Kamis, 31 Juli 2014

:D

nyaris gila dihantui kewarasannya sendiri, seorang manusia menuduh dirinya gila. tak ada yang dapat menghibur dan menenangkannya, selain kegilaannya*

*

bisakah kaurasakan kehampaan ini. tak perlu kaujawab, rasakan saja.
tak inginkah kaugigit lidah. tak perlu kaukerjakan, percaya saja itu bukan berarti tidak bijaksana.
semasa bayi semua manusia melelehkan ludah tanpa kehendak atau niat mengotori wajah, hanya sebab dan alasan yang dikatakan orang dewasa, karena sedang tumbuh gigi atau yang lain. setelah tumbuh dewasa, tak semua manusia mahir meludah, tanpa niat atau kehendak menjaga kebersihan lingkungan.
karena aku hanya dapat menelan ludah. yang mahir meludah tapi tidak meludah sembarangan kukira lebih sopan dan bermartabat ketimbang yang tidak meludah sembarangan karena hanya dapat menelan ludah di mana mana.
adakah kebaikan tidak disengaja. jangan katakan apa apa. aku tak mau mendengar sebab atau alasan. kebenaran tak butuh pembenaran, telan saja, seperti menelan ludah.
bagaimana rasanya ludah, tanyalah pada lidah. saat sedang kumat, tanyalah pada cinta bagaimana rasanya ciuman pertama. kutelan ludah sebelum ada yang sempat berkata, nikmati saja.
kehampaan bukan ruang, bukan uang, bukan orang, bukan setan, apalagi tuhan. bukan. bahkan namanyapun bukan. jadi apa yang kita bicarakan. tak usah berdalih, cinta tak butuh membela diri. cinta lagi, cinta lagi. rasain*

*

dunia penuh warna, penuh nada, menyala nyala. berapa jarak pandang tak jadi soal. dunia sesempit apa, tetap dunia penuh warna, penuh nada, menyala nyala. adakah yang belum ditanyakan, belum terjawab. seolah tuntas, tak butuh penjelasan. bebarapa kanak kanak mondar mandir, laki laki dan perempuan kecil, di dunia kecil. bagaimana bisa lupa telah kehilangan kata kata. kanak kanak tertawa dan bicara bahasa rumah. hari baru, hati baru, dirayakan setiap waktu. siapa saja dapat nyasar di tengah keramaian pasar, juga kematian, tak menemukan jalan. malah ada yang menyangka kematian adalah pedagang, kesepian menunggu tawaran seseorang yang ingin memiliki ruang tapi tak punya banyak uang untuk membeli jarak dan sekat. seorang anak perempuan bajunya berhias renda merah menari di depan lapak pedagang vcd. tanpa malu malu, tanpa ragu, sesaat kemudian tertawa keras dan berlari bersama beberapa teman. mungkin ada yang tahu, apa gerangan yang lucu dan menyenangkan. mungkin, tak pernah habis, karena segalanya murah meriah, menyala nyala*.

kesombongan atau kesadaran

aku tak butuh mesin waktu, aku sudah punya rindu*

*

dapatkah seorang perempuan bersaing dengan tuhan. tanya seorang perempuan kepada seorang lelaki pecundang. karena sia sia bertanya pada tuhan, yang katanya maha penyayang, tapi selalu diam. seorang perempuan ingin jawaban, kalau dapat, seorang perempuan bersedia mengerjakan apa saja untuk mengalahkan tuhan dalam hal menyayangi seorang lelaki pecundang. apa saja, telanjang, oral, anal, sembahyang, membaca dan menghapal kitab kitab, berdebat, pura pura sepakat, tirakat, nekat, bersekutu dengan setan, berkorban jiwa raga, mati matian hingga mati sungguhan. yang mana, dapat dikerjakan seorang perempuan untuk menyaingi tuhan. bahkan setan dan seorang lelaki pecundang mendadak diam, pura pura jadi tuhan saat seorang perempuan bertanya, dapatkah seorang perempuan bersaing dengan tuhan. setidaknya pertanyaan seorang perempuan sempat menyita perhatian seisi semesta. memang tak ada yang berani memberi jawab, benar atau salah, sebaiknya pura pura tidak paham. mereka semua, termasuk setan dan seorang lelaki pecundang yang mendengar pertanyaan seorang perempuan malah bertanya, kenapa tuhan menciptakan seorang perempuan kurang ajar. tuhan selalu diam. seorang perempuan yang bertanya kepada seorang lelaki pecundang, sedikitpun tak keberatan menjadi kurang ajar jika dengan begitu seorang perempuan dapat bersaing dengan tuhan, hanya dalam urusan paling sepele di jagat raya, menyayangi seorang lelaki. mungkinkah tuhan akhirnya tak tahan, seorang perempuan kurang ajar akhirnya tak sabar menanti jawaban, demi menghalau keputus asaan, seorang perempuan membayangkan tuhan diam karena bimbang, haruskah menyesal karena telah menciptakan seorang perempuan kurang ajar, tidakkah dunia akan jauh lebih baik bila tak ada perempuan, setidaknya seorang perempuan kurang ajar, bila seorang perempuan kurang ajar dimusnahkan demi kebaikan apakah tuhan akan tetap dikenal sebagai tuhan sang maha penyayang. seorang perempuan mengerutkan keningnya, seorang perempuan kurang ajar tetaplah cuma seorang perempuan, dapat merasakan sakit kepala, sakit hati, sakit jiwa, sakit cinta, hingga mau muntah*

