Minggu, 30 Juni 2013

lokasi

jam setengah dua belas siang segalanya membesar di pasar. rasa lapar. dan kerinduan yang mekar dari dinding langgar, persis di sebelah wc umum. setiap manusia yang buang air kecil atau besar diwajibkan membayar. selalu kutahan sekuatnya hasratku untuk membuang hajat. sama beratnya dengan menahan kerinduan. lambung berlubang, pembengkakan ginjal dan usus membusuk, mungkin harga yang setara dengan cinta bertepuk sebelah tangan yang ingin kubaca di dinding langgar*

empat guru dengan satu lampu

dulu, aku ragu ragu. sekarang aku tidak percaya padamu. kelak pasti akan kutemukan sangkalan paling tajam untuk mematahkan keyakinanmu. karena aku perempuan. aku menganggapnya wajar, pernah kubaca bahwa para samurai berabad abad silam telah menerima tanggung jawab sebagai lelaki sejati yang memahami, sudah biasa bagi seorang perempuan bertindak menuruti perasaannya sendiri, tapi kalau hasilnya tidak menyenangkan, laki lakilah yang dipersalahkan. matahari dan bulan, masing masing bersinar pada saat paling tepat di laut dangkal*

"empati n toleransi"

berawal dari ketidak sukaanku pada asap sampah yang dibakar tetangga. asapnya banyak, berbau tak sedap. dengan seenaknya asap memasuki rumah dari pintu, jendela, juga celah lainnya, berputar, melayang layang, memenuhi kamar dan paru paru seluruh penghuni rumahku. tidak bisa kupikirkan alasan bagus untuk memaklumi sikap sang tetangga membersihkan lingkungan dengan cara membakar sampah yang berakibat udara pengap, polusi berat.
hingga suatu hari aku kerasukan roh kebijaksanaan atau keluruhan budi atau cinta kasih, aku tak tahu pasti. dipenuhi oleh perasaan sangat beruntung dan terpuji, kuputuskan alangkah baiknya jika aku bisa berusaha belajar menyukai sang tetangga apa adanya, lengkap dengan kegemarannya membakar sampah beserta segenap asapnya. hal yang mula mula harus kulakukan adalah membiasakan diri dengan asap. yang paling dekat. maka kunyalakan sebatang sigaret, menghisapnya dalam dalam. perjuanganku tidak mudah, terbatuk batuk dan mual, pusing, sesak, rasa pahit di lidah, kutanggung semua demi mencapai tingkatan manusia yang berahlak lebih mulia.
tidak butuh waktu terlalu lama, perjuanganku mulai membuahkan hasil. menghisap berbatang batang sigaret sama sekali tidak sulit, bahkan nikmat. aku dan paru paruku telah berhasil bersahabat dengan asap, yang dulunya kusebut berbau tak sedap, beracun dan menyesakkan. hebatnya, aku bisa tetap menikmati asap sigaret sambil menggerutu tentang sang tetangga yang lagi lagi mengirimkan asap bakaran sampah ke seluruh penjuru rumah.
yaahh, harus kuakui pendanganku tentang sang tetangga dan kegemaran membakar sampah di lingkungan perumahan tidak berubah, tetap menyebalkan, ceroboh, tidak bijaksana.
roh kebijaksanaanlah yang paling mungkin mendekatiku dan menghiburku, tentu saja asap sigaret tidak sama dengan asap sampah yang dibakar tetangga. tenang saja, kaupikir tetanggamu tidak akan lebih murka kalau kau merokok di hadapannya dan menghembuskan asapnya tepat ke arahnya. aku bersyukur, untuk kalimat penuh empati dan toleransi yang baru kudengar, membuatku bertahan dari godaan untuk membakar rumah sang tetangga* 

atau

anak kecil berwajah dekil merentangkan lengannya lebar lebar. berdiri di tempat tertinggi pada tumpukan peti yang tersusun tak beraturan di sebuah tikungan. anak kecil mengayunkan rentangan tangannya, mencoba menerbangkan isi kepalanya yang tak sengaja tersangkut pada jendela angkutan kota. aku salah satu dari penumpang yang kebetulan membacanya, tak ada hambatan atau jalan dari sini sampai ke luar angkasa*

kata

entah itu indah. ketika dikatakan sebagai jawaban untuk segala pertanyaan. jam berapa sampai ke rumah, di tengah kemacetan. serupa apa masa depan anak anak jalanan. berapa harga beras atau emas besok lusa. kapan hujan turun atau reda. kenapa resah. entah menyenangkan atau menyedihkan. bagaimanapun berani bertanya merupakan pertanda adanya harapan dan jalan yang benar. sekalipun harapan dan jalan yang benar sungguh samar samar. entah bisa menjadi satu satunya kata dalam bahasa semesta yang bisa diterjemahkan manusia. sering kali diucapkan dengan desahan panjang menyentuh keheningan sejuk yang tersembunyi di dalam kepengapan, kegaduhan, kekacauan, kecemasan, apa saja yang nyaris tak tertahankan mendekati keputus asaan. entah menyegarkan udara*

Sabtu, 29 Juni 2013

jalan rahasia

segumpal awan tertawa panjang, ketika aku bertanya tentang jalan sambil tengadah. segumpal awan terus tertawa hingga air matanya bercucuran membasahi sepanjang jalan. kutemukan jejak basah di teras rumahku, kutanggalkan alas kali di depan pintu. masih kudengar suara tawa awan berjatuhan menerpa atap rumahku, air matanya menemukan jalan pada celah celah genting dan plafon, menitik pada lantai rumahku. mungkihkah awan begitu terharu karena angkasa begitu setia, tidak mebocorkan rahasia seperti atap rumah. kalau bisa, aku ikut tertawa, lantai rumahku basah, selicin daun daun di puncak pohon*

pelabuhan

seekor unggas mengapung dekat muara. menggelembung, tersangkut di bebatuan pada tepi dermaga. udara hangat menyentuhku. bau harum kehidupan menguap dari tubuh unggas, kubasahi bibirku. tawar tanpa sentuhan laut. detik demi detik, kata demi kata, langkah demi langkah, aku tenggelam dalam gelombang. matahari sepertinya tak sabar menanti saatnya menceburkan diri, berenang, membangunkan unggas dari tidur panjang. batu batu di tepi dermaga mungkin bersedia kehilangan tambatan. apakah artinya mati, kudengar nyanyian pasir dan air. hitam dan berbuih, seketika aku merindukan segelas kopi dan percakapan menjelang pagi*

perfect

tidak ada manusia sempurna, adalah ungkapan pelecehan paling sempurna. seperti serangga menjahui cahaya. yang maha sempurna sanggup menciptakan yang tidak sempurna atau yang sempurna. tapi hanya yang tidak sempurna yang menyangka segalanya setara dengan dirinya, tidak sempurna. aku manusia sempurna, maha karya yang maha sempurna. kalau tak dapat kaulihat kesempurnaanku, layaklah kau dan aku bahagia karena caramu melihat ketidak sempurnaanku disebabkan karena kesempurnaanmu melihat dirimu. kau dan aku bebas memilih bentuk dan ukuran cermin, lalu mengatur jarak dan sudut pandang terbaik untuk menemukan pantulan dunia yang ingin dilihat, besar kecilnya, jauh dekat, tinggi rendah, panjang pendek, buram beningnya, semua cermin akan patuh menunjukkan bayang bayang yang hendak dipandang. jadi katakan mana yang khilaf, atau sesat. geser saja tubuh atau cerminnya hingga tepat. para nabi sempurna dengan kenabiaannya, kaum kafir sempurna dengan kekafirannya. serupa pesta untuk seluruh dunia. setiap detik, dari detik ke detik berputar sesering mungkin.
aku tak tahu apakah burung merak merasa bangga dengan bulu bulunya. kesempurnaan membuatku bertanya tanya, apakah daging burung merak selezat daging ayam. pertanyaan sempurna karena belum kudapatkan jawabnya*

