Sabtu, 30 November 2013

*

perempuan diciptakan karena laki laki kesepian..
setan mengubah dirinya jadi ular untuk membujuk perempuan menelan pengetahuan. kemudian membagikan pengetahuan kepada laki laki.
pengetahuan membuat laki laki dan perempuan saling memandang dan menemukan ketelanjangan.
ketelanjangan membutuhkan pakaian dan kengganan menjumpai tuhan.
ada yang tidak dimengerti untuk yang tidak mengerti. kenapa ular. mungkin karena cantik, menggeliat dan menyeramkan. bahkan tuhan, merasa tidak cukup sepadan menjadi teman laki laki, merasa perlu menciptakan perempuan. semula, tidak ada laki laki atau perempuan menginginkan pengetahuan. laki laki melahap pengetahuan karena rayuan perempuan. perempuan mencuri, mencicipi, akhirnya membagikan pengetahuan kepada laki laki sebab bujukan setan berwujud ular..
satu satunya kesimpulan yang tidak mengacaukan adalah tidak ada kesimpulan. simpul mengeratkan dan mengendorkan ikatan. tak ada tali pada kisah ini. kalau ingin sempurna seperti pada awal mula, tidak ada apa apa. tidak ada laki laki. tidak ada perempuan. tidak ada setan atau ular. tidak ada pengetahuan. hanya ada tuhan. sendirian. itupun kalau tuhan tidak menghilangkan keberadaannya sendiri. sendirian. tuhan tidak kesepian. sendirian. tuhan tidak butuh tuhan atau menjadi tuhan. sendirian.
aku bukan tuhan. sendirian bisa bikin edan. semoga ada setan mendengarku memanggil tuhan saat sendirian. setan yang baik hati, mau menyamar jadi ular, membujukku supaya rajin belajar hingga jadi pintar*

Rabu, 27 November 2013

*

rerumputan selalu menari, bergerak riang mengejar lambaian udara. sama sekali tidak kelihatan sedih atau iri kepada pepohonan yang berdiri tegak, tak terusik hembusan angin. pada bukit yang teduh, tak ada pohon menyombongkan akarnya yang teguh. tak sehelaipun rumput mencemaskan akarnya yang rapuh. dan angin tanpa ragu berhembus.
hanya manusia yang berdiri di dataran tandus, sempat merisaukan akar dan angin, mengkhawatirkan takdir yang menumbuhkan atau menumbangkan*

*

berbahagialah yang lapar. karena lapar lebih mengenyangkan dibanding segala makanan.
berbahagialah yang haus. karena dahaga tak akan pernah habis diminum.
berbahagialah yang sakit. karena tak lagi cemas kehilangan rasa nyaman..
berbahagialah yang jatuh. karena tidak harus utuh*
seperti pelesetan ayat kitab suci.
sebenarnya, sindiran iblis untuk para martir

*

kutuliskan sebuah doa. semoga tuhan bisa membaca dalam semua bahasa*

*

para pemabuk menenggak anggur agar bisa mendengar. para pendeta menolak minum anggur agar bisa berkotbah. kenyataannya mereka sama sama mabuk. meracau tak putus putus tentang segala yang tidak nyata, yang menjadikan mereka dahaga. jika boleh memilih cita cita, alangkah baiknya menjadi kura kura, ke mana mana membawa rumah, sabar dan panjang usia*

Selasa, 26 November 2013

*

apa bedanya manusia dengan serangga. di musim hujan semakin nyata, keduanya terpikat terang dan kehangatan. ukuran dan bentuk fisiknya jauh berbeda, hasratnya sama. manusia lebih beruntung dalam segalanya, tidak pernah gegabah menuruti hasratnya hingga merontokkan bagian tubuhnya atau hangus terbakar seutuhnya. mungkin aku salah. mungkin laron laron lebih beruntung, bebas menuntaskan hasratnya hingga tiada. laron laron tidak tahu bahaya terbang terlalu dekat lampu atau nyala api, mungkin mereka tahu dan memutuskan tak jadi soal masti kehilangan sayap atau nyawa sekalipun, demi memuaskan hasrat. apa nikmatnya hidup dan utuh dalam kegelapan dan kedinginan. bagaimanapun kepala dan dada bangsa serangga sangat mungil, tidak muat ditempati otak, terlalu sempit untuk berpikir. seandainya ada serangga punya jantung, pasti sangat kecil, tak terdengar detaknya. dan mereka tak punya telinga, tak mendengar suara suara dari luar. hidup hanya dengan naluri melaksanakan kehendaknya. dari mana dan di mana kehendak berasal juga tidak terbayangkan saat memandangi mereka berjatuhan. adakah manusia yang menanyakannya berulang kali, setiap musim hujan. mungkin tidak mengharapkan jawaban. hanya berharap tahun depan masih ada musim hujan, lampu menyala, laron belum punah dan tidak mengubah tabiatnya. apakah itu kejam. manusia berotak akan menggunakan akalnya dan berkata, itu cuma sebuah cara untuk melihat kehidupan. masih ada cara lain, tapi yang lebih mudah dan sederhana patut dikerjakan. selama manusia belum dapat mengerjakan yang serupa dengan laron laron, menyia nyiakan hidupnya demi mendekati terang dan kehangatan, mengamati saja cukup menghibur. suatu ketika mungkin manusia akan belajar dan memahami bagaimana atau betapa bodohnya, menerjang dan menanggung semua resiko demi berada sangat dekat dengan terang dan kehangatan. sangat sebentar pula. tak ada laron bodoh atau pintar, semacam ungkapan rasa keadilan atau belas kasihan untuk kehidupan. hanya untuk manusia, bukan serangga*

*

apakah ini berkah atau kutukan, raja midas akhirnya bertanya dengan gusar dan cemas, tentang tangannya yang sanggup mengubah segala yang disentuhnya menjadi emas.
setelah tamat membaca sebuah dongeng tentang seorang raja serakah yang tergila gila pada emas, seorang anak bertanya, apakah pada jaman dahulu belum ada sarung tangan. lugas dan sendirian, pertanyaan seorang anak menyelamatkan tuhan sekaligus manusia dari prasangka bahwa salah satu di antaranya tidak bijaksana*

Minggu, 24 November 2013

*


hampir dua jam berlalu. sejak ia duduk, gelasnya kosong, puntung sigaret dan abu mengisi asbaknya setengah penuh. belum juga datang yang ditunggu. lebih buruk dari itu, tidak tahu bahwa ia sedang menunggu. seekor katak yang tersesat di lantai kamar bergerak cepat. katak yang beruntung, tersesat tapi tahu pasti apa yang harus dikerjakan, bergerak dengan cekatan ke arah sebuah sudut yang terlindung. ia tiba tiba merasa payah, tidak tersesat dan terlalu besar. berada di sebuah tempat yang sangat dikenalnya dan tidak dapat meloncat loncat. tak ada sudut yang sanggup membuatnya merasa aman terlindung. waktu sama sekali tidak membantu. dua jam atau dua puluh empat jam bisa saja berlalu. mudah saja mengisi gelasnya atau mengosongkan kembali asbaknya. berdiri dan berjalan merupakan selingan ringan, serupa seekor katak yang kebetulan lewat. tidak ada satupun dari semua yang ada padanya mau memberitahukan padanya, satu atau dua hal yang hilang atau belum datang. ia menunduk untuk melenturkan otot punggung, sambil lalu matanya mencoba menemukan seekor katak yang baru melintas. saat kembali tegak dilihatnya seekor cicak sedang memandanginya penuh minat. separuh tubuh cicak tersembunyi di balik sebuah gambar. jika tidak dapat meloncat, belum tentu ia tidak bisa berdecak. berdecak jaub lebih sederhana. ia merasa lebih baik, seolah menemukan arah tanpa perlu melangkah. tempat duduknya hangat. jari tangannya juga hangat, menjepit setengah batang sigaret yang ujungnya menyala, berkilat merah sebelum mendarat ke dalam asbak. dua jam telah berlalu. bukan soal waktu, katak dan cicak juga tahu*