Rabu, 30 Juli 2014

*

bagaimana aku tahu isi kepalamu. aku tidak tahu. aku tidak meramal atau menebak apapun. aku hanya merasa melihat matamu setiap waktu. aku tidak tahu kenapa begitu. aku hanya berharap suatu saat, meski sekejap kau melihatku. dengan matamu, kaulihat kaulah isi kepalaku, tak ada otak di situ, tak ada apapun selain kau dalam kepalaku. kulihat kau tak peduli, tak resah sama sekali, aku menyayangimu tanpa memikirkan apapun*

*

kurasa kita telah bicara tentang segalanya. atau itu cuma perasaanku saja. seperrti semua kenyataan, hanya perasaan. katakan itu kebodohan. kalau kau yang bilang kurasa sangat tepat, selalu tepat. katakan itu keajaiban atau kebodohan terbodoh. perasaanku berkata semakin aku payah, semakin sulit kau sayang. katakan itu tantangan. kurasa kau selalu menang. perasaanku jadi senang. kau setajam pedang. perasaanku berlarian, sebelum tumbang. katakan aku se batang perempuan. aku merasa serupa pohon atau coklat*

Senin, 28 Juli 2014

*

kau maha besar kau maha besar kau maha besar. riuh sekali. untung kau tak dengar, karena kau maha besar. aku suka kembang api, seolah olah langit digebrak berkali kali, hingga retak dan butuh di las. sering kuihat tukang las bekerja, mengolah logam, mengendalikan selang berujung letupan panas, mengarahkan cahaya bersuhu tinggi. apa yang terjadi di atas sana, tempat kembang api bermekaran, cahaya warna warni muncrat, lenyap sebelum jatuh menyentuh tanah. kelihatan indah, kelihatan wah. bau manis asam arak terendus tajam. mabuk kemenangan sebelum perang, tanpa perang.
jika kau maha besar, aku pasti kautemukan. aman, tidak tersesat, hanya berserakan. seperti bintang di langit atau pasir di gurun, sesuatu yang selalu terhampar, medan pertempuran yang tak pernah berperang. tak pernah merayakan kemenangan. tak dapat berseru atau mendengar seruan, kau maha besar, kau maha pendengar. hingga akhir jaman*

Minggu, 27 Juli 2014

00.00

tengah malam datang. aku tidak membuang waktu. aku menanam rindu di langit langit kamar. mengubur hasrat di langit luas. jantungku terjaga. kau baru mengecupnya. langit langit kamar dan langit luas menawarkan tempat, tapi kecupanmu paling hangat*

alasan

di sini, ya di sini. ada berapa sini yang boleh menjadi di sini. karena manusia sepertiku selalu asal bicara. benarkah aku manusia asal bicara, dunia, surga, neraka. demi setan, aku penasaran, bagaimana rasanya sembahyang. lapar atau kenyang, haus atau puas. jangan sungkan, manusia perlu kesan dan pesan sebelum nisan*

cara mencipta pelangi

mendengar seperti buta.
melihat seperti tuli.
mencintai seperti benci.
ulangi, ulangi, ulangi*

