Jumat, 28 Februari 2014

*

aku tidak menyerangmu. aku hanya menunjukkan padamu betapa tubuhmu dapat menjadi rumahku. dan aku penghuni yang lebih menyayangi kediamanku ketimbang kau.
begitulah bibit penyakit menyombongkan dirinya di hadapan seorang manusia yang sedang tidak berdaya. tidak kuat duduk lama, tidak berselera menyeduh minuman hangat yang pahit atau manis, tidak mampu menyalakan dan menghisap sigaret. ya, biar tahu rasa seorang manusia, kesombongan bisa jadi milik siapa saja, apa saja. hah*

Selasa, 25 Februari 2014

*

baru kutahu rasanya yatim piatu setelah aku jadi ibu. seperti tidak benar. seorang ibu bisakah yatim piatu. yatim piatu adalah tidak memiliki ayah dan ibu, semestinya cuma anak anak yang dapat menjadi yatim piatu. kenapa ada sebutan untuk anak tak berayah ibu, yatim piatu. tapi tak ada sebutan untuk orang tua yang tidak memiliki anak. apakah karena tanpa anak tak ada orang tua, tak ada ayah ibu. sepasang manusia lelaki dan perempuan yang hidup bersama tanpa anak bukan orang tua, tak pernah menjadi ayah dan ibu. sebaliknya tak ada anak tanpa orang tua, semua anak berayah dan beribu, ada atau tiada. setiap anak memiliki ayah dan ibu, mungkin hidup atau mati, tapi pasti memiliki. selanjutnya, kalau mau tahu bagaimana caranya menjadi ayah atau ibu, jawaban mutlaknya adalah dengan lebih dulu menjadi anak. untuk jadi ayah atau ibu setiap manusia harus pernah menjadi anak. bagaimana ibu dapat merasa jadi yatim piatu. karena setiap ibu selalu menjadi anak bagi ayah dan ibunya. terus. dengan merasa yatim piatu siapapun selayaknya merasa memiliki ayah dan ibu. ayah, ibu dan anak yang merasa yatim piatu sebenarnya tahu ia memiliki ayah dan ibu, hanya saja tidak dapat disentuh. maka. merasa yatim piatu boleh disamakan dengan rindu.
hihihi, yatim piatu, rindu. apalagi. paling paling ai lov yu*

*

nasehat paling berguna untuk yang jatuh cinta, hiduplah dengan luka. jika ia menuruti nasehat tersebut ia hidup, jika mengabaikannya ia busuk*

nazar

perancang paling hebat tidak mendengarkan dan tidak mengerjakan saran. tentang perancang paling hebat aku tak gentar sesumbar. jika ada yang tahu, saran siapa yang didengar, lantas dikerjakan perancang kadal, merak, dan burung onta. akan kutelan seekor bulu babi paling besar yang ada di lautan*

:)

kalimat terindah yang kaukatakan membuat senyumku mekar selebar daun kelor, seharum kembang melati; kehujanan. kecapekan. sakit pinggang. kulakan 1juta. untungnya 100ribu. bensinnya 20ribu. makannya 25ribu. gitu kok mau kaya.
mau kaya. kaya pujangga. malahan siapa saja yang dengar pasti mau kaya kita.
baguslah. mau kaya kita. kita mau kaya.
keadilan sedang menunjukkan taringnya.
pamerkan sebatang ranting, terus lempar kuat kuat.
ya, biar keadilan lari jauh jauh mengejar.
biar kita ditinggal berduaan.
kehujanan. kecapekan. sakit pinggang. untung. kenyang. ketawa. kaya kita.
dunia selebar daun kelor berbunga bunga putih*