Kamis, 27 Juni 2013

sebatang sahabat

segala yang kuharapkan dari sebatang sigaret adalah tidak lebih dari sesuatu yang mau melewati lorong nafasku, singgah dalam rongga dadaku, sejenak membaca yang tersirat di situ. kemudian terbang dan berkata, tuliskan saja yang kausimpan di sana, akan kubaca sampai aku tiada*

untukku

selalu kukatakan, tak peduli kata mereka, aku tetap sayang. karena aku berharap kaupun akan berkata demikian, sebanyak yang ingin kudengar*

tak tik

saat hari cerah, pada waktu debu melumuri wajahku, ingin kusempatkan menangis untukmu. kuharap air mataku mengucur deras, bersama debu mengukir wajahku, menunjukkan jejak kehilangan arah. semoga kaulihat, dekat dan terang bahwa aku sering tersesat atau mneyesatkan diri dengan sengaja sembunyi di segala macam kolong supaya kau meluangkan waktu mencari*

oase

cinta membutakan mata. kebencian membukakan mata. karena cinta kapada tuhannya manusia seolah buta. kebencian kepada iblis menjadikan manusia melihat dengan jelas. segala yang tampak tidak berarti kecuali untuk yang hendak melihat. hamparan pasir terbentang tanpa tepi sama sekali tidak bermakna dibandingkan seceruk air yang dirindukan para pejalan di gurun pasir. manusia lebih suka memicingkan mata untuk menemukan yang tiada dari pada melebarkan pandangan menikmati yang ada di sekitarnya.
kecintaan kepada tuhan membuat manusia tak dapat melihat tuhan apa adanya. kebencian kepada dunia menjadikan manusia mampu melihat dunia seutuhnya, bahkan bagian bagian yang tidak mudah dilihat.
maka kebencian menciptakan kepastian. kecintaan menghadirkan keraguan, kesamaran, kebimbangan, yang oleh para pecinta disebut kebijaksanaan. benarkah kebijaksanaan. yang datang dari keraguan mestinya ketidak pastian. benarkah kebijaksanaan. aku, manusia ragu dan bimbang, merasa tidak sanggup membencimu, pun seandainya akan menjadi jalan untuk melihat lebih jelas. aku terlalu pengecut untuk mengatakan itu. memilih cinta, caraku melihat dengan buta. dengan ragu ragu mengutuk mataku kalau ia berani menentang kehendakku.
iblis dan seluruh dunia tersenyum maklum ke arahku. kebencianku melihat dengan jelas ketulusan cinta dan luasnya kerinduan mereka tertuju kepadaku*

dalam perjalanan ke kebun binatang

komplotan penipu itu belum mati, sehat dan kelihatan bersemangat menjalankan aksi dan misinya sekali lagi. dan sekali lagi berhasil menjual seekor burung istimewa dari irian jaya. burung hebat dan orang orang mujur. misinya berjalan mulus. mereka turun dari bus membawa kemenangan dan banyak uang. kulihat dengan mataku sendiri salah satu dari penipu menyelipkan selembar lima puluh ribu rupiah ke tangan kondektur bus. aku salut,. kerja bagus. burung bersuara luar biasa dan bisa menanggapi kata pancasila yang diucapkan manusia.
kulihat semuanya berjalan sesuai rencana. aku bangga karena melihat tindak kriminal, meskipun ringan, tanpa tergoda menjadi pahlawan, tanpa mencegah suksesnya sebuah misi yang merugikan korban.
bagaimana tidak bangga. aku bukannya tidak peduli, cuma tidak mau bereaksi. tidak terpancing aksi mereka. dengan begitu, aku bisa menyatakan sebuah kesimpulan yang hampir sempurna.
komplotan penipu jelas mendapatkan berkah hari ini. untuk mencukupi kebutuhan, membahagiakan keluarga, mungkin pula sedekah. juga kondektur bus, tambahan lima puluh ribu rupiahnya pasti limayan membesarkan harapannya.
tentang si korban. aku terharu dan bersyukur, ternyata masih ada manusia lugu tahun ini, kebetulan satu bus denganku pula hari ini. keluguan si korban membuatnya tertipu. dan biasanya manusia lugu yang mudah ditipu tidak punya bakat atau hasrat untuk menipu. satu orang jujur sangat berharga untuk seluruh negeri. karena kuluguan dan kejujuran merupakan petunjuk sifat sifat mulia, maka manusia yang menjadi korban tidak akan mendendam, hanya akan istihgfar, karenanya tuhan yang maha baik, tuhan yang sama dengan tuhan yang telah merestui dan melindungi misi kawanan penipu, pasti akan mengirimkan limpahan berkah yang jauh lebih banyak dibanding miliknya yang telah diambil dengan curang oleh kawanan penipu.
dengan melihat tanpa reaksi, aku sendiri telah membuat diriku lebih aman, terhindar dari keributan atau resiko apapun yang mungkin terjadi kalau aku mengambil peran manusia yang peduli sewaktu melihat sesamanya menjadi korban tindak kejahatan.
apa lagi yang kurang, sepertinya semuanya senang, semuanya menang. manusia dan tuhan.
sempat terpikir, mungkin juga karena kebetulan korbannya bukan aku, sama sekali tidak kukenal, bahkan tidak terlihat sosoknya dari tempat dudukku.
hari ini, sekali lagi kumantapkan sebuah dalih atau dalil ya, aku tidak tahu pasti. hanya saja sering terlintas dalam kepalaku atau dadaku, ini juga aku tidak tahu pasti, bahwa pencuri selalu memilih korban yang memiliki sangat banyak. tidak ada pencuri mau susah payah mencuri dari si miskin. koruptor apalagi, pencuri kelas kakap dan sangat cerdas, banyaknya koruptor pada suatu negara bisa jadi isyarat negara tersebut sangat kaya. sebanyak apapun yang berhasil dicuri pada kenyataannya tak pernah sanggup membuat korbannya jatuh miskin. aminn*

 

Rabu, 26 Juni 2013

jahil

bahkan tuhan akan kesepian jika tidak ada setan. kalimat itu kubuat ketika tidak kutemukan jawaban lain yang lebih manis. memang sentimentil. kuharap tuhan membacanya lalu mengacungkan ibu jarinya ke arahku. kalau tidak begitu aku akan terus sok centil, usil bicara tentang tetek bengek sambil merengek, aku benar kan, pintar kan, siapa dulu pacarnya. haa...rayuan gombal. tapi suka kan...aku senyum senyum sambil mengedipkan sebelah mataku.
aku ingin tuhan tahu, pacarku sangat lucu sore itu. sebelumnya tuhan jangan cemburu. tak apa cemburu asal jangan sampai terbakar atau membakar siapapun, mau ya...
sore itu kuambil dua batang sigaret terakhirnya, kuberikan kepada buah hatiku tersayang. perlu dicatat, selain tuhan, aku menyayangi banyak orang, hebat kan.. sehabis makan, pacarku membuka kotak sigaretnya, menatapku mesra dan berkata, ya apa ini, habis makan gak rokokan rasanya kaya ditabok cina gak ngelawan...hahaha...segitunya.
ketawa ketawa aku jadi ingat yesus tersayang, kan sudah kubilang aku hebat, menyayangi banyak orang. aku lanjutkan tertawa, terus bahagia, aku ingat yesus tersayang juga pernah bilang, kalau ditampar pipi kiri, berikan pipi kanan sekalian buat ditampar. kutambahi sendiri, sampai tepar. tiba tiba ingin nyanyi lagu gebyar gebyar. kalau aku menyanyi semoga tuhan tidak kesepian meskipun tidak ada setan*.

