Sabtu, 31 Mei 2014

;}

penyesalan tidak berguna, tidak memaklumi kesalahan, tidak memaafkan kekhilafan, tidak memperbaiki keadaan. tapi setiap orang perlu menyesal untuk membuat dirinya nyaman, demi tidur nyenyak dan simpati dari sesamanya. penyesalan semacam aturan yang wajib diterapkan sebagai salah satu syarat untuk mempertahankan kesehatan mental. jadi, jangan segan segan menyesal, meskipun secara diam diam.
segala yang harus dikerjakan, sebaiknya tidak dikerjakan setengah setengah. demi hasil dan manfaat maksimal, mengerjakan apa saja harus total, serius, dan tidak tanggung tanggung. apalagi dalam hal menyesal yang memang ternyata meski tidak berguna, tidak dapat disangkal berdampak luas dan dalam pada hidup seseorang, kadang kadang juga bagi sekelompok orang, bahkan masyarakat.
tak perlu ragu untuk menyesal, dari yang paling awal dan mendasar, menyesal telah dilahirkan.
kemampuan menyesal berkaitan dengan kesehatan mental. resiko ditafsirkan cari perhatian, galau, goblok, kacau, payah, cemen, cengeng, apapun juga, patut diterima, demi kewarasan. pada akhirnya, cuma yang menyesal telah dilahirkan dapat mempertahankan kesehatan jiwa dan raga hingga tibanya ajal. mereka yang bersedia menanggung setiap akibat menyedihkan dari menyesal karena telah dilahirkan, kemungkinan besar akan menjalani hidupnya secara lebih kuat mental dan wafat dengan gembira.
baiknya, tak ada kata terlambat untuk menyesal telah dilahirkan, selalu ada alasan dan kesempatan tepat di setiap langkah, sepanjang usia. hanya orang gila yang tidak dapat menyesali apa apa, yang tidak gila bisa menyesali segalanya. mudah sekali, menyesal telah dilahirkan, sangat mudah dibanding menyesal karena tidak atau belum menjadi gila*

Jumat, 30 Mei 2014

~

akan kukatakan sebelum kautanyakan. setelah kaudengar, diam diam aku sangat berharap kauingin tahu, bagaimana, seperti apa, selama apa..
akan kukatakan sebelum kautanyakan. setelah kaudengar. aku menanti kau diam diam memberikan perhatian..
akan kukatakan sebelum kautanyakan. setelah kaudengar, akan kukubur dalam dalam bila kau tak berkenan.
akan kukatakan sebelum kautanyakan. setelah kaudengar. akan kukerjakan segala agar kau tak dapat mengingat setiap kata kataku, yang pernah membuatmu resah.
akan kukatakan sebelum kautanyakan. setelah kaudengar, akan kukatakan sebelum kautanyakan, berulang ulang, hanya untuk membuatmu senang*

sudut pandang

tanyakan, pada guru biologi, laba laba punya delapan kaki atau tangan. laba laba berjalan dan berlari dengan delapan kaki, mencengkeram dinding dan merajut sarang menggunakan delapan tangan. mana yang benar. tanyakan juga pada dokter hewan atau ahli serangga paling pintar. kalau tak ada yang tahu, atau tak ada kesepakatan mana jawaban paling tepat, tanyakan pada anak anak. anak anak selalu mengatakan apa adanya tanpa bimbang, tanpa memikirkan kesalahan. lalat bisa jadi lebih tahu, sayang tak ada lalat dapat menjawab pertanyaan. tak ada salahnya mencoba bertanya pada siapa saja, asal jangan tanya tuhan, pasti diam, bukan karena tak bisa menjawab atau tak tahu, tuhan terlalu sibuk mengatur pasukan malaikat*

Kamis, 29 Mei 2014

bola kaca

rumah dalam bola kaca. perempuan itu duduk tenang, menggenggam rumah dalam bola. seperti memperhatikan, seperti tidak melihat, matanya tertuju ke arah bola kaca berisi rumah. rumah dalam bola kaca seperti menyelam atau tenggelam. dikepung air. dari lantai hingga puncak cerobong asapnya berada di dalam genangan air. bola kaca penuh air. selain rumah, ada sesuatu serupa salju. setumpuk putih, butiran kecil dan serpih, bersandar pada tepian bola kaca yang kebetulan sedang berada di bagian bawah. sesuatu yang putih dan kecil serupa salju segera akan berhamburan, melayang tak beraturan bila bola kaca digerakkan. rumah itu serasi dengan salju. kelabu, kuning pucat, sedikit bergaris biru langit pada dindingnya. sebuah cemara muda melekat di sebelah kanan, sedikit ka arah belakang rumah, menyatu dengan dinding rumah, hijau cerah daunnya, coklat tua dahannya. tak beda dengan rumahnya, cemara kecil pantas sekali dikelillingi salju.
tidak harus melihat ke dalam bola kaca, siapa saja dapat menghadirkan salju dalam bola kaca. ayunkan, lebih kuat, salju segera berputar lantas bergerak ke bawah seolah berjatuhan, pelahan atau deras. gerimis atau badai. tak ada yang tidak cantik dipandang mata. seandainya saja perempuan yang memegangnya tidak buta.
sekalipun buta, bola kaca berisi rumah, cemara muda dan butir butir salju membuat keberadaan sepasang mata tampak indah. perempuan buta tahu, seringkali memandang lama, dalam angannya, seorang perempuan buta sedang meraba rumah, pohon cemara, dan salju yang terkurung dalam bola kaca.
rumah dalam bola kaca di sisi cemara muda itu indah, ibunya pernah berkata. sejak perempuan itu masih kanak kanak, lebih muda usianya dari cemara dalam bola kaca. seindah apa. perempuan buta dapat mengetahui lebih jelas jika bola kaca yang mengurungnya pecah. selembut apa saljunya, sungguh sungguh sesejuk salju sungguhan ketika menyentuh jari jarinya. banyak keindahan dapat dirasakan lebih nyata jika tak ada lagi bola kaca yang mengurungnya. perempuan buta ragu, genggaman tangannya sedikit goyah.
duduknya selalu tenang pada saat tangannya memegang rumah dalam bola kaca. telah jadi kebiasaan yang ditanamkan ibunya sejak dulu, perempuan buta harus patuh atau tak diijinkan menyentuh rumah dalam bola kaca.
segala kemungkinan hanya menggelisahkan bagian dalam kepalanya. sesuatu, pikiran namanya. kebutaan membuatnya melihat pikirannya, lebih tajam dari pada melihat jari jari tangannya.
pernah perempuan buta bertanya dengan pikirannya, kenapa rumah dalam bola kaca, benda paling indah yang diberikan dan ada padanya. alangkah baiknya bila ia dapat memegang, meraba, menyentuh dan menggenggam sebuah kotak musik. telinganya tidak tuli, jari jarinya peka. ia dapat merasakan keindahan lebih nyata dari kotak musik yang terbuka, rangkaian nada merdu pasti terdengar, dapat disentuhnya penari mungil yang berputar seirama musik. tidak mesti kotak musik. boleh juga sebuah boneka keramik, patung patung kristal, sebuah pajangan dari kayu atau tembikar. atau benda apa saja, asalkan tidak berada dalam bola kaca.
telah berlalu segala kemungkinan. rumah dalam bola kaca memastikan bahwa perempuan itu buta. hanya terdengar suara ibunya, dalam angannya, indah sekali, hujan salju. semakin kuat digerakkan semakin. menakjubkan, badai salju. rumah dan cemara muda tak terusik sedikitpun. perempuan buta saat itu masih muda, hanya mendengar suara ibunya. tak ada raungan angin atau hawa dingin. hujan salju, badai salju, yang bisu, terkurung dalam bola kaca, tak teraba. perempuan buta sama sekali tak dapat melihat cukup dekat, rumah dan cemara muda yang tabah, betapa inginnya perempuan buta menyentuh, melihat dan merasakan dengan jarinya keindahan yang diceritakan ibunya. seandainya tangannya tak terhalang bola kaca.
hati hati, jangan sampai pecah. bola kaca itu satu satunya milik kita yang terindah, yang tersisa, perempuan buta terkenang pesan ibunya. bola kaca di tangannya bergetar, perempuan buta tak sadar tangannya gemetar. salju beterbangan, melayang ringan, berjatuhan, menyerbu atap rumah dan daun daun cemara muda, tanpa suara, tanpa aroma. perempuan buta menatap lurus dan tajam. ke arah rumah dalam bola kaca, menembus badai salju dalam kedua bola matanya*