Senin, 24 Februari 2014

*

tidak membaca menciptakan ketidak tahuan. ketidak tahuan menyebabkan kecintaan. kecintaan mengajarkan pengertian. pengertian menunjukkan kesabaran. kesabaran membuahkan ketekunan. ketekunan memberikan pekerjaan. pekerjaaan menghasilkan pengalaman. pengalaman menunjukkan kemudahan. kemudahan menjadikan kesenangan. kesenangan menikmati kehidupan. kehidupan mengantarkan kematian. kematian meninggalkan kenangan. kenangan memilihkan keindahan. keindahan melukiskan kehilangan. kehilangan menemukan kesunyian.
begitulah telah kucoba, melewati kolong jembatan keledai. serupa semua kolong jembatan, ada keteduhan, meskipun kepanjangan dan kelamaan. akhirnya toh sama sama tiba di tujuan. dari pangkal ke ujung yang terasa menjauh. kebetulan aku punya banyak waktu. punya banyak sesuatu yang akan hilang saat berlalu. banyak waktu. sesuatu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tangan, untuk anak sekolah dasar disebut mata pelajaran ketrampilan. semacam membuat pigura dari tongkat es krim, membuat gambar domba tiga dimensi dengan kapas, beludru dan mata plastik, atau topeng dari campuran kertas koran dam lem kayu. kemudian ibu bapak guru pelajaran ketrampilan akan memberi nilai sebuah hasil karya yang tidak berharga. anak anak sekolah dasar dengan riang membawa pulang hasil karyanya, sepanjang jalan berceloteh dengan teman temannya, saling tanya dan bertukar jawab tentang nilai yang diberikan ibu bapak guru untuk pekerjaan tangannya yang tidak berharga. anak anak sekolah dasar mengerti, pekerjaan tangannya yang tidak berharga mempunyai nilai yang dapat membuat bangga ayah ibunya. ayah ibu akan bersenang hati mengetahui pekerjaan tangan anak anaknya yang masih sekolah dasar bernilai tinggi. tidak berharga, hanya bernilai. kenangan dan pengalaman yang tidak berlebihan, tidakkah cukup menyakinkan bahwa setiap manusia berhati mulia*

fly

mungkin kau terbang. ya, memang klise serupa ompolan bayi. tapi sama sekali tidak menjengkelkan mesti diterima berulang kali. dan ini hari minggu, hari kesukaanku. dan memikirkan kau terbang semacam kebahagiaan. tidak usah hinggap. terbang saja berputar, akan kukejar. sambil tertawa dan menjerit senang. banyak kemungkinan lain, mungkin sama menyenangkan. tapi terbang saja. kemungkinan yang paling tidak mungkin yang paling asyik, paling dapat mengusik. terbang, mengitari pagar, mengitari halaman, mengitari dahan dahan, mengitari jalan jalan, mengitari angan angan, mengitari awan.
kau terbang menyebabkan perjalanan seluruh penumpang pesawat terhambat sejenak, sopir pesawat terbangnya terpana melihatmu melintas secepat kilat. terbangmu tak naik pesawat, tak pakai perangkat paralayang, tak punya sayap. aku akan teriak, woooi, ayo jalan, kepada sopir pesawat terbang yang melongo ketakjuban. kenapa, belum pernah lihat orang menerbangkan orang. halow, belum pernah dengar sekarang jaman edan. sebetulnya aku juga juga heran, bagaimana orang yang tidak dapat menerbangkan orang malah menerbangkan pesawat terbang. biarlah, asal banyak orang senang naik pesawat terbang.
minggu depan, mungkin aku sudah mahir menunggangi sebuah piring yang kuterbangkan. menerbangkan piring kukira tidak sesulit menerbangkan orang. kemungkinan besar, minggu depan, aku naik piring terbang menemani kau terbang*

Minggu, 23 Februari 2014

kencan di atas hujan

bosan menceritakan masa lalu, mencoba mengerti yang sedang terjadi.
sekali kali ceritakan masa depan. memang sukar. masa depan belum datang.
semakin sukar, kalau masa depan datang saat sedang keceplosan berkata, tunggu sebentar.
justru itu, tantangan bikin nikmat.
bukannya lebih nikmat saat menaklukkan tantangan.
hmm, ada nikmat di atas nikmat.
macam langit, ada langit di atas langit.
tidak perlu macam macam.
mirip ancaman.
katanya cerita masa depan.
jadi ingat bangku taman.
ingatan atau khayalan.
katakan saja impian.
kadang ingatan, kadang khayalan.
asal tidak bosan.
yup.
kalau ciuman.
i know you will say that.
sambil pelukan.
i know you will say that 2.
hmm, tidak seru kalau sudah hafal.
harus cari akal ya.
biasanya, nakal punya banyak akal.
sudah besar mana boleh nakal.
badan besar tak boleh nakal, tapi hatinya.
hatinya kecil ya.
hati besar menghalalkan nakal.
bosan, gombal.
kalau ciuman.
sambil pelukan.
macam kewajiban.
harus dikerjakan demi kebaikan masa depan.
kapan.
setiap ada kesempatan. di atas ranjang. di bangku taman. di atas atau bawah jembatan. di atas dahan atau awan. dalam ingatan dan khayalan, juga impian. tak bosan, atau tak ada harapan.
mmh, siapa tahan.
siapa saja yang ingin lebih nikmat.
ada nikmat di atas nikmat.
ada kerinduan di atas kerinduan.
ada harapan di atas harapan.
tak ada harapan. cuma kerinduan.
kerinduan di atas kerinduan.
siapa butuh masa depan.
siapa saja yang tak pernah ciuman sambil pelukan.
hahaha, payah.
tak ada harapan ya.
ya. hanya kerinduan di atas kerinduan.
rasakan.
nikmat di atas nikmat.
hihihi, nikmat.
persetan masa depan ya.
ya persetan masa depan*