Selasa, 25 Juni 2013

catatan di bawah perut

atas nama akal budi dan kesopanan pemilik tubuh sewajarnya menutupi anus. tentang manusia. sadar atau kurang sadar manusia memperlakukan anus secara tidak adil. mungkin demi martabat atau menjalankan perintah agama, atau karena hakekat dan kedudukan anus pada tubuh manusia. bentuk anus tidak sebagus mulut, letaknya juga tidak enak dilihat, dan fungsinya sebagai jalan keluar kotoran atau ampas makanan yang mesti dibuang. seburuk apapun takdir anus, ia harus ada pada tubuh manusia. adanya anus menjadi salah satu syarat mutlak untuk tubuh, hidup sehat dan tidak cacat. para medis akan berusaha keras membuatkan anus buatan bagi bayi bayi yang terlahir tanpa anus. tidak susah mencari fakta dan bukti bahwa anus sangat penting untuk hidup manusia. jika anus bisa berpikir sendiri tidak berlebihan kalau ia merasa berjasa, malahan menjadi pahlawan tanpa tanda jasa bagi setiap tubuh manusia di mana ia berada. kalau anus punya hati dan rasa yang kebetulan mulia, ia tidak akan merasa diperlakukan semena mena, ia boleh merasa senang jika bisa bekerja seperti seharusnya, tanpa perlu menampakkan diri dan bicara dengan siapapun. sesedap dan sebaik apapun mutu makanan yang dimasukkan ke dalam mulut manusia akan membusuk, menjadi racun dan membunuh manusia tak beranus. kalau tidak percaya coba saja entah dengan cara bagaimana, sumbat anusmu, atau lakukan bedah plastik menghilangkan anus. kalau kuingat lebih jauh, anus ternyata organ tubuh yang paling tulus dan lurus. anus tidak seperti mulut yang bisa dibungkam oleh pemiliknya atau orang lain untuk protes atau memaksakan suatu kehendak. mulut mau saja menuruti keinginan pemilik tubuh meskipun tujuannya sama sekali tidak terkait dengan hidup, melahap makanan dan mengantarkan suara dengan macam macam cara demi memuaskan nafsu pemiliknya. anus lebih konsisten dan apa adanya, tidak tunduk kepada pemilik tubuh dalam menjalankan tugasnya. kapanpun perut manusia penuh kotoran dan ampas makanan, anus membuka jalan, mengirimkan isyarat supaya pemiliknya segera membuang hajat demi kesehatan dan kelanjutan hidup pemilik tubuh.
tidak ada norma atau ajaran yang melarang mulut manis mencibir jijik dan berkata anus najis karena selalu dilewati kotoran berbau busuk. mungkin sudah takdir*

hay,,

kau selalu memberiku lebih. lebih banyak. lebih sedikit. tak pernah tepat. jangan pura pura tidak dengar.
jangan bilang tidak ingat, tidak sempat mencatat atau salah alamat. kalau kau mau meredakan gerahku aku tidak akan berteduh. aku ingat kalau melihatku menggigil dan basah kuyub kau segera memeluk, pura pura tidak mendengarku merajuk*    

Senin, 24 Juni 2013

jika

jika bisa kurentangkan lenganku seluas langit, lautan tentu terlihat serupa genangan air. menjadi alasan untuk melompat menghindari basah atau menciptakan percikan meriah dengan telapak kaki. tidak ada kedalaman mengancam menenggelamkan.
jika bisa kurentangkan lenganku seluas langit, apakah aku masih cemas akan membunuh beberapa atau seluruh mahluk penghuni laut karena salah mengira jarak lompatan atau kecerobohan kakiku bermain air.
jika bisa kurentangkan lenganku seluas langit, maukah kau duduk di dekatku untuk kupeluk  ingin kulihat kita bersama di tepi genangan air mengamati matahari terbit*

jurang

manusia yang terbiasa berada di puncak gedung tertinggi pasti manusia yang berpikir lebih logis dan praktis dari pada manusia yang lebih menyukai puncak gunung.
tinggal mencari tahu gedung berpuncak paling tinggi. memutuskan puncak gedung mana yang ingin dikunjungi. kemudian memasuki gedung melalui pintu, menaiki tangga atau elevator. dari lantai dasar, lantai pertama, ke dua, ke tiga dan seterusnya, sampai ke lantai tertinggi.
setelah menemukan puncak gunung tertinggi, manusia tidak dapat langsung mendaki gunung yang dipilih, bisa mati. mula mula harus mendaki gunung yang lebih rendah puncaknya dan landai lerengnya. setelah tiba di puncak gunung tidak ada tangga yang dapat mengantar manusia ke puncak lebih tinggi. pendaki itu mau tak mau harus turun kembali sampai ke lembah datar, berjalan ke lereng gunung lain yang lebih tinggi puncaknya lalu kembali mendaki. antara puncak gunung pertama, ke dua, ke tiga tidak ada tangga atau jalan penghubung. turun dan mendaki mesti dilakukan berulang kali hingga akhirnya berhasil berada di puncak tertinggi yang diingini.
di puncak gedung biasanya manusia bisa mendapatkan segala yang diperlukan untuk merasa aman dan nyaman sepenuhnya. keindahan, kenikmatan sesuai harapan, kendali atas suhu udara dan cahaya, perlindungan dari cuaca yang tidak diinginkan dan kalau mau bisa mengundang banyak kawan.
puncak gunung membuat manusia lelah hingga tidak berdaya, terbius kepada keindahan, kenikmatan bersama sedikit kawan yang mungkin bersedia ikut serta bersusah payah. semua yang tidak tunduk kepada kehendaknya.
masuk akal dan tidak berlebihan jika manusia penggemar puncak gedung dan manusia pengagum puncak gunung tidak sepakat dalam banyak hal. terutama yang menyangkut keindahan, kenikmatan dan kawan kawan.
manusia di puncak gedung memandang lampu lampu kota menyala pada waktu senja. semakin malam semakin semarak dan bersinar segala warna yang berada jauh di bawahnya.
manusia di puncak gunung melihat lembah meremang ketika mulai datang senja, remang menggelap bersama malam, menenggelamkan semua warna hingga ke dekat kakinya*

fana

hujan datang sebentar menyerbu bulan yang sedang menyempurnakan lingkaran. pucuk pucuk dedaunan basah bermandi cahaya. sujud dan ziarah berteduh dalam lamunan, gentar kepada sebentar hujan dan kepergian bulan*

sarkastik

sebelum membaca tulisan pada spanduk itu aku anak yang bahagia dan berkecukupan. sehat dan tidak merasa kurang pintar atau kelaparan. sesudah memasang spanduk yang menuduhku sakit dan kurang mampu, sekelompok orang asing berpakaian rapi menyuruh ibuku berbaris, untuk menerima segala macam yang ingin mereka berikan. mereka memaksa ibuku berterima kasih, padahal ibuku yang berjasa, meringankan perjalanan mereka yang kebanyakan bekal. ibuku terlalu baik hati mau meluangkan waktu untuk datang, berbagi ilusi surga dengan mereka. yaahh, kalau bukan ibuku dan aku, siapa lagi yang sudi berbasa basi dengan orang orang asing, tidak peduli serapi apa pakaian mereka, orang orang asing itu tidak akan bisa merasa nyaman sebelum merasa mampu memberi.
anak siapakah yang menuliskan kalimat kalimat di atas.
semoga bukan anakku.
mirip kamu.
aku sudah mengajari anakku untuk tahu diri dan menghargai kebaikan orang lain.
anak anak lebih suka bermain.
anak anak suka bermain anak anakkan.
anak anak juga suka bermain kuda kudaan.
orang orang mestinya suka bermain orang orangan*



  . 

Minggu, 23 Juni 2013

kekosongan di mana mana

semut semut berbaris di dinding kamar mandi. banyak sekali. sepertinya mereka punya misi sangat penting yang mesti terlaksana, tak peduli licin, basah, atau mati. seperti hendak berziarah atau menunaikan tugas mulia. aku duduk di atas kloset, mengamati bangsa semut untuk menghabiskan waktu sambil menunggu isi perutku jatuh. semut semut seperti acuh, seperti tidak pura pura tidak melihatku. iseng iseng aku berkhayal kau ada di sana untuk mengambil gambarku. kemungkinan besar lensa kameramu tak melihat barisan semut di dinding kamar mandi, hanya melihatku sedang duduk di atas kloset sambil memeloti dinding. aku akan berkata, lihat mereka berbaris. satu koloni sedang mencari suaka. aku ingin tahu apa komentarmu setelah kausingkarkan kamera. tentang semut, tentang mengosongkan perut, tentang khayalanku untuk kehadiranmu. adakah yang pantas dituliskan demi kemanusiaan*

absah

seorang raja sudah semestinya berada di istana, menghabiskan waktunya dengan gembira bersama segala yang berada di dalamnya, para permaisuri dan pejabat, mahkota, jubah dan emas permata.. begitu pula petani, sewajarnya berada di sawah atau ladang, melewatkan setiap hari penuh suka cita, menanam benih, berkubang dan bermain bersama kawanan ternak, menikmati kesejukan air dan lumpur, kehangatan matahari dan hembusan angin*.

