Senin, 02 Desember 2013

*

aku ingin memeluk seorang perempuan yang tidak mengenalku. tidak terkejut dan melangkah mundur ketika kudekati dengan lengan terentang dan mata berbinar. sebenarnya ingin aku berlari, menghambur ke arahnya, sambil berseru, ibu. dan berharap ia tidak mengerutkan kening atau lebih buruk, berlari menghindariku. menjauh, menciptakan jarak yang tidak dapat kuhapus. karena aku bukan anaknya, tidak patut berbuat dan berseru ibu kapada perempuan yang bukan ibuku, bahkan tidak mengenalku.
jika kutemukan perempuan yang tepat serupa yang kuharapkan, tidak menganggap aku hilang akal atau kesurupan hanya karena mencurahkan kerinduan. akan kupeluk erat. sangat erat, hingga aku dan perempuan itu sesak napas. aku tak peduli. lama sekali aku ingin menaruh kapalaku pada dadanya. berusaha mendengarkan jantungnya berdegup. menghirup aroma tubuhnya, merasakan rambutnya menggelitik kening. perempuan itu akan memberikan segalanya. meskipun kulitnya kusam, rambutnya berantakan, bajunya kumal. matanya mungkin kosong dan jauh, serupa lorong tak berujung. mata seorang perempuan yang telah melupakan kenyataan. tangannya mengusap punggungku, menghapus masa lalu dan setiap pertanyaan yang mungkin dilontarkan kehidupan*