Sabtu, 22 Februari 2014

*

terlalu banyak. karena ini, karena itu. ba bi bu. aku khawatir tak dapat berhenti. aku benci menjadi egois. semua salahmu. kau tak tanya kenapa aku rindu*

unchained melody

dunia mata, gumpalan awan terbang bebas menjelajah angkasa.
dunia warna, hati kekasih seputih awan, rentang rindu sebiru angkasa, 
dunia rasa, angin bertiup menerbangkan segala yang ringan..
dunia kata, menyusun rencana membaca ramalan cuaca.
dunia kita, mengira sudah jatuh tertimpa tangga.
dunia cinta, kau bilang apa?*

*

karena keadilan adalah sesosok perempuan yang selalu tertutup matanya. perempuan aneh yang memegang timbangan kosong dan pedang yang tidak pernah digunakan untuk mengancam. siapapun yang ingin menggunakan timbangan yang dipegang keadilan tidak dapat bertanya apakah berat sebelah kepada perempuan pembawa timbangan, matanya selalu tertutup rapat. dan pedangnya seandainya digunakan untuk menusuk atau menebas kemungkinan besar tak pernah tepat mengenai sasaran, matanya selalu tertutup rapat. adakah yang lebih benar, selain kenyataan bahwa entah sejak kapan, telah terlupa, atau tak pernah tahu sedari dulu, manusia sangat pintar melukis lambang*

*

karena manusia semestinya mengerti, kemudian wajib memilih. memutuskan dan menemukan alasan untuk setiap keadaan. karena manusia menyerahkan setiap detiknya untuk berpikir dan memilah segala peristiwa yang terjadi akibat manusia percaya. karena manusia memaksakan dirinya percaya kepada keadilan yang selalu menutup matanya, tangannya tak pernah merangkum sesiapa, sepanjang waktu hanya sibuk menggenggam pedang dan timbangan. karena mansuia lebih menghargai peradaban dan pengetahuan ketimbang khayalan dan kejutan.
dan beberapa hal lain yang teramat banyak dan terabaikan, tentang manusia. kebaikan dan kejahatan. kepandaian dan kepandiran. kemuliaan dan kehinaan. bolehlah tak merasa terlalu rendah, selama enam puluh detik, aku berpikir, batapa beruntungnya seekor anjing, atau yang lebih kecil, misalnya cacing*.

*

cuma logika bisa berkata, aku bahagia, kau lebih bahagia bersamanya.
cinta pasti berkata, meskipun kau tidak bahagia, aku selalu cinta*

ibadah

kau tak perlu menyesal atau mohon maaf, untuk setiap kebaikan, ketulusan, kerelaan, pengorbanan, waktu, kesetiaan, ketekunan, kesungguhan, atau apapun namanya. segala kemuliaanmu yang kau berikan, akan kuterima sepenuh tubuh dan jiwaku. jika saja aku telah menjadi manusia yang pantas diperlakukan dengan begitu hati hati dan bijaksana. tanpa kau minta, pasti kumaafkan. sungguh, bukan salahmu, akupun akan mengerjakan hal hal serupa, jika aku manusia merdeka dan mampu menyangka diriku telah menemukan yang paling utama yang belum dikerjakan semua manusia untuk sesamanya.
akulah yang seharusnya mohon maaf dan pengertianmu, jika aku manusia yang hanya mampu merendahkan kemanusiaanku. karena tak punya keberanian untuk melihat ke dalam diriku sendiri. selalu cemas akan terperosok ke dalam kesombongan tak berdasar dan kehinaan paling dalam. kalau dapat dan sempat, alangkah rindunya kukatakan terima kasih untuk segala yang telah kaukerjakan, apa saja yang membuatku merasa mesti menjadi lebih dari diriku sendiri.
semua yang kupunya hanya kalau, jika, seandainya. tak pernah apa adanya. kau benar, sama persis dengan yang dulu pernah selalu kugumamkan pada bagian akhir doa syukur agung, saya tidak pantas, tuhan datang kepada saya tapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh. imam mengangkat hosti, roti tawar, bulat dan pipih, sambil berkata, tubuh kristus. aku bersama seluruh umat menyahut, amin*