kulihat ibu pertiwi bernyanyi

aku punya negeri dikelilingi gunung berapi, gemah ripah loh jenawi. rakyatnya berbagi kursi di depan televisi. para pemimpin berbagi televisi di bawah kursi. kucingku sibuk mandi. gunung berapi hampir mendidih. ibu menanak nasi. anak anak menggali pasir bersama anjing kecil, mencari budi pekerti. bapak sedang berburu sepatu. oh, sandal jepitku terharu. warna biru, baru dibelikan ibu sambil menunggu gunung berapi berbagi abu. piring piring ingin dicuci, sebelum diisi nasi.
semua kursi berderet di depan televisi. ibu bapak guru senyum senyum sendiri. televisi menayangkan audisi. stand up comedy dan menyanyi. lucu, juga merdu. para juri duduk di atas kursi, berjajar, berujar. semua bisa menang, asal mau berlatih. tidak letih, tidak sedih. tegak berdiri meski terbatuk, mirip gunung berapi.
aku punya ibu, akhirnya siap menghidangkan nasi. aku lapar sekali. bapak pulang telanjang kaki, memanggul ladang dan tanah lapang. setelah kenyang kita boleh menanam atau menendang kebajikan. oh, meja makanku cemberut, dari tadi cuma tentang kursi. kucingku sudah bersih. gunung berapi hampir mendidih. saatnya anak anak dan anjing kecil dipanggil. budi pekerti malah sembunyi di balik baju ibu bapak guru yang sekarang tersipu. buku buku mencibir ke arahku, tidak lucu.
aku punya lagu, diajarkan masa lalu. lagu tentang seorang ibu yang tekun merawatku. kucingku malu malu setiap melihatku menelan air mata ketika bermain tanah. jangan menangis ibu, nasi itu menghiburku. gunung berapi segera berbagi abu. piring, sendok, garpu, panci, semua bisa dicuci. bapak berkata dengan suara berat, masih kusimpan kekayaan, hutan, gunung, sawah, lautan. cukup banyak trofi untuk dibagikan kepada yang tidak kebagian kursi. anak anak dan anjing kecil, bersorak dan menyalak. televisi bertepuk tangan. ibu bapak guru merenungi sepatu. nyanyikan lagi, agar ibu tak bersusah hati mengenang emas intannya. tertulis aman dalam setumpuk catatan yang dilindungi abu dari debu, juga waktu*

Rabu, 28 Mei 2014

gps

apakah itu dusta. banyak fakta semula hanya rekayasa. seperti bicara sambil bertatap muka dari jarak tak terhingga. sejauh apa. rumahku dengan tanah suci, rumahku dengan dasar laut, rumahku dengan luar angkasa. mereka telah menciptakan satelit. bila mau, semua orang dapat menjadi gelombang. ada apa di udara. kalau bukan kita. terbang atau berenang. dan bukan khayalan. di manakah jantungmu. bukan tempat atau tubuh. rindu tak peduli waktu. aku mulai mencari rambut bercabang, bukan untuk dihilangkan. apakah dua dan tujuh berbeda, sama sama hanya angka, bukan angkasa. aku suka jatuh cinta, melihat tidak dengan mata, terluka tanpa berdarah. merekayasa surga, apakah itu dusta*

batu hati jatuh hati

kenapa. kenapa mudah sekali jatuh hati. semudah batu tenggelam, demi harapan. oh, jangan lagi kaulontarkan sebutir batu. aku cemas, tak tahu batu yang mana adalah hatiku. jika harus tenggelam, pilihkan sungai tak tercemar, sumur tak beracun. lebih baik jangan melempar. ya, hatiku batu yang tak tahu diri. batu yang sangat mudah jatuh hati. apakah kau bocah bertangan usil, atau remaja yang percaya mujizat. aku ingin kau bermain dengan ranting, berdoa tanpa melemparkan apa apa. biar semua batu yang mungkin hatiku tetap berserakan, berdiam di darat, di permukaan, mendengar getar setiap langkah. menikmati debar hatiku sendiri, menanti terinjak pemilik kaki yang membuatku jatuh hati*

1

seperti tak akan berakhir. seperti sebuah hari yang dihabiskan dalam petualangan, panjang. satu jam. satu malam. satu hari. satu minggu. satu bulan. satu tahun. satu abad. satu. hanya satu, semua tentangmu. kau juga satu. satu jiwa. satu jalan. tidak terbelah. bergelombang. satu angkasa. satu terang.
seperti belum terjadi. seperti sebuah pagi yang dibawa mimpi, berseri.  satu pasang mata hari*

Selasa, 27 Mei 2014

kiss of life

di sini. pengap dan sedap. sebutir salju tersesat di padang gurun. kutemukan yang serupa terhampar seluas pandang. sesaat sebelum tiada. sebutir pasir sempat menyapa, mengucapkan salam paling hangat yang pernah kudengar. belum sempat kukatakan, kau terlampau hangat. sebutir salju terbakar, tanpa paham bagaimana ia bisa datang. apakah terbang, terbawa angan paling liar, terseret petualangan paling menantang, tersesat di hilang ingatan.
di sini. pengap dan sedap. setetes air menghembuskan nafas penghabisan. padang gurun tidak tersenyum. angin segera meraung. menghapus setiap jejak tanpa ragu, tanpa pilu.
di sini. sebutir salju utuh. di ujung lidah waktu. pengap dan sedap, beku di bibirmu*

Senin, 26 Mei 2014

lagu cinta

kau mengoyak keheninganku. tak lelah mengusikku, dengan suara merdu, nada syahdu, syair semanis madu. mungkin cuma aku yang bertelinga di antara kita. kau buta. ah, kenapa baru kuingat tuduhan mereka, kau buta. kau pasti buta, bila kau melihatku, tentu tak akan sudi kaubuang waktu untuk merayu yang tidak berparas ayu*

buta

kali ini tak boleh gagal. harus kutuliskan sebuah cerita penuh pesona. tentang bumi dan penghuninya, tentang langit dan hiasannya. sudah kuhabiskan seluruh waktu, kucari segenap ilmu. akan kubuktikan aku mampu memikat setiap mata yang membacaku. hasratku menyala, semangatku membara. aku dilahirkan untuk menjadi pujangga. malah sebenarnya aku titisan dewa. kenapa, adakah yang tak sependapat denganku, bahwa aku paling pantas memenangkan penghargaan. mereka tentu tak berilmu bila tak sepakat denganku, atau mereka tak berdaya menyaingi bakatku. mataku bersinar, tajam menembus sehelai kertas. sehelai yang lunglai, pasrah, buta atau tanpa mata, sehelai kertas tak sanggup membaca apa apa*

sajak batal

jangan takut. aku tak mungkin seburuk sangkamu.
tak dapat lebih buruk, sebaliknya bisa jadi tak dapat lebih bagus.
jangan takut. aku tak seburuk sangkamu.
tak ada lagi mungkin di situ.
keraguan sudah kutelan.
kau tersedak.
aku kenyang.
kau jadi berantakan.
aku tak keberatan.
kau berhamburan.
seperti bintang atau binatang jalang.
aku kewalahan.
jangan melawan.
bagimana bisa menang tanpa melawan.
jangan takut. jangan berperang.

