Jumat, 06 Desember 2013

*

para pemburu mengenal peribahasa, seekor burung di tangan lebih berharga ketimbang dua ekor burung di semak semak. para petani tidak pernah mengenal peribahasa serupa, jika kenalpun mereka tak percaya. ketidak kenalan dan ketidak percayaan para petani pada sebuah peribahasa, menyelamatkan dunia dari bahaya kelaparan. sekarung atau dua karung benih tidak berharga sebelum ditanam. diserahkan kepada kerahiman tanah dan kemurahan cuaca pada setiap musim tanam. tanah dan cuaca diandaikan selalu bersahabat. agar.pada musim panen, sekarung benih atau lebih akan menghasilkan gabah berlipat ganda. sebagian untuk memenuhi kebutuhan, sisanya ditentukan menjadi benih untuk ditanam kembali. para petani tidak akan jera atau putus asa ketika pengandaiaannya salah. ketika ternyata tanah dan cuaca sedang tidak ramah dan hasil panen menyusut dari semula jumlah benih, para petani berkeras menyisihkan butiran padinya untuk ditanam kembali. tak peduli dapur atau lumbungnya tak terisi, para petani tetap menanam. menyerahkan benihnya kepada tanah dan cuaca. seperti sedang menciptakan peribahasa, serumpun padi di sawah lebih berharga ketimbang sekarung beras di dapur atau lumbung.
semak semak dan tanah menggenapi peribahasa dengan caranya. menjaga dan menumbuhkan sarang dan telur, benih dan batang batang padi. demi keriangan mereka sendiri, musim gugur dan musim semi datang silih berganti tanpa dinanti*