kencan dan hujan

karena di bumi sudah sejak lama dikenal kalimat, dalamnya laut dapat diduga, dalamnya hati siapa tahu.
maka menyelami laut lebih mudah dari pada memahami kata hati.
semoga hanya karena masih hidup dan tinggal di bumi, hati tak pernah dimengerti.
alangkah merdu suaranya, betapa merayu nadanya, laut yang didengar dari kulit kerang tanpa penghuni.
suara hati begitu lirih, tak terdengar pun dari bahasa paling santun, atau kalimat terindah yang pernah disusun kata kata.
hati dapat patah, laut belum pernah mengering. semoga hanya kata kata, buat yang katanya jatuh cinta*

serendipity

mungkin hujan segera turun, mungkin hujan baru saja reda. kelihatannya sama saja. saat bersamamu. kita memang letih. setiap hari berawal tidak pasti. seperti hanya mimpi. tak bertepi. tak memudar ketika tersadar, mungkin tidak sedang tertidur.
aku suka perjalanan, kau juga. kau suka singgah di pinggir jalan mana saja, aku juga. menikmati segala macam hidangan sederhana yang tersedia di warung warung kecil. sebuah trotoar di bawah jembatan layang. beratap dan beralas terpal, di hadapan sepetak rumput yang memisahkan tempat duduk dengan lintasan kereta api. sore hari.
sejuk. aku merasa perlu mengulanginya sesering mungkin, sejuk, memang sejuk. kau dan aku duduk berhadapan. kali ini tak ada meja. kita memegang piring masing masing. menggunakan sendok, melahap sesuap demi sesuap nasi, selada air, kecambah, kemangi, disiram kuah kacang kental. lauknya dadar jagung dan telur mata sapi. ditambah rempeyek teri. dilengkapi dua gelas, satu gelas kopi, satu gelas teh panas. masih ada satu gelas air mineral kemasan yang kita bagi.
adakah yang percaya jika kukatakan, tak ingin kutukar setiap detailnya dengan apa saja yang mungkin lebih hebat. akupun tak percaya. kukira kau juga tak percaya. tak aneh, tak ada seorangpun yang kecewa karena tak ada yang percaya.
kereta api melintas tiga kali. panjang dan bergemuruh, namun tak ada debu. sejuk. hanya sejuk. hidup itu saat ini sejuk. wajah, telapak tangan dan kaki, merasakan sejuk. kau dan aku, tak mengatakan sesuatu yang agung, macam cinta atau bahagia. kau dan aku hanya dua, hidup dan sedang mabuk kesejukan udara. nasinya hangat, bumbu pecelnya sedap, tehnya harum. rumput rumput tak terlihat berayun, tak bergoyang atau mengangguk. seperti kau dan aku, rumput rumput tampak tenang, diam diam menikmati sejuk.mendengarkan percakapan yang tak berhasrat mengubah apapun. senyum dan tawa yang tidak istimewa. seperti biasanya, aku seringkali merasa luar biasa ketika kehilangan banyak kata, kalimat, atau apapun yang mestinya dapat menciptakan kesan mendalam.
seperti biasanya, setelah piring kosong dan gelas setengah penuh. kau dan aku menginginkan sedikit lebih hangat dan pengap. menyulut sebatang sigaret, menghembuskan asap. sejuk. sigaret akhirnya tinggal puntung, saatnya perjalanan berlanjut. seperti biasanya pula, aku belum puas sebelum menemukan alasan lebih hebat dari kau. bersama hembusan terakhir sigaret, kukatakan dengan pongah, pantas ada orang yang menolak nobel. kau cuma tersenyum. sejuk. aku malah tertawa, kau tak tanya kenapa, tapi kalau kau mau tahu, aku bahkan tak dapat menemukan kata kata yang lebih indah dan bermakna untuk beberapa kenyataan pada suatu sore yang belum berlalu. seakan akan matahari tak akan terbenam dan tak hendak terbit. tak ada senja atau fajar akan datang. suatu sore seperti tak mengenal dan terpisah dari segalanya, sejuk. hanya sejuk yang dapat kujadikan sebuah kata. hanya itu. sesaat kemudian.
kau dan aku kembali kepada perjalanan. pulang*