*

setelah melupakan salju. dibukanya buku. buku tidak peduli salju. seberapapun genting musim dingin, buku tidak membeku. ia membalik lembar demi lembar kertas dengan suara meriah. sengaja memperdengarkan suara suara untuk menghibur dinding, jendela, pintu dan tirai yang berjuang dan tetap tegak demi kehangatan. ia tidak membaca, tapi mendengar lambaian kertas. sesekali dibuatnya bergegas, halaman berpindah cepat, terburu buru kisahnya berlalu. rasanya lucu. salju bergantungan di ranting, berpura pura menjadi daun. buku gelisah di tangannya, bertingkah serupa teman yang sabar mendengar. tidak ada yang lupa menaruh batas pada ruang. masih saja ada yang terlalu gesit, menyusup dan berkelit menghindari kelalaiannya melihat. melihat untuk mengingat apa saja yang mesti dilupakan. perapian dan cerobong asap pada musim panas*

*

mereka tidak bersalah atau tidak sempurna. ketika muram atau menyesal. ketika bertekad atau bersemangat. ketika berdebat atau sepakat. mereka benar dan sempurna dengan tidak mengenal kita. kekasih sejati tidak ditemukan lewat audisi atau seleksi. kekasih sejati tidak bersalah atau tidak sempurna. ketika berdusta atau memfitnah. ketika curiga atau cemburu buta. ketika naif atau pasif. kekasih sejati benar dan sempurna seperti kita tidak mengenal mereka*

*

semua akan berlalu. terbawa lagu lagu. batuk dan ingus, demam dan dingin di telapak kaki. begitu cepat, hingga sebuah sebuah senyuman terlambat padam. semua akan berlalu sebelum sempat bibirmu merapat. jangan tanya aku. hanya waktu yang tahu bagaimana caranya melaju lebih cepat dari keraguanmu. kau akan segera merasa cukup sehat untuk melemparkan bantal ke arahku. sebelum aku selesai membual, aku kebal, tidak akan tertular lewat ciuman*

Sabtu, 23 November 2013

*

jalanan penuh bangkai hujan. wajahnya berseri, masih menyimpan kilau langit. setiap langkah kaki dan lintasan roda menghidupkan kematiannya. atau ia tidak mati. tapi kembali. cair, mengisi setiap cerukan, ceroboh dan riang membasahi semua yang menyentuhnya. berjalan bersama semua yang berjalan. menggenang bersama semua yang diam. bergetar untuk yang datang. bergeming untuk yang berlalu. ia tidak ingat atau cemas akan pecah, berhamburan dan terpisah, terbawa langkah atau roda. waktu tidak berjanji, tapi menepati. berulang kali mengantar dan menjemputnya, ke angkasa dari tanah. dari genangan kepada hujan. kematian hanya perjalanan, tidak membosankan, tidak melelahkan. sekarang ia tertawa, seseorang baru saja terpeleset dan mengomel panjang tentang jalanan berlobang. seseorang tersebut tidak memperhatikan bagaimana bangkai hujan membuat tungkainya bersinar, menyilaukan, bikin lampu lampu yang berbaris di tepi jalan cemburu*

*

dunia amburadul, negara carut marut, jiwa terkurung, tubuh terseret arus. begitu kira kira yang dibaca sajak sajak dari kalimat kalimat yang dirangkai penulisnya. tuhan kelihatannya sedang bingung atau tenggelam dalam kesibukan mengurus surga. setan tak sudi ikut campur, sudah wataknya, kejam, egois, lagi pula neraka selalu meriah. kalau sajak sajak boleh memilih atau mengutip sebuah syair, mereka tentu memilih buta huruf atau berkata, tidak ingin mati, melainkan tak pernah lahir sama sekali. siapa yang salah. tak ada. penulis penulis hanya menuliskan segala yang pernah dibacanya. jika tidak mau disebut kekanakan, tidak berwawasan, tidak peka pada keadaan, mengabaikan kemanusiaan, penulis mesti berani menuliskan sajak sajak yang menyuarakan kegetiran kenyataan. hati nurani dan kepentingan masyarakat luas tidak boleh dikorbankan demi kenyamanan sajak sajaknya.
dan kau seharusnya tidak mengada ada, macam perempuan tolol saja, sajak sajak tidak membaca penulisnya. kenyataannya, pembacalah yang membaca sajak sajak itu. jangan kecewakan pembaca sajak sajakmu dengan kecengengan dan khayalan picisan kesayanganmu. jangan mengajak khayalak tersesat dalam kalimat kalimat tak bermanfaat, mereka sudah cukup penat menghadapi dunia amburadul dan negara carut marut. mereka ingin bebas dan berdiri tegak dengan membaca sajak sajak yang benar.
begitu kira kira yang dibaca semacam perempuan tolol ketika mencoba menuliskan yang bukan sajak. sungguh sungguh tolol kalau ia benar berharap sajak sajak tidak dapat membaca penulisnya*

Jumat, 22 November 2013

*

ketika dunia tenggelam dalam air. segenggam tanah kering menjadi lebih berharga dari segenggam emas. sebaliknya, pada musim panas di dataran tandus menjadikan manusia manusia di sana lebih menginginkan segayung air ketimbang segayung emas. sederhana dan logis, kebutuhan menentukan yang tiada menjadi tak ternilai harganya. keramaian merindukan kesunyian. kesendirian menginginkan teman. dan lain lain serupa itu terus berulang. datang dan pergi meninggalkan ingatan. keraguan. pertanyaan dan jawaban yang telah jelas. tapi kita, yang disebut manusia seakan akan terkurung dalam gelembung. segala yang ada di luar tidak jauh atau dekat, tak tersentuh. apakah kematian akan sama membosankan seperti kehidupan. alangkah senangnya kalau tak tahu kenyataan yang sebenarnya. sangat sedikit manusia yang ingin mengunjungi luar angkasa. sebagian besar manusia ternyata tak ingin gelembungnya meletus. tenggelam dalam ketidak sadaran yang membuatnya gembira. bumi dilindungi atmosfir yang sangat sulit ditembus. biar saja bintang dan bulan diam di tempatnya, terserah mau padam atau bersinar. juga matahari itu sebenranya tidak pernah menjadi obsesi. yang telah ada sekian lama, entah berapa lama, tidak masalah jika tidak ke mana mana. paling tidak gelembung mudah meluncur dan selalu ada jalan menurun. tidak menjadi ikan adalah anugrah tak terkira besarnya atau justru kutukan seumur hidup. akuarium mudah pecah dan tak mudah berpindah, tak ada yang ingat untuk selalu memindahkan akuarium, untuk mendekati telaga atau laut. ikan ikan seungguh beruntung kalau tak punya ingatan dan khayalan. hanya itu.
apa kesibukanmu, manusia beruntung sebaiknya berkata, tidur. bermimpi atau tidak bermimpi baru bisa terjadi saat manusia tenggelam dalam tidur. mimpi buruk atau indah hanya mungkin terjadi saat tidur. yang tidak tidur akan letih atau bosan atau bekerja keras atau bermalas malasan, bagian paling tidak menyenangkan adalah tanggung jawab untuk setiap keadaan. tidur adalah pelarian sempurna dan nyaris tanpa resiko. semakin muda usia, semakin lama waktu tidurnya. apakah bayi lebih bijaksana dari manusia dewasa. tidak juga. hanya saja kalau tidak mengetahui sebuah definisi akan lebih mudah meraih dan memiliki, lepas atau hilang tak apa apa. bayi tidak paham arti kata kebahagiaan, bayi merasa bahagia atau tidak adalah sama. manusia dewasa tidak punya ingatan semasa bayi. tidur. tidur dan tidur. berapa harga rasa kantuk*

