Sabtu, 07 Desember 2013

*

tak ada yang beres hari ini. ia mengeluh, atau hanya menyatakan pendapatnya. tak ada pendengar yang akan menanggapi kata katanya, semacam berkah tak ternilai untuk seorang yang plin plan. ia bebas memilih kata dan nada untuk setiap ucapannya. saklar lampu di dinding menanti sentuhan tangannya. menambah daftar berkah tak ternilai yang dimiliki seorang bimbang. gelap atau terang, manakah yang lebih disukai ruang. diam sejenak, ditunggunya isyarat dari langit langit rumahnya, adakah yang butuh sinar lampu. ia hanya ingin mengerjakan sesuatu yang akan menyenangkan siapapun di dekatnya. kursi, meja, lantai, lampu, debu, dan segenap penghuni rumah yang setia padanya. percaya bahwa ia cukup bijaksana untuk memilih, menyentuh saklar lampu, mendorong lembut dengan satu jari sebuah tombol, panjang dan ringan, menekan ka arah atas atau bawah. lampu selalu mematuhi kehendaknya. mati dan hidup hanya untuknya. keberesan atau kekacauan pada suatu hari adalah kesimpulan yang mudah diralat. lampu bukan matahari yang terbit pada waktunya setiap hari. seseorang yang punya rumah tidak butuh seluruh dunia untuk membereskan masalah. ragu ragu ia tersenyum, lampu bukan matahari, lampu menyala dan padam pada waktu yang dipilihnya. kecuali saat aliran listrik dari pln sedang brengsek. selama tak ada badai atau gangguan teknis yang menghambat aliran listrik, ia masih bimbang sambil tersenyum. saklar di dinding rumahnya sabar menunggunya membereskan sebuah hari, seperti yang ia inginkan. tiba tiba suara nyamuk menyapanya, mendengung hangat dekat telinganya. ia tidak yakin, merasa lebih tenang, ia kembali diam sejenak, mendengar, mungkin bisikan malaikat pelindungnya. segenap ruang juga diam, menemaninya mendengar. gerimis datang pelan pelan*