kurobek selembar kertas. kuremas serpihannya dengan geram. belum jadi tulisan sudah sok pintar, beraninya melarang larang calon pengarang*

*

apakah harus lebih dulu mati supaya dapat bangkit kembali. kalau tidak mati, mungkin jatuh. haruskah lebih dulu jatuh agar dapat bangkit lagi dan lagi. yang hidup dan berdiri, apakah tak dapat bangkit. atau tak perlu. apa makna bangkit bagi tubuh tubuh yang sedang berdiri. jika aku tahu, meski hanya sedikit, mungkin segalanya dapat lebih baik. berbaring, duduk, jongkok, bersimpuh, mana yang sebenarnya perlu, sebelum kematian membangkitkan gairahku untuk membunuh*

Kamis, 22 Mei 2014

*

aku hanya manusia. lemah dan tak berdaya.
keluhan atau pernyataan.
kenyataan.
kesadaran dangkal.
terserah.
terdengar mesra.
seandainya, aku tuhan. maha kuasa, bisa apa saja.
mengerikan.
akan kujadikan segalanya lebih indah, sempurna.
terdengar brutal.
kau tak ingin dunia jadi lebih baik. 
percuma. aku pasti sudah musnah.
tak akan ada yang musnah atau punah.
selama kau hanya manusia. lemah dan tak berdaya.
kaukira kalau jadi tuhan aku bakal gegabah.
tidak. cuma maha kuasa dan bisa apa saja.
nah. aku pasti bisa memilah mana benar atau salah, baik atau jahat. bisa mengubah salah jadi benar, jahat jadi baik. kau meragukan kemampuan tuhan mengatur kehidupan.
aku kan hanya manusia. lemah dan tak berdaya.
kau mengulang kalimatku, yang pertama.
tidak bolehkah.
boleh saja, tak mungkin sama nada bicaranya.
mana yang lebih mesra.
hmm, kisah kasih di sekolah*

bonek

aku tak sanggup menghiburmu. aku hanya seorang ibu. persis semua ibu, mengandalkan anak anaknya mengubah dunia menjadi sebuah bola. untuk dikejar, digiring ke gawang lawan, ditendang sebelah kali, disundul dengan kepala, demi mencetak angka. benar sebuah bola, ketika tidak rata dan kurang keras, dapat dipompa. anak anak sehat mestinya gemar bermain di lapangan, meraih sorak sorai dan kemenangan. tidak peduli cuaca, tidak gentar ancaman bencana. ibarat rumput tak mudah mati terinjak kaki, anak anakpun tak mudah menyerah mencari surga. aku hanya seorang ibu yang kakinya berdarah darah tertusuk pecahan bola. menunggu dengan gelisah, anak anak mengubah dunia menjadi sebuah bola, yang lebih sempurna dan tak mudah pecah. anak anak tak boleh lelah, ibu tak mungkin salah. semua anak bisa juara*

bahana

mari pulang. jangan hilang. pulang. pulang. katakan berulang, mari pulang. kepak sayap. angkasa memohon tumpangan. pulanglah, kepada angan angan, menjumpai sarang. anyaman ranting, daun kering, tempat mengerami beberapa butir cangkang. pulang kelak menetaskan kesayangan. mari pulang. jangan bosan mengulang perjalanan. awan awan menanti angkasa menitipkan makna. pulanglah. kerinduan melambaikan tangan. berulang. kelopak kembang. tanah menunggu kedatangan. menggali lubang. menanam kehidupan. untaian kata, syair tua, kisah cinta. mata air meretakkan punggung gunung. mari pulang. tak lelah sampai ke muara. bersama sama, mata air dan air mata, bertukar cerita tentang pekik angsa dan kebisuan bunga bunga*

Rabu, 21 Mei 2014

hening

di tepi bumi ia ingin bernyanyi. biar lagunya terbang tanpa terhalang. mendatangi tempat asing, tanpa penghuni. di luar bumi ia ingin mendengar suaranya sendiri. mungkinkah masih dapat dikenali. atau tepi bumi serupa tepi dirinya, cuma menyisakan misteri, lebih samar dibanding mimpi di luar mimpi. ia binngung, mengapa nadanya begitu canggung. benarkah hanya karena bundar, bumi tak bertepi. atau setiap pijakan kakinya menciptakan tepi. jejak jejak datar di mana langkahnya terdengar seirama hujan, pecah di bebatuan*

Selasa, 20 Mei 2014

*

kehabisan kata kata, bukan alasan untuk berdusta. diam lebih mudah. kebenaran selalu diam, atau hilang. bukan hukum alam. hanya menit demi menit berjalan pelan, menikmati sudut sudut jalan, cahaya keemasan, tawa yang teredam. perayaan keheningan. keraguan berlari kencang, menjauh, meninggalkan kesetiaan yang mengikuti langkah serupa bayang bayang. memanjangkan jalan, menyembunyikan wajah wajah resah dalam gelap*

*

hari ini kita bicara tentang idealisme. tidak rumit, tidak mengejutkan. seperti yang telah diketahui dari dulu. idealisme tak ternilai nilainya. memilih mengikuti kata hati terbukti pahit. pahit yang meredakan sakit. nilai seorang murid idealis paling rendah seangkatan. tapi, buat yang mengerti betapa sakitnya membohongi diri sendiri, hari ini murid idealis tersebut adalah satu satunya murid yang pantas dinyatakan lulus ujian. semua ujian, tertulis dan ridak tertulis. ah, sudahlah. senyumnya memang manis, paling manis. alangkah ringan memikirkan masih ada harapan, seorang murid idealis yang mempunyai senyum paling manis ada di sini. nyata, dekat, sedang menikmati roti bakar isi coklat*

Senin, 19 Mei 2014

debur ombak

kita pasti punya waktu. karena waktu tak akan pernah menemukan ingatanku. sebelum menuju ke arahmu, telah kusembunyikan baik baik ingatanku. tak akan kuingat berapa jauh kau dariku, berapa waktu yang kuhabiskan hingga aku tiba padamu. kau tak ingat pernah menunggu. aku lupa tentang rindu.
setelah berjumpa, kita bicara, melupakan waktu, melupakan masa lalu.
saat kau teringat sesuatu, kau bertanya, mana ingatanku.
akan kukatakan, masih di situ, kusimpan baik baik untukmu.
kau mengusut lebih jauh, untukku.
untukmu, kutegaskan tanpa ragu, kau dapat menemukannya bila kau punya waktu.
kau segera menyahut, lupakan itu.
aku pasti menurut padamu. aku tak butuh ingatanku untuk mengingatmu. sejak semula hingga selamanya. biar waktu sendiri, sibuk mencari tahu di mana kusembunyikan ingatanku. waktu perlu mencurahkan segenap daya hanya untuk menemukan ingatanku yang kusimpan untukmu.
kita pasti punya waktu, ingatanku tak pernah ditemukan waktu. tak akan kuingat kau begitu dekat, betapa erat, hangat, serta nikmat. kau tak ingat untuk melepas. aku lupa tentang mencatat*