Kamis, 21 November 2013

*

seumpama ada kesempatan untuk memeriksa catatan atau mencatat ulang. mungkin akan kutemukan satu atau dua kalimat yang ingin kuralat. satu atau dua kalimat yang menghubungkan sebab dan akibat. akan kutuliskan dengan lebih cermat dan jelas, atau kuhapuskan saja seluruhnya. setelah kuputuskan dengan teramat banyak pertimbangan, mana yang lebih pantas kukerjakan. melelahkan, juga merepotkan. untuk mendapatkan kepastian bahwa keduanya tidak mengubah apa apa. membenahi sebuah catatan yang sudah jadi tidak menjadikan segalanya lebih baik. tapi tak apa, setidaknya aku tahu, ada yang tak terganti, tidak dapat ditukar, bahkan demi kesempurnaan. aku cinta kau. tidak kurang atau lebih. aku cinta kau. tak terganti. kutuliskan berkali kali. aku cinta kau. tak ada penjelasan, tak dapat kuhapuskan. aku cinta kau*

*

debu debu seperti kau, gemar menempel di kulitku. angin seperti kau, suka sekali mengusap pipiku. matahari seperti kau, tak bosan menyentuh rambutku. berjalan di manapun, tak ada cermin akan mengataiku dekil. kau ada di mana mana, seperti jalan kumuh, wajah kusam dan rambut lusuh. dan tak pernah lelah menyiratkan kesan, tak ada yang lebih memikat dan demikian mengikatmu, selain aku*

*

apa yang mesti kutambahkan hari ini. hanya agar tidak mengacaukan sesuatu. ruang berantakan sangat menyenangkan. membenahi sebuah sudut mungkin berakibat fatal, kehilangan rasa nyaman. atau justru menumbuhkan kebutuhan untuk mengubah seluruh ruang. semacam kekhawatiran manusia tidak berdaya. ruang ataukah manusia yang lebih dominan menentukan keadaan. pasti manusia, yang bisa mengerjakan, ruang cuma pasrah. tapi manusia macam apa yang tidak dapat menghidupkan ruang sudah sepantadnya menanggung kecemasan. lama lama semakin berantakan akan terjadi pada ruang ruang di mana manusia manusia bebas mengerjakan atau tidak mengerjakan aturan. biar saja benda benda berserakan menikmati keadaan. manusia pemalas menemukan dalih untuk tidak membuang waktu dan tenaga demi kerapian. menyenangkan. cuma menyenangkan. terjangan ombak pada tungkai dan telapak kaki telanjang sangat paham tentang menyenangkan*

Rabu, 20 November 2013

*

kau selalu ada ketika aku bertanya. bukan untuk sebuah jawaban. hanya untuk berdiri diam, mendengar dan melihat dengan penuh perhatian setiap keraguan. kau yang paling paham apa yang kubutuhkan. kau selalu pura pura tidak sedang memperhatikan, tepat pada saat kurasakan aku tidak sendirian. alangkah manisnya, kau tidak pernah mencatat dan menyimpan ingatan, dan tak tahu bagaimana mengajarkan kebijaksanaanmu pada siapapun*

*

sulit percaya, bahwa kadang kadang terlalu mudah untuk mencerna kehangatan. hanya dengan melintasi seruas jalan. di sebuah kota yang tidak hebat, serba biasa. jalanan basah, deretan tiang lampu dan para pedagang kaki lima yang tidak rapi ditata. wajah wajah tidak dikenal. suara suara parau bergumam, berbaur aroma sederhana, campur aduk di udara. maramaikan malam seperti biasanya. kedinginan dan rasa lapar. tubuh tubuh duduk, berdiri atau berjalan dengan caranya masing masing. hanya saja semua suara serempak manyanyikan sepenggal lagu, tak ada yang sendirian. degup jantung, hela nafas, bunyi logam beradu gelas, letupan di penggorengan, percakapan simpang siur, jeda kesunyian sebentar datang dan pergi. tak ada yang sendirian. segelas minuman panas terhidang, bibir dan lidah siap mengantarkan nyanyian yang sama, melewati lorong tenggorokan, rongga dada, sampai ke dasar perut. tak ada yang sendirian. seorang perempuan, rambut dan pakaiannya tidak keruan bersandar pada pintu yang baru tertutup, tersenyum dan menggumankan sesuatu yang tidak didengar siapapun. seorang perempuan yang tidak sendirian, tidak tampak kedinginan. seperti seruas jalan tidak pernah kesepian*

Selasa, 19 November 2013

*

ditumbuhkannya kuku pada setiap ujung jariku. begitu cepat dan tajam. bagaimana ia tahu aku akan merasa sangat tersiksa jika tak bisa menggaruk gatal gatal di tubuhku*

*

musim hujan akhirnya datang. ketika atap rumah dan talang masih berantakan. banyak bayi di langit. semua bayi memakai popok kain yang tidak menyerap pipis, tidak mengubahnya menjadi jelly dan menahannya di selangkangan bayi. dan bayi sanggup pipis puluhan kali dalam sehari. bayi bisa pipis sambil tidur, berjalan, berlari, berguling, bermain, pada semua tempat dan kegiatan. banyak bayi bisa pipis dalam waktu bersamaan atau berbeda. langit bisa menjatuhkan hujan deras atau gerimis. baskom ada di mana mana. di lantai, di atas tempat tidur, di meja atau kursi. kau bikin aku tertawa berulang kali. rumah riang. suara suara hangat. udara kelabu. katak juga tahu, berseru parau. lagu buruk yang terdengar lucu. banyak bayi di langit bikin para malaikat sibuk. rumah berlubang tak puas puas memandang kerepotan di balik awan. meninggalkan seseorang dalam kebebasan untuk menumpahkan kekacauan. betapa aku mencintaimu. kebocoran menggenangi lantai. basah, licin, alasan yang tidak dibuat buat untuk terpeleset, jatuh terjerembab serupa buah yang telah masak. betapa aku mencintaimu. bayi bayi di langit meredakan suaranya sejenak saat mendengar gelegar kilat. kaca jendela rumah tidak berembun, mungkin enggan membaca tulisan konyol seseorang yang gembira. seperti payung masih menguncup. seperti lantai basah kuyup. seperti katak sambung menyambung lagu buruk. betapa aku mencintaimu* 

