jurus seribu bayangan. meraih cita cita, mengukir kematian di atas cangkang yang tidak kelihatan. meracik sayuran, gula, garam dan cuka menjadi acar. pelengkap hidangan yang jarang dilupakan, tapi tidak untuk diingat dan diharapkan.
rasanya serupa gairah untuk menjadi manusia. aku adalah seseorang, terlalu tenggelam dalam kesibukan mengenang, mengheningkan cipta, mendesah, mengulum lidah, menelan ludah. dan selalu lolos dari kematian akibat tersedak bola bola kaca. kelereng naga putih dan naga hitam dalam satu wadah tanpa saling menyapa.
saatnya malam berhenti berjalan. seperti semua orang, malam tertawa. gelaknya mengguncang sepetak tanah*

*

sangat banyak yang ingin kutunjukkan, katamu. banyak yang akan membuatku terjebak di jalan melingkar. sungguh sayang dokumenmu tak bisa dibuka. tombol B laptopmu rusak. lucu sekali kenyataan. membaca gerhana, kau bertanya, jadi perempuan memang bisa jatuh cinta. bisa lupa menghirup udara, sesaat, setelah bertahun tahun menatap wajah dan tubuh yang sama. sungguh beruntung kau membacanya. kalau aku yang bilang, kau pasti tak akan percaya. serupa kenyataan lucu yang dibaca buku buku pada wajahku, wajahmu dan setiap wajah yang sungguh sungguh*

*

selamat jam satu. kau telah berhasil menyembunyikan siang di keningmu. kelabu dan berkerut. juga resahku. sedikitnya tiga peminta minta berlalu dengan tangan hampa. semua rasa bersalahnya telah ditinggalkan peminta minta di atas etalase. untuk kubaca, kata koran minggu. uang logam sekarang bertambah ringan. udara mengental. jam satu menyesatkan mendung ke ringga dadaku. aku terharu, memandang kekeliruan hampir tenggelam ke dasar gelas*

*

berapa malamkah tersisa untuk kita. sebelum matahari dan bumi akhirnya menjadi satu satunya yang tidak terpisahkan di galaksi ini. bintang bintang tidak peduli. terus menerus berputar, membentuk lingkaran cahaya, melayang di atas kepala. sedikit miring pada bagian depannya, dekat kening, menyilaukan mata. alangkah baiknya jika malam menetap selamanya, dan bintang bintang tidak pernah bosan atau lelah. insomnia. insomnia. mahkota yang mengubah seorang perempuan bebal menjadi santa*

Sabtu, 30 November 2013

*

perempuan diciptakan karena laki laki kesepian..
setan mengubah dirinya jadi ular untuk membujuk perempuan menelan pengetahuan. kemudian membagikan pengetahuan kepada laki laki.
pengetahuan membuat laki laki dan perempuan saling memandang dan menemukan ketelanjangan.
ketelanjangan membutuhkan pakaian dan kengganan menjumpai tuhan.
ada yang tidak dimengerti untuk yang tidak mengerti. kenapa ular. mungkin karena cantik, menggeliat dan menyeramkan. bahkan tuhan, merasa tidak cukup sepadan menjadi teman laki laki, merasa perlu menciptakan perempuan. semula, tidak ada laki laki atau perempuan menginginkan pengetahuan. laki laki melahap pengetahuan karena rayuan perempuan. perempuan mencuri, mencicipi, akhirnya membagikan pengetahuan kepada laki laki sebab bujukan setan berwujud ular..
satu satunya kesimpulan yang tidak mengacaukan adalah tidak ada kesimpulan. simpul mengeratkan dan mengendorkan ikatan. tak ada tali pada kisah ini. kalau ingin sempurna seperti pada awal mula, tidak ada apa apa. tidak ada laki laki. tidak ada perempuan. tidak ada setan atau ular. tidak ada pengetahuan. hanya ada tuhan. sendirian. itupun kalau tuhan tidak menghilangkan keberadaannya sendiri. sendirian. tuhan tidak kesepian. sendirian. tuhan tidak butuh tuhan atau menjadi tuhan. sendirian.
aku bukan tuhan. sendirian bisa bikin edan. semoga ada setan mendengarku memanggil tuhan saat sendirian. setan yang baik hati, mau menyamar jadi ular, membujukku supaya rajin belajar hingga jadi pintar*

Rabu, 27 November 2013

*

rerumputan selalu menari, bergerak riang mengejar lambaian udara. sama sekali tidak kelihatan sedih atau iri kepada pepohonan yang berdiri tegak, tak terusik hembusan angin. pada bukit yang teduh, tak ada pohon menyombongkan akarnya yang teguh. tak sehelaipun rumput mencemaskan akarnya yang rapuh. dan angin tanpa ragu berhembus.
hanya manusia yang berdiri di dataran tandus, sempat merisaukan akar dan angin, mengkhawatirkan takdir yang menumbuhkan atau menumbangkan*

*

berbahagialah yang lapar. karena lapar lebih mengenyangkan dibanding segala makanan.
berbahagialah yang haus. karena dahaga tak akan pernah habis diminum.
berbahagialah yang sakit. karena tak lagi cemas kehilangan rasa nyaman..
berbahagialah yang jatuh. karena tidak harus utuh*
seperti pelesetan ayat kitab suci.
sebenarnya, sindiran iblis untuk para martir

*

kutuliskan sebuah doa. semoga tuhan bisa membaca dalam semua bahasa*

*

para pemabuk menenggak anggur agar bisa mendengar. para pendeta menolak minum anggur agar bisa berkotbah. kenyataannya mereka sama sama mabuk. meracau tak putus putus tentang segala yang tidak nyata, yang menjadikan mereka dahaga. jika boleh memilih cita cita, alangkah baiknya menjadi kura kura, ke mana mana membawa rumah, sabar dan panjang usia*