Sabtu, 17 Mei 2014

wuzz

berapa panjang kabel penghubung mouse ke cpu. kalau keyboard. berapa. samakah. bila beda, berapa selisihnya. terlalu. betapa acuh kau pada sekelilingmu. yang terdekat dan kerap disentuh saja tidak tahu, tidak ingin tahu, tidak merasa perlu meluangkan waktu untuk mengukur panjang jarak yang menghubungkan isi kepalamu dengan kata kata yang kau tulis untukku..

wuzz, bukannya tergerak untuk mencari tahu, aku malah mendengus keras ke arah monitor, seandainya aku tahu, apa gunanya untukku. tak ada yang akan menganggap aku lebih cermat, tak akan ada yang berpikir aku lebih berbakat, tidak membuat siapapun mengatakan aku punya ciri ciri orang hebat. oh, monitor malang, aku kasihan padamu, mau tak mau, suka tak suka, kau terpaksa menelan aneka rasa kegalauan, lebih tragisnya, semua hanya untuk kau muntahkan. kalau saja kau punya tangan, kita bisa berpelukan.

seandainya punya tangan, mana sempat berpelukan. seluruh waktuku hanya menggaruk. kau tahu, tulisanmu bikin gatal. cuma gatal. gatal yang kekal*

*

kita sudah merdeka. mau apa lagi
adakah yang lebih merdeka dari pada terbebas dari kemerdekaan*

rabies

kenapa berjalan dan berlari hanya menggunakan dua kaki. dua yang lain dibiarkan saja menjuntai, berayun ayun tak tentu, atau membawa sesuatu. memberati tubuh, menyia nyiakan moncong dan taringnya. suatu hari punggungnya bisa patah. keberatan menopang tubuh dengan posisi tidak wajar. mungkin dikiranya dirinya adalah sebatang tiang, harus vertikal, menjulang ke atas. kapan kapan aku akan buang air kecil tepat di kakinya, biar dia sadar dia orang, sama denganku, berkaki empat*

angin puyuh

kesepianmu keresahanmu kesedihanmu. mestinya jauh lebih besar ketimbang punyaku. karena kau jauh, sangat jauh, lebih perkasa dibanding aku.
tidak aku tidak minta kau berbagi denganku. aku belum sepeduli itu, belum senekat itu. padamu, aku cuma usul, kalau kau ada waktu, ajari aku mengeluh seperti caramu*

Jumat, 16 Mei 2014

surga sesat

harus kuperiksa dengan teliti setiap kalimat yang pernah kucatat, serupa mencari sebatang jarum di tumpukan jerami dalam kegelapan. kiasan yang tidak mungkin terjadi pada semua hari. kebaikan apa, kemuliaan apa, yang sekiranya mungkin pernah kuberi, hingga aku boleh tidur sambil mendekap malaikat malaikat tak bersayap. mereka tak mau terbang, tak ingin kehilangan kekacauan, tak hendak membuatku berhenti membual. siapa sebenarnya yang paling nakal*

kebijakan

arak berjasa, membuat segala kemuakan lebih semarak. kerongkongan yang terbakar, serasa menelan hutan sekaligus perapian. semua umpatan menyusut, takut hangus. semua keraguan gosong, keyakinan menguap.dipeluk asap. tak ada yang lebih tidak bersalah dari seorang pemabuk yang selalu menyimpan sebotol besar cadangan arak. botol bekas air mineral. bukan untuk mengelabui pengamat, memang begitu biasanya arak oplosan dikemas. tak ada makna tersirat. semua jelas. seperti siang, seperti alamat kantor pemerintahan. lucu, apa sih yang tidak lucu. hari hari penuh tawa, suara sendawa dan sedakan dari kerongkongan yang merayakan hari kemerdekaan dengan berperang. melawan apa. hmm, arak juga bikin seseorang mirip tuhan, tidak menjawab pertanyaan.
sinis amat.
tak usah cemas. ini tahun dua ribu empat belas. pasti masih membosankan.
carilah selingan.
selingkuhan ringan.
mungkin petualangan.
semua butuh uang.
arak saja, jernih, arak menulis uang butuh orang*

*

mengetik sebuah kata untuk dihapus. pekerjaan menyenangkan, sayang tidak berguna. seperti mencoba lari dari tubuhku sendiri, melubangi angin, membunuh kematian, merangkum kehidupan, mengeringkan laut, melihatmu dengan mataku*

:D

aku bahagia menjadi manusia. lebih bahagia lagi, menyadari betapa bahagia telah menjadi manusia tidak mengubahku menjadi dewa, iguana, atau lidah buaya*

:p

tempat otak paling atas, saat manusia berotak berdiri tegak.
saat manusia bersujud, otak sejajar dengan dengkul.
pikirkan, tidakkah cukup menghibur*

Kamis, 15 Mei 2014

sumbu


untuk jalan jalan
untuk balapan
untuk dilawan
untuk dipandang
untuk ditendang
untuk dikenang
semua butuh teman
kedewasaan, kekanakan
setan, tuhan
orang, hewan
bisa diteruskan
jangan sia siakan
kata, tanda baca
semua jalan
untuk jalan jalan*

tulisan yang kuselipkan di bawah rak buku

debu oh debu, dengarkan aku bertanya padamu. penting sekali. demi masa depanku. aku harus tahu, bagaimana rasanya menjadi kamu. apakah kau memilih di mana hendak nangkring, mata siapa ingin dijawil. apakah kau lebih dulu berembuk dengan sesamamu, dataran mana pantas diserbu, kepala mana layak diserang. jawablah. jangan diam. apakah kau kecewa saat ditepiskan tangan, dendamkah kau pada bulu bulu ayam. ingatkah kau, bagaimana ceritanya, maksudku peristiwa, dari waku ke waktu, hingga kau berhasil melepaskan segala yang tidak kaubutuhkan. aku perlu belajar. aku tak akan menyerah sampai kau mau berbagi rahasia, tentang bangkit dari kehidupan*

kusut

diam diam kucintai kau sampai mati.
ini judul puisi. isinya belum jadi. aku keburu mati.
kausangka aku bunuh diri.
aku maklum. cinta memang pengecut.
tak mau mengaku diam diam telah membunuhku*

rapat kenaikan kelas

dia pintar.
dia kurang ajar.
dia masih belajar.
dia pantas dihajar.
dia harus bayar*

jam tiga pagi

menepilah sepi.
aku sedang mengasah belati.
menepilah, atau siaplah mati*

Selasa, 13 Mei 2014

*

jika suatu ketika sunyi bosan menyendiri.
bagaimana mungkin terjadi.
bukankah semua mesti manusiawi supaya pantas dicintai.
kuulangi lagi, jika suatu ketika sunyi bosan menyendiri. ingin mencoba suasana baru, ingin menyapamu. begitu inginnya hingga tak menghiraukan akibat apapun.
kalau hanya menyapa, kukira tak apa apa. aku baru tahu sunyi ternyata lebay.
selirih apapun suaranya, sebuah sapaan sanggup melenyapkan sunyi hingga tak bersisa.
sapaan hanya sekejap. bahkan percakapan paling menyenangkan tak akan bertahan selamanya.
ya. pasti ada jeda. ada lelah. ada batas. ada bosan. ada diam..
nah. jadi apa susahnya beramah tamah sebentar. apa yang pantas dicemaskan sunyi saat bosan menyendiri, selain takut menyenangkan diri sendiri. atau jangan jangan, sunyi tak percaya diri untuk menyapa siapapun yang dijumpai.
mungkin benar. masih ada lagi, sunyi takut kehilangan dirinya sendiri.
kalau begitu, makan tuh sunyi. tak perlu basa basi.
mestinya kaubilang dari tadi.
kukira sunyi sungguh bosan menyendiri.
sunyi menyangka kau mengerti.
aku mengerti. sunyi saja yang ribet sendiri.
mungkin kau benar. tapi bukan itu.
bukan itu, apalagi. sunyi boleh menyendiri sepuas hati, tak akan ada yang peduli.
mungkin kau benar lagi. tapi bukan itu.
bukan itu. bukan ini. serba salah bicara dengan sunyi.
maaf. sunyi menyangka kau mengerti bahasa hati.

