Senin, 30 Desember 2013

*

pernahkah merasa bersalah. bagaimana rasanya bersalah. manis, pahit, asin, hambar, asam, panas, dingin. enak, gurih, sedap, pedas, segar, hangat, nikmat, sakit, sehat. kucoba menyebutkan semua rasa yang kuingat pernah ada dan dirasakan manusia. bisakah ditambahkan, salah, benar. seperti apa rasanya salah dan benar. salah benar terasa janggal disebut rasa. kalau cinta dan benci, serta semua pengikutnya, rindu, cemburu, galau, jenuh. rasa rasanya cuma bikin bingung. pernahkah merasa bersalah. bagaimana dapat menjawabnya jika tidak tahu bagaimana rasanya bersalah. aku sudah lupa namanya, cabang ilmu bahasa yang mempelajari makna kata. apa, lupa juga mempunyai rasa. lupa pernah merasa bersalah, ada banyak rasa di sana. rasa lupa, rasa bersalah, rasa pernah. seorang manusia cuma memiliki lima indera, sangat kurang. jauh dari cukup untuk merasakan setiap rasa yang mungkin ada, atau mengada ada. rasa bersalah, bagaimanakah rasanya, melihat, mendengar, mencium, mencecap, menyentuh, menggunakan mata, telinga, hidung, lidah, telapak tangan. di mana baiknya merasakan rasa bersalah. tentu saja, semua anak sekolahan akan menjawab serempak sambil menunjuk dadanya masing masing, pada hati nurani. seperti tidak pernah belajar biologi. padahal banyak di antara mereka yang ingin jadi dokter. dokter saja, tanpa jiwa dibelakangnya. bukan dokter jiwa, harus ditegaskan agar tidak salah ditafsirkan hingga menimbulkan rasa bersalah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana rasanya dengan ke lima indera manusia. masih panjang dan melingkar lingkar atau justru lurus dan segera putus. benarkah bertanya pada semua paus, di darat maupun laut. kalaupun salah, toh tidak tahu bagaimana rasanya bersalah. dapatkah merasa bersalah tanpa pernah tahu bagaimana sebenarnya rasanya bersalah. cukup. bagaimana rasanya cukup. aku merasa hidup. bagaimana rasanya hidup. cukup*