Selasa, 26 November 2013

*

apa bedanya manusia dengan serangga. di musim hujan semakin nyata, keduanya terpikat terang dan kehangatan. ukuran dan bentuk fisiknya jauh berbeda, hasratnya sama. manusia lebih beruntung dalam segalanya, tidak pernah gegabah menuruti hasratnya hingga merontokkan bagian tubuhnya atau hangus terbakar seutuhnya. mungkin aku salah. mungkin laron laron lebih beruntung, bebas menuntaskan hasratnya hingga tiada. laron laron tidak tahu bahaya terbang terlalu dekat lampu atau nyala api, mungkin mereka tahu dan memutuskan tak jadi soal masti kehilangan sayap atau nyawa sekalipun, demi memuaskan hasrat. apa nikmatnya hidup dan utuh dalam kegelapan dan kedinginan. bagaimanapun kepala dan dada bangsa serangga sangat mungil, tidak muat ditempati otak, terlalu sempit untuk berpikir. seandainya ada serangga punya jantung, pasti sangat kecil, tak terdengar detaknya. dan mereka tak punya telinga, tak mendengar suara suara dari luar. hidup hanya dengan naluri melaksanakan kehendaknya. dari mana dan di mana kehendak berasal juga tidak terbayangkan saat memandangi mereka berjatuhan. adakah manusia yang menanyakannya berulang kali, setiap musim hujan. mungkin tidak mengharapkan jawaban. hanya berharap tahun depan masih ada musim hujan, lampu menyala, laron belum punah dan tidak mengubah tabiatnya. apakah itu kejam. manusia berotak akan menggunakan akalnya dan berkata, itu cuma sebuah cara untuk melihat kehidupan. masih ada cara lain, tapi yang lebih mudah dan sederhana patut dikerjakan. selama manusia belum dapat mengerjakan yang serupa dengan laron laron, menyia nyiakan hidupnya demi mendekati terang dan kehangatan, mengamati saja cukup menghibur. suatu ketika mungkin manusia akan belajar dan memahami bagaimana atau betapa bodohnya, menerjang dan menanggung semua resiko demi berada sangat dekat dengan terang dan kehangatan. sangat sebentar pula. tak ada laron bodoh atau pintar, semacam ungkapan rasa keadilan atau belas kasihan untuk kehidupan. hanya untuk manusia, bukan serangga*

*

apakah ini berkah atau kutukan, raja midas akhirnya bertanya dengan gusar dan cemas, tentang tangannya yang sanggup mengubah segala yang disentuhnya menjadi emas.
setelah tamat membaca sebuah dongeng tentang seorang raja serakah yang tergila gila pada emas, seorang anak bertanya, apakah pada jaman dahulu belum ada sarung tangan. lugas dan sendirian, pertanyaan seorang anak menyelamatkan tuhan sekaligus manusia dari prasangka bahwa salah satu di antaranya tidak bijaksana*

Minggu, 24 November 2013

*


hampir dua jam berlalu. sejak ia duduk, gelasnya kosong, puntung sigaret dan abu mengisi asbaknya setengah penuh. belum juga datang yang ditunggu. lebih buruk dari itu, tidak tahu bahwa ia sedang menunggu. seekor katak yang tersesat di lantai kamar bergerak cepat. katak yang beruntung, tersesat tapi tahu pasti apa yang harus dikerjakan, bergerak dengan cekatan ke arah sebuah sudut yang terlindung. ia tiba tiba merasa payah, tidak tersesat dan terlalu besar. berada di sebuah tempat yang sangat dikenalnya dan tidak dapat meloncat loncat. tak ada sudut yang sanggup membuatnya merasa aman terlindung. waktu sama sekali tidak membantu. dua jam atau dua puluh empat jam bisa saja berlalu. mudah saja mengisi gelasnya atau mengosongkan kembali asbaknya. berdiri dan berjalan merupakan selingan ringan, serupa seekor katak yang kebetulan lewat. tidak ada satupun dari semua yang ada padanya mau memberitahukan padanya, satu atau dua hal yang hilang atau belum datang. ia menunduk untuk melenturkan otot punggung, sambil lalu matanya mencoba menemukan seekor katak yang baru melintas. saat kembali tegak dilihatnya seekor cicak sedang memandanginya penuh minat. separuh tubuh cicak tersembunyi di balik sebuah gambar. jika tidak dapat meloncat, belum tentu ia tidak bisa berdecak. berdecak jaub lebih sederhana. ia merasa lebih baik, seolah menemukan arah tanpa perlu melangkah. tempat duduknya hangat. jari tangannya juga hangat, menjepit setengah batang sigaret yang ujungnya menyala, berkilat merah sebelum mendarat ke dalam asbak. dua jam telah berlalu. bukan soal waktu, katak dan cicak juga tahu*

*

setelah melupakan salju. dibukanya buku. buku tidak peduli salju. seberapapun genting musim dingin, buku tidak membeku. ia membalik lembar demi lembar kertas dengan suara meriah. sengaja memperdengarkan suara suara untuk menghibur dinding, jendela, pintu dan tirai yang berjuang dan tetap tegak demi kehangatan. ia tidak membaca, tapi mendengar lambaian kertas. sesekali dibuatnya bergegas, halaman berpindah cepat, terburu buru kisahnya berlalu. rasanya lucu. salju bergantungan di ranting, berpura pura menjadi daun. buku gelisah di tangannya, bertingkah serupa teman yang sabar mendengar. tidak ada yang lupa menaruh batas pada ruang. masih saja ada yang terlalu gesit, menyusup dan berkelit menghindari kelalaiannya melihat. melihat untuk mengingat apa saja yang mesti dilupakan. perapian dan cerobong asap pada musim panas*

*

mereka tidak bersalah atau tidak sempurna. ketika muram atau menyesal. ketika bertekad atau bersemangat. ketika berdebat atau sepakat. mereka benar dan sempurna dengan tidak mengenal kita. kekasih sejati tidak ditemukan lewat audisi atau seleksi. kekasih sejati tidak bersalah atau tidak sempurna. ketika berdusta atau memfitnah. ketika curiga atau cemburu buta. ketika naif atau pasif. kekasih sejati benar dan sempurna seperti kita tidak mengenal mereka*

*

semua akan berlalu. terbawa lagu lagu. batuk dan ingus, demam dan dingin di telapak kaki. begitu cepat, hingga sebuah sebuah senyuman terlambat padam. semua akan berlalu sebelum sempat bibirmu merapat. jangan tanya aku. hanya waktu yang tahu bagaimana caranya melaju lebih cepat dari keraguanmu. kau akan segera merasa cukup sehat untuk melemparkan bantal ke arahku. sebelum aku selesai membual, aku kebal, tidak akan tertular lewat ciuman*

