Rabu, 25 Desember 2013

*

untuk merayakan natal di negeri ini, umat kristiani mesti siap sedia berhutang nyawa pada tentara dan polisi. mungkin malam ini para malaikat pelindung sedang cuti bersama, atau tuhan terlalu sibuk halal bihalal menyambut natal, hingga dikhawatirkan akan lalai menjaga umatnya yang sedang beribadah di gereja.
entah berapa lama sudah tak merayakan natal, pastinya lama. entah kapan operasi lilin pertama digelar. setelah dari tahun ke tahun misa natal dijadwalkan semakin awal demi keamanan, makin hilang minat untuk berada di dalam gereja pada malam natal. beberapa alasan sangat personal, tak baik diumbar. salah satunya sederhana, tidak siap mental untuk berhutang nyawa pada tentara atau polisi yang sedang bertugas. sungguh sulit membiarkan diri berdoa  atau bernyanyi dengan khusyuk, menikmati damai dan berkah, sambil mengingat ada sepasukan pasukan keamanan berjaga di luar. seolah olah untuk merayakan satu kali saja malam kudus dalam setahun dibutuhkan jasa sekelompok manusia bersenjata. dekat sekali ke arah pelecehan, kepada kemanusiaan dan ketuhanan. pun seandainya ada yang sungguh berniat mengacaukan atau mencelakai, alangkah lebih bersahaja jika orang orang yang sedang beribadah tak terusik, tak goyah kepercayaannya pada perlindungan tuhan, bukannya mengandalkan dan bersedia menerima kemungkinan orang lain yang tidak ada sangkut paut dengan ibadahnya mengalami musibah.
misalnya seseorang atau sekelomok orang datang menyerbu gereja pada malam natal, apakah para pemimpin ibadat yang berada di dalam gereja akan terus berkotbah sembari menyebarkan berkat. sementara sekelompok penjaga dan pembuat onar sedang bertempur di depan pintu, demi misinya masing masing.
iman dan semangat natal mestinya menjadikan pemimpin ibadah beserta umatnya tidak pengecut. tidak gentar pada ancaman apapun, lebih siap berkorban dari pada mengorbankan yang lain.
dan segenap petugas keamanan serta para atasannya mestinya paham, mendirikan pos darurat di depan pintu rumah ibadah, mondar mandir dengan membawa senjata di dekat orang orang yang sedang beribadah, malah menciptakan kesan tidak aman. sama sekali bukan cara bijaksana untuk mewujudkan kenyamanan.
bisa saja semua ini cuma omong kosong dari seorang tolol. alangkah baiknya jika benar begitu. sangat lebih baik seorang saja yang jadi tolol di negeri ini. ketimbang berjuta juta umat pengecut dan beribu ribu pemimpin pasukan militer yang tidak pernah belajar seni perang bertebaran pada malam natal*.