Sabtu, 22 Juni 2013

*

meskipun pernah belajar bahwa air adalah zat yang mengandung udara di dalamnya , manusia tetap akan kehabisan nafas jika menyelam dalam dan lama tanpa tabung oksigen. kehidupan bukan sebuah gagasan atau ilmu, aku tak tahu itu. maka hari ini aku masih mencoba menguraikan segala peristiwa untuk mencari makna. aku lelah. ingin singgah selamanya dalam buaian masa kecil.
mama, ada luka dipipiku, seperti garis. lebih dari satu. kalau lebih banyak lagi dan terdapat di kedua sisi wajahku aku akan jadi ikan. menghisap dan menghembuskan udara lewat celah celah yang terdapat pada kedua sisi wajahnya. anakku berkata sambil mengagumi bekas luka cakaran kucing pada wajahnya di depan kaca.
membuatku berpikir apa kira kira aku telah mengajari anakku berkhayal berlebihan. jejak kuku kucing pada pipinya memberinya gagasan tentang hidup ikan. anakku tertawa untuk imajinasinya sendiri. aku tertawa karena ingin meneteskan air mata. tak terkecuali anakku, semua anak menyimpan hasrat menjadi besar, sama sekali tidak khawatir akan kehilangan keriangan dalam gelembung sabun.
anak kecil memang masih sering lupa ia tidak lagi punya sayap dan bertubuh transparan seperti saat belum dilahirkan. hingga mereka sangat gemar memanjat setinggi mungkin dan berlari kesana kemari. seakan sama sekali tidak takut terjatuh atau menabrak sesuatu. aku takjub pada penjelasanmu. serupa anak kecil tertarik pada ikan dan burung burung yang mahir berenang dan terbang. tiba tiba aku ingin jadi kangguru, pandai melompat sambil menyusui anaknya, anaknya nyaman berada dalam kantongnya, kantongnya tidak butuh pakaian*

Jumat, 21 Juni 2013

miracle

bersama api. ia menyalakan malam dengan tarian dan warna warna menakjubkan. ia menghangatkan tanganku, memedihkan mataku, menyesakkan dadaku. ia mengantarkan anganku kepada surga dan neraka yang belum tentu ada. ia membuatku teringat kepada suara gitar dan lereng gunung. ia melukiskan bayang bayangmu dengan cara yang tak bisa kulukiskan dengan kata kata.
ia hanya patahan ranting dan dedaunan kering yang terjatuh ke tanah*

impresi

ejekan dan hinaan memang terdengar tajam, menyanyat dan menyakitkan. meninggalkan luka yang bisa jadi lama sembuhnya, kadang kadang bekasnya tertinggal selamanya. seburuk apapun, hidup bebas dengan luka atau bekas luka jauh lebih berharga dari pada terkubur hidup hidup oleh setumpuk serbuk emas.
sanjungan dan pujian serupa serbuk emas, mengubur hidup hidup, menyesakkan dan menenggelamkan dalam warna kemilau. gemerlap menggelapkan.
akhirnya kutemukan alasan kenapa kau menyayangi seorang penghujat. hanya saja, aku belum mengerti bagaimana kau bisa memaafkan dan mengirimkan berkah untuk mereka yang setia memuja*

orasi

semenjak menyadari pentingnya bekerja sama dengan sesamanya, manusia lebih menyukai berkawan dengan orang lain ketimbang dirinya sendiri. mereka tidak saling memusuhi dan menghindari bertengkar dengan orang lain. itu baik, tapi menjadikan manusia terlena oleh rasa nyaman perdamaian. begitu terbiasa dengan perdamaian, hingga sangat enggan bermusuhan. begitu pula dengan diri sendiri. mereka berdamai tanpa syarat. perdamaian dalam taraf tertentu lebih dekat ke arah tidak peduli. enggan berkawan dan menghindari permusuhan dengan diri sendiri. singkatnya tidak peduli.
aku bilang aku kecewa, aku tidak peduli.
aku bilang aku puas, aku tidak peduli.
kelihatannya dada manusia menjadi begitu lapang.
lain halnya kalau seorang lain berkata, aku kecewa. seharusnya aku resah sampai perlu minta maaf. seorang lain lagi berkata, aku puas, dengan antusias aku menanti penjelasan sampai menuntut rasa hormat. bahasa menamainya empati.
dalam hal ini aku manusia tidak berakal budi. aku menghidur diriku sendiri dengan cara menyebutku tidak berbasa basi. aku tidak peduli.
kelihatannya hatiku menjadi begitu tinggi, sampai tak mungkin rasanya bisa kukenali atau kumaki maki.
meskipun tidak pernah mendalami bidang ilmu kejiwaan, aku yakin setiap manusia normal punya lebih banyak masalah daripada sekedar ketakutan parah kepada sesuatu yang tidak berarti, atau kepribadian ganda, atau segala sifat ekstrem dan halusinasi.
aku tidak merasa salut kepada seorang ibu yang membunuh bayinya atau perempuan yang memotong alat vital teman kencannya. aku juga tidak menaruh hormat kepada setiap pekerja kemanusiaan yang sukses mendapatkan penghargaan untuk keberhasilannya meninggkatkan taraf hidup manusia. itu semua di luar akal sempitku dan di bawah hati tinggiku. terlalu rumit dan merepotkan.
aku cuma mau menikmati segelas kopi seduhanku sendiri, beberapa batang sigaret dan bunyi sentuhan jari jariku.
aku egois, aku tidak peduli.
aku manis, oh...terima kasih*

Kamis, 20 Juni 2013

when u say nothing at all

kau mengatakan yang terbaik tanpa kata kata, adalah judul sebuah lagu populer berbahasa asing kesukaanmu. bagaimana bisa mengerjakan yang terbaik tanpa berbuat apa apa. kuminta kau menjelaskannya untukku. kusangka ada kesamaan dengan magic, sesuatu yang bekerja dengan cara tidak biasa. kelinci yang tiba tiba muncul dari kotak hitam, merpati keluar dari topi. tapi semua sulap toh menggunakan mantra. atau mungkin mantra yang diucapkan dengan penuh gaya berfungsi untuk mengalihkan perhatian penonton dari akal akalan pesulap. kanak kanak cnderung percaya penuh bahwa pesulap benar benar menyihir kelinci atai merpati dari udara dalam kotak hitam dan topi. pssulap bukan penipu bagi penonton yang lugu. lugu bisa dimaksudkan sama dengan menelan bulat bulat apa yang terlihat sebagai kenyataan mutlak.
masalahku, aku tak bisa diam. cuma itu. berisik dan bising. tidak salah, tapi mengganggu. semakin banyak kata, semakin besar kemungkinan salah bicara. maka kau sering memperdengarkan lagu yang syairnya menyampaikan pesan bahwa ungkapan yang terbaik adalah tanpa kata kata. bagaimana dengan cinta. mungkinkah cinta sempurna justru tanpa mencintai.
bodoh. itu cuma lagu.
syukurlah kalau begitu.
bagusnya tidak bicara lagi.
kau lebih suka mendengarkan lagu dari pada suaraku.
suaramu bikin semua lagu terdengar busuk.
ahhh...mestinya dari awal kau bilang begitu, itulah yang ingin kukatakan nanti setelah lagunya kaumatikan.
kau tersenyum menang. senangnya berhasil membodohi yang mencintai.
kau tersenyum semakin lebar dan terang. anehnya, aku justru merasa kau benar, lebih mudah bagiku mengerti arti senyumanmu dibanding kata katamu.
kau masih tertawa puas, seakan akan berkata, benar kan.
aku tersenyum sangat manis, pasrah atau lega*