apapula itu, bahasa hati. bisa bisanya sunyi.
maaf. sunyi menyangka kau mengerti bahasa hati. hanya dengan bahasa hati sunyi dapat bicara dan menyapamu ketika sunyi bosan menyendiri*


doa cinta

telah kumohon dalam setiap doaku, seorang kekasih yang baik, sabar, pintar, taat, cekatan, penuh semangat, tak pernah putus asa, tak pernah lelah dan tak bosan membuatku tertawa riang atau menangis bahagia.
kemudian kau ada. mewarnai hari hariku, memenuhi hatiku. lebih dari yang dulu selalu kumohon dalam doa doaku. seorang kekasih yang selain baik, sabar, pintar, taat, cekatan, penuh semangat, sekaligus juga pemarah, bebal, keras kapala, pemalas, dan tak pernah mau bersusah payah menyenangkan hatiku. kau sering membuatku murung dan menangis pilu. kau tak sudi menguatkan pada saat aku sungguh sungguh rapuh, tak bersedia meluangkan waktu untuk membesarkan hatiku. membuatku sangat putus asa dan merasa sia sia. percuma berdoa, tak akan mengubah apa apa.
saat sedang sangat letih dan kecewa, kutanyakan padamu, pernahkah kau menyertakan aku dalam doamu. aku tak berharap jawabanmu akan menghiburku..
ya, katamu acuh tak acuh.
apa yang kauminta untukku.
bukan untukmu, untukku. katamu masih acuh tak acuh, aku jadi sangat ingin membanting piring.
apa yang kauminta. kupaksakan diri bertanya lagi, bersiap patah hati.
bisa mencintai apa adanya, mencintai apa adanya, tak ingin lebih. kaukatakan seperti biasanya, acuh tak acuh. entah kau sungguh sungguh atau pura pura tak peduli air mataku jatuh.

saat belum usai kutuliskan ini, kau datang, dengan gusar menungguku berdiri dan meninnggalkan meja komputer untukmu..
sebentar, ini tentangmu, kukatakan dengan sungguh sungguh.
hahh, sudahlah, kalau tulisanmu untuk memuji muji aku, seumur hidup juga tak bakal rampung. kau berkata dengan angkuh, selalu acuh tak acuh. aku diam, percuma berdebat dengan kekasih arogan pemberian tuhan*

Senin, 12 Mei 2014

melawan lupa

kalian dapat menuduhku sebagai musuh terbesar, melawanku dengan membabi buta, bengis dan brutal. tak apa, saat kalian lelah, menyerah atau tidak menyerah, akan kulupakan semua dendam. tidak cukup sekian, akan kubuat kalian melupakan setiap kekalahan sekaligus kesia siaan. kemudian kita dapat duduk bersama, berlawanan arah agar dapat berhadapan, bertukar pandang dan cerita tentang para pahlawan yang berguguran*

hakikat

pohon pohon cantik, bukan karena seseorang berpikir mereka cantik.
pohon pohon cantik karena mereka tidak berpikir mereka cantik*

menyulut masa lalu

mereka berkerumun, mendekat, menatap dengan mata lugu. tanpa kata kata, hanya pandangan matanya tak dapat menyembunyikan kesepian, ketakutan dilupakan, membuncah rindu dan keraguan. sungguh serupa sekumpulan anak yatim piatu yang cemas akan diusir dari panti asuhan karena suatu sebab yang tidak diketahui dengan jelas. matanya nanar, hasrat dan pasrah berebut tempat setiap kali mengerjap. adakah seseorang yang sampai hati mengabaikan sesuatu yang begitu tidak berdaya. sesautu yang sama sekali tidak mampu mengubah apapun. jika mereka menyampaikan penyesalan dan memohon dengan sangat supaya jangan ditinggalkan, akan lebih mudah untuk bergeming atau beranjak pergi. tapi mereka tak bersuara, tak meminta apa apa. hanya matanya, memandang seperti sekumpulan kanak kanak yang tersisih dari keceriaan. menghadapi mereka, siapa sanggup menahan diri, mengeraskan hati, bersikap tidak peduli. siapa. siapa paling tegar dan pintar, yang tetap tegar dan pintar, hingga merasa tidak sepantasnya terhanyut perasaan. siapa dapat berseru sekeras halilintar untuk membubarkan kerumunan kanak kanak bermata lugu.
aku, sebuah suara lugas berkata, membuyarkan lamunan. enyahlah, aku tak butuh masa lalu, suara lugas yang sama berkata, dengan tegas dan jelas.
kanak kanak bermata lugu tidak menyahut. mereka menyusut, mengerut. serupa sigaret yang dihisap dengan beringas. berbatang batang yang segara berujud asap. sesaat kemudian semua yang sedang berada di sana tak lagi dihantui kebimbangan dan rasa pilu akibat dipandangi sekumpulan kanak kanak bermata lugu. berkat sebuah suara lugas yang berkata dengan tegas dan jelas.
sekarang ruang dikerumuni asap. tapi tak perlu resah, perih di mata tak akan lama, segera reda. selanjutnya akan baik baik saja, asalkan kanak kanak bermata lugu tak kembali lagi menatap, tak tiba tiba muncul dari segumpal asap. puntung puntung sigaret yang tergeletak dalam asbak atau tercecer di meja dan lantai tak akan sampai hati mengatakan sekumpulan mata yang telah dibutakan sebuah suara*

Minggu, 11 Mei 2014

*

pernah kubuang sebongkah kesalahan pada sebuah sudut yang kulupakan. seketika langkahku menjadi jauh lebih ringan. aku tak tahu menahu tentang siapapun yang sengaja atau tak sengaja menempuh jalan yang sama denganku, sudut yang sama yang tidak kuingat dengan tepat. sebongkah kesalahan yang kubuang mungkin tak dikenali sebagai sebongkah kesalahan oleh siapapun yang bukan aku. bisa saja, sebongkah tak dikenal di sudut jalan dikira sebagai sebongkah kebenaran oleh siapapun yang kebetulan melihat, siapapaun yang mungkin kelelahan setelah berjalan cukup jauh demi mencari kebenaran yang ia sendiri tak tahu pasti bentuk dan tempatnya.
tak salah, siapapun yang menemukan lantas memungut sebongkah tak dikenal yang terlantar di sudut jalan, mungkin terjatuh, atau sengaja dibuang karena sudah tidak dibutuhkan. bagaimanapun juga sebongkah kesalahan yang pernah kubuang akhirnya akan menemukan tuan yang baru. siapapun yang bukan aku yang merasa iba, berniat baik untuk tak menjadikan apapun sia sia, menyimpan ide berbeda tentang sebongkah tak dikenal yang tergeletak di sudut jalan.
siapapun yang bukan aku dan sebongkah tak dikenal kini adalah teman seperjalanan, seperti yang dahulu terjadi denganku dan sebongkah kesalahanku. aku tak tahu menahu tentang itu. seandainya aku tahu, tentu akan kupasang sebuah papan dengan tulisan, jangan membuang kesalahan di manapun, di setiap sudut, atau kunasehatkan kepada siapapun yang kutemui di perjalanan supaya tidak memungut sebongkah tak dikenal betatapun mungkin bermanfaat. sekali lagi kukatakan, aku tak tahu menahu. aku hanya senang dapat berjalan lebih cepat, setelah membuang sebongkah yang tidak lagi kubutuhkan di sebuah sudut yang kulupakan*