Sabtu, 26 Juli 2014

bukan roman picisan

di antara seribu ciuman, kusibukkan diri menciptakan satu roman paling picisan. kau masih sabar, harus sabar. hanya demi setangkup roti bakar. keluguannya akan memaklumi kemanusiaan. menyebut kerakusan sebagai ketulusan menyayangi kehidupan.
satu roman paling picisan melahirkan bocah bocah pencari pengakuan, bercita cita mengawetkan namanya serupa manisan atau ikan asin. tanpa peringatan tentang sakit gigi atau darah tinggi. menghabiskan terlalu banyak energi untuk bergidik kepada ketombe di kepalanya sendiri.
jangan bilang tidak, sebelum ciuman ke seribu satu kali. apakah satu malam untuk satu ciuman. kau harus sabar. demi perut perut ketagihan rasa lapar, kepala kepala gatal, perempuan pembual, kapal karam, perundingan, ratapan sebelah sandal.
kalau kau masih sabar, akan kutawarkan segelas minuman. squash atau air garam, yang mana bikin kau lupa daratan. kehausan sekedar kebetulan, atau isyarat kematian. hm, setelah seribu dua kali ciuman belum telanjang, bagaimana mungkin kau masih sabar*

jadi jadian

api menyejukkan diri ketika aku mulai menjadi abu.
api memadamkan diri ketika seluruh aku telah jadi abu.
abu tak menjadi aku, abu tak peduli apakah soal waktu atau menjadi sesuatu, yang membuatnya tak lagi menyala, tak lagi menelan udara*

*

lagu lagu tidak menua. ia bernama nostalgia, kenangan, menjadi satu satunya penghibur orang orang yang kehilangan keberanian untuk melupakan yang mestinya dilupakan. ia heran mendapati kenyataan, orang orang lebih menyayangi semua yang telah pergi. serupa anak anak menanti buah tangan dari ibu yang sedang keluar rumah. mengintip satu kali setiap menit ke dalam dirinya sendiri. melihat waktu dan ruang tunggu bertukar cerita dan nama nama tokohnya. berharap penuh seuatu ketika semua akan kembali semula, tepat dan menancap, serupa tugu atau patung atau air mancur*

muah

tak ada yang dapat kukatakan. terlalu hangat. terlalu sejuk. terlalu hitam. terlalu biru. aku mestinya bertanya tentang sesuatu sekedar untuk meredakan gemuruh angin. aku tahu itu terlalu memaksakan diri, untuk tidak peduli, berlagak tuli, lumpuh dan terjatuh. sesungguhnya jauh lebih buruk, sebelum yang sebenarnya jauh lebih baik. aku kecewa, lalu tertawa, lalu tidak menemukan satupun kata yang berani mengenal kita*

*

ada apa dengan jiwaku. sepertinya ia marah atau ngambek, tak sudi bicara denganku. mungkin cemburu, merasa tersisih, merasa tak diinginkan, tak diperlakukan sepantasnya. kenapa baru sekarang ia bertingkah. padahal dari dulu aku begini, cuek dan brengsek. kenapa baru sekarang ia bersikap tak pengertian. seperti baru kenal saja. kalau kau bosan denganku, katakan saja maumu, jadi tulang, daging, kulit. kau kan tahu mereka semua berwarna karena kau ada*

bias

mati lampu, cuma itu yang diserukan. padahal saat mati lampu, banyak yang mati selain lampu*

?

seandainya aku bunuh diri. siapa yang bakal mati*

Kamis, 24 Juli 2014

;)

kalau sungguh layak, kesanggupan menahan hasrat sebaiknya mencakup segalanya. juga hasrat merasakan kepuasaan dan kenyamanan. kadang kadang begitu parah hingga lebih dekat ke arah kesintingan dan paranoid. tidak sulit, menyulut sigaret pada jam 5.07 sore, menghisap dan menghembuskannya tidak nikmat nikmat amat. norak. serunya adalah melihat kau terharu atau muak padaku, simpan saja pahalamu, atau berikan pada orang lain yang lebih membutuhkan. apakah aku menggemaskan atau menjijikkan, sama sama tak akan kaukatakan. meskipun masih sia sia, kau tak menyerah membuatku putus asa sesaat setelah sekali lagi memecahkan kesunyian*

Rabu, 23 Juli 2014

kembang api

kau menakjubkan. akhirnya kutuliskan dengan cara paling biasa. karena kau menkajubkan, kau tak akan kecewa membaca tulisanku yang biasa. itulah enaknya bicara denganmu, kau tak pernah menyela kalimatku, tak pula mencela. wajar saja aku jatuh cinta. sudah biasa, selalu biasa, maka aku bisa.
bisa pula bertanya, ada apa di antara kita, ruang, jarak, kerinduan. segala macam yang terasa terlalu alay untuk kita. aku tak sudi jadi sesuatu yang terlalu ini atau itu. kau memang menakjubkan, karena mengerti aku. tak mengertipun tak jadi soal selama aku merasa dimengerti. kau menakjubkan karena mengerti, aku tak mengerti. kutemukan kian banyak ketakjuban setelah kutuliskan kau menakjubkan dengan cara paling biasa. aku sedang menghibur, menyangkal atau membela diri, aku tak peduli. aku suka kaunyalakan api. kau menakjubkan, mengalahkan bintang bintang*