Rabu, 19 Juni 2013

entah

langit malam berwarna merah. aku tengadah, menduga cuaca. mungkin karena kukatakan jatuh cinta. langit malam jadi perasa, berwarna merah. entah. aku tak paham bagaimana langit malam membacaku. aku cemas kalau ia cemburu untukmu lalu tak lama lagi menangis pilu. air matanya bisa menenggelamkan kota kota yang tidak bersalah. cuma karena aku jatuh cinta*

untukmu,

aku menjadi boneka lilin atau istana pasir. sesuatu yang rapuh, mudah dipahat untuk patah, mudah dibentuk untuk ambruk. pecinta selalu rindu mencipta. mewujudkan imajinasi baru untuk cintanya. aku rindu menjadikanmu pencipta dengan cinta. boneka lilin atau istana pasir tidak pernah beranjak dari tempatnya meskipun kapak atau ombak siap menerjang. bukan ketegaran atau keteguhan, tapi ketidak berdayaan. kukatakan tak takut hancur. selama kau ada, boneka lilin atau istana pasir pasti segera kaudirikan lagi*

Selasa, 18 Juni 2013

sungai pelangi

semua sungai mengalirkan air. lengan kecil tanpa ragu mencelupkan telapak tangannya ke dalam air keruh. menemukan jernih melekat sejuk pada jemari kecilnya. jernih memainkan warna cahaya. mata kecilnya melukis pelangi mengaliri air pada semua sungai*

menara pasir

alangkah bahagianya jika kau mau bilang mencintaiku adalah kebodohan. bukan karena pengakuanmu merupakan kejujuran, meskipun itu benar. kau selalu boleh berdusta untuk membuat kekasihmu bahagia, atau mengatakan kebenaran sekalipun kekasihmu terluka mendengarnya. kebahagiaan terbesarku tentang kebodohan adalah seseorang yang dengan suka cita menukar segala miliknya. segala miliknya untuk sebuah ciuman sesingkat sambaran kilat. tak ada keraguan, tak ada penyesalan, untuk membakar tubuh kekasihnya. kebodohan adalah percaya sepenuhnya bahwa kekasihmu tidak akan berlindung darimu dalam cuaca seburuk apapun*

demikian

seandainya tebing bisa bicara, akan kudengar bisikannya,
jangan melihatku dengan matamu yang selalu tajam mengupas keindahan dari kejauhan. berjalan saja mendekat, semakin dekat, hingga bisa kauinjak atau kautabrak. sakit kan. ternyata aku diniding batu biasa, kasar, tajam, tak beraturan. tanah dan tanaman rambat melekat pada tubuhku. merekalah yang kaupandang sebagai keindahan dari kejauhan, denyut kehidupan. jika kau tahu betapa inginnya aku runtuh, mendekapmu, menguburmu untuk membuktikan keperkasaanku, bahwa bukan hanya kau saja yang mempunyai lengan yang bisa kaurentangkan atau kaulingkarkan di manapun kau inginkan.
aku ingin menghibur tebing, mengatakan bahwa aku sungguh sungguh mengagumi kediriannya yang menjulang, kulihat tinggi, kokoh tak tergoyahkan. kurasa tebing tidak mungkin mendengar, tidak pula melihat. seperti yang terlihat oleh mataku, tebing tinggi dan kokoh tak tergoyahkan. aku tidak harus mendekat untuk menemukan keindahan.
segumpal awan terbang ringan, tidak menghindari puncak tebing. segumpal awan pecah, menjadi serupa sepasang sayap yang melindungi puncak tebing dari mataku. bagus. segera kuambil kuas dan cat putih untuk menambahkan kabut, dekat puncak tebing agar terlihat lebih magis.
kuas, kanvas dan cat mengerjakan kehendakku tanpa bicara. sampai tebing dan aku sama sama puas memandang sebuah lukisan*

:)

apa yang kauinginkan untuk makan malam.
aku tidak lapar.
mestinya percakapan berhenti sampai di sini. tapi ini hanya awal dari sebuah perdebatan panjang yang tidak membutuhkan suara atau kata kata. seringkali instrumentalia terdengar lebih indah, jauh lebih indah. jari jari lebih mahir memainkan musik dibanding bibir. karena sentuhannya pada alat alat musik. yang bernyanyi hanya memperdengarkan suaranya sendiri bisa saja sangat merdu. yang memainkan alat musik menyerahkan jiwanya kepada yang lain untuk dimengerti dan diperdengarkan kembali. meskipun kepada alat alat tak berakal. pemain alat musik seolah olah menghidupkan benda mati, alat alat musiknya. pemain musik jmenyayangi selain bunyi bunyian yang dimainkannya dengan alatnya, juga alat musiknya sendiri. alat musik diberi kesempatan menjadi jiwanya, disayangi sepenuh hati. dari semula yang bukan apa apa, dalam sekejap mata akan remuk jika dicampakkan atau terinjak, sesuatu yang tak menyimpan hasrat atau kehendak sedikitpun, benar benar pasrah kepada kekuasaan pemegangnya. ternyata mampu mengubah ruang dan waktu menjadi lebih berharga.
lagu apa yang ingin kaudengar.
first love.
first love yang mana.
yang pertama.
kau mulai bernyanyi. kudengar sunyi. yang pernah jatuh cinta untuk yang pertama kali akan mengingat batapa suara suara berhamburan bersama kata kata, mereka berlari sembunyi karena tak lagi sanggup menyombongkan diri sebagai yang paling pintar menerangkan segalanya.
pemain musik yang jatuh cinta kepada musik tidak membutuhkan syair untuk menyempurnakan setiap lagu yang dimainkiannya.
apa yang kaupikirkan.
tak ada.
semacam jeda yang tidak menghentikan apa apa.
kau ingin aku melakukan apa untukmu.
kau sungguh sungguh bertanya.
tidak.
tak apa.
boneka beruang yang kudekap berbagi rahasia, bagaimana menyayangi seorang manusia apa adanya*

Minggu, 16 Juni 2013

visi

hujan sebenarnya ingin memayungi kepala setiap manusia. dengan payung paling indah yang berjatuhan dari surga. sebenarnya tak ada jaminan surga sungguh ada. tapi, senang sekali mempercayai bahwa langit hanyalah tabir yang menyembunyikan sesuatu yang mampu memenuhi seluruh hasratmu. payung hujan tidak muncul utuh dan serempak, tapi berderai satu demi satu setiap serpihnya. bukan tercabik. mudah sekali dimengerti, payung dari surga tentu berbeda dengan payung yang biasa ada di dunia. payung buatan surga penuh keajaiban. lentur, lembut, transparan, bergerak gerak, mirip ubur ubur. dengan banyak kelebihan, salah satunya bisa diuraikan dan kembali utuh dengan mudah. rinai hujan, butir butir bening berjatuhan di atas kepala dan segala yang tidak keberatan menjadi basah adalah molekul payung surga yang terurai. supaya lebih manis dan sejuk menyentuh kepala. supaya lebih mesra mendera. yang mengirimkan payung surga tentu telah belajar mengenal watak dunia dan manusia. mereka tidak menyukai penghalang. payung utuh dan padat bikinan manusia pasti segera dicampakkan manusia penyayang hujan. semakin muda usia, cenderung semakin sayang kepada hujan, semakin tak peduli untuk melindungi diri dari gigil dan demam. jika surga betul betul ada, penghuninya tentu sangat peduli kepada yang lain. begitulah yang diajarkan orang tua kepada anak anak, penghuni surga pasti baik hati dan penolong semua mahluk. tidak sulit dimengerti jika penghuni surga mencari akal untuk memayungi mereka yang tidak peduli untuk memayungi diri sendiri. mereka yang tidak sudi memakai payung buatan dunia, untuk mereka surga membuat payung ajaib yang disebut hujan. yang takut basah bisa melindungi diri sendiri dengan payung buatan manusia. yang tidak takut basah akan dibuatkan payung ajaib dari surga. hujan adalah payung kiriman surga yang sedang menyamar, bisa jadi penjelasan yang disa diterima akal sehat, kenapa seorang manusia yang disebut kanak kanak atau tidak waras terlentang menyambut hujan di lapangan yang sebentar lagi tenggelam. manusia yang tidak takut basah dengan sendirinya tidak cemas akan kebanjiran. tidak ada halangan bagi payung ajaib dari surga untuk menjadi kapal pada saat dibutuhkan*

