Lagu apa itu.
Tulus.
Judulnya tulus?
Penyanyinya tulus, Jangan cintai aku apa adanya.
Haah?! Serius? Lagu baru?
Iya. Baru
Tahu dari mana?
Temanku kan abg semua.
Oh…apa judulnya, jangan mencintaiku apa adanya?
Ya. Jangan cintai aku apa adanya. Jangan. Tuntutlah sesuatu.
Biar kita jalan ke depan. Aku ingin lama jadi petamu. Aku ingin jadi jagoanmu.
Haha…baru beneran ya. Gimana gimana?
Jangan cintai aku apa adanya. Jangan. Tuntutlah sesuatu. Biar kita jalan ke depan. Aku ingin lama jadi petamu. Aku ingin jadi jagoanmu.
Wah…paham baru nh. Kalau dulu lagunya cintai aku apa adanya…
Iya..
Jadi mesti nuntut sesuatu ya…
Lagi lagi kau bernyanyi mengikuti irama dan lyrik lagu yang
samar samar kudengar. Aku diam diam menduga, kau sengaja memilih lagu khusus untuk kaujadikan latar belakang, atau apalah istilahnya untuk mengiringi percakapan
kita kali ini. Kita terus bicara, tentang apa saja, banyak dan ringan, seperti
biasa, aku curhat. Kubilang aku senang sekarang, dikelilingi banyak mainan. Blablabla….
Handphonenya cepat panas, mungkin karena percakapannya hangat.
Sudah ya, mau ngomong apa lagi?
Ya sudah kalau sudah.
Kumatikan ya.
Ya.
Seperti biasa pula, percakapan kita berakhir tanpa muah atau
dadaa. Dan aku butuh waktu beberapa lama, lumayan lama, untuk memikirkan
percakapan yang baru terjadi. Tentang lagu barunya tulus, jangan cintai aku apa
adanya.
Tak akan kutulis semua yang kupikirkan dan kuangankan
sambil senyum senyum sendiri, terlampau banyak dan kacau, sedikit saja, biar
tak jadi rumit dan membosankan. Intinya sudah
kukatakan, aku senang sekarang, dikelilingi banyak mainan. Sebenarnya tak mampu
menahan rasa ingin tahu, kucari lyrik lagu barumu dari internet. Mudah kutemukan.
Kubaca beberapa kali, sambil senyum senyum sendiri. Nah…ini dia… Ada kata peta
dan jagoan. Haha…
Dapat dijadikan petunjuk jalan dan pembela kebenaran. Kertas
dan ayam jantan. Kresek kresek dan kukuruyuk. Aku teringat dora, anak perempuan
pemilik ransel ajaib berisi pata yang dapat diandalkan untuk membantu dan
menolong siapa saja yang sedang membutuhkan. Seandainya aku dora, kau
doraemonnya. Ada yang pernah menyebut doraemon itu tuhan berbentuk kucing, kantongnya
benar benar ajaib. Baling baling bambu dan pintu kemana saja. Dora dan doraemon, keajaiban ransel dan kantong. Seandainya dora
dan doraemon bertemu, jalan ceritanya pasti luar biasa. Hmm…
Kapan kapan, akan kuceritakan lebih panjang lebar tentang
semua yang kupikirkan, atau kau akan berkata, salah, aku tak berpikir, bisaku cuma berkhayal. Terserah… Aku belum tahu irama lagu baru itu. Nanti setelah aku
tahu, akan kunyanyikan untukmu, jangan cintai aku apa adanya. Jangan. Tuntutlah
sesuatu. Biar kita jalan ke depan. Tapi akan kuganti sebagian lyriknya, biarkan
aku lama tersesat. Aku ingin jadi petualang…Boleh kan? Awas. Jangan tidak
sepakat.
Jangan cintai aku apa adanya. Jangan. Tuntutlah sesuatu…
Baiklah kalau begitu, aku menuntutmu datang sekarang, berdiri di dekatku, menatapku
dengan mata penuh rindu. Tak usah kaubilang ai lov yu, tapi harus kaunyanyikan laguku.
Bukan lagu baru, aku juga menuntut kau tahu benar laguku. Selama bernyanyi
matamu jangan berkedip barang sedetik, harus menatap mataku, tak boleh beralih
sedikitpun. Setelah bernyanyi, kau harus memelukku. Jangan kaulepas sampai aku
berkata cukup.
Hanya itu. Aku merasa masih ada yang kurang. Entah apa. Oh, aku menuntutmu tak boleh lupa dan tak pernah lelah menuntutku, untuk melarangmu berhenti menuntutku, kau harus menuntutku agar selalu menuntut sesuatu padamu. Aduh, aku tak mampu menahan senyum, tiba tiba teringat
bahasa smurf*