"asas praduga tak bersalah"

sejak menyadari hanya mempunyai dua mata dan dua telinga, aku tak percaya pada hitungan dan angka. tidak masuk akal melihat dan mendengar ribuan wajah dan peristiwa dalam waktu yang sama.
saat mengamati wajahku lewat kaca, setelah cukup lama tak dapat kutemukan mata dan telinga lebih dari dua, aku mulai menduga aku punya banyak kepala. banyak kepala kasat mata, setiap kepala hanya nampak bila dilihat dan didengar oleh mata dan telinga yang melekat padanya. banyak kepala, masing masing memiliki sepasang mata dan sepasang telinganya sendiri. banyak kepala, tak saling kenal, asing satu dengan yang lain. kalaupun ada dua kepala yang saling kenal dan saling memandang, mereka  sama sekali tak menyadari, atau tak sudi mengakui, bahwa keduanya sama sama milikku, selalu berbagi tubuh dan waktu.
atau, jangan jangan kaca yang tak mampu menunjukkan kebenaran berdasarkan dugaan. bisa jadi kacalah yang bersalah, tak mau melihatku secara utuh. aku harus tahu. harus kubuktikan aku tak salah menduga diriku sendiri. bila benar aku punya banyak kepala, tak apa kiranya kupecahkan salah satu yang sedang menatapkau lewat kaca.
maka kukepalkan tangan, kuhantam kaca kuat kuat. pecah. kini ada banyak kaca. berserakan dengan ukuran berbeda. aku tak tahu, baiknya lega atau cemas ketika kutemukan banyak wajah pada banyak kaca. setelah kupecahkan selembar kaca menjadi banyak serpih, kaca tak lagi berdusta. setiap pecahan kaca menunjukkan setiap kepala yang kupunya. banyak kepala berwajah sama. pada setiap kepala terdapat sepasang mata dan telinga. semua pandangannya berisi tanya, dan gema teriakan kaca ketika kepalan tanganku menyerangnya*

Sabtu, 10 Mei 2014

heart 2 heart

kepada yang tercinta, surat surat tak berharga.
kau menyimpanku di tempat rahasia, hanya kita yang tahu. jalan menyala penuh kenangan. mataharipun memadamkan diri di sana, untuk kita memilih cahaya dan warna angkasa. terang atau redup, putih, biru, ungu, jingga, semua warna permen yang biasa kita kunyah ketika berjumpa. kau pandai memilih rasa, anggur, jeruk, blueberry, rasberry, strawberry, coklat, kacang, mint. aku merasa apapun rasa yang kaupilih pantas kunikmati. sementara kau membaca gerak bibirku. seperti tarian suci mengiringi persembahan yang digelar bumi untuk langit. tertawa atau menangis, aku persis bayi. penuh perhatian serupa kanak kanak dibacakan dongeng. kau tenangkan kedua tanganku untuk menggenggammu, kau redam suaraku dengan lagu lagumu. kau bentangkan aku seluas semesta, tak kan cukup waktu kita untuk menjelajahi setiap sudutnya menyimpan kisah. apakah kita sebaya, setara, searah. kau terus membaca, seperti gila. aku tertawa dan menangis tanpa lelah. kau membacaku sepenuh jiwa. serupa kanak kanak, aku terpesona. persis bayi, aku tak bicara. tak bertanya, bukan karena aku tahu kau tak punya jawaban, karena kau membacaku setiap waktu.
kau, selipkan aku dalam kalimat kalimat yang tak tertulis di semua buku. menjadikan aku rapuh, mudah terjatuh. hingga aku tahu aku harus jatuh, di tanganmu. kau siap melipat dirimu menjadi pesawat terbang, bangau, angsa, semua yang ringan dan berwarna cerah. bukannya memar, aku berpijar, melesat secepat kilat. setelah terhempas, mendarat di atas kapal. kau berkerut, aku hanyut, arus ajaib, jeram tawa, deras air mata. jangan segan melipat, kau tuliskan pesan, jari jari tanganku penuh hasrat. tak apa lumat atau terkoyak, surat surat tak berharga selalu dapat membuang dirinya ke tempat rahasia. tak perlu petunjuk jalan atau peta, cukup mengikuti gema gelak tawa dan jejak air mata.
kepada yang tercinta surat surat tak berharga, sekarang aku telah dewasa, tak bisa tertawa dan menangis seperti bayi. tak mudah terpesona dongeng macam kanak kanak. aku rindu membacamu, kususuri jalan jalan kota, tapi kau tak dijual di mana mana.
kepadamu, yang tercinta, surat surat tak berharga, kutuliskan yang tersirat darimu lewat sebutir debu, baru saja mengecup mataku, ketulusan, harus rapuh agar mudah terhapus, hingga layak ditulis kembali, berkali kali*

Kamis, 08 Mei 2014

*

bahkan dengan rambu rambu lalu lintas saja, manusia tak akan menang. dalam hal, keteguhan, kesabaran, keikhlasan, kepasrahan, pengertian dan pengorbanan. jadi buat apa semua ocehan kesadaran disuarakan. semua orang pasti tahu, rambu rambu lalu lintas hanyalah tiang besi, berdiri tegak di tepi jalan, menopang lempeng legam berbentuk lingkaran berisi gambar, huruf atau angka yang menyampaikan pesan berupa petunjuk atau larangan untuk para pengguna jalan. serupa kebanyakan benda yang bertebaran di segenap tempat beradab, yang tidak berakal dan tidak berperasaan*

Rabu, 07 Mei 2014

hatihati

maafkan, hanya sekali ini kuminta sungguh hati. sekali untuk berkali kali kesalahan yang sengaja atau tak sengaja, yang telah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi. kumohon maafkan, semua yang telah kauijinkan*

*

menyelamlah, aku dangkal agar kau tidak tenggelam.
lebih baik aku jalan.
jangan, menyelam saja.
buat apa menyelam di kedangkalan.
karena kau, bilang ingin menyelam tapi takut tenggelam.
siapa bilang aku takut tenggelam. aku hanya perlu memastikan seberapa dalam.
setelah menyelam kau pasti akan tahu seberapa dangkal*