radikal

ada banyak alasan berumur panjang. untuk memenuhi bumi. memperbaiki diri. menambah ilmu dan amal. memuliakan leluhur dan membesarkan keturunan. meninggikan martabat. menjaga nilai nilai dan menjadi panutan. memenuhi janji atau menanti janji ditepati. berkarya. mencari dan meraih cita cita. melunasi hutang. tak ada habisnya disebutkan. dan belum kutemukan yang tepat untukku. jadi untuk apa aku hidup. seluruh hidup seolah olah hanya untuk menemukan jawaban atas pertanyaan untuk apa hidup. bertambahnya umur tidak dengan sendirinya menambahkan pemahaman. hingga kupikir mereka yang wafat adalah mereka yang telah mendapatkan jawaban. dangkal macam mahluk tak berakal. aku kagum kepada manusia yang tidak merasa sia sia. bukan kepada segala pekerjaan mulia mereka, kepada ketekunan dan keyakinan mereka bahwa tidak sia sia. sayangnya aku tahu kekaguman hanyalah permulaan dari kesia siaan yang lain. serupa kekaguman seorang udik kepada tangga berjalan dalam gedung gedung megah. atau kekaguman orang kota kepada kejernihan mata air di bukit bukit. tak bertahan lama. seketika terlupa saat tiba di rumah masing masing. kemudian tenggelam dalam keheningan atau kebisingan yang sama sama akrab dan bersahabat. aku berharap semoga semua kesia siaan cuma akibat ketidak mampuanku sendiri saja. jika memang demikian maka lebih baiklah banyak manusia dengan kehidupan mereka. bahwa mereka memang puas dan bahagia dengan kehidupan masing masing. hingga tak ada waktu untuk merasakan rindu dengan sungguh sungguh. rindu yang tidak mengenal wujud dan waktu. apabila ada yang berumur panjang karena merasa masih butuh waktu mengumpulkan bekal perjalanan, alangkah ngeri kupikirkan, alangkah sia sia. selama ini ternyata belum mulai berjalan, masih mempersiapkan perjalanan saja. setidaknya mereka mempunyai alasan. tidak macam aku, yang cuma bisa merasa sia sia. jika tahu akan begini jadinya lebih baik tak mengenalmu. kalimatku terbaca macam penyesalan manusia bebal. benar. ternyata aku takjub pada kesia siaanku. nikmat, rasanya seperti memahat tubuhku sendiri, begitu kira kira mereka yang sakit jiwa akan berkata. benar benar memahat tubuh untuk menciptakan bentuk yang bukan diriku. kalau dilukiskan dengan lebih jelas, akan terlihat banyak serpihan daging dan darah berjatuham di tiap sayatan. pada akhirnya kalaupun berhasil menciptakan bentuk lain sebagai hasil karya seni memahat tubuh, apakah akan lebih sempurna dari bentuk semula. pertanyaan dan gambaran yang sangat goblok dan sekali lagi sia sia. tapi mesih juga belum cukup melukiskan rindu, atau kebenaran itu. itu. baru saja kusadari hukuman diusir dari firdaus sangat ringan dibanding dengan kesalahan manusia yang ngotot melanggar larangan memakan buah pengetahuan*

Jumat, 14 Juni 2013

riak

beberapa kabel semrawut di dekatku. mereka, kabel kabel itu mengantarkan kepada kejauhan dan ketarasingan. aku tidak mungkin masuk ke dalamnya. tapi kabel kabel membawa segala yang kutumpahkan ke tempat tempat yang tak kukenal. tidak ada kerja, tidak ada upah. kabel kabel saling silang dengan sesamanya. adakah yang bernama tuhan di dalamnya. maha besar tidak berarti jika tidak pula maha kecil. ganjil. pernahkah aku memikirkan kata katamu, kata kata tuhan, kata kata mereka, kata kata meja, kata kata batu bata yang terkurung di balik dinding. terpujilah yang terpuji. pahlawan tanpa tanda jasa mestinya tidak mendengar suara suara yang ditujukan kepadanya. jika tidak demikian, yang berjasa adalah suara suara, bukan pahlawannya. aku berkata cinta. cinta. cinta. seribu tahun hanya satu hembusan. kabel dan jarum jam tidak ingin menaklukan kebingungan tangan tangan yang menaruh mereka pada tempatnya. aku bersujud tanpa menekuk lutut di hadapan kuil yang sedang asyik membakar diri. aku setuju dengan kabel dan jarum jam tentang sebutan kebun binatang. salah kaprah. kebun adalah tempat tumbuh. kebun bunga. kebun mangga. tidak ada penanam binatang. mereka beranak atau bertelur sebelum terkubur. menanam adalah mengubur dengan tujuan menumbuhkan. melahirkan dan menetaskan telur adalah menumbuhkan penghuni kubur. darahku menganggur. mabuk dan simpang siur. darahku meng anggur. satu spasi saja cukup memberi pengertian atau alasan mengesankan. kuharap tak ada yang meragukan ketulusan benda benda mati. yang merasa hidup sangat membutuhkan pengabdian yang mati. hidup untuk menciptakan dan mengendalikan benda benda mati. dan tidak menyebut pengecut kepada diri sendiri. aku berkata cinta. cinta. cinta. sejuta jalan hanya satu langkah. yang berkata dusta mestinya mengetahui kebenaran yang sembunyi di balik suara atau kata. yang berkata tak tahu sudah pasti mengetahui yang tidak diketahui. kurang apalagi. kabel kabel tekun membaca, jarum jam tak letih berpindah. dari titik ke titik. mengganti yang lalu menjadi kemudian, kemudian menjadi kemungkinan, kemungkinan menjadi lingkaran. serupa wajah wajah, sumber cahaya, batang pohon dan gelombang pada permukaan segala cairan. beberapa abad silam aku hampir ingat pernah tenggelam*

Kamis, 13 Juni 2013

lagu anak anak

kudengar anak kecil bernyanyi, aku sedih duduk sendiri ambil tali bunuh diri talinya putus tak jadi mampus masuk kakus dicium tikus. nada dan suaranya terdengar seriang dan sepenuh harapan ketika anak kecil menyanyikan lagu bangun tidur, pada hari minggu, balonku, pelangi, atau lagu anak anak lain. aku merasa kerdil dan putus asa. juga iri, namun terlalu tinggi hati untuk bertanya kepada anak kecil. kenapa tikus di dalam kakus mencium seutas tali yang putus dan gagal dalam misinya mengakhiri kesedihan manusia. kalau kutemukan jawabnya bisa jadi kemarin, hari ini dan besok pagi tidak seperti misteri. mereka mirip tiga saudara yang sedang duduk bersama, dekat dan akrab, bermain bersama, halma atau ular tangga sambil tertawa tawa.
anak kecil tadi tentu cuma asal bernyanyi, yang kudengar sekedar lagu bersyair lucu untuk memancing senyuman ibu, guru dan teman temannya. meskipun pada waktu anak kecil menyanyi tak ada satupun dari mereka yang ingin dibuat tersenyum berada di dekatnya untuk mendengar lagunya*

apakah

apakah angin merencanakan perjalanannya. menentukan ke arah mana hendak terbang, memilih daun daun dan debu debu untuk dijatuhkan atau diajak berputar. aku tak tahu kenapa angin menyentuhku. membuatku membuang waktu, mengacuhkan sekelilingku. hanya untuk menemukan pertanyaan sia sia dalam segalanya. sia sia tanpa jawaban. sia sia tanpa guna. tak ada yang akan berkurang bebannya dengan cara mencoba mengenal angin. bisa kuciptakan angin dengan selembar kertas dan gerakan tangan. angin yang memberiku kesejukan, menerbangkan satu dua helai rambut pengusik lamunan. apakah angin kecil ciptaanku mengenal angin besar yang mengacaukan permukaan laut. aku tak tahu. manakah lebih baik, menjadi angin atau pencipta angin. angin ada di mana mana, dan tak sekalipun menampakkan diri. wajah angin selalu tersembunyi. rasa perih di sudut mata akibat torehan debu, gemerisik daun kering terinjak kaki, serupa pesan, angan dan kenangan tentang angin. yang terlalu sombong atau tidak punya nyali, untuk memperlihatkan diri. apakah angin atau aku yang tidak pernah mengerti*