Sabtu, 23 November 2013

*

jalanan penuh bangkai hujan. wajahnya berseri, masih menyimpan kilau langit. setiap langkah kaki dan lintasan roda menghidupkan kematiannya. atau ia tidak mati. tapi kembali. cair, mengisi setiap cerukan, ceroboh dan riang membasahi semua yang menyentuhnya. berjalan bersama semua yang berjalan. menggenang bersama semua yang diam. bergetar untuk yang datang. bergeming untuk yang berlalu. ia tidak ingat atau cemas akan pecah, berhamburan dan terpisah, terbawa langkah atau roda. waktu tidak berjanji, tapi menepati. berulang kali mengantar dan menjemputnya, ke angkasa dari tanah. dari genangan kepada hujan. kematian hanya perjalanan, tidak membosankan, tidak melelahkan. sekarang ia tertawa, seseorang baru saja terpeleset dan mengomel panjang tentang jalanan berlobang. seseorang tersebut tidak memperhatikan bagaimana bangkai hujan membuat tungkainya bersinar, menyilaukan, bikin lampu lampu yang berbaris di tepi jalan cemburu*

*

dunia amburadul, negara carut marut, jiwa terkurung, tubuh terseret arus. begitu kira kira yang dibaca sajak sajak dari kalimat kalimat yang dirangkai penulisnya. tuhan kelihatannya sedang bingung atau tenggelam dalam kesibukan mengurus surga. setan tak sudi ikut campur, sudah wataknya, kejam, egois, lagi pula neraka selalu meriah. kalau sajak sajak boleh memilih atau mengutip sebuah syair, mereka tentu memilih buta huruf atau berkata, tidak ingin mati, melainkan tak pernah lahir sama sekali. siapa yang salah. tak ada. penulis penulis hanya menuliskan segala yang pernah dibacanya. jika tidak mau disebut kekanakan, tidak berwawasan, tidak peka pada keadaan, mengabaikan kemanusiaan, penulis mesti berani menuliskan sajak sajak yang menyuarakan kegetiran kenyataan. hati nurani dan kepentingan masyarakat luas tidak boleh dikorbankan demi kenyamanan sajak sajaknya.
dan kau seharusnya tidak mengada ada, macam perempuan tolol saja, sajak sajak tidak membaca penulisnya. kenyataannya, pembacalah yang membaca sajak sajak itu. jangan kecewakan pembaca sajak sajakmu dengan kecengengan dan khayalan picisan kesayanganmu. jangan mengajak khayalak tersesat dalam kalimat kalimat tak bermanfaat, mereka sudah cukup penat menghadapi dunia amburadul dan negara carut marut. mereka ingin bebas dan berdiri tegak dengan membaca sajak sajak yang benar.
begitu kira kira yang dibaca semacam perempuan tolol ketika mencoba menuliskan yang bukan sajak. sungguh sungguh tolol kalau ia benar berharap sajak sajak tidak dapat membaca penulisnya*

Jumat, 22 November 2013

*

ketika dunia tenggelam dalam air. segenggam tanah kering menjadi lebih berharga dari segenggam emas. sebaliknya, pada musim panas di dataran tandus menjadikan manusia manusia di sana lebih menginginkan segayung air ketimbang segayung emas. sederhana dan logis, kebutuhan menentukan yang tiada menjadi tak ternilai harganya. keramaian merindukan kesunyian. kesendirian menginginkan teman. dan lain lain serupa itu terus berulang. datang dan pergi meninggalkan ingatan. keraguan. pertanyaan dan jawaban yang telah jelas. tapi kita, yang disebut manusia seakan akan terkurung dalam gelembung. segala yang ada di luar tidak jauh atau dekat, tak tersentuh. apakah kematian akan sama membosankan seperti kehidupan. alangkah senangnya kalau tak tahu kenyataan yang sebenarnya. sangat sedikit manusia yang ingin mengunjungi luar angkasa. sebagian besar manusia ternyata tak ingin gelembungnya meletus. tenggelam dalam ketidak sadaran yang membuatnya gembira. bumi dilindungi atmosfir yang sangat sulit ditembus. biar saja bintang dan bulan diam di tempatnya, terserah mau padam atau bersinar. juga matahari itu sebenranya tidak pernah menjadi obsesi. yang telah ada sekian lama, entah berapa lama, tidak masalah jika tidak ke mana mana. paling tidak gelembung mudah meluncur dan selalu ada jalan menurun. tidak menjadi ikan adalah anugrah tak terkira besarnya atau justru kutukan seumur hidup. akuarium mudah pecah dan tak mudah berpindah, tak ada yang ingat untuk selalu memindahkan akuarium, untuk mendekati telaga atau laut. ikan ikan seungguh beruntung kalau tak punya ingatan dan khayalan. hanya itu.
apa kesibukanmu, manusia beruntung sebaiknya berkata, tidur. bermimpi atau tidak bermimpi baru bisa terjadi saat manusia tenggelam dalam tidur. mimpi buruk atau indah hanya mungkin terjadi saat tidur. yang tidak tidur akan letih atau bosan atau bekerja keras atau bermalas malasan, bagian paling tidak menyenangkan adalah tanggung jawab untuk setiap keadaan. tidur adalah pelarian sempurna dan nyaris tanpa resiko. semakin muda usia, semakin lama waktu tidurnya. apakah bayi lebih bijaksana dari manusia dewasa. tidak juga. hanya saja kalau tidak mengetahui sebuah definisi akan lebih mudah meraih dan memiliki, lepas atau hilang tak apa apa. bayi tidak paham arti kata kebahagiaan, bayi merasa bahagia atau tidak adalah sama. manusia dewasa tidak punya ingatan semasa bayi. tidur. tidur dan tidur. berapa harga rasa kantuk*

Kamis, 21 November 2013

*

seumpama ada kesempatan untuk memeriksa catatan atau mencatat ulang. mungkin akan kutemukan satu atau dua kalimat yang ingin kuralat. satu atau dua kalimat yang menghubungkan sebab dan akibat. akan kutuliskan dengan lebih cermat dan jelas, atau kuhapuskan saja seluruhnya. setelah kuputuskan dengan teramat banyak pertimbangan, mana yang lebih pantas kukerjakan. melelahkan, juga merepotkan. untuk mendapatkan kepastian bahwa keduanya tidak mengubah apa apa. membenahi sebuah catatan yang sudah jadi tidak menjadikan segalanya lebih baik. tapi tak apa, setidaknya aku tahu, ada yang tak terganti, tidak dapat ditukar, bahkan demi kesempurnaan. aku cinta kau. tidak kurang atau lebih. aku cinta kau. tak terganti. kutuliskan berkali kali. aku cinta kau. tak ada penjelasan, tak dapat kuhapuskan. aku cinta kau*

