Sabtu, 23 November 2013

*

jalanan penuh bangkai hujan. wajahnya berseri, masih menyimpan kilau langit. setiap langkah kaki dan lintasan roda menghidupkan kematiannya. atau ia tidak mati. tapi kembali. cair, mengisi setiap cerukan, ceroboh dan riang membasahi semua yang menyentuhnya. berjalan bersama semua yang berjalan. menggenang bersama semua yang diam. bergetar untuk yang datang. bergeming untuk yang berlalu. ia tidak ingat atau cemas akan pecah, berhamburan dan terpisah, terbawa langkah atau roda. waktu tidak berjanji, tapi menepati. berulang kali mengantar dan menjemputnya, ke angkasa dari tanah. dari genangan kepada hujan. kematian hanya perjalanan, tidak membosankan, tidak melelahkan. sekarang ia tertawa, seseorang baru saja terpeleset dan mengomel panjang tentang jalanan berlobang. seseorang tersebut tidak memperhatikan bagaimana bangkai hujan membuat tungkainya bersinar, menyilaukan, bikin lampu lampu yang berbaris di tepi jalan cemburu*