Selasa, 11 Juni 2013

lantam

bau anggur menggali sumur. aku terjun atau terbang. lorong atau lubang. sempit atau panjang. hitam atau gelap. kita boleh sepakat tentang satu hal, tak berdasar. dindingnya dingin atau kasar. kau atau aku yang jadi superman. meluncur deras sambil meluruskan kepalan tangan. berapa lama sayang, menjadi gema, bersahutan, membentuk sudut sudut. tangan bintang bintang terlentang, terbuka. atau bunga berkelopak banyak, kecil dan runcing. warna pucatnya abadi. menumpang tangan tangan meninggalkan tempat asalnya. kabut dan lereng gunung. mati dan hidup.
bau anggur membasuh rambut. aku rajut atau cabut. kusut atau hanyut. ikal atau lurus. pasang atau surut. kita telah sekata tentang laut. luas tak terengkuh kau atau aku yang jadi paus. melubangi punggung membuat air mancur. berapa dalam sayang, menjadi gelombang, naik turun. mengembangkan sayap sayap bening. tanpa lelah menerbitkan pelangi. siang dan malam.
bau anggur menanam surga. aku catat atau ralat. kita tersesat. mendarat di atas piring terbang*

anything for lov

seperti kekasih sejati, aku minta kau memilih sebutan paling buruk untukku. apa saja, salah satu dari makian yang biasa dikatakan dengan geram oleh seorang preman jalanan di hadapan jenasah teman dekatnya yang masih hangat. bangsat, anjing, ular, jalang, apa saja. asal cukup pantas menunjukkan dendam kesumat kepada pencabut nyawa seorang sahabat. satu satunya sahabat dan pembunuh tak dikenal.
seperti sakit jiwa. aku ingin memastikan kau tahu bagaimana rasanya menjadikanmu kekasih. satu satunya kekasih. meratapi jenasahku sendiri.
seperti lupa aku membunuh diri. seperti bukan manusia tak sudi menyebut namamu sebelum mati*

Minggu, 09 Juni 2013

*

kami tidak akan mencuri kalau kau mau memberi
kami tidak akan menjual diri kalau kau mau menerima.
kami tidak akan menyakiti kalau kau mau mengobati.
kami tidak akan berdusta kalau kau mau percaya.

aku ingin menjadi diri sendiri kalau kalian mau mengerti*

show up

sebaik baiknya manusia adalah manusia yang mampu menciptakan ruang sekaligus batas bagi dirinya dan kemanusiaannya. seburuk buruknya manusia adalah manusia yang mudah membuat kesimpulan. perpaduan dari yang terbaik dan terburuk adalah kau dan aku. bukannya kau terbaik aku terburuk atau sebaliknya, sama sekali bukan. seperti menulis untuk menulis, tidak lebih atau kurang. menjadi ruang untuk tenang, menjadi batas untuk terlepas. dari beban, tanggung jawab, kebanggaan, kebebasan. dunia tidak kejam. susah sekali percaya kalimatku sendiri ketika dengan santai kuusir sebarisan semut yang mendekati minumanku. tidak ada liputan di dunia semut sementara aku merasa belum puas menikmati segelas teh manis. takdir kaum semut dan hasratku sedang sama sama menuruti kata manis dan haus*

Sabtu, 08 Juni 2013

satu

ketika tidak mengerti jangan menyesali diri sendiri, aku atau manusia lain. katakan saja diam diam, seperti keindahan, sebelum berlalu dan terkubur debu*

Kamis, 06 Juni 2013

insan kamil

belajarlah dari kesalahan, adalah nasehat manusia terpelajar. kelak jika manusia terpelajar benar benar telah cukup banyak belajar dari kesalahan, ia tidak akan mengatakan nasehat. pun tidak kepada dirinya sendiri. manusia tersebut akan lupa bahwa pernah ada yang disebut kesalahan. ia sedang belajar bahwa tidak ada kesalahan. pelajarannya sangat menyenangkan. dan ia tidak lagi membutuhkan nasehat dalam segala keadaan. manusia manusia tidak akan mengenalnya sebagai manusia terpelajar. suaranya mirip celotehan bayi, riuh sekaligus menenangkan, dan tidak butuh dimengerti. setiap manusia boleh menerjemahkan ocehan bayi sekehendak hati. bayi bersuara seolah olah untuk menghibur dirinya sendiri. bayi percaya penuh, selalu ada manusia yang mau mengisi perutnya ketika ia lapar, bersedia membersihkan tubuhnya dari kotoran, dan mendekapnya saat ia ingin kehangatan*

Rabu, 05 Juni 2013

ibu

setiap kali berjumpa dengan seorang perempuan bermata hangat aku menyapa, ibu, kepadanya. kemudian bertanya,"kau ingin anakmu menjadi apa." seringkali perempuan yang kujumpai, kusapa dan kutamyai memandangku, tercekat, terperanjat. kurasa wajar kalau perempuan bermata hangat terkejut oleh sapaan dan pertanyaan yang dilontarkan seorang tak dikenal. kuulangi kalimatku dengan lebih lambat dan sopan, berharap perempuan bermata hangat bersedia menjawab. suaranya sehangat tatapannya ketika dia berkata,"menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, berguna bagi bangsa dan negara. bertakwa kepada tuhan yang maha esa". kucoba mengembalikan kehangatan mata dan suaranya dengan semyuman. sebelum beranjak dan melanjutkan perjalanan untuk menyapa dan bertanya kepada perempuan bermata hangat berikutnya yang mungkin akan kujumpai, pasti kujumpai mengingat celotehan kanak kanak selalu kudengar di setiap langkahku. di mana ada kanak kanak tentu ada ibu ibu di sekeliling mereka.
sapaan dan pertanyaan yang sama untuk seorang perempuan bermata hangat yang berbeda, yang kujumpai di mana mana. mata hangat, suara hangat, sapaan dan pertanyaan yang sama, mungkin itulah sebabnya, akibatnya hampir pasti, jawaban yang sama.
aku hanya sedikit lelah, belum menyerah. berjalan jalan dengan mata terbuka, dengan seksama memandang setiap perempuan yang kujumpai. mestinya ibu berada tak jauh, tidak sembunyi. hanya belum kujumpai.
setelah sekian lama mulai terpikir olehku kemungkinan aku salah memilih selalu menyapa dan bertanya kepada perempuan bermata hangat. harus kuakui gambaran bahwa ibuku adalah seorang perempuan bermata hangat hanya rekaanku sendiri. alangkah banyaknya perempuan tidak bermata hangat yang telah berselisih jalan, kubiarkan berlalu tanpa sapaan ataupun pertanyaan.
bukan kesalahanku sepenuhnya belum menemukan ibu. perjalanan dan pencarian ini bermula dari sebuah mimpi. satu satunya mimpi yang menjadikan mataku terasa hangat sepanjang hari, bahkan sepanjang tahun. seorang perempuan memelukku erat, lengan, pundak dan dadanya menghangatkan sekujur tubuhku, meresap jauh sampai ke dalam jantungku. seorang perempuan yang memelukku sambil berbisik ke telingaku dari jarak sangat dekat,"ibu ingin kau menjadi dirmu sendiri." suaranya sungguh hangat. sebenarnya aku tak sempat melihat wajahnya sehingga tak tahu apapun tentang kehangatan matanya, karena ibu sedang memelukku dalam satu satunya mimpi pertemuanku dengan ibu. ibu memelukku sepanjang tidurku, begitu erat hingga masih kurasakan hangatnya ketika aku terjaga*

Selasa, 04 Juni 2013

*

kau satu satunya yang mengajariku menjadi kekasihmu hanya dengan mencintai diriku sendiri*