*

tangannya begitu halus. mengusap sudut bibirku. menghalau liur yang mengering sebelum sempat terjatuh. apa yang kaucari. aku berbisik, setengah terjaga, setengah terlena.
masa kecilmu yang rakus mengulum pulau pulau terpencil itu. harta karun. pedang. topeng bajak laut. dan teriakan yang mengguncang laut.
tapi aku masih ingin tidur. tapi suaranya deras mengucur. seperti lupa, seperti sengaja menelan gula gula bundar yang terbesar.
tak ada yang bertambah hari ini. kosong mengisi gelembung. meletus. meniup. membangun paru paru, jantung, tulang punggung, ruas jari jari, juga lidah dan telinga dari ingatan sebuah peti. mungkin tangan itu hanya ingin tidak kehilangan kehendak. tidak ingin kuku kukunya menjadi kapak. ingin menjadi bantal.
dunia telah menumbuhkan banyak kepala. berayun ayun ditiup angin bersama daun jendela dan segala yang ringan dan tidak bersayap*

Senin, 18 November 2013

*

katakan padaku, bagaimana cahaya, setelah tumbuh besar dan kuat, tidak menjadi durhaka kepada gelap. gelap yang menyerahkan seluruh hidupnya untuk melahirkan dan membesarkan setitik terang. setitik terang yang pada awalnya membuat kegelapan berseri riang. betapa gelap dan terang bermain bersama penuh gembira. serupa ibu mengasuh anak anaknya dan buah hati mencerahkan wajah ibunya

sementara, seluruh kota menyalakan lampu, menikam kegelapan hingga sekarat, menjelang padam. tak ada yang mendengarku. tak ada yang mengatakan, bahwa tak ada yang tahu mencintai dan dicintai sebelum ada yang mati*

*

malam hampir berlalu saat aku menemukannya duduk terkantuk kantuk menghadapi dinding.
aku menyapanya sambil lalu, kau siapa.
ia tidak terkejut, suaranya sejuk, lebih baik kau tak tahu siapa aku.
kalau begitu kau pasti hantu. kukatakan asal saja, tanpa takut.
kau sedang bermimpi buruk, aku senang ia melanjutkan percakapan.
aku belum tidur dan tidak mengantuk.
bagus. aku bisa jadi hantu kalau kau mau.
tidak usah repot, kita ngobrol saja dengan tenang. setelah berkenalan.
aku sangat mengenalmu.
kau, sangat mengenalku, bisa jadi apa yang kumau. jangan jangan kau...
jangan diteruskan. kita ngobrol saja seperti sepasang teman.
oke. kenapa kau belum tidur.
kau sungguh sungguh ingin tahu.
tidak juga. katanya kau mau ngobrol denganku.
sama sepertimu. pekerjaanku belum selesai.
macam apa pekerjaan belum selesaimu itu. mau kubantu.
macam macam. serius mau membantu.
sebutkan satu macam. kalau bisa, kenapa tidak.
menunggu. kau bisa membantu.
menunggu. apa atau siapa.
apa saja. siapa saja.
membingungkan. katakan dengan jelas.
tak apa apa. kalau tidak bisa.
kau aneh. menunggu apa atau siapa. yang jelaslah. biar aku bisa bantu.
memang begitu. menunggu adalah salah satu pekerjaanku. apa atau siapa saja yang akan datang, pasti datang. yang kukerjakan adalah menunggu. selain aku, tak ada yang mau menunggu apa atau siapa saja yang akan datang.
kasihan juga kau. aku masih mau membantu, kalau kau mau beritahu apa yang bisa kukerjakan untukmu.
jadilah waktu.
maksudmu.
jadi waktu. jadi sesuatu yang menemaniku.
bagaimana aku bisa jadi waktu. waktu sudah ada sejak dulu. sekarang aku toh sedang menemanimu.
kau bisa jadi waktu saat berlalu. meninggalkan apa atau siapa saja yang sedang menunggu.
kau ini, sebenarnya apa maumu.
sudahlah, jangan pedulikan apa mauku. tidak penting. kau sendiri.
hah.ngobrol denganmu tidak asyik.
bagus. kalau kau sudah tahu. terima kasih.
buat apa terima kasih itu.
buatmu.
tapi, kenapa.
tidak apa apa.
kalau cuma begini, mending kubiarkan saja kau sendiri dari tadi. terkantuk kantuk sampai kepalamu membentur dinding.
terima kasih. aku senang sekali.
terserah kau saja.
dinding seperti menarikmu ke dalam dirinya. aku terkesima. kehilangan kesadaran sebentar. hanya sesaat. hanya sesaat, kau tiada. jam dinding mendengkur pulas. aku mulai menguap. menguap sangat lebar, atau menjadi bagian dari udara, aku tersenyum. hampir tertawa geli, karena tak bisa memilih mana yang kusukai. aku terus menguap tak habis habis*



*

awan terlihat lebih indah jari kejauhan. jika dekat, awan hanya terlihat serupa kabut atau asap yang dibekukan waktu. jarak membuat mata berkhayal, menemukan bentuk bentuk yang tiada ketika merapat*

Minggu, 17 November 2013

*

kau anakku, harus kaukatakan lebih dulu. agar aku dapat menjadi batu. setelahnya kau tak lagi khawatir menginjakku, tak akan ada yang hancur. batu atau sepatumu hanya akan saling menyapa. kalau sempat, boleh saling menitipkan salam. dari ibu untuk masa lalu. dari sebutir batu untuk selalu*

*

beberapa malam tak pernah terbenam saat fajar. malam malam yang tidak pernah beranjak dari lantai. selembar karpet lebar pasrah atau rela menjadi alas keramaian. mendengarkan semua ocehan, tawa, juga sendawa. abu dan debu melekat, kadang kadang menggali lubang. kartu kartu berserakan, terlentang atau tengkurap serupa tangan dan orang orang. gelas hampir kosong terlantar selama berhari hari, puntung sigaret berdesakan dalam setiap asbak. kepala kepala di sana tidak peduli keadaan, terlalu sibuk menyembunyikan penyangkalan di balik punggungnya, tak ada yang terjebak kejenuhan.
di sela permainan, kautemukan pandanganku terjerat pada setiap gerakmu. mataku seperti ngengat dengan gegabah menghampiri cahaya, kubuat satu baris catatan. seperti ngengat, satu baris catatan kubuat layak hangus terbakar. kau bersorak, membanting kartu kartu di tanganmu. seperti seharusnya abu, aku luruh. bertambah satu noda menghangatkan alas tubuhmu.
beberapa fajar tidak hanya terlambat, tapi terlewatkan. berkeping keping keramaian menemukan lubang, berlindung atau dilindungi rapat dan hampa di antara alas dan lantai. kaujentikkan sebatang sigaret yang terselip di celah jari. kaujatuhkan abu, sungguh hangat, menimbun mataku. debu di mataku menyambut abu kirimanmu.
fajar mendesah, mencoba membaca kepasrahan atau kerelaan atau kegairahan. satu lagi malam tidak terbenam. kau menemukan seekor ngengat pembangkang, ngengat sesat pemuja kegelapan.
apanya yang hebat, kauberkata, tak bertanya. kalau saja seekor ngengat dapat tertawa untuk mengirimkan isyarat bahagia, selesailah permainan. kemenangan dan kekalahan akan berlalu serupa keledai paling dungu, banyak lubang menunggu*