*

debu debu seperti kau, gemar menempel di kulitku. angin seperti kau, suka sekali mengusap pipiku. matahari seperti kau, tak bosan menyentuh rambutku. berjalan di manapun, tak ada cermin akan mengataiku dekil. kau ada di mana mana, seperti jalan kumuh, wajah kusam dan rambut lusuh. dan tak pernah lelah menyiratkan kesan, tak ada yang lebih memikat dan demikian mengikatmu, selain aku*

*

apa yang mesti kutambahkan hari ini. hanya agar tidak mengacaukan sesuatu. ruang berantakan sangat menyenangkan. membenahi sebuah sudut mungkin berakibat fatal, kehilangan rasa nyaman. atau justru menumbuhkan kebutuhan untuk mengubah seluruh ruang. semacam kekhawatiran manusia tidak berdaya. ruang ataukah manusia yang lebih dominan menentukan keadaan. pasti manusia, yang bisa mengerjakan, ruang cuma pasrah. tapi manusia macam apa yang tidak dapat menghidupkan ruang sudah sepantadnya menanggung kecemasan. lama lama semakin berantakan akan terjadi pada ruang ruang di mana manusia manusia bebas mengerjakan atau tidak mengerjakan aturan. biar saja benda benda berserakan menikmati keadaan. manusia pemalas menemukan dalih untuk tidak membuang waktu dan tenaga demi kerapian. menyenangkan. cuma menyenangkan. terjangan ombak pada tungkai dan telapak kaki telanjang sangat paham tentang menyenangkan*

Rabu, 20 November 2013

*

kau selalu ada ketika aku bertanya. bukan untuk sebuah jawaban. hanya untuk berdiri diam, mendengar dan melihat dengan penuh perhatian setiap keraguan. kau yang paling paham apa yang kubutuhkan. kau selalu pura pura tidak sedang memperhatikan, tepat pada saat kurasakan aku tidak sendirian. alangkah manisnya, kau tidak pernah mencatat dan menyimpan ingatan, dan tak tahu bagaimana mengajarkan kebijaksanaanmu pada siapapun*

*

sulit percaya, bahwa kadang kadang terlalu mudah untuk mencerna kehangatan. hanya dengan melintasi seruas jalan. di sebuah kota yang tidak hebat, serba biasa. jalanan basah, deretan tiang lampu dan para pedagang kaki lima yang tidak rapi ditata. wajah wajah tidak dikenal. suara suara parau bergumam, berbaur aroma sederhana, campur aduk di udara. maramaikan malam seperti biasanya. kedinginan dan rasa lapar. tubuh tubuh duduk, berdiri atau berjalan dengan caranya masing masing. hanya saja semua suara serempak manyanyikan sepenggal lagu, tak ada yang sendirian. degup jantung, hela nafas, bunyi logam beradu gelas, letupan di penggorengan, percakapan simpang siur, jeda kesunyian sebentar datang dan pergi. tak ada yang sendirian. segelas minuman panas terhidang, bibir dan lidah siap mengantarkan nyanyian yang sama, melewati lorong tenggorokan, rongga dada, sampai ke dasar perut. tak ada yang sendirian. seorang perempuan, rambut dan pakaiannya tidak keruan bersandar pada pintu yang baru tertutup, tersenyum dan menggumankan sesuatu yang tidak didengar siapapun. seorang perempuan yang tidak sendirian, tidak tampak kedinginan. seperti seruas jalan tidak pernah kesepian*

Selasa, 19 November 2013

*

ditumbuhkannya kuku pada setiap ujung jariku. begitu cepat dan tajam. bagaimana ia tahu aku akan merasa sangat tersiksa jika tak bisa menggaruk gatal gatal di tubuhku*

*

musim hujan akhirnya datang. ketika atap rumah dan talang masih berantakan. banyak bayi di langit. semua bayi memakai popok kain yang tidak menyerap pipis, tidak mengubahnya menjadi jelly dan menahannya di selangkangan bayi. dan bayi sanggup pipis puluhan kali dalam sehari. bayi bisa pipis sambil tidur, berjalan, berlari, berguling, bermain, pada semua tempat dan kegiatan. banyak bayi bisa pipis dalam waktu bersamaan atau berbeda. langit bisa menjatuhkan hujan deras atau gerimis. baskom ada di mana mana. di lantai, di atas tempat tidur, di meja atau kursi. kau bikin aku tertawa berulang kali. rumah riang. suara suara hangat. udara kelabu. katak juga tahu, berseru parau. lagu buruk yang terdengar lucu. banyak bayi di langit bikin para malaikat sibuk. rumah berlubang tak puas puas memandang kerepotan di balik awan. meninggalkan seseorang dalam kebebasan untuk menumpahkan kekacauan. betapa aku mencintaimu. kebocoran menggenangi lantai. basah, licin, alasan yang tidak dibuat buat untuk terpeleset, jatuh terjerembab serupa buah yang telah masak. betapa aku mencintaimu. bayi bayi di langit meredakan suaranya sejenak saat mendengar gelegar kilat. kaca jendela rumah tidak berembun, mungkin enggan membaca tulisan konyol seseorang yang gembira. seperti payung masih menguncup. seperti lantai basah kuyup. seperti katak sambung menyambung lagu buruk. betapa aku mencintaimu* 

*

tangannya begitu halus. mengusap sudut bibirku. menghalau liur yang mengering sebelum sempat terjatuh. apa yang kaucari. aku berbisik, setengah terjaga, setengah terlena.
masa kecilmu yang rakus mengulum pulau pulau terpencil itu. harta karun. pedang. topeng bajak laut. dan teriakan yang mengguncang laut.
tapi aku masih ingin tidur. tapi suaranya deras mengucur. seperti lupa, seperti sengaja menelan gula gula bundar yang terbesar.
tak ada yang bertambah hari ini. kosong mengisi gelembung. meletus. meniup. membangun paru paru, jantung, tulang punggung, ruas jari jari, juga lidah dan telinga dari ingatan sebuah peti. mungkin tangan itu hanya ingin tidak kehilangan kehendak. tidak ingin kuku kukunya menjadi kapak. ingin menjadi bantal.
dunia telah menumbuhkan banyak kepala. berayun ayun ditiup angin bersama daun jendela dan segala yang ringan dan tidak bersayap*