Senin, 03 Juni 2013

so sweet

pengetahuan serupa pemabuk paling suntuk. menunjuk nunjuk ke segala arah sambil berteriak, kau, kau, kau, kau, dan kau, dan kau juga yang bikin lidahku pahit, terbakar, menari tanpa henti bersama api. tidak sekalipun terpikir hendak menunjuk dirinya sendiri. ia berjalan sempoyongan sambil menendangi apa saja yang kebetulan berada dekat kakinya. hasrat terbesarnya adalah menelanjangi setiap yang ditemuinya. mabuk membuatnya tidak pilih pilih, seringkali berujung salah pilih. sesaat kemudian langkahnya terantuk kerinduan tak terbendung untuk meledakkan diri. pecah, berserakan, dan meninggalkan pertanyaan sama banyaknya dengan erangan dan kutukan. tak ada seorangpun yang ingat untuk memintanya bertanggung jawab. ia hanya pemabuk, kepenatan belajar atau mengajar bagaimana caranya menyucikan diri dan mahluk mahluk yang dikasihi. sepatutnya ia menerima rasa hormat dari sesamanya, dari mereka yang tidak atau kurang belajar dan mengajar.
kenapa senyum senyum.
mabuk.
daripada senyum senyum mending kau ralat semua kitabmu.
ide bagus.
ide bagus selalu dikerjakan dengan buruk.
kecuali olehmu.
haahh...jangan merayu.
kau tersipu.
aku tersapu.
oleh kitab kitabku.
tumben betul.
jangan merengut.
cuma kebetulan.
mari bersulang.
sekali sekali aku ingin bicara serius denganmu.
selalu.
aku ingin memeluk semua kutu busuk di kasurku.
boleh.
jangan menyela kalimatku.
oke.
kubaca sang budha pernah menasehati perempuan, jangan menikahi lelaki, nikahilah kebenaran.
akulah jalan, kebenaran dan hidup.
cuma kebenaran, tidak pakai jalan dan tidak butuh hidup.
...
kok diam
aku menunggu.
apa.
kau ledakkan diri.
so sweet*

bincang bincang saat kencan

semua keindahan yang kukatakan cuma untuk menarik perhatianmu.
kalau keburukan.
tidak ada bedanya dengan keindahan.
kau yakin.
seratus persen.
kau payah.
memang.
pura pura pasrah.
kok tahu.
aku.
kau jahat.
kok bisa.
semuanya salah.
tidak benar.
iya.
bisa diam.
kalau itu benar.
bisa tidak.
tidak tahu.
kau hebat.
kau tega.
hahaha.
itu suara air mata.
iya.
kau tenggelam.
masih belum kehabisan udara.
enak kan.
apanya.
dicintai apa adanya.
masa.
aku tidak tahu bagaimana mengatakan padamu aku mengerti. kau jadikan aku macam ini karena aku meu begini. diam diam berharap kau memujiku tidak tolol dan pengecut. bijak dan dalam. aku ingin muntah.
muntahkan saja.
supaya kelihatan lebih gagah atau manusiawi.
dunia jungkir balik.
demi kau.
aku muntah sambil berkata kata.
kau hebat.
masih tega.
selalu dan selamanya.
kalau ciuman mungkin bisa diam.
maunya.
kau bikin lidah dan bibirku begitu.
aku suka tuduhan membabi buta.
sungguh.
babi buta berputar putar di atas api.
kau jahat sekali.
kau hebat berkali kali.
kau jahat. kalau tak ada yang dengar kubilang kau bangsat.
asyik kan.
si jahat kekasih si hebat.
aaarghhhh.
sudah orgasme.
hmmm*


Minggu, 02 Juni 2013

aku tidak suka

aku tidak suka lelaki tua yang tidak berdaya dan banyak bicara. aku tidak suka disuruh suruh tanpa imbalan atau pujian yang kuanggap layak. aku tidak suka mengeringkan pantat dan tungkai seseorang yang pernah mengerjakan hal serupa untukku ketika aku belum bisa bicara. aku tidak suka mencuci kain penuh kotoran manusia yang pernah mencuci popokku ketika aku belum bisa berdiri.
apakah aku lebih kejam dari seorang perampok profesional, lebih tidak tahu malu dari seorang koruptor kelas kakap, lebih munafik dari ahli ibadah hidung belang. aku tidak suka bertanya, tidak berkenan mendapatkan jawaban tidak sopan. aku tidak suka terlihat pandir dan tidak memahami diri sendiri. aku tidak suka belajar biologi dan mengetahui aku manusia, terlahir dari kemaluan perempuan. aku tidak suka mengatakan semua ketidak sukaanku, aku tidak suka merasa tidak bijaksana.
benarkah gajah tidak pernah lupa. seandainya aku boleh menjadi gajah, aku tidak keberatan sedikitpun berhidung sangat panjang asal aku bisa lupa mengatakan aku tidak suka. aku tidak suka berandai andai menjadi binatang besar berkulit kasar, kelabu dan bertelinga lebar*

di kemah suci,

sekali waktu air memadamkan api. lain waktu api mendidihkan air. cukup adil jika aku selalu tahu kapan waktunya menjadi ember atau panci*

nisbah

aku ingin pergi. padahal tidak di sini. kepergian merindukan tujuan atau ketidak tahuan. aku bersaksi aku sangsi kepada hitam atau putih. kepalaku menumbuhkan setiap helai mestinya dengan sungguh hati. aku sungguh sungguh menyaksikan kedua kutub bumi bersamaan memeluk sunyi. seperti sepakat, seperti tidak belawanan arah, seperti tidak berjauhan, seperti saling mengerti. bersama sama memegangi satu sumbu lingkaran empat dimensi.
itulah gunanya memandangi bola dunia selama bertahun tahun. kelas senyap. teman teman berpencar pulang, dinding sekolah berganti warna. belum juga semua letak dan arah kuhapal.
sulit sekali percaya, bahwa aku membenci diriku sendiri. lebih sulit percaya kalau segala yang kubenci pasti diriku sendiri. seperti rasa kantuk saat mendengarkan kotbah.
sangat sulit menyayangi yang lebih rendah. aku tidak percaya hanya air yang bisa. hingga tak kujumpai satu kalipun penurun lembah, sementara pendaki gunung tak terhitung jumlahnya.
sulit sekali mengakui, aku takut diuji, cuma berani mencintai*

syafaat

aku telah salah jalan. menjadi tikungan yang ditandai bilangan bergelembung kecil pada ujung kanan atas. anak anak sekolah menamainya derajat. dari dulu aku tahu, dari dulu aku acuh. tapi kau boleh memaki, seperti seorang ibu tiri kepada kesombongan yang kusayangi. kesalahan siapapun adalah kebenaran yang sembunyi di balik punggung. cuma pengecut yang ingin menghapus. aku terlalu sibuk belajar dari anak anak kucing. belajar mengasah kuku menggunakan batang batang pohon. kelak kalau aku jadi perempuan aku sibuk belajar dari pohon. belajar tertawa dengan santun dan terpelajar pada tiap sayatan. belajar tumbuh dan tumbang sekehendak penanam*

Sabtu, 01 Juni 2013

morning kiss

matahari memintaku menyelimutinya lebih rapat pagi ini, awan menjelaskan padaku tentang mendung. tapi kenapa, bertanya adalah naluri yang tumbuh paling dini pada manusia. karena ingin, awan tidak membuat alasan lebih baik. kenapa kau tidak mengatakan yang lebih rumit dan puitis, seperti matahari sedang menguji ketulusan bumi. kepada awan, kulihat lukisan yang dibuat asal asalan yang memberi alasan bagus untuk melewatkan waktu dengan merenung dalam ruang redup. pagi tidak harus ditandai langit berseri. awan tidak menjawab pertanyaan, apakah hujan segera datang. berlari saja, atau mendompak dan merijulurkan leher panjang panjang serupa segerombolan kuda liar. awan menuruti matahari, mengerjakan kehendak angan angan manusia, mengisi langit besar dan langit kecil. manusia dan hanya manusia yang cemas dan bertanya tanya tentang rencana, juga cuaca*