Selasa, 06 Mei 2014

dosa dan dora

setelah tersimpan berhari hari. kini dia tak bisa menahan diri. harus keluar, di atas sadar mungkin tak semua hangus terbakar. dunia masih perlu kehancuran. banyak kehancuran. lebih banyak kehancuran.
siapa tidak berdosa lemparkan batu pertama, kalimat yang dikatakan seorang nabi untuk menyelamatkan hidup seorang perempuan pezina berabad abad silam. membubarkan kerumanan manusia penuh dendam dan amarah haus darah. dosa, yang mengikuti kerumunan manusia tidak merasa harus mencatat hutang nyawa seorang perempuan pezina padanya.
berabad abad kemudian, bilamana nabi yang sama sudi turun kembali ke bumi, mungkinkah sang nabi akan mengulang kalimat, siapa tidak berdosa lemparkan batu pertama, untuk menyelamatkan hidup seorang atau sekumpulan lelaki yang berzina bukan dengan perempuan pezina, tapi dengan anak anak. berzina dengan manusia manusia kecil yang konon tidak atau belum berdosa.
siapa yang berkata dunia butuh kehancuran demi kesempurnaan, mestinya hati hati bicara. dunia yang mana. ah, dia cuma manusia, bukan siapa siapa, tidak bisa apa apa. bahkan menanggung akibat dari perkataannya sendiri saja tidak sanggup. dia cuma manusia. sewajarnya kalau berharap kepada yang konon maha kuasa untuk menjawab semua tanya, membereskan semua masalah.
bukan masalah bila tidak dijadikan masalah, kalimat andalan, cuma manusia dapat mengatakannya saat kepalanya serasa pecah.
sang pencipta adalah sang pencipta, tidak pantas ditanyai, apalagi pertanyaan dungu, kenapa menciptakan ini. kenapa menjadikan itu. segalanya telah dirancang demi kebaikan alam semesta. kekacauan, kehancuran, segala derita dan bencana, sepenuhnya tanggung jawab mahluk mahluk ciptaan yang lemah dan mudah terjerumus ke dalam dosa.
dosa, saat dikatakan sendirian terdengar macam nama manusia. ada seorang tokoh cerita anak anak yang bernama mirip, dora. seorang anak perempuan lincah, periang, baik hati, penolong, gemar bertualang bersama ransel ajaib, peta dan sahabatnya, seekor kera. dosa hanya mirip dora, bukan dora. sepanjang ingatan dunia, belum pernah ditemukan seorang manusia anak anak atau dewasa bernama dosa. entah kenapa. oh, mungkin supaya tak ada yang merasa dituduh penyebab kehancuran, derita dan bencana yang menimpa dunia berserta segenap penghuninya.
apakah terasa lebih ringan setelah menumpahkan, atau memuntahkan entah apa namanya ke dalam tulisan. bukan masalah bila tidak dijadikan masalah. dunia selalu mendapatkan segala yang dibutuhkannya. daftar nama korban, identitas dan daftar nama pelaku juga tersedia, pasal pasal yang mengatur hukuman yang pantas beserta tata cara mengusut perkara hingga tuntas. apa kurangnya, semua sudah tersedia, dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja yang berkepentingan dan mau ambil bagian untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan utuh, demi meraih masa depan cerah..
siapapun yang pernah dan masih berkata, dunia butuh kehancuran, dia layak dikubur hidup hidup, kalau perlu dibenamkan ke dalam kawah gunung berapi yang sedang batuk*

*di mata telaga

musik. hanya musik. daun daun jatuh tertiup angin. hatinya menari. menemukan sebuah gambar belum mati. sehelai kertas buram tersesat, setelah melewati jalan panjang yang terbentang meski patah, meski lubang tumbuh serupa rumput liar, antara pekarangan hingga ambang hutan.
kau atau angin yang bermain. senyumnya merona. memandangi angkasa tertidur pulas dalam buaian. serupa kanak kanak kelelahan setelah berkejaran. akar berdesakan, pohon pohon dan rerumputan. melebarkan banyak celah dalam tanah, tiada hilang arah.
sebatang ranting terulur. sehelai kertas buram tersangkut. gambar melahirkan gurat gurat sketsa pada wajahnya, mengangguk angguk.senada bunyi kepak sayap dalam gelombang. cuaca benar serba salah, pasrah.
di tepi telaga, angsa angsa singgah, untuk menyapa awan bergumpal gumpal yang asyik berenang. suaranya melengking, berseru kepada angkasa basah yang telah pula tenggelam. selama berabad abad.
hanya musik kaudengar. kau atau angin yang mainkan. ranting dan sehelai kertas buram belum terpisahkan. bersama sama menggambar banyak sketsa dalam seraut wajah*

Minggu, 04 Mei 2014

pepesan kosong

manusia tanpa cita cita. tamatlah dunia. itu juga cita cita. membunuh penjahat juga cita cita. para penjahat selalu lebih gentar pada kematian. alangkah jahatnya manusia tanpa cita cita. dia bermuka dua. demi menjadikan dirinya penganut kebaikan, dia lantang berseru, mendekati maut tanpa menunduk, seolah tak takut. kematian bukan hukuman. kematian adalah kepastian. bercita cita atau tanpa cita cita, pasti tamat kisahnya di tangan maut. cita citanya terbakar atau terkubur. manusia tanpa cita cita takabur sebelum kabur dari dunia yang mengelus dada.
bertobatlah, sebuah kata tak lelah mondar mandir pada sebuah papan berwarna gelap. bertobatlah, tersusun dari titik titik merah menyala. bertobatlah, tertulis di setiap pintu kota. serupa angka penghitung waktu di bawah lampu di simpang jalan. merah kuning hijau menyala bergantian. waktu jalan. waktu menyeberang. waktu diam.
manusia tanpa cita cita mestinya tidak sekolah. tidak membaca majalah. tidak mendesah. semua kata benda dan kata kerja berakhiran ah sengaja dipilih supaya kalimatnya merdu berima. kata kata, pasti bercita cita terbaca dan terdengar indah. manusia tanpa cita cita berlindung kepada kata kata. tamatlah dunia.
manusia tanpa cita cita gagal meraih cita citanya. menamatkan dunia. memangnya siapa dia. aku ingin menghiburnya, mengatakan segalanya baik baik saja. selalu ada jalan keluar. rajinlah belajar, bukalah mata, luaskan cakrawala. dunia tak selebar daun pisang, pun daun pisang tak selebar dunia. masih berlimpah udang dan ikan tongkol di lautan. masih penuh ikan mas di kolam. setiap manusia masih punya banyak kesempatan mengisi pepesan kosong*

*

kau sungguh sungguh sayang padaku? aku rela kehilangan diriku, menjadi kau, demi mendengar jawabmu atau isyaratmu yang sungguh sungguh tertuju padaku.
aku dapat melakukan itu, lebih mudah dan sederhana ketimbang memohon dan menanti kau tergerak berbaik hati untuk bertanya padaku.
kau kekasih paling tidak peduli. paling tidak peduli pada kelemahan dan kecenderunganku mengasihani diri sendiri. namun aku terlanjur jatuh hati, siap mati terbunuh keraguanku sendiri.
aku sungguh sungguh sayang, kukatakan setiap detik. demi kekasih paling tidak peduli, yang tak bosan memandangi sepasang mataku yang tak berkedip menatapmu, melewati cermin*

Sabtu, 03 Mei 2014

dinding kamar

kau mengajariku membual. kau mengajariku berkhayal.
kau pasti bisa, kau berkata, hangat dan penuh sayang.
aku melayang, menjadi bayang bayang, segagah elang, sebuas sertigala, semanis angsa, setua kura kura.
kau tegak dan setia, seputih awan, bulan, buih dan pasir. diam diam membuaiku dengan rasa aman saat matahari terbenam*