Sabtu, 16 November 2013

*

hanya sebuah pagi untuk mengusaikan seribu mimpi. hanya seribu atau masih ada lagi. hanya mata yang terbuka atau tertutup, tidak untuk dihitung. berapa pasang saling menatap, mengatakan yang tidak terkata. berapa butir embun telah pecah menjadi cahaya, atau malah gerimis yang tidak khawatir mengacaukan rencana. berapa helai daun. berapa pasang mahluk menjadi induk. berapa ekor ayam telah matang atau terbang. berapa pasang sepatu berlubang meloncat loncat menghindari genangan. berapa roda berputar, berapa jari jarinya yang patah. berapa jarak merapat. berapa kehendak berhamburan. berapa pelukan berpencar. berapa pasang lengan berpegang. seekor kupu kupu bersayap hijau dengan bintik bintik hitamnya, terbang sendirian, dari satu ujung tanaman ke ujung lainnya. berapa banyak kehidupan telah disentuh seperti tidak sungguh sungguh. seperti seribu mimpi yang tidak peduli. bagaimanapun, hanya sebuah pagi. sepasang mata melihat dari satu sudut. sebuah senyum. berapa banyak kata tidak bersuara. sebuah gambar menjadi nyata, berwarna, berdesak desakkan di antara pundak pundak manusia. bergetar mendengar gemuruh tawa dan nyanyian anak anak. mataharinya serupa sebutir jeruk sedang tersenyum*

*

sebelumnya, saat kau atau aku tidak merasa cukup kuat merobohkan tembok manapun. tembok tembok belum tumbuh. sebelum kau atau aku menanam keteguhan. pohon pohon memanggil, menawarkan dahan, ranting dan buah buah kecil. kau atau aku dapat memanjat untuk melihat langit lebih dekat. jika kau atau aku tidak pernah merasa cukup tangguh untuk merobohkan tembok manapun. untuk menjadi kuat dibutuhkan penghalang, aku tidak ingat kau atau aku yang mengusulkan untuk menanam. kian hari kian perkasa, tembok berkata, jangan memanjat, jangan gunakan tangga untuk menyeberang. kita harus menerjang atau hanya saling mengenang. sepertinya kopinya kurang kental atau airnya kurang panas. kau atau aku membuat alasan. sebelumnya, kita telah sepakat untuk lebih kuat. tembok setuju untuk menunggu keraguan tumbuh, tapi tidak mengembalikan waktu kepada pohon pohon.
sesudahnya, kau atau aku menguburkan hasrat, menggali, kemudian menimbun tanah hanya dengan kedua tangan. tanpa pusara. kita tak usah menziarahi yang tidak mati. seekor binatang mungkin menjatuhkan remah remah biji dari mulutnya suatu hari. beberapa tunas bisa saja tumbuh meskipun kau atau aku tidak menanam. pada ujung daunnya, kau atau aku, entah siapa yang lebih dulu, melihat sesuatu yang samar sekaligus hangat dan dekat. seperti bangkit dari kuburnya, seperti pernah dikubur hidup hidup. kau dan aku berdebat. seperti yang selalu terjadi sebelum memanjat, sebelum tahu rasanya menjadi kuat. dahan itu lebih kuat, tapi yang ini buahnya lebih lebat. tak ada tembok mendengar. kau dan aku berdebat sambil memanjat. tahu tahu langit mendekat. sepertinya kopinya masih hangat*

Jumat, 15 November 2013

*

kau tertidur. menutup mata. tidak kaulihat aku duduk di tangga ke tiga atau ke empat dari bawah. berpikir sambil menikmati sebatang sigaret. memandangmu berkali kali, berpikir sekali lagi. bagaimana sebuah mimpi bisa begitu lelap tertidur. bibirku hangat dan kehilangan semua kalimat. apa artinya keabadian, dibanding sepuluh menit memandangi mimpi terindah sambil terjaga, lagi pula rasa sigaretnya begitu nyata. mimpi menggeliat, membalik tubuhnya, dadanya bergelombang ringan. ada yang harus kukatakan, saat kutemukan kembali sebuah atau beberapa kalimat, mumgkin akan datang dari segumpal asap*

Kamis, 14 November 2013

*

siapa bilang orang tidak pandai berkicau. lebih merdu dari nyanyian burung bulbul yang belum kukenal. hanya berkhayal. bunyi api membujuk kayu, suara air menggoda batu. tidak mungkin bicara tentang mereka. berkicau saja. berkicau tidak mengubah orang jadi burung. harus puas hanya dengan kicauan orang. burung burungpun kian mahir mendengar. selangkah lagi ketekunan untuk mendengar hingga menjadi pendengar. kemudian berlatih menjadi bijak. betah di dalam sangkar yang bukan emas. berkicau, nyanyian kebakaran hutan, lagu laut mendaki gunung. burung burung mendengar kicauan orang. tidak di dalam sangkar. berkicau tidak menumbuhkan sayap. berjalan saja. berkicau saja. selama masih ada lampu.
siapa bilang orang tidak pandai berkicau. tentu bukan burung. burung tidak mengenal kata merdu atau parau. tidak mungkin bicara rindu. berkicau saja. berkicau tidak akan mengubah burung menjadi orang. hanya bersayap. kicauan tidak menerbangkan sayap. selama masih ada sangkar.
siapapun yang pandai berkicau, orang atau burung, berkicau saja. selalu ada gelap dan kebebasan dalam kicauan. merdu atau parau, tidak meredupkan terang, tidak meremukkan sangkar. suara suara hanya mendengar yang tidak bicara*

*

bagaimana kau merasa, mengingat, memahami. katakan selagi aku menjadi waktu. tidak mencari. tidak menunggu. mungkin aku bisa menjadi hujan, tahu kapan dan di mana harus jatuh. seperti rencana atau remalan cuaca yang salah. bahkan bencana. tumpahan lahar dingin atau panas yang bersuka cita. berjalan. menyusuri celah, menggenangi lubang dan dataran rendah. menumbangkan, menelan, menghanyutkan. segala. semua kebodohan yang mengendap di punggung meja, tempatku memulai atau mati*

*

kita bicara kebahagiaan, seolah olah kebahagiaan sejenis tanaman. harus ditanam dengan benar, dirawat dengan cermat, dijaga dan dilindungi dari ancaman hama dan keburukan cuaca. betapa meresahkan menantikannya tumbuh membesar, sebelum bisa dipandangi dengan riang bunga bunganya, kemudian dipetik dan dinikmati buah buahnya.
kebijaksanaan mengatakan semua kesulitan dan tantangan menumbuhkan kebahagiaan adalah seni kehidupan manusia.
orang orangan pengusir burung yang terikat di sawah, tak bisa bicara. tak dapat bercerita untuk berbagi rahasia yang selalu dikicaukan burung burung sambil mematuk bulir bulir padi yang dijaganya.
batang batang padi berayun ringan, seolah olah menari seirama nyanyian udara.
kita tidak mendengar sepatah katapun tentang kebahagiaan dari segenap batang padi yang tumbuh di bumi. mereka kelihatannya tidak peduli, tidak bahagia atau sedih ketika burung burung mematuk bulir bulirnya, atau saat tiba waktunya petani mengayunkan sabit untuk menuai padi.
kehidupan meriah, mementaskan tarian manusia dan kicauan burung. dalam hingar bingarnya, kebijaksanaan tertelan, atau terbang.
kita tidak ingat, kita pernah bicara atau mendengar. kita manusia, seperti padi atau burung*