Senin, 18 November 2013

*

katakan padaku, bagaimana cahaya, setelah tumbuh besar dan kuat, tidak menjadi durhaka kepada gelap. gelap yang menyerahkan seluruh hidupnya untuk melahirkan dan membesarkan setitik terang. setitik terang yang pada awalnya membuat kegelapan berseri riang. betapa gelap dan terang bermain bersama penuh gembira. serupa ibu mengasuh anak anaknya dan buah hati mencerahkan wajah ibunya

sementara, seluruh kota menyalakan lampu, menikam kegelapan hingga sekarat, menjelang padam. tak ada yang mendengarku. tak ada yang mengatakan, bahwa tak ada yang tahu mencintai dan dicintai sebelum ada yang mati*

*

malam hampir berlalu saat aku menemukannya duduk terkantuk kantuk menghadapi dinding.
aku menyapanya sambil lalu, kau siapa.
ia tidak terkejut, suaranya sejuk, lebih baik kau tak tahu siapa aku.
kalau begitu kau pasti hantu. kukatakan asal saja, tanpa takut.
kau sedang bermimpi buruk, aku senang ia melanjutkan percakapan.
aku belum tidur dan tidak mengantuk.
bagus. aku bisa jadi hantu kalau kau mau.
tidak usah repot, kita ngobrol saja dengan tenang. setelah berkenalan.
aku sangat mengenalmu.
kau, sangat mengenalku, bisa jadi apa yang kumau. jangan jangan kau...
jangan diteruskan. kita ngobrol saja seperti sepasang teman.
oke. kenapa kau belum tidur.
kau sungguh sungguh ingin tahu.
tidak juga. katanya kau mau ngobrol denganku.
sama sepertimu. pekerjaanku belum selesai.
macam apa pekerjaan belum selesaimu itu. mau kubantu.
macam macam. serius mau membantu.
sebutkan satu macam. kalau bisa, kenapa tidak.
menunggu. kau bisa membantu.
menunggu. apa atau siapa.
apa saja. siapa saja.
membingungkan. katakan dengan jelas.
tak apa apa. kalau tidak bisa.
kau aneh. menunggu apa atau siapa. yang jelaslah. biar aku bisa bantu.
memang begitu. menunggu adalah salah satu pekerjaanku. apa atau siapa saja yang akan datang, pasti datang. yang kukerjakan adalah menunggu. selain aku, tak ada yang mau menunggu apa atau siapa saja yang akan datang.
kasihan juga kau. aku masih mau membantu, kalau kau mau beritahu apa yang bisa kukerjakan untukmu.
jadilah waktu.
maksudmu.
jadi waktu. jadi sesuatu yang menemaniku.
bagaimana aku bisa jadi waktu. waktu sudah ada sejak dulu. sekarang aku toh sedang menemanimu.
kau bisa jadi waktu saat berlalu. meninggalkan apa atau siapa saja yang sedang menunggu.
kau ini, sebenarnya apa maumu.
sudahlah, jangan pedulikan apa mauku. tidak penting. kau sendiri.
hah.ngobrol denganmu tidak asyik.
bagus. kalau kau sudah tahu. terima kasih.
buat apa terima kasih itu.
buatmu.
tapi, kenapa.
tidak apa apa.
kalau cuma begini, mending kubiarkan saja kau sendiri dari tadi. terkantuk kantuk sampai kepalamu membentur dinding.
terima kasih. aku senang sekali.
terserah kau saja.
dinding seperti menarikmu ke dalam dirinya. aku terkesima. kehilangan kesadaran sebentar. hanya sesaat. hanya sesaat, kau tiada. jam dinding mendengkur pulas. aku mulai menguap. menguap sangat lebar, atau menjadi bagian dari udara, aku tersenyum. hampir tertawa geli, karena tak bisa memilih mana yang kusukai. aku terus menguap tak habis habis*



*

awan terlihat lebih indah jari kejauhan. jika dekat, awan hanya terlihat serupa kabut atau asap yang dibekukan waktu. jarak membuat mata berkhayal, menemukan bentuk bentuk yang tiada ketika merapat*

Minggu, 17 November 2013

*

kau anakku, harus kaukatakan lebih dulu. agar aku dapat menjadi batu. setelahnya kau tak lagi khawatir menginjakku, tak akan ada yang hancur. batu atau sepatumu hanya akan saling menyapa. kalau sempat, boleh saling menitipkan salam. dari ibu untuk masa lalu. dari sebutir batu untuk selalu*

*

beberapa malam tak pernah terbenam saat fajar. malam malam yang tidak pernah beranjak dari lantai. selembar karpet lebar pasrah atau rela menjadi alas keramaian. mendengarkan semua ocehan, tawa, juga sendawa. abu dan debu melekat, kadang kadang menggali lubang. kartu kartu berserakan, terlentang atau tengkurap serupa tangan dan orang orang. gelas hampir kosong terlantar selama berhari hari, puntung sigaret berdesakan dalam setiap asbak. kepala kepala di sana tidak peduli keadaan, terlalu sibuk menyembunyikan penyangkalan di balik punggungnya, tak ada yang terjebak kejenuhan.
di sela permainan, kautemukan pandanganku terjerat pada setiap gerakmu. mataku seperti ngengat dengan gegabah menghampiri cahaya, kubuat satu baris catatan. seperti ngengat, satu baris catatan kubuat layak hangus terbakar. kau bersorak, membanting kartu kartu di tanganmu. seperti seharusnya abu, aku luruh. bertambah satu noda menghangatkan alas tubuhmu.
beberapa fajar tidak hanya terlambat, tapi terlewatkan. berkeping keping keramaian menemukan lubang, berlindung atau dilindungi rapat dan hampa di antara alas dan lantai. kaujentikkan sebatang sigaret yang terselip di celah jari. kaujatuhkan abu, sungguh hangat, menimbun mataku. debu di mataku menyambut abu kirimanmu.
fajar mendesah, mencoba membaca kepasrahan atau kerelaan atau kegairahan. satu lagi malam tidak terbenam. kau menemukan seekor ngengat pembangkang, ngengat sesat pemuja kegelapan.
apanya yang hebat, kauberkata, tak bertanya. kalau saja seekor ngengat dapat tertawa untuk mengirimkan isyarat bahagia, selesailah permainan. kemenangan dan kekalahan akan berlalu serupa keledai paling dungu, banyak lubang menunggu*