Senin, 21 Juli 2014

*

perempuan montok itu seorang ibu yang terburu buru menaiki bis antar kota, bersama anak perempuannya. dandanannya biasa, cenderung buruk. usia anaknya mungkin sekitar sembilan atau sepuluh tahun, rambutnya panjang, tebal, dan hitam, dihiasi bando plastik. dua perempuan, ibu dan anak berdiri berhadapan di tengah bis, menyanyi bergantian, lagunya tidak bagus. singkatnya mereka pengamen yang sedang mengamen di atas bis antar kota. usai menyanyi, si anak menyodorkan sebuah kantong kecil bekas bungkus permen kepada setiap penumpang, berharap setiap penumpang akan menaruh uangnya di dalam kantong bekas pembungkus permen. akhirnya si anak perempuan tiba di bagian paling belakang bis, menyerahkan kantong bekas pembungkus permen kepada ibunya. lantas anak perempuan duduk di tangga teratas pada pintu belakang bis, mengeluarkan sebungkus mie goreng instan yang telah terbuka dari kantong celana pendeknya dan mulai memakan mie goreng instan tanpa dimasak. sesekali ibu dan anak perempuannya bercakap, entah tentang apa.
kualihkan pandangan ke samping kanan, kulihat kedua anakku sedang memandangi ibu dan anak perempuan pengamen, persis sama dengan yang sedang kukerjakan sebelum kualihkan pandang. sesaat kemudian, anakku menoleh ke arahku, mungkin karena merasa aku sedang memandangnya. anak perempuanku balas menatapku, tiba tiba bibirnya bergerak, mengucapkan kata, kasihan, tanpa suara. aku diam. sama sekali diam, tak punya pilihan, lupa cara bicara, bahkan lupa cara menganggukkan kepala.
kutulis ini dengan susah payah, setelah aku putus asa, tak tahu cara mengingat dan memahami apa saja yang pernah kulihat dan kuamati dengan hati hati*

Minggu, 20 Juli 2014

*

aku terbang, serupa seekor ikan menyelam ke dalam bayang bayang bulan*

Minggu, 13 Juli 2014

eternal kiss

apakah yang dapat menghangatkan, mantel, selimut, suara, sepasang mata, atau lengan, sebidang dada.
semuanya.
kau serakah.
apakah yang membuatmu menggigil kedinginan.
menentukan pilihan.
kau bimbang.
apa kau tak bisa diam.
aku suka mengecam 
kau kejam.
aku kenyataan.
aku tak peduli padamu.
kau kekanakan.
kau menyebalkan.
kau boleh balas dendam.
sekarang aku mulai kegerahan.
apakah yang dapat menyejukkan, angin, pohon rindang, suara, sepesang mata, atau lengan, sebidang dada.
aku malas mengulang percakapan.
kau tak mau paham.
kau sialan.
aku kebenaran.
aku tak butuh, tak peduli, tak mau.
itu salahmu.
itu masalahmu.
masalahmu adalah masalahku.
aku tak setuju.
masih banyak waktu.
sampai kapanpun aku tak setuju.
tentu, masih banyak waktu untuk perang lidah denganku.
mmm...*

Sabtu, 12 Juli 2014

moron

setiap kali bertemu pandang dengan seorang gila, aku merasa tak berdaya.
orang gila berkata lewat tatapan matanya, aku mengerti kegilaanmu, kau tahu kau lebih gila dariku.
orang gila itu sengaja menjadi gila agar tak dapat kubertanya, bagaimana dia tahu.
orang gila selalu cepat mengalihkan pandangannya dan berlalu, bersama rahasia kecilku yang telah terbuka selebar jalan jalan yang pernah ditempuhnya, yang tak akan pernah diceritakannya kepada siapapun.
aku tak tahu, orang gila itu sengaja melakukannya supaya aku bisa merasa malu atau terharu, karena masih merindukanmu*

Jumat, 11 Juli 2014

*

semua salahku. lebih baik aku lebih dungu dari batu. batu buta, diam. tidak tahu hidup mati. tidak tahu aku*