Jumat, 21 Februari 2014

*

entah sudah sifat penjair dan seniman bahwa baginja berlaku ukuran ukuran jang lain dari ukuran biasa, tapi kedjahatan sebagai seniman dilakukan mengenai kesenian adalah kedjahatan jang luar biasa, dan apakah dalam hal ini harus dipisahkan manusia dan seniman ataukah ada kategori tersendiri manusia seniman jang untuknja harus dipakaikan ukuran tersendiri? (H.B.Jassin)
satu kalimat panjang dalam paragraf pertama dari sebuah buku tua.
sangat menarik dan bikin penasaran, meski tidak paham makna utuh kalimat yang sebenarnya. penjair, seniman, sifat, ukuran, kedjahatan, luar biasa, kategori dan manusia. beberapa kata yang layak dimasukkan ke dalam daftar kosa kata yang menimbulkan minat dan hasrat untuk dipahami. masih kuingat bagaimana rasanya ketika pertama kali membacanya. ditambah dengan naluri kekanakan yang sering sok ribut, sok penting, sok tahu, dan penuh imajinasi ngawur. anak sekolah dasar dapat saja membayangkan kedjahatan luar biasa pada kalimat tersebut adalah, membakar buku, merobek lukisan, membuang atau mematahkan sebuah patung, hingga memecahkan jambangan kuno. bayangan yang tidak terlalu ngawur sekaligus tidak betul. beberapa tahun kemudian, ketika duduk di sekolah menengah pertama, ibu guru bahasa indonesia memberikan materi sebuah sajak panjang, kerawang bekasi. teringat dan terpikirlah kembali semua yang pernah kubaca pada sebuah buku tua. menghasilkan semakin banyak tanya, semakin banyak gundah, semakin banyak rasa pedih. mungkin karena suka sajaknya. juga banyak sajak lain yang pernah kubaca dari buku buku tua. ketika mengerjakan tugas menghapal sebuah sajak, samar samar terasa ada yang menyesak dada. tak bisa disembuhkan atau dihibur oleh semua yang ada, hingga hari ini. aku tidak pernah bercita cita menjadi penjair atau seniman, dan tidak pernah merasa menjadi keduanya, hanya saja seringkali kurasakan kesesakan yang sama setiap kali membaca atau teringat bagian akhir dari kalimat panjang di atas, apakah manusia dan seniman harus dipisahkan, atau dipakai ukuran tersendiri. aku tak punya jawaban yang pantas kukatakan, apalagi untuk dituliskan. merasa tidak pantas bicara tentang yang tidak kupahami hingga hari ini. cuma bisa mengulang pertanyaan, benarkah, manusia yang penyair atau seniman harus terpisah dari manusia. dan kenapa pula pertanyaan itu mesti mengakibatkan rasa sesak di dadaku, yang bahkan belum merasa pantas menjadi manusia*

Kamis, 20 Februari 2014

*

mata air mengucur. mengalir sungai. menuju muara. menyatu samudra. riak, arus, gelombang, ombak.
takdir air. kehendak air, akibat sifat dan hakekat air atau cuma kewajaran yang menjadi kebiasaan dan berjalan selamanya, sepanjang ingatan siapapun yang bertanya.
tanah pasti tidak begitu. karena tanah, bukan air.
air tidak memilih deras, dalam, tenang, dangkal, jernih atau keruh.
tanah tidak memilih keras, gembur, tandus atau subur.
masalahnya karena mengerti, jika tidak mengerti tak akan menjadi masalah.
masalahnya karena mengamati, tak ada peristiwa jika tak ada pengamat.
tak ada yang merana jika tak ada yang bertanya.
tak ada buruk sangka tanpa prasangka.
prasangka, tanya, segenap alam semesta, ada pada manusia*

*

satu kebenaran dari perkataan seorang nabi, anak anak adalah pemilik kerajaan surga.
ketika anak anak menendang bola ke arah kawan atau gawang.
ketika anak anak menerbangkan layang layang ke angkasa.
ketika anak anak bermain tanah dengan jari jarinya.
ketika anak anak menjatuihkan patung keramik hingga pecah.
orang orang dewasa berseru, gembira, berdebar, bersemangat, cemas, kehilangan, menyesal. jika seorang itu sungguh sungguh sayang, segalanya berakhir dengan dekapan erat, tak apa, tak usah resah, aku tak marah. besok pagi kau dapat bermain lagi*