Sabtu, 16 November 2013

*

hanya sebuah pagi untuk mengusaikan seribu mimpi. hanya seribu atau masih ada lagi. hanya mata yang terbuka atau tertutup, tidak untuk dihitung. berapa pasang saling menatap, mengatakan yang tidak terkata. berapa butir embun telah pecah menjadi cahaya, atau malah gerimis yang tidak khawatir mengacaukan rencana. berapa helai daun. berapa pasang mahluk menjadi induk. berapa ekor ayam telah matang atau terbang. berapa pasang sepatu berlubang meloncat loncat menghindari genangan. berapa roda berputar, berapa jari jarinya yang patah. berapa jarak merapat. berapa kehendak berhamburan. berapa pelukan berpencar. berapa pasang lengan berpegang. seekor kupu kupu bersayap hijau dengan bintik bintik hitamnya, terbang sendirian, dari satu ujung tanaman ke ujung lainnya. berapa banyak kehidupan telah disentuh seperti tidak sungguh sungguh. seperti seribu mimpi yang tidak peduli. bagaimanapun, hanya sebuah pagi. sepasang mata melihat dari satu sudut. sebuah senyum. berapa banyak kata tidak bersuara. sebuah gambar menjadi nyata, berwarna, berdesak desakkan di antara pundak pundak manusia. bergetar mendengar gemuruh tawa dan nyanyian anak anak. mataharinya serupa sebutir jeruk sedang tersenyum*

*

sebelumnya, saat kau atau aku tidak merasa cukup kuat merobohkan tembok manapun. tembok tembok belum tumbuh. sebelum kau atau aku menanam keteguhan. pohon pohon memanggil, menawarkan dahan, ranting dan buah buah kecil. kau atau aku dapat memanjat untuk melihat langit lebih dekat. jika kau atau aku tidak pernah merasa cukup tangguh untuk merobohkan tembok manapun. untuk menjadi kuat dibutuhkan penghalang, aku tidak ingat kau atau aku yang mengusulkan untuk menanam. kian hari kian perkasa, tembok berkata, jangan memanjat, jangan gunakan tangga untuk menyeberang. kita harus menerjang atau hanya saling mengenang. sepertinya kopinya kurang kental atau airnya kurang panas. kau atau aku membuat alasan. sebelumnya, kita telah sepakat untuk lebih kuat. tembok setuju untuk menunggu keraguan tumbuh, tapi tidak mengembalikan waktu kepada pohon pohon.
sesudahnya, kau atau aku menguburkan hasrat, menggali, kemudian menimbun tanah hanya dengan kedua tangan. tanpa pusara. kita tak usah menziarahi yang tidak mati. seekor binatang mungkin menjatuhkan remah remah biji dari mulutnya suatu hari. beberapa tunas bisa saja tumbuh meskipun kau atau aku tidak menanam. pada ujung daunnya, kau atau aku, entah siapa yang lebih dulu, melihat sesuatu yang samar sekaligus hangat dan dekat. seperti bangkit dari kuburnya, seperti pernah dikubur hidup hidup. kau dan aku berdebat. seperti yang selalu terjadi sebelum memanjat, sebelum tahu rasanya menjadi kuat. dahan itu lebih kuat, tapi yang ini buahnya lebih lebat. tak ada tembok mendengar. kau dan aku berdebat sambil memanjat. tahu tahu langit mendekat. sepertinya kopinya masih hangat*

Jumat, 15 November 2013

*

kau tertidur. menutup mata. tidak kaulihat aku duduk di tangga ke tiga atau ke empat dari bawah. berpikir sambil menikmati sebatang sigaret. memandangmu berkali kali, berpikir sekali lagi. bagaimana sebuah mimpi bisa begitu lelap tertidur. bibirku hangat dan kehilangan semua kalimat. apa artinya keabadian, dibanding sepuluh menit memandangi mimpi terindah sambil terjaga, lagi pula rasa sigaretnya begitu nyata. mimpi menggeliat, membalik tubuhnya, dadanya bergelombang ringan. ada yang harus kukatakan, saat kutemukan kembali sebuah atau beberapa kalimat, mumgkin akan datang dari segumpal asap*

Kamis, 14 November 2013

*

siapa bilang orang tidak pandai berkicau. lebih merdu dari nyanyian burung bulbul yang belum kukenal. hanya berkhayal. bunyi api membujuk kayu, suara air menggoda batu. tidak mungkin bicara tentang mereka. berkicau saja. berkicau tidak mengubah orang jadi burung. harus puas hanya dengan kicauan orang. burung burungpun kian mahir mendengar. selangkah lagi ketekunan untuk mendengar hingga menjadi pendengar. kemudian berlatih menjadi bijak. betah di dalam sangkar yang bukan emas. berkicau, nyanyian kebakaran hutan, lagu laut mendaki gunung. burung burung mendengar kicauan orang. tidak di dalam sangkar. berkicau tidak menumbuhkan sayap. berjalan saja. berkicau saja. selama masih ada lampu.
siapa bilang orang tidak pandai berkicau. tentu bukan burung. burung tidak mengenal kata merdu atau parau. tidak mungkin bicara rindu. berkicau saja. berkicau tidak akan mengubah burung menjadi orang. hanya bersayap. kicauan tidak menerbangkan sayap. selama masih ada sangkar.
siapapun yang pandai berkicau, orang atau burung, berkicau saja. selalu ada gelap dan kebebasan dalam kicauan. merdu atau parau, tidak meredupkan terang, tidak meremukkan sangkar. suara suara hanya mendengar yang tidak bicara*

*

bagaimana kau merasa, mengingat, memahami. katakan selagi aku menjadi waktu. tidak mencari. tidak menunggu. mungkin aku bisa menjadi hujan, tahu kapan dan di mana harus jatuh. seperti rencana atau remalan cuaca yang salah. bahkan bencana. tumpahan lahar dingin atau panas yang bersuka cita. berjalan. menyusuri celah, menggenangi lubang dan dataran rendah. menumbangkan, menelan, menghanyutkan. segala. semua kebodohan yang mengendap di punggung meja, tempatku memulai atau mati*