*

seandainya anak anak itu adalah anak anakku, sebanyak apa simpati atau kepedulian seisi dunia sanggup meringankan dukaku. tak ada, sebanyak apapun, tak akan sanggup.
maka biarkan aku bebal, hingga cukup gila untuk berteriak di jalan jalan, lebih baik lagi bila telanjang dan berdarah darah, serupa ibu yang baru kehilangan anak anaknya, hingga aku sanggup berkata, jangan anak anak mereka, biar anakku saja, karena harapan dan cintanya lebih besar dari harapan dan cintaku untuk anak anakku. mungkin dia akan menyayangiku seperti dia menyayangi seorang nabi besar pada jaman dulu kala. mendengar dan mengerti, lantas memindahkan jatuhnya rudal dari kota ke padang rumput, agar anak anak domba atau binatang apa saja boleh mati sebagai korban untuk menggantikan anak anak manusia.
tapi, itu tidak terjadi, kukira tak akan pernah, aku cuma bisa memilih menjadi manusia normal, naluri keibuanku menghendakiku berkata logis, aku masih waras, tidak pantas menangis, malah mestinya tersenyum dan bersyukut, bahwa anak anakku hidup, sehat dan utuh, berada jauh dari ancaman rudal, dan dia tidak sampai hati menguji ketaatanku dengan perintah untuk menyembelih anakku.
apakah aku salah, aku benar benar bertanya*

Rabu, 09 Juli 2014

bahasa embun

aku tak pernah kehabisan waktu, waktu yang menghabiskan aku.
dahaga waktu mencairkan aku, mengalirkan aku di antara
perbincangan ringan dahan dan ranting, tentang musim kering.
pohon itu tidak peduli atau tidak mengerti, kerinduan sebutir air*

bahasa telaga

bagaimana caranya mengatakan terima kasih keoada manusia manusia yang sedang berkemah. api unggun mereka membuat mataku menyala, dedaunan dan bunga bunga berwarna cerah, tidak kehilangan warna saat matahari pergi. semua tumbuhan dan mahluk warna warni, bukan cuma ilusi. tak ada apapun, sekalipun seterang dan sehangat matahari dapat merampas warna yang bukan miliknya. cahaya tidak memberi warna. kegelapan menghitamkan segala. tapi tak ada gelap yang bertahan lebih dari semalam. menikmati tarian api menjadikan malam makin sebentar. apalagi kudengar bisikan suara suara mengatakan tepianku indah.
kutelan ludah, sekalian kutelan sedikit sampah, sisa kopi  dan puntung sigaret yang mereka lontarkan. tanpa niat membalas jasa, hanya mengerjakan apa yang dapat kukerjakan. kukira begitu yang mereka pahami tentang persahabatan, yang kudengar juga dari suara suara yang membuat wajah manusia merona. mereka akan berjaga hingga pagi, bersamaku, ditemani tarian api, bayangannya melonjak lonjak di wajah kami.
angin bersiul, api terus menari. langit mengedipkan satu matanya. mengejek atau menggoda, tapi tak hendak memalingkan pandangannya dari mataku.
bagaimana caranya mengatakan kepada manusia manusia yang berkemah. api unggun mereka menjernihkan mataku, dapat kulihat langit ternyata sangat narsis, tak berhenti memandangi wajahnya sendiri. kerling matanya seakan berkata, pagi atau malam, mata jernih atau matahari, langit selalu cantik*

Selasa, 08 Juli 2014

dor

aku ngeri membaca tulisanku. ngeri atau takjub, tergantung jumlah kancing di bajuku. ternyata kepalaku macam bom rakitan yang belum menemukan korban. bunyinya menjengkelkan, kabel kabel semrawut, simpang siur, malang melintang, ada lampu kecil berkedip tanpa jeda, bikin pusing dan mual. itu yang kutahu, semua orang juga tahu. yang tidak kutahu siapa gerangan perakit bom berbentuk kepala manusia. bisakah iblis mencipta.
ada yang salah, kepala tidak berbunyi, yang terdengar menjengkelkan mestinya berasal dari luar kepala. selama korban belum ditemukan tidak ada kejahatan. apakah ledakan adalah kejahatan. tanyakan pada petasan.
nah, mungkin kepalaku cuma petasan, bukan bom. mainan anak anak nakal. patasan sengaja dinyalakan untuk mendengar ledakan. petasan, tidak serupa bom, petasan tidak perlu dijinakkan. tidak mengerikan, kadang kadang menakjubkan, tidak menakutkan. jauh sekali selisih korban bom dan petasan yang sama sama meledak. tujuan ledakannya juga sangat berbeda, ledakan bom tujuannya meneror, ledakan petasan untuk kemeriahan perayaan atau kejutan.
wah, berhasil. menghibur diri sendiri tidak sulit. bahkan tidak perlu menghidupkan televisi. bukan soal siapa pembuatnya, semua orang tahu, petasan dibuat untuk menyenangkan orang orang kecil pada hari hari besar*