Rabu, 13 November 2013

*

seandainya kau sodorkan seluruh dunia ke hadapanku, untuk kuraih.
aku hanya bisa bertanya, kenapa seandainya itu tak pernah terjadi.
seandainya kau menjawab, nanti.
seandainya aku dapat menahan diri, tidak bertanya, kenapa tidak hari ini.
bagaimana mengubah seandainya menjadi sebenarnya.
seandainya, aku tertidur lebih awal, lebih lelap, sebelum gelap hingga tengah hari.
seandainya kau berkata, matahari tidak akan terbit kalau aku tidak membutuhkan pagi.
sebenarnya kau sengaja menciptakan banyak seandainya supaya aku terus bersuara, merengek manja, menunjuk segala benda yang indah indah dan mudah pecah yang sangat ingin kupegang, kutimang timang, kugenggam erat.
seandainya aku percaya, sebenarnya, kau akan memberikan segala yang kuinginkan ketika aku tidak menginginkan apa apa*


Senin, 11 November 2013

*

tidak tahu. siapakah manusia itu. siapakah pemberi dan pemilik nama yang tercantum pada semua tanda pengenal yang menunjuk dirinya. sebuah kesucian tak bercacat. serupa batu. sebuah batu tidak tahu bahwa namanya batu. tidak tahu batu bisa dilemparkan ke arah manapun yang diinginkan siapapun yang menggenggamnya pada suatu waktu. mungkin ke dalam sumur atau telaga demi terkabulnya sebuah harapan, atau justru untuk mebuang sial. batu tetap teguh menjadi batu, batu kali atau batu apung, tenggelam atau mengapung. berkilau atau buram, permata atau kapur. batu, hanya batu. kau boleh menjadi apa saja, batu tetap batu. batu mungkin dungu, batu tidak tahu. cita citaku menjadi batu. kulemparkan sebuah batu jauh jauh, berharap tidak terlihat di mana batu terjatuh. satu meter setengah di depanku. batu tidak tahu. tidak tahu batu baru dilempar dan jatuh tidak jauh. aku salut. tidak mampu menjadi batu. jika batu terkubur atau tenggelam, tidak berniat berpindah tempat. begitulah batu. batu tidak tahu. seandainya aku batu, kau bebas, menyentuh, memegang, memungut, menggenggam, menjatuhkan, melempar, menendang, menginjak, meremukkan, aku, apa saja yang dapat memuaskan hasratmu. atau kau ingin tidak tahu menahu tentang sebuah batu. apa saja. apa saja. segalanya. batu tidak tahu. batu tidak tahu apa itu batu. aku bisa berputar putar bicara batu. batu tidak tahu*

*

tak ada alasan bagus untuk terus menulis. maka aku terus menulis. huruf huruf manis, jari jariku manis. menjadi manis bukan alasan bagus untuk menulis. semua yang pahit mestinya ditulis. aku ingin menangis seperti aku menulis. air mataku manis. maka aku tidak menangis. tak ada alasan bagus untuk pesimis. senyumanku pahit. hitam kopi mengendap. ruang pengap. bukan alasan atau perangkap, mereka hanya ingin dekat, mendekap, menjadi lelap. malam telanjang bulat. jendela hangat. lidahku hangat. ada alasan bagus untuk tersesat, banyak jalan menuju pulang*

Sabtu, 09 November 2013

*

ia menyukai hujan. lebih suka yang datang sebagai kejutan. saat ia berada di jalanan, tidak membawa payung atau jas hujan. tidak ada tempat untuk berteduh, yang ini hampir tidak mungkin didapatkan. ia tidak pernah berjalan di keluasan padang pasir. kalaupun pernah, hampir tidak mungkin turun hujan di padang pasir. di manapun hujan turun, selalu di dekatnya ada tempat untuk berteduh. bisa saja ia terus berjalan di bawah guyuran hujan tanpa naungan, asal ia tidak keberatan menjadi pusat perhatian. ia juga tidak pernah berjalan sendirian di kota atau hutan rimba. sepertinya bumi memang semakin padat. di mana mana selalu ada orang lain di dekatnya dalam segala cuaca. orang lain selalu mengusik orang lain dengan cara tidak menyenangkan. ia sering membayangkan hujan maha deras yang suara dan warnanya sanggup membuatnya merasa sendirian, menjadi tirai atau kabut tebal yang memisahkannya dari dunia sekitarnya dan semua yang bukan dirinya. alangkah nikmatnya, bergeming di bawah hujan maha deras. ia suka menikmati geletar tubuhnya. ia menikmati setiap kali tubuhnya menggigil serta setiap gemeretak giginya menggetarkan bibir dan rahangnya. ia tertawa, merasa geli karena tubuh dan giginya bergetar hebat. getar yang tak bisa ditahan atau dihentikannya. ia tidak menemukan cara untuk menjelaskan dengan kata kata, betapa erat dingin mendekapnya, betapa basah, betapa hangat. tak ada penghalang di antara dirinya dengan air yang tercurah dari atas kepalanya. sudah. sudah. ia berteriak girang, tapi hujan terus berjatuhan ke arahnya dengan deras. ia teringat gelitikan ayah atau ibunya pada saat mereka bermain bersama. ia begitu senang dan kegelian, tapi ayah atau ibunya tidak melepaskan pelukannya, malah semakin erat, menghujaninya dengan gelitikan dan ciuman. ia terus tertawa, terengah engah, berteiak, sudah, sudah, tapi tak ingin menghentikan apa apa. ayah atau ibunya seperti hujan. hujan seperti ayah atau ibunya. tahu pasti kapan waktunya untuk berhenti. ketika ia akhirnya puas bermain atau tiba waktunya untuk beristirahat dalam kehangatan. sambil mengenang kegembiraan, dikeringkannya tubuhnya, air atau keringat dengan cepat menguap. membuat ruang terasa lebih hangat. ia menukar bajunya, kulitnya licin dan sejuk. kelelahan membuatnya mengantuk. ruangan hangat, tubuhnya terasa nyaman dan ringan. tak lama kemudian ia terlelap*

Selasa, 05 November 2013

*

kau lebih luas dari jagad raya. lebih berwarna. lebih membuatku ternganga. mungkin aku memang seekor katak yang terkurung dalam tempurung. itu sudah cukup. segala yang kupercaya lebih berkuasa dari semua yang nyata. aku tidak ingin dengar kepakan sayap malaikat yang ingin hinggap di lamunan. tidak ingin terbang tinggi di angkasa untuk membuktikan aku benar. jagad raya tidak cukup luas untuk memenuhi sebuah mimpi. kulihat kau berdiri dengan tangan kosong, matamu tertawa dan kau berkata, aku lupa kau ingin kubawakan apa.
kau berdusta. bagaimana mungkin melupakan dua kata, seisi dunia. aku bilang, aku ingin kaubawakan seisi dunia. kau dan aku sama sama tahu, jagad raya lebih luas dari dunia. manusia dan katak juga sama, kerap menginginkan yang tidak dibutuhkan. agar jagad raya lebih berwarna, kau harus ada. kudengar malaikat mengepakkan sayapnya, bersiap terbang untuk mengadu kepada tuhan. tapi tuhan sudah melihat dengan matanya sendiri, mendengar dengan telinganya sendiri, mengerti dengan pemahamannya sendiri. bahwa aku tidak mengatakan sesuatu yang salah*