*

kita bicara kebahagiaan, seolah olah kebahagiaan sejenis tanaman. harus ditanam dengan benar, dirawat dengan cermat, dijaga dan dilindungi dari ancaman hama dan keburukan cuaca. betapa meresahkan menantikannya tumbuh membesar, sebelum bisa dipandangi dengan riang bunga bunganya, kemudian dipetik dan dinikmati buah buahnya.
kebijaksanaan mengatakan semua kesulitan dan tantangan menumbuhkan kebahagiaan adalah seni kehidupan manusia.
orang orangan pengusir burung yang terikat di sawah, tak bisa bicara. tak dapat bercerita untuk berbagi rahasia yang selalu dikicaukan burung burung sambil mematuk bulir bulir padi yang dijaganya.
batang batang padi berayun ringan, seolah olah menari seirama nyanyian udara.
kita tidak mendengar sepatah katapun tentang kebahagiaan dari segenap batang padi yang tumbuh di bumi. mereka kelihatannya tidak peduli, tidak bahagia atau sedih ketika burung burung mematuk bulir bulirnya, atau saat tiba waktunya petani mengayunkan sabit untuk menuai padi.
kehidupan meriah, mementaskan tarian manusia dan kicauan burung. dalam hingar bingarnya, kebijaksanaan tertelan, atau terbang.
kita tidak ingat, kita pernah bicara atau mendengar. kita manusia, seperti padi atau burung*

Rabu, 13 November 2013

*

seandainya kau sodorkan seluruh dunia ke hadapanku, untuk kuraih.
aku hanya bisa bertanya, kenapa seandainya itu tak pernah terjadi.
seandainya kau menjawab, nanti.
seandainya aku dapat menahan diri, tidak bertanya, kenapa tidak hari ini.
bagaimana mengubah seandainya menjadi sebenarnya.
seandainya, aku tertidur lebih awal, lebih lelap, sebelum gelap hingga tengah hari.
seandainya kau berkata, matahari tidak akan terbit kalau aku tidak membutuhkan pagi.
sebenarnya kau sengaja menciptakan banyak seandainya supaya aku terus bersuara, merengek manja, menunjuk segala benda yang indah indah dan mudah pecah yang sangat ingin kupegang, kutimang timang, kugenggam erat.
seandainya aku percaya, sebenarnya, kau akan memberikan segala yang kuinginkan ketika aku tidak menginginkan apa apa*


Senin, 11 November 2013

*

tidak tahu. siapakah manusia itu. siapakah pemberi dan pemilik nama yang tercantum pada semua tanda pengenal yang menunjuk dirinya. sebuah kesucian tak bercacat. serupa batu. sebuah batu tidak tahu bahwa namanya batu. tidak tahu batu bisa dilemparkan ke arah manapun yang diinginkan siapapun yang menggenggamnya pada suatu waktu. mungkin ke dalam sumur atau telaga demi terkabulnya sebuah harapan, atau justru untuk mebuang sial. batu tetap teguh menjadi batu, batu kali atau batu apung, tenggelam atau mengapung. berkilau atau buram, permata atau kapur. batu, hanya batu. kau boleh menjadi apa saja, batu tetap batu. batu mungkin dungu, batu tidak tahu. cita citaku menjadi batu. kulemparkan sebuah batu jauh jauh, berharap tidak terlihat di mana batu terjatuh. satu meter setengah di depanku. batu tidak tahu. tidak tahu batu baru dilempar dan jatuh tidak jauh. aku salut. tidak mampu menjadi batu. jika batu terkubur atau tenggelam, tidak berniat berpindah tempat. begitulah batu. batu tidak tahu. seandainya aku batu, kau bebas, menyentuh, memegang, memungut, menggenggam, menjatuhkan, melempar, menendang, menginjak, meremukkan, aku, apa saja yang dapat memuaskan hasratmu. atau kau ingin tidak tahu menahu tentang sebuah batu. apa saja. apa saja. segalanya. batu tidak tahu. batu tidak tahu apa itu batu. aku bisa berputar putar bicara batu. batu tidak tahu*

*

tak ada alasan bagus untuk terus menulis. maka aku terus menulis. huruf huruf manis, jari jariku manis. menjadi manis bukan alasan bagus untuk menulis. semua yang pahit mestinya ditulis. aku ingin menangis seperti aku menulis. air mataku manis. maka aku tidak menangis. tak ada alasan bagus untuk pesimis. senyumanku pahit. hitam kopi mengendap. ruang pengap. bukan alasan atau perangkap, mereka hanya ingin dekat, mendekap, menjadi lelap. malam telanjang bulat. jendela hangat. lidahku hangat. ada alasan bagus untuk tersesat, banyak jalan menuju pulang*

Sabtu, 09 November 2013

*

ia menyukai hujan. lebih suka yang datang sebagai kejutan. saat ia berada di jalanan, tidak membawa payung atau jas hujan. tidak ada tempat untuk berteduh, yang ini hampir tidak mungkin didapatkan. ia tidak pernah berjalan di keluasan padang pasir. kalaupun pernah, hampir tidak mungkin turun hujan di padang pasir. di manapun hujan turun, selalu di dekatnya ada tempat untuk berteduh. bisa saja ia terus berjalan di bawah guyuran hujan tanpa naungan, asal ia tidak keberatan menjadi pusat perhatian. ia juga tidak pernah berjalan sendirian di kota atau hutan rimba. sepertinya bumi memang semakin padat. di mana mana selalu ada orang lain di dekatnya dalam segala cuaca. orang lain selalu mengusik orang lain dengan cara tidak menyenangkan. ia sering membayangkan hujan maha deras yang suara dan warnanya sanggup membuatnya merasa sendirian, menjadi tirai atau kabut tebal yang memisahkannya dari dunia sekitarnya dan semua yang bukan dirinya. alangkah nikmatnya, bergeming di bawah hujan maha deras. ia suka menikmati geletar tubuhnya. ia menikmati setiap kali tubuhnya menggigil serta setiap gemeretak giginya menggetarkan bibir dan rahangnya. ia tertawa, merasa geli karena tubuh dan giginya bergetar hebat. getar yang tak bisa ditahan atau dihentikannya. ia tidak menemukan cara untuk menjelaskan dengan kata kata, betapa erat dingin mendekapnya, betapa basah, betapa hangat. tak ada penghalang di antara dirinya dengan air yang tercurah dari atas kepalanya. sudah. sudah. ia berteriak girang, tapi hujan terus berjatuhan ke arahnya dengan deras. ia teringat gelitikan ayah atau ibunya pada saat mereka bermain bersama. ia begitu senang dan kegelian, tapi ayah atau ibunya tidak melepaskan pelukannya, malah semakin erat, menghujaninya dengan gelitikan dan ciuman. ia terus tertawa, terengah engah, berteiak, sudah, sudah, tapi tak ingin menghentikan apa apa. ayah atau ibunya seperti hujan. hujan seperti ayah atau ibunya. tahu pasti kapan waktunya untuk berhenti. ketika ia akhirnya puas bermain atau tiba waktunya untuk beristirahat dalam kehangatan. sambil mengenang kegembiraan, dikeringkannya tubuhnya, air atau keringat dengan cepat menguap. membuat ruang terasa lebih hangat. ia menukar bajunya, kulitnya licin dan sejuk. kelelahan membuatnya mengantuk. ruangan hangat, tubuhnya terasa nyaman dan ringan. tak lama kemudian ia terlelap*