Senin, 07 Juli 2014

tragis vs ironis

rambut putih bisa kelihatan sexy kalau tidak tumbuh dari kepalaku sendiri.
karena tidak sedang memandang kaca, kalau di kapalaku tumbuh rambut putihpun, boroboro kelihatan sexy, kelihatan saja tidak. hahaha. aku serius ketawa. karena kalau tidak bilang serius bisa dikira mainmain belaka. segitunya atau segininya ya. kalau bukan tuhan mana mungkin merasa paling benar*

Minggu, 06 Juli 2014

malam minggu

malam membisu. tidak berbagi keluh dengan siapapun. akhir pekan sedang dirayakan di sepanjang jalan. oleh manusia manusia yang terpikat pada pencarian. teman, kebersamaan, kesenangan, mereka berkumpul di bawah lampu. seperti pencari menemukan pencerahan, pencari bertukar cerita, penemuan yang didaur ulang, kesimpulan dan kemungkinan melompat, saling bertukar tempat. persis sepekan silam atau sepekan yang akan datang.
manusia seakan dirancang untuk mencari tempat, merapat, berdebat, sepakat, terikat, sebelum wafat. kenapa, kenapa bukan mengapa, mengapa, mengapa bukan begaimana.
aku hanya ingin bicara dengan kau saja, yang membisu serupa malam ini. yang membangunkan pagi serupa mimpi. hidup macam kutukan, dan ini bukan keluhan. kutukan yang hanya punah oleh satu ciuman kematian. manusia dikutuk untuk mempertahankan kutukan, dengan segenap daya, dengan segala upaya. semangat adalah musuh terkuat.
malam membisu, tidak terusik sedikitpun oleh kalimat kalimat buruk yang disusun seorang manusia yang tak tahu mesti mencari apa. manusia yang menghabiskan waktu untuk mencoba menciptakan keprihatinan untuk tanah dan debu yang dikutuk menjadi dirinya.
hahaha, cukupkah berlebihan. lumayan, cuma lumayan. sukup menyesatkan lampu menerangi jalan jalan tak bernama. anak anak bermain di sana, berlarian, berkejaran, saling melontarkan tanda tanya. tanpa kenapa, mengapa atau bagaimana. hanya tanda tanya, tidak terikat kata, berloncatan di atas semua kalimat yang tak pernah dapat menangkapnya*

Jumat, 04 Juli 2014

*

pikiran sebaiknya tidak kusut, tak ada cara untuk meluruskan pikiran. selembar kertas, seutas benang, atau aneka jenis benda yang bisa kusut, bila harus pasti bisa bisa lurus. tapi pikiran kusut, tak peduli harus, tak bisa lurus. tak ada harapan meluruskan kekusutan yang tak terlihat.
apa hubungan pernyataan di atas dengan sebuah truk besar yang terguling, melintang pada setengah bagian jalan,.muatannya bercecren. mungkin ada. pada kata terlihat dan tak terlihat.
pasti macet. truk besar seperti raksasa, sedang berbaring seenaknya pada seruas jalan. menghalangi semua perjalanan. seperti kekenyangan, truk besar muntah, muatannya berserakan. sangat banyak karung putih, mungkin berisi tepung, yang pasti berbentuk serbuk putih dan halus. beberapa orang sibuk mengangkuti karung putih ke tepi jalan, agar truk besar dapat dibereskan letaknya mesti lebih dulu dikosongkan.
setidaknya  pekerjaan melelahkan, perjalanan menghabiskan waktu. macet. macet.
berapa orang tidak peduli pada kekusutan peristiwa yang baru terjadi. tabrakan beruntun. kecelakaan sudah biasa. tak dapat dihindari, sudah terjadi. tapi kenapa kemacetannya separah ini. jam berapa tiba di tujuan nanti. dua buah mobil remuk di tepi jalan menunjukkan kejadiannya mengerikan.
tapi pikiran kusut itu bernyanyi, lagu yang dinyanyikan kiara, seekor singa betina
In a perfect world One we've never known
We would never need to face the world alone
They can have the world We'll create our own
I may not be brave or strong or smart
But somewhere in my secret heart
I know Love will find a way
Anywhere I go I'm home
If you are there beside me
Like dark turning into day
Somehow we'll come through
Now that I've found you
Love will find a way
kenapa. kemacetan tak dapat menghalangi jalan. apa hubungannya dengan cinta. tak ada, tak tahu. tapi, ah terlalu banyak tapi. berapa jiwa melayang di udara, terbang.
rumah hati, pikiran kusut, sebuah kecelakaan telah terjadi karena seseorang perlu menyanyikan lagu, yang didengarnya pertama saat menonton film kartun. seorang teman pernah berkata, singa saja mikir, masa manusia bebal. bebal samakah dengan kusut. tapi bukan itu. alangkah banyaknya yang dilihat pohon pohon di tepi jalan itu. apa yang akan terjadi satu menit lagi. kenapa menangis. kenapa tersenyum.
satu menit lagi, cinta akan menemukan jalan, melewati kecelakaan, menerobos kemacetan. tapi mestinya lebih berarti, tidak, lebih baik begini. tapi, tapi, ah satu menit lagi*