*

sumpah serapah berhamburan bersama ludahnya. menakjubkan, bagaimana rahang yang begitu sempit bisa dihuni banyak jenis binatang. dan ia kelihatan normal. malah sedikit kocak.ada yang setinggi jarapah melongok dari celah bibirnya, sepasang mata ketololan memandang sekitar, seakan akan berharap menemukan seseorang yang dikenal. pantas kelihatan lucu, ingatannya telah sepenuhnya hilang. mestinya ia tidak ingat cara memaki, rasa marah serta bagaimana menumpahkan segala yang membatu di dalam lehernya. marah dengan cara yang salah menyebabkan marah tidak seperti marah dan tidak menimbulkan amarah. seandainya ia marah dengan cara benar dengan tidak sengaja, pasti masih ada yang tidak benar pada ingatan yang hilang. ia bisa lupa apa sebabnya ia marah dan melempar sumpah jerapah keluar dari mulutnya. bukan jerapah saja, banyak jenis binatang sedang berlompatan meninggalkan rongga mulutnya. pada suatu hari yang selain hari ini, saat ia sedang menangis, mungkin, akan kuhampiri, mendekat, sesaat mencoba menebak, sebab apa yang bikin ia menangis. kemarahannya lebih perkasa dan tidak berdosa. mengantarkan ingatanku kepada sebuah kapal yang dibuat dan dinahkodai seorang nabi. kapal yang kokoh, yang tahan segala cuaca, kapal yang cukup sempurna untuk berayun ayun pada puncak gelombang saat air bah menenggelamkan seisi dunia. tak ada badai yang tak pernah reda. kapal berhenti di tepi daratan, binatang binatang penumpang kapal berbaris menuju daratan, sepasang jerapah juga ada di antara mereka. banyak jenis binatang selamat dari bencana  binatang binatang tersebut keluar dari kapal, menggerakkan leher sambil memandang sekitar dengan sepasang mata ketololan. kapal tidak marah, tidak bersuara. hanya ada bunyi langkah kaki para binatang, sangat bebeda dengan lengkingan suara manusia yang sedang marah. ia mungkin akan berhenti menangis setelah mendengar ceritaku, bahwa mulutnya mengingatkanku pada kisah sebuah kapal yang dibuat dan dinahkodai seorang nabi.  kapal dan mulut dari mana banyak jenis binatang mendadak bermunculan seperti pada pertunjukan sulap*

Senin, 04 November 2013

*

apakah seekor ikan air tawar akan mati jika tercebur ke dalam laut. kalau tidak mati, apakah karena laut terdiri dari air. kalau mati, apakah karena kandungan garam menyebabkan air laut tidak tawar lagi. bukan pertanyaan dalam. pasti tidak sukar menemukan jawaban jika mau mencari. bisa jadi tidak asyik. beberapa pertanyaan dangkal sanggup menenggelamkan hidup dalam kesenangan sepanjang usia.
apakah seekor ikan air tawar akan mati jika tercebur ke dalam laut. akuarium melebar dan bertambah dalam, koral dan karang cantik berserakan, air menghangat dan terasa sedap. matipun tidak sia sia demi sesaat yang luar biasa. hidup selamanya dalam keajaiban indah yang tak terbayangkan sebelumnya. alangkah beruntungnya seekor ikan air tawar yang berani bertanya, yang pernah sembarangan menduga bahwa ada air yang tidak tawar di luar sana. air yang menyimpan kematian atau kehidupan sebagai hadiah kejutan untuk sebuah petualangan.
seorang manusia, lebih masuk akal jika dia anak nakal yang jahil akibat kurang perhatian, akan melakukan percobaan untuk mewujudkan kegilaan hasrat seekor ikan air tawar. jika tidak ada jenis manusia yang mampu dan bersedia mengambil resiko kehilangan hewan peliharaan, alam semesta akan menerima perannya. menciptakan getaran kuat, mendatangkan gelombang dahsyat dan ombak hebat, untuk mengirimkan air laut ke dalam akuarium.
sebelum segala macam kemungkinan berlebihan menjadi kenyataan di luar akal. siapapun yang bertanya, apakah seekor ikan air tawar akan mati jika tercebur ke dalam laut, sebaiknya jatuh tertidur. akan lebih baik lagi kalau manusia itu bermimpi bertemu seekor tupai betina yang sangat pintar, baik hati dan setia kawan. satu satunya tupai betina di dunia, yang mengenakan baju dan helm luar angkasa sepanjang hari agar dapat tinggal di dasar laut dan bermain bersama sahabat sahabatnya*

*

kendati setiap anak pasti memiliki ibu, tidak semua anak mengenal ibunya. tak kenal maka tak sayang, kata orang. kukenal sesorang berkata, tak sayang maka tak kenal. macam lingkaran setan dan telur ayam. siapa yang butuh kebenaran, tentu kesalahan. otak tidak cukup luas untuk ditempati kenyataan. mereka terpaksa berdesakan, berhimpitan, saling dorong dan injak, demi menjadi bagian pemikiran. akal menemukan jalan keluar, mengecilkan kenyataan hingga tak terhingga, menyusunnya begitu rapi, serupa sihir, yang semula tidak luas menjadi tak terbatas. selalu ada tempat, selalu pas, tidak lebih tidak kurang. rahasianya, bukan rahasia lagi, membalik telur dadar di dalam penggorengan anti lengket. susah susah mudah, menakjubkan dan enak dipandang. bukan rahasia lagi. jika tidak sayang kepada yang tidak dikenal, mustahil sayang kepada yang dikenal akrab.
ibu, lihatlah aku, berusaha sangat keras untuk membelamu. bukan karena sayang padamu. hanya demi memberi contoh untuk anak anakku, supaya kelak anak anakku tahu yang semestinya pantas mereka kerjakan untukku. percayalah, ibu tak akan menyesal karena tidak mengenalku*

Minggu, 03 November 2013

*

mendung tidak berujung hujan. matahari pergi meninggalkan kegerahan pada punggung dan tengkuk. sore berbau sabun. apakah ada yang kecewa untuk kegagalan udara mencairkan awan. kecewa itu apa, tanya seorang anak manusia. tubuh sudah basah. karena gerah atau guyuran air yang jatuh dari langit. keringat lebih gurih. hujan lebih harum. tubuh selalu tubuh. kegagalan bersinar. ketika mencoba menuliskan kata hati sepotong awan. ia kelabu, bergantung tapi tidak berpegang pada apapun. ia tidak takut mencair dan jatuh. tapi ia tidak atau belum menjadi hujan. mungkin ia menatap ke bawah dengan penuh rasa ingin tahu. ia tidak ingat bagaimana cara menguap. tahukah ia, sebentar lagi gelap. dan gelap tidak membuat perbedaan, hanya mengubah warna dan ukuran pupil mata*

*

tahukah kau cara membakar neraka. api di sana begitu riang menari. api tanpa gigi, tidak melumat apa apa. lidah lidah api menari tanpa henti. tak ada yang terbakar. tak ada yang hangus. tak ada yang menjadi abu. lidah lidah api yang lucu, menjilat, menggelitik seluruh penghuni. mereka mengangkat tangan, tidak memeluk dada atau lutut, tidak meringkuk, sepertinya tidak seorangpun cemas atau kepanasan. gambar yang bagus. tak ada yang menakutkan tentang dosa, selain kemungkinan mati tertawa. tertawa sampai mati digelitik lidah lidah api.
jangan dibakar, cuma gambar.
gambar kurang ajar.
ia juga ciptaan tuhan.
iya. baru ingat.
ingat apa.
lalat.
lalat.
lalat juga ciptaan tuhan.