Selasa, 05 November 2013

*

kau lebih luas dari jagad raya. lebih berwarna. lebih membuatku ternganga. mungkin aku memang seekor katak yang terkurung dalam tempurung. itu sudah cukup. segala yang kupercaya lebih berkuasa dari semua yang nyata. aku tidak ingin dengar kepakan sayap malaikat yang ingin hinggap di lamunan. tidak ingin terbang tinggi di angkasa untuk membuktikan aku benar. jagad raya tidak cukup luas untuk memenuhi sebuah mimpi. kulihat kau berdiri dengan tangan kosong, matamu tertawa dan kau berkata, aku lupa kau ingin kubawakan apa.
kau berdusta. bagaimana mungkin melupakan dua kata, seisi dunia. aku bilang, aku ingin kaubawakan seisi dunia. kau dan aku sama sama tahu, jagad raya lebih luas dari dunia. manusia dan katak juga sama, kerap menginginkan yang tidak dibutuhkan. agar jagad raya lebih berwarna, kau harus ada. kudengar malaikat mengepakkan sayapnya, bersiap terbang untuk mengadu kepada tuhan. tapi tuhan sudah melihat dengan matanya sendiri, mendengar dengan telinganya sendiri, mengerti dengan pemahamannya sendiri. bahwa aku tidak mengatakan sesuatu yang salah*

*

sumpah serapah berhamburan bersama ludahnya. menakjubkan, bagaimana rahang yang begitu sempit bisa dihuni banyak jenis binatang. dan ia kelihatan normal. malah sedikit kocak.ada yang setinggi jarapah melongok dari celah bibirnya, sepasang mata ketololan memandang sekitar, seakan akan berharap menemukan seseorang yang dikenal. pantas kelihatan lucu, ingatannya telah sepenuhnya hilang. mestinya ia tidak ingat cara memaki, rasa marah serta bagaimana menumpahkan segala yang membatu di dalam lehernya. marah dengan cara yang salah menyebabkan marah tidak seperti marah dan tidak menimbulkan amarah. seandainya ia marah dengan cara benar dengan tidak sengaja, pasti masih ada yang tidak benar pada ingatan yang hilang. ia bisa lupa apa sebabnya ia marah dan melempar sumpah jerapah keluar dari mulutnya. bukan jerapah saja, banyak jenis binatang sedang berlompatan meninggalkan rongga mulutnya. pada suatu hari yang selain hari ini, saat ia sedang menangis, mungkin, akan kuhampiri, mendekat, sesaat mencoba menebak, sebab apa yang bikin ia menangis. kemarahannya lebih perkasa dan tidak berdosa. mengantarkan ingatanku kepada sebuah kapal yang dibuat dan dinahkodai seorang nabi. kapal yang kokoh, yang tahan segala cuaca, kapal yang cukup sempurna untuk berayun ayun pada puncak gelombang saat air bah menenggelamkan seisi dunia. tak ada badai yang tak pernah reda. kapal berhenti di tepi daratan, binatang binatang penumpang kapal berbaris menuju daratan, sepasang jerapah juga ada di antara mereka. banyak jenis binatang selamat dari bencana  binatang binatang tersebut keluar dari kapal, menggerakkan leher sambil memandang sekitar dengan sepasang mata ketololan. kapal tidak marah, tidak bersuara. hanya ada bunyi langkah kaki para binatang, sangat bebeda dengan lengkingan suara manusia yang sedang marah. ia mungkin akan berhenti menangis setelah mendengar ceritaku, bahwa mulutnya mengingatkanku pada kisah sebuah kapal yang dibuat dan dinahkodai seorang nabi.  kapal dan mulut dari mana banyak jenis binatang mendadak bermunculan seperti pada pertunjukan sulap*

Senin, 04 November 2013

*

apakah seekor ikan air tawar akan mati jika tercebur ke dalam laut. kalau tidak mati, apakah karena laut terdiri dari air. kalau mati, apakah karena kandungan garam menyebabkan air laut tidak tawar lagi. bukan pertanyaan dalam. pasti tidak sukar menemukan jawaban jika mau mencari. bisa jadi tidak asyik. beberapa pertanyaan dangkal sanggup menenggelamkan hidup dalam kesenangan sepanjang usia.
apakah seekor ikan air tawar akan mati jika tercebur ke dalam laut. akuarium melebar dan bertambah dalam, koral dan karang cantik berserakan, air menghangat dan terasa sedap. matipun tidak sia sia demi sesaat yang luar biasa. hidup selamanya dalam keajaiban indah yang tak terbayangkan sebelumnya. alangkah beruntungnya seekor ikan air tawar yang berani bertanya, yang pernah sembarangan menduga bahwa ada air yang tidak tawar di luar sana. air yang menyimpan kematian atau kehidupan sebagai hadiah kejutan untuk sebuah petualangan.
seorang manusia, lebih masuk akal jika dia anak nakal yang jahil akibat kurang perhatian, akan melakukan percobaan untuk mewujudkan kegilaan hasrat seekor ikan air tawar. jika tidak ada jenis manusia yang mampu dan bersedia mengambil resiko kehilangan hewan peliharaan, alam semesta akan menerima perannya. menciptakan getaran kuat, mendatangkan gelombang dahsyat dan ombak hebat, untuk mengirimkan air laut ke dalam akuarium.
sebelum segala macam kemungkinan berlebihan menjadi kenyataan di luar akal. siapapun yang bertanya, apakah seekor ikan air tawar akan mati jika tercebur ke dalam laut, sebaiknya jatuh tertidur. akan lebih baik lagi kalau manusia itu bermimpi bertemu seekor tupai betina yang sangat pintar, baik hati dan setia kawan. satu satunya tupai betina di dunia, yang mengenakan baju dan helm luar angkasa sepanjang hari agar dapat tinggal di dasar laut dan bermain bersama sahabat sahabatnya*