Kamis, 03 Juli 2014

*

sayangilah aku, karena pengecut. jika aku gagah berani tentu tak sesulit ini. kesulitan yang kutempuh mestinya membuatmu tersentuh. betapa besarnya hasratku. aku cuma pengecut, sayangilah aku, pegang tanganku erat erat. kau tak pernah surut, aku takut hanyut*

istighosah

setiap hari, buku buku, segenap surat kebar dan majalah, selebaran, berserta segenap surat dan kertas kertas berserakan, tak lupa berdoa. semoga cinta itu nyata, meski hamba hanya mengenal kata*

*

benda benda tak lagi berbunyi. mereka sepakat berdiam diri setelah mengirimkan pesan dalam botol, kosong. terhirup aroma, kenangan mantan penghuninya, berarti pernah ada. setelah tak bersisa, kekosongannya malah menyalakan ingatan, kalau bukan kerinduan. lidah kepada rasa. angan kepada harapan. ia tidak tuli, tidak buta, hanya gemar mengada ada.
tidur atau anggur, jalan lurus menuju kubur.
benda benda tak pernah hidup, tak pernah membusuk.
terkutuklah kantuk. terkutuklah segala macam mabuk. ia menutup hidung, namun mulutnya masih mengendus bau kata katanya yang mencemari udara*

*

kulit ular, sayap kupu kupu, cahaya kunang kunang, sarang laba laba, rumah siput. mana yang setara cinta manusia. manusia terjaga, manusia terlena, manusia terlelap, manusia waspada, manusia merasa, manusia menduga, manusia percaya, manusia hampa. siapa berkata, binatang mempunyai sarang, tapi manusia tak punya tempat untuk meletakkan kepalanya. semua ini konyol, seorang manusia kacau sedang berebut sunyi dengan suaranya sendiri*

Selasa, 01 Juli 2014

*

kekuasaan tidakkah membosankan. lucunya yang mengatakan adalah orang yang tak punya kekuasaan apa apa selain bermain kata. itu juga bukan kekuasaan, hanya kebiasaan atau mungkin juga latihan. senangnya, pada akhirnya seseorang berhasil menjadi bosan dengan kebiasaannya, sesuatu yang telah dikuasainya, meskipun mungkin hanya itu satu satunya kebisaannya. ia bosan. hahaha. ia ingin jingkrak jingkrak setelah menyadari bermain kata akhirnya membosankan baginya. apakah itu berarti ia telah menguasainya, atau justru terbebas dari jerat kekuasaannya. ia masih bermain kata meski bosan. ia bosan bermain kata meski bisa. ya tuhan, kasihanilah ia, lebih banyak dari rasa kesihannya pada tuhan. tuhan maha kuasa, selamanya maha kuasa, jadi maha bisa, bisa tidak pernah bosan.
ia tahu, baginya sama saja dengan sok tahu, ia harus meninggalkan segalanya selagi masih nikmat. demi kenikmatan selanjutnya. seperti minum arak. seperti mendaki langkah demi langkah, atau anak tangga. tak akan ke mana mana jika tidak beranjak. mau sampai kapan menikmati menulis dan membaca, seandainyapun sangat berharga, selalu ada lebih banyak yang tak terlihat. pergilah. pergilah. pergilah. tinggalkan, atau ia akan lupa sama sekali bagaimana caranya menikmati dengan sepenuh hati.
ia ingin membujuk dirinya dengan kalimat, sebenarnya belum selesai, belum menguasai. kenapa harus berhenti, kopi selalu nikmat, juga sigaret dan bicara dengan diri sendiri. ke mana lagi hendak berlari, hendak sembunyi, mau jadi pengecut atau pengkhianat terhadap kata hati. tapi hatinya terlalu banyak berkata kata, ia tak tahu mana yang sejati dan pantas dituruti. ia pernah membaca, diberkatilah mereka yang mengalami saat saat ragu. ia butuh menikmati keraguan, jika tidak ingin terjerumus dalam kesombongan. melihatnya memandang dunia dan dirinya, siapa saja baiknya tertawa. apapun yang dikatakan, dituliskan, diragukan, diputuskan olehnya, tak akan mengubah apapun. jadi kenapa harus dirumitkan. justru itu, karena apapun juga, sama sama tidak bermakna, jadi rumit. jika ia tahu di mana ia akan menemukan makna, entah apa, tak akan rumit, ia akan berjalan lurus ke arahnya. justru karena semuanya sia sia, ia mesti merumitkan dirinya, mengisi kesia siaannya dengan sesuatu yang membuatnya merasa hidup.
lihat anak kucing itu, menatap dengan mata hitam berkilat, menggerakkan kaki depannya untuk mendapatkan perhatian. betapa lucu dan menghibur. ada beberapa menit dalam kehidupan si anakkucing yang mengirimkan ingatan atau kenangan penting untuk seseorang. anak kucing itu mestinya tak tahu apa apa tentang alam semesta*