tahukah kau cara menanami surga. surga begitu lengang. hanya ada terang dan gumpalan awan. kesejukan yang diam. tak ada ranting atau daun untuk diayun. tak ada bunga dan buah untuk dihempaskan ke bawah, tak ada bayang keteduhan. melayang layang sepanjang jaman, membosankan. tak ada kebosanan mematikan terasa mengerikan. mereka terbang, seperti layang layang. tubuh ringan dan cuaca cerah adalah ganjaran untuk kebaikan. rasanya ada yang kurang. tidak ada kelebihan. mengerjakan kebaikan demi bisa terbang.
jangan dirobek, cuma gambar.
gambar keterlaluan.
sabar. pelukisnya masih belajar.
sudah berabad abad.
tidak berhenti belajar adalah tanda kebijakan.
iya. jadi ingat.
apa.
ngengat.
ngengat.
mereka menyia nyiakan hidup dengan memuja kehangatan dan terang.
kau bicara macam orang sesat.
sebenarnya, lewat jalan membosankan.
semua gara gara bumi ini bulat.
tidak akan kelihatan kalau tidak dilihat dari kejauhan.
ya. seperti kerinduan.
lagi lagi roman picisan.
keberatan.
keringanan.
bisa terbang.
ogah, jadi serangga.
mahluk presejarah yang tidak punah.
apa hebatnya. tanah juga tidak punah.
mendadak ingin jadi bunga.
payah. tumbuh cuma untuk layu.
mau. bunga sahabat serangga. tumbuh mendekati cahaya.
terdengar macam sajak buruk.
sungguh.
sangat buruk.
aku bunga, kau serangga.
jangan harap.
tak akan.
itu lebih baik.
tak akan setengah harap.
kau bakal menyesal.
dari awal sudah menyesal.
baguslah.
iya. jadi kuat mental.
dasar bebal.
kadal hinggap di atas sandal.
ngapain.
mengkhayal jadi gombal.
enak.
enak jadi sehat.
tak butuh obat.
masa obat minum obat.
kutipan iklan.
keberatan.
keringanan.
di ulang ulang. bosan.
kau kan pura pura tidak dengar.
kau pura pura diam.

cara sederhana untuk mengenal kebenaran adalah lewat gambar samar samar. misalnya, jejak liurmu di atas bantal*


*

jam dua pagi sangat mahir meredam bunyi. tapi jantungku tuli, tidak mendengar jam dua pagi. serupa ekor sejenis ular dari seberang benua, serupa mesin yang tidak dirawat dengan benar. jantungku berderik, berderit. mendengarnya, bunyi jantung yang tidak lazim, jam dua pagi seperti disayat sayat belati, terluka dan tidak berdaya, mungkin sekarat dan membuatnya ingin mati. tapi jantungku tuli, bukan tidak peduli. berderik dan berderit, membawaku tersesat di tengah lembah dan persimpangan jalan. jam dua pagi ingin lari dariku, tapi tak punya kaki. dari pada bengong, kuhibur diri dengan bernyanyi, bagimu negeri*

*

botol botol kosong bergeming di tempatnya. tidak beranjak jika tidak dipindahkan letaknya oleh sebuah tangan. tentu saja semua botol dengan atau tanpa isis sejak semula benda mati. sukar untuk percaya bahwa yang hidup tidak mampu memahami tanda tanda kehidupan. hanya bangsa jin yang mengerti bagaimana rasanya tinggal di dalam botol. hingga sekarang belum pernah aku berjumpa salah satu jin untuk kutanyai. sekian banyak botol kosong yang pernah kutemui adalah botol kosong yang sungguh sungguh botol dan telah kosong atau masih kosong. benda mati tentu saja tidak dapat berkomunikasi. botol kosong tidak peduli tentang isi, tidak memahami dirinya sendiri. sejak menjadi manusia yang dapat mengingat, beragam botol kosong mengisiku setiap hari. berbagi banyak rasa, kenangan, peristiwa, kegunaan, seolah olah saling membutuhkan. nyatanya tidak, botol kosong tidak diciptakan khusus untuk seseorang, tak ada seorangpun yang merasa memiliki ikatan dengan sebuah botol kosong, sekalipun seseorang baru saja membuka tutup botol dengan tangannya, menempelkan mulutnya pada ujung botol untuk menghirup isinya hingga sebuah botol menjadi botol kosong. tidak ada ikatan, tidak menjalin hubungan, tidak menciptakan kenangan. botol kosong tidak pernah menjadi mulia, tidak pernah berjasa, tidak pernah cukup berharga atau barguna seperti isinya. botol kosong hanya pantas dikumpulkan dengan sesamanya, untuk ditimbun di tempat sampah, dijual dengan murah pada tukang loak, atau dikubur bila perlu. nasib botol kosong nyaris sama persis dengan tubuh yang kehabisan umur. yang semula pernah digenggam, disayang, ditaruh pada tempat terhormat. akhirnya tenggelam, tak ada yang tersisa, seperti tak pernah ada. dan ia tidak bersuara atau melakukan sesuatu untuk mengubah yang sedang berlangsung. bergeming saja, tak peduli hancur. sementara isi sedang menikmati menjadi dirinya sendirinya, jiwa sedang berada pada tempat yang seharusnya. botol kosong dan tubuh boleh menghilang ke ujung dunia yang tak pernah ada. entah sangat akrab, bunyi desahan memenuhi dunia. terlalu banyak kehilangan makna. tidak ada ukuran untuk segala macam. ruang dan rentang untuk membaringkan badan atau menyusun botol botol kosong dalam barisan. cairan jiwa tumpah atau mengalir atau mengejar takdir atau hanya bibir. bibir*

Sabtu, 02 November 2013

*

aku tidak ingat pernah jatuh cinta pada sebuah nama. sejak kapan. di mana. kau hanyalah sebuah awal segala kesia siaan. kumulai dengan berhenti diam. merajut kaos kaki, alas meja dan hiasan dinding. menggunting gambar gambar unik dari surat kabar. mengumpulkan aneka koin dan karcis. begitu sibuk mengerjakan kesenangan tidak bermanfaat. masih sempat kukatakan kebohongan besar, bahwa aku tidak akan pernah berdusta. tak ada sesal. tak ada sesal. aku ingat dan sempat, tapi sengaja kulewatkan untuk mengatakan pertanyaan, untuk apa, untuk siapa. biar sebuah nama selalu tergoda untuk mengingatkan, kepada siapa aku pernah dan selalu jatuh cinta*

*

hari yang indah. kau pulang. aku hilang. ragu ragu mengintip di balik pintu, kerinduan sudah datang. kucium aromanya, semerbak, hangat, manis, lembut, berbintik bintik. pisang bakar rasa coklat bertabur meses. jam sembilan malam. kopi rasa carebian nut. sebuah sudut, kalimat kalimat ngawur seru bertempur. kesempurnaan tersesat dengan sempurna, dalam ketidak sempurnaan. kau sanggup mengubah dunia atau aku sedang berdusta. tidak dua duanya. kita hanya dua manusia yang pernah ciuman di dalam gua. tidak menghalau pengap atau kegelapan barang sebentar. hanya berjalan. berjalan seperti yang lain, begitu wajar, serupa fajar di punggung bumi. sehelai daun kuselipkan ke dalam buku. mengering, harum dan kaku, mengacuhkan waktu. ketidak sempurnaan tak pernah membusuk dalam semua perut. piring, gelas, kosong dan kotor, memandang kau dan aku bergantian, seakan mencari atau menanti isyarat, siapa yang lebih kenyang. kasihan lampu, tidak kebagian peran. hari yang indah. kau sarang. aku lubang. anak anak binatang berloncatan riang*