*

ada sesuatu yang baru dalam perjalanan. dua lampu warna warni dalam lingkaran kecil, ada yang menuliskan tentang kau di sana. sempat kubaca dua kalimat dalam dua lingkaran menyala, kalau tak salah ungu dan hijau warnanya, ingatanku rapuh. maha gaib, maha pemberi maaf. yang lainnya tak terbaca karena aku melintas cepat. tapi bisa kuterka kira kira bertuliskan apa. maha baik. maha tahu. pasti tak jauh meleset terkaanku. itu tentang kau. tergantung pada tiang lampu sepanjang jalan. cantik dan ramah. hingga aku tiba di rumah. memikirkan arah dan tujuan yang baru kutempuh. ada berapa banyak lampu. berapa warna. sepipih apa lingkarannya, bisakah menggelembung bila ditiup. pasti tertulis pula kau maha bisa. aku suka mandi bola, seperti semua anak anak normal penghuni dunia. mandi bola warna warni yang sedang menyala. pasti mempesona, lebih mempesona ketimbang semua bujuk rayu atau apapun yang ditawarkan orang orang dewasa. kau maha bijaksana, akan kubaca, entah pada warna apa. lantas aku tertawa bersama semua anak anak, tanpa cemas kehilangan apa apa. kau maha kuasa, sanggup mengubah dunia menjadi taman bermain, sanggup mengubah semua anak anak menjadi superman. dapat terbang, bergerak secepat kilat, berjiwa besar dan tak terkalahkan. bola warna warni yang menyala juga bisa kaujadikan permen. kau maha melindungi. semua superman dapat menikmati permen dengan aman, sepuasnya hingga datangnya masa depan*

kata hati

berkali kali telah kubisikkan keputusasaan. kau pura pura tak dengar, atau bisikanku terlalu lirih. aku tak tahu bagaimana kau mengerti, aku sengaja berkeras hati untuk menakar seberapa kau peduli. tak perlu sangsi, katakan saja, aku tak ingin mengerti. tak ingin mengerti kau mengerti bahwa keputusasaan terbesarku adalah untuk membuktikan, ada yang tak terganti, tak ingin terganti, tak terganti. meski tak abadi, tak terganti*

Jumat, 02 Mei 2014

pesan singkat dari sebatang sigaret

kau harus membakarku. agar dapat memasuki tubuhmu, menyusuri nadimu, menyatu dalam darah dan degup jantungmu. perjalanan singkat secepat kilat, kau kuberharap terlalu banyak. sebelum sempat kupahami hasratmu, kau hembuskan aku kembali. begitu caramu menikmati waktu. aku tidak menuntutl kauhabiskan, setidaknya aku telah menunjukkan padamu, betapa singkat secepat kilat kuingat penyesalan*

*

apakah menulis membuat segalanya lebih baik.
tidak. justru sebaliknya. menulis membuat segalanya hilang. keburukan dan kebaikan, tiada. hanya ada susunan kata yang memahami segalanya seperti apa adanya. terutama untuk manusia yang tidak pandai bicara. yang menyimpan ketakutan setara untuk mengatakan kejujuran atau kepalsuan. yang selalu gagal menepis kebimbangan, tidak pernah berhenti meragukan batas angan dan kenyataan.
tentu saja segalanya bersifat personal. tapi kurasa semua membutuhkan teman terbaik sekaligus musuh paling keji. macam macam cara mesti dicoba demi upaya mengisi kekosongan, mengusir kesepian. menjadi yang lain untuk diri sendiri. teman terbaik sekaligus musuh terhebat. yang bersedia selalu ada untuk membela, menjaga, melindungi, yang tidak pernah pergi, selalu mengganggu, meneror, mengancam, menghalangi, menghancurkan hingga luluh lantak siapapun atau apapun yang tidak pernah sempurna. sempurna bukan sempurna bila tanpa ketidak sempurnaan.
menulis tidak membuat segalanya lebih baik. sederhana saja, yang tidak tertulis tidak dapat dihapus. teman terbaik dan musuh terhebat bukanlah teman terbaik dan bukan musuh terhebat jika belum mengerjakan segalanya demi teman dan musuhnya. menulis atau menghapus. setelahnya, tidak ada siapapun atau apapun yang tidak akan pupus. api, air, tanah, dan udara, akan mengerjakan bagiannya pada waktunya. menghanguskan, menghanyutkan, melapukkan, meluruhkan. tulisan tidak mengubah apapun, tidak membuat lebih baik atau buruk. hanya membantu yang bukan api, bukan air, bukan tanah, bukan udara, menemukan teman terbaik dan musuh terhebat. keduanya membuat manusia merasa kuat mengendalikan api, air, tanah dan udara, atau berebut tempat di dalamnya*

Kamis, 01 Mei 2014

*

mungkin tak akan dapat terlupa sampai mati.
pertanyaannya, apakah hidupmu tragedi.
apakah aku hidup. ya. aku hidup. kenyataan tak dapat disangkal dengan kebenaran apapun. aku hidup. hidup untuk membaca dan menulis tragedi. menjadi tragedi. apakah tragedi. aku malas mencari definisi, merasa telah memahami makna sebuah kata. tragedi. seperti seorang paling menyedihkan di muka bumi, mengatakan dan memikirkan tragedi. tapi, adakah yang bukan tragedi. semua benda, mahluk, peristiwa, adalah akibat dari sesuatu yang tidak sungguh sungguh dapat dimengerti. apa namanya kalau bukan tragedi. berbuat dan tidak berbuat, mengerjakan dan tidak mengerjakan, menjadi dan tidak menjadi, adakah yang tahu pasti. berlebihankah bila tidak tahu pasti adalah tragedi, setidaknya mengawali. menjadi sebab, menanggung akibat, menerima berkah atau nasib sial, menemukan alasan dan dalih. mencoba mengerti tanpa pernah mengerti. definisi tragedi mungkin tak seburuk itu bila ternyata aku salah. mungkin bukan buruk, hanya menakutkan. ketakutan menakutkan, keberanian juga sama, menakutkan. menjadi manusia keturunan pembangkang, pemakan buah pengetahuan. pasti ada yang kulewatkan, tak terpikirkan olehku, itulah satu satunya peluang menyingkirkan tragedi dari perbendaharaan kata yang dimengerti manusia. katakan padaku kalau ada yang tahu. kepedulian membutakan, ketidakpedulian menyakitkan. dan mudah sekali untukmu dan aku memilih. hidup memang pilihan, manusia adalah pemilih, dunia pemberi. apanya yang tragedi, bagian mana, bagaimana. aku mengada ada. maka aku telah menjadi tragedi untuk diriku sendiri. mungkin ada yang butuh tragedi untuk diolah jadi bahan stand up comedy. jangan pesimis. bukankah setiap warga negara yang peduli dan tidak buta politik mendapatkan pelajaran berharga dari tragedi g30s/pki. anak anak sekolah juga perlu belajar sejarah agar menjadi manusia berbakti kepada orang tua, berguna bagi bangsa dan negara*

firman

suaramu sayang, membuatku tuli. tapi kau terus menerus mengatakan, tuli lebih baik ketimbang kau mati*

katebelece

dunia modern tak butuh seorang nabi. bukan jamannya lagi menjadikan panutan yang tidak indah dan keras hati. manusia primitif, kumal, eksentrik, sok benar, sok pintar, berlagak gagah berani, nekat berjuang sampai titik darah penghabisan demi kesucian.
dunia masa kini butuh banyak dewa dewi. sudah saatnya menggunakan akal, menemukan keselarasan, memuja segala yang halal. menjadi mahluk canggih, menarik hati, perasa, berbudi pekerti, lemah lembut, sopan santun, menyebarkan perdamaian, menawarkan jalan keluar paling lurus dan mulus dari setiap kekacauan.
maka dunia dipenuh televisi, patung, tarian, lagu lagu, lukisan dan puisi*