keikhlasan

separuh muak, separuh memuja. begitu perasaanku bila kau sudi bertanya. untuk membuktikan segala yang kaupamerkan bukan cuma bayang, bukan cuma sayang. kau tahu, betapa sempit dunia dibanding hasrat manusia. jangan pakai perasaan, selalu kausarankan untuk menentukan jalan. jalan ke mana. kau tak butuh tujuan. mengikutimu aku bisa edan. jangan, katamu, aku tak berharap.
kita menikmati bulan yang sedang tak kelihatan, membakar ikan di tepi kolam. asapnya gurih, mataku perih. ada yang selalu menunggu, ada yang selalu ragu, ada yang selalu lucu, ada yang selalu pilu. haruskah minta ijin untuk terharu. pada kehidupan segar bugar atau manusia mansuia sekarat. kau melihat mereka sedang sibuk berdebat. aku mendekat, meraih pemantik di celah rumput. kau mengangguk, untuk apa, tanya yang mana. apakah aku boleh bersandar. apakah kau punya lengan untuk menopang. jantung untuk berdebar. catatan untuk dibakar. atau hanya kepalsuan yang kaubaca pada sepasang mata yang mencoba mengisyaratkan kepasrahan, karena sungguh sungguh lelah.
di sana juga ada matahari sedang bersembunyi. udara melahap semua aroma, asap gurih, asap pahit, bau rambut, kehangatan dari rongga mulut dan hidung. dia mendengar segala, suara dan senyap, menelannya bulat bulat, menjadikannya bahan bahan untuk bertahan hidup. tengah malam telah lewat, sekali lagi aku selamat. separuh tidak membunuhku, apapun itu. kau belum peduli. aku mengendalikan diri, kuda, anjing atau singa. darat atau laut. betapa mahirnya manusia menamai penghuni dunia. tiba tiba aku rindu membaca ensiklopedia, bila beruntung akan kutemukan kau di sana, memuaskan ingin tahu, menjelaskan dengan singkat segala yang ada dan nyata. sempurna dan sederhana.
separuh mesra, separuh manja. kau tempak bahagia. atau kebahagiaan sebenarnya lupa pada segala peristiwa. kau cantik saat kecewa, kau tak mengatakannya. kau menyayangi semua bayang, kerena mudah hilang dan selalu datang. berapa kali aku harus mengulang kesalahan, tak kaupermasalahkan. aku mengharapkan hujan bintang, kering dan terang. aku tak ingin kehilangan kau, satu satunya yang dapat menghapus ingatanku. aku ingin membakarmu, bersama ikan dan sigaretku. bila asapmu merasukiku, menebarkan aroma gurih dan pahit di udara, sejauh apa kau terbang. untuk apa kutanyakan*

*

kucari lagu sedih, kuajak bersuka hati. kutemukan seutas tali, kusuruh dia memilih, menggantung diri atau kulompati. kesedihan dalam lagu itu tak sabar menanti keputusan tali. aku pergi, lagu dan tali tak lagi membutuhkan motivasi*