Selasa, 10 Desember 2013

*

bagaimana air sebanyak itu dapat terangkat setinggi langit. bertahan di atas, menunggu waktu yang tepat untuk jatuh terhempas. kembali ke tanah, mengalir ke tempat rendah.
hujan adalah keajaiban dan nyata. dilihat dari dalam sebuah warung lesehan. tempat nyaman, remang remang karena mendung pekat di luar. beralas karpet yang masih tebal dan belum kusam, warna buru tua kesukaanku. beratap seng dengan dua lubang kecil mirip bintang. kokoh dan hangat, dinding papan terpasang cukup tinggi, melindungi ruangan dalam dari tempias air. piring, cobek, mangkuk, gelas beserta tatakan, lembaran tisu. semuanya kotor sehabis dipakai. santap sore baru selesai dinikmati. hujan belum reda, angin kencang. masih ada segelas kopi susu. dua bungkus sigaret dan satu pemantik. tadi aku sempat penasaran waktu sepotong mentimun kautinggalkan untuk dilahap pada saat terakhir. ini desert, katamu. kupikir, mungkin semacam padang pasir. tidak penting. aku sudah hafal kau selalu ajaib.
seandainya semua orang bersedia menampung hujan untuk mengetahui berapa volumenya. pasti akan menakjubkan. berpikir bahwa air sebanyak itu sempat berada di atas bumi tanpa tumpah setetespun, entah berapa lama menggumpal, berperan sebagai awan. berpindah tempat, tertiup angin. tidak pacah dan berhamburan sebelum waktu yang tepat.
kau lebih dulu menyulut sigaretmu. kalau tidak salah sebenarnya sebatang kretek. hanya rajangan tembakau dan rempah rempah berbalut kertas, tanpa filter. aku menyusul, sebatang putih yang lebih langsing dan rapi, dengan filter. rasa mint yang menyejukkan bibir tak ada yang terasa lebih baik dari sepasang manusia yang sedang dicurahi keajaiban berbentuk air dalam perjalanan pulang. sepasang manusia kenyang dan nyaman, terlindung dari kebasahan, sedikit kedinginan, bebas bicara tak keruan tanpa khawatir tuhan mendengar.
tuhan memang mendengar. ceritanya panjang. mentimun termasuk jenis buah atau sayur. berpindah tempat secepat kilat adalah proses menguraikan dan menyusun kembali dengan cekatan, atau menggandakan. tidak relevan. anak anak lebih paham dan penuh pengertian. segala yang tidak disukai pasti ada pada dirinya sendiri. tuhan dan setan tidak saling membenci. yang satu maha mencintai, yang lainnya tidak maha membenci. hanya ingin menjadi, karena belum jadi maka ingin menjadi.
hujan akhirnya berhenti, tepat pada waktunya. perjalanan kembali. langit kelabu tertinggal kian jauh. entah berapa banyak air menggantung di situ. mendung saja tahu. selalu tahu saat yang tepat untuk jatuh. menyediakan waktu untuk berteduh. tubuh tubuh akan menemukan tempat berlindung jika tidak terburu buru mengejar waktu. keajaiban tidak keberatan diabaikan. seperti kau, aku, juga hujan*