*

mataku hutan berkabut. di celah pohon pohon besar bangsa peri beterbangan. berteriak, saling melemparkan bayi bayi embun. tak lama kemudian peri peri kelelahan, jatuh tertidur, memimpikan pagi datang, embun tumbuh dewasa dan pergi berkelana. kicau burung menghalau kabut, pohon pohon berbunga.
kau angkasa, di mana mimpi bangsa peri dan pagiku berbagi cakrawala*

*

malam indah. kesedihan manis. kehilangan cemerlang. untuk segalanya, kepada siapa pantas kusampaikan. terima kasih dan ucapan selamat untuk kemenangan. mungkin, kesia siaan dan keangkuhan. tapi mereka sedang terhanyut sebuah nada, berpelukan erat, mesra berdansa. waktu membeku, buaian mempesona melintaskan tanya, sejak kapan mereka saling kenal hingga begitu dekat, mesra berdansa.
sejak kau jatuh cinta, sebuah suara tanpa wajah berbisik hangat.
kucari dia, yang bisikannya membuat lututku gemetar, jari jariku bergetar, seakan akan menemukan kebahagiaan bersinar*

Rabu, 19 Februari 2014

*

kalau aku pakai kaos bertulisan, MENCIUM DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN. apa kau akan memutuskan hubungan kita. aku tak percaya, merokok lebih nikmat untukmu, ketimbang ciuman sambil mengulum sebutir permen sampai habis*

*

apakah namanya. cinta? kebaikan? kekuasaan? yang ada padamu, telah menghapus yang barusan kutuliskan. haruskah aku pura pura tak percaya kau tak membaca, tak menjaga, tak sayang?
aku tak bisa. tak bisa pura pura kau tak ada*

puzzle

jangan takut menulis, kau hidup denganku, pasti menderita. jangan takut, puisimu pasti selalu bagus.
kutanya pada diriku, kekasih macam apa yang tega mengatakannya. macam kau saja. rela membuatku menderita demi kesukaanku menulis. kau tahu, aku sangat suka menulis. mengerjakan sesuatu yang tidak berdaya guna. bukan pekerjaan utama atau sampingan, bukan mengembangkan bakat, tidak mencari manfaat atau berkat. mungkin pengabdian atau persembahan. pasti salah. jadi kusebut entah.
kau tertawa, sudahlah, menulis saja. jangan takut, kubaca pakai hati saja.
macam apa pula, kaubaca pakai hati saja. tidak pakai mata. tidak perlu kata.
hahaha, kau tertawa*

*

makan, minum, bermain, menarik perhatian, meminta pengertian, merindukan kehangatan pelukan. hari harinya berlalu tanpa amal dan doa. ketika kucemaskan hari depannya, ia menatapku mesra. matanya berkata, aku punya surga*

*

mata jernihmu merayuku. tersipu malu, kutarik selimut hingga menyembunyikan wajahku*

Selasa, 18 Februari 2014

seperti saya

begitu cepat patah, mudah dan lezat. keyakinan bahwa seorang manusia lebih hebat. hanya dengan sebuah nama. mana namanya. jaman jahiliyah. seperti sebuah kenikmatan suram jalan sesat. kau benar.
apa yang benar. kesalahan. biarlah kalian saja menjadi manusia. saya tidak pantas. entah nama saya atau saya yang merasa terhina. tapi, itu mengharukan, sangat mengharukan. caramu meneguhkan kesendirian. tentu bukan salah siapa siapa jika tidak berteman, tidak peduli, tidak berarti. hanya ada sunyi. sunyi. sunyi. namanya bukan sunyi saat ia berbunyi. saya tak bisa tidak bahagia, mengingat caramu membuat saya bersujud, lebih rendah dari setiap manusia. dan dengan sombong mengatakannya. tak ada yang bisa. tak ada yang bisa. tak ada nama yang mempesona. semua sampah. seperti saya*

Senin, 17 Februari 2014

*

setiap jiwa mengenal jalan rahasia menuju kekasihnya. ia membuang segala miliknya supaya dapat berjalan secepatnya. bekal, tameng dan pedang, cuma beban atau penghalang. suara suara boleh mengatainya tolol dan pengecut karena tak ikut berperang dan berjalan tanpa bekal. sesungguhnya ia bebal, mungkin kebal. rindunya teramat tebal, mengubur hasrat dan akal. hanya kata kata kekasihnya selalu terngiang, kekal*

*

aku hanya mau bercinta denganmu. sepanjang hari. setiap hari. menghirup penuh bau surga dari kepala kecil berkeringat yang tertidur pulas. aku tak mau puas*

*

jika dimaksudkan untuk menunda kematian, seribu satu malam masih kurang. dongeng tak bisa ditawar. waktu tak sudi diulur. kecuali, mumgkin, dengan tidur*

*

pesanmu terlalu manis. kubaca sambil menangis, lalu meringis. kau tersenyum sinis. katakan saja, katakan saja sekali lagi, jangan ditulis. biar kubuktikan aku telah belajar jahil dari sesosok iblis*

*

orang dungu duduk termangu di bawah lampu. mengira dirinya sedang merenung. padahal ia melamun. mungkin suatu malam orang dungu menjadi majenun. mungkin kepada lampu, orang dungu berharap ditunjukkan kepadanya sebuah buku atau garpu. supaya ia boleh membaca atau menyuapkan sepotong buah ke dalam mulutnya. buku apa, buah apa, orang dungu malah bingung. bingung bikin orang dungu berhenti melamun. sedungu dungunya, ia orang, tahu tentang malas dan kenyang.
seekor kucing melompat masuk sambil menggigit sesuatu yang bersuara memelas. seekor kucing lain menyusul, melompat masuk lewat jendela. orang dungu beranjak dari tempat duduk. melihat seekor anak tikus terperangkap dalam gigitan kucing yang pertama melompat masuk. anak tikus malang, mencicit ngeri. orang dungu bertambah bingung, ia kembali duduk. mencoba merenung. karena dungu, ia tidak tahu apa yang pantas direnungkan. seekor kucingkah. dua ekor kucingkah. suara cicit anak tikuskah. lampu menyala terang, cahayanya di luar kepalanya. alih alih merenung, orang dungu kembali melamun.
orang dungu teringat masa lalu, ia pernah melompat ke luar lewat jendela. bukan masuk, ke luar. berlawanan arah dengan dua ekor kucing yang salah satunya menggigit anak tikus. orang dungu ingat, ia melompat ke luar lewat jendela sebab bercanda dan ingin tidak tertangkap dua temannya. bukan karena takut salah satunya bakal menggigit. orang dungu tahu tak ada satupun temannya akan menggigit orang. semua orang, dungu atau tidak dungu, tak ada satupun yang hendak menggigit orang. melompat ke luar lewat jendela hanya karena ia orang dungu dan sangat terburu buru, ingin kabur kemudian tertawa keras. orang dungu sama sekali tak menyangka banyak orang akan mempermasalahkan perbuatan melompat ke luar lewat jendela sebab bercanda. pintunya sudah ditutup, jendelanya terbuka lebar dan rendah, mestinya tak mengganggu atau merugikan siapapun. tapi ia kena marah. orang dungu terpaksa mendengarkan banyak tuduhan ditambah nasehat tentang melompat ke luar lewat jendela. tidak sopan, tidak tahu aturan, mencoreng nama baik banyak orang. orang dungu tidak menyesal karena dungu dan terburu buru hingga melompat ke luar lewat jendela. orang dungu hanya tidak tahu bahwa begitulah seharusnya yang dikerjakan orang, entah dungu atau tidak dungu. ia jadi tahu dirinya dungu, karena tidak tahu orang orang seharusnya mengerjakan apa. ia ingin menjadi sebuah gambar, orang yang kepalanya dinaungi sebuah lingkaran bergambar lampu. dua gambar, orang berkepala dan lampu dalam lingkaran di atas kepalanya.
itulah, orang dungu teringat sebuah kata, hikmah. banyak orang berkata, ambil hikmahnya dalam setiap peristiwa. orang dungu malah teringat sepuluh perintah allah, entah yang ke berapa, jangan mengambil milik orang. peristiwa bukan orang, tak apa jika diambil hikmahnya. hikmah bukan orang, bukan peristiwa, entah apa. dasar dungu, jangan belagu. hikmah, apakah bisa dimakan. kenapa selalu terpikir untuk memasukkan segala ke dalam tubuh melalui mulutnya. makanan, dan lain lain, semuanya memang dapat ditelan. hikmah dan lampu juga bisa ditelan kalau terpaksa harus begitu. mungkin karena dungu, orang dungu tak dapat menjadi lebih dungu.
kesimpulannya, tidak ada kesimpulan. lampu, orang dungu, kucing, anak tikus, lompatan, jendela, suara, cahaya, peristiwa, hikmah. semuanya hanya lewat. tidak menetap. orang dungu semakin malas. duduk termangu di dalam ruang terang setiap malam. malam berganti malam, tak ada kesimpulan. buku dan garpu bergeming pada tempatnya. orang dungu terlena dan kenyang. ia merasa memiliki seseorang yang selalu sayang. seseorang yang tidak pernah menuduh, tidak sekalipun menasehatinya untuk mengerjakan sesuatu yang orang dungu tidak tahu*

Minggu, 16 Februari 2014

*

jalan buntu : kau ternyata tidak sungguh sungguh mencintaiku*

H2A

untuk apa.
untuk dirimu sendiri.
aku tak kenal diriku sendiri.
untukku saja.
kau siapa.
kau lupa.
ya. aku lupa, kau siapa.
bisa kau beri nama.
aku tak suka, ogah..
kau takut salah.
terserah.
kau nyerah.
terserah.
kau kalah.
sama siapa.
tak mau kalah.
aku tanya, sama siapa.
terserah.
ahh.
nama yang indah.
hah.
ahh*



*

kau muara atau jembatan.
saat kau menampung setelah memandangku mengalir, menjauh
ke tengah laut, terserak, utuh, kusentuh hanya kenanganku
pada hari pembuangan itu.
pada laut, kutanyakan, ingatkah kau pada bau busukku.
ombak memecahku tinggi, laut menangkapku kembali.
mungkin tak ada ingatan muara atau jembatan,
aku hanya sesaat lewat, arus deras tak mengukir jejak
sampah, tak tersayat pecahan kaca* 

Sabtu, 15 Februari 2014

*

telah kau tiupkan angin kencang. kau jatuhkan hujan lebat. kau letuskan sebuah gunung. sia sia. mungkin aku hanya ingin kau tahu bagaimana rasanya hampir putus asa. anginmu hanya mengacaukan rambutku. hujanmu membuatku sedikit basah dan kedinginan, tidak lebih. letusan gunung itu bahkan sama sekali tak menyentuhku. kenapa. sebenarnya kau yang setengah hati mengerjakannya, atau aku yang sangat mahir bersikap tidak peduli. aku bukan banci. kau tahu pasti. tak ada yang lebih pasti dari kau. jika memang kau tak lagi sungguh sungguh berhasrat menarik perhatianku untuk apa kau berkeras mengerjakannya dengan sembarangan. aku tidak sedih. tidak peduli. tidak pula mati. jadi apa. betapa senangnya kalau aku tahu. kau bosan padaku. tidak mengherankan. akupun bosan pada diriku. bosan terus menerus berharap dan mengandalkanmu. kau dengan kejutan kejutanmu. kau dengan semua isyarat menyesatkan itu. cobaan atau ujian apa lagi. aku bukan anak sekolahan. tidak butuh diluluskan, apalagi peringkat. bukan malaikat, aku punya hasrat yang hampir padam. menyedihkan. cuma kau yang tahu benar cara menaklukkan hati perempuan. tidak seperti dulu, sudah lama sekali. kukira kau dan aku telah sangat saling mengerti. kaulah satu satunya yang kupunya. kau. kau yang tak bosan dan tak putus asa mengerjakan apa saja demi aku bahagia. tidak tepat, bukan bahagia, hanya merasa ada karena kausayangi apa adanya. apakah anginnya mesti lebih kencang hingga aku terbang. hujannya seharusnya menghanyutkan. atau perlu kaualirkan lahar tepat ke arah di mana aku tak dapat beranjak. aku tak tahu. seperti semua manusia lain, akupun tak ingin terjerumus ke dalam kesusahan. kalau kau masih di sana, kau pasti punya cara paling tepat untuk membuatku tidak merasa kesepian. aku tidak minta kaukerjakan yang kuinginkan, tapi kerjakan saja. aku rindu bersenang senang. dalam ingatanku, hanya kau yang bisa sangat menyenangkan*

*

kalau aku mati besok pagi. maukah kau mencintaiku malam ini.
tidak.
kenapa tidak. tidak pantaskah.
kau tidak akan mati besok pagi.
bagaimana kau tahu.
karena aku tidak akan mencintaimu malam ini*

bukan dunia biasa

aku pantas bersyukur karena tak punya leluhur. tak ada yang berharap aku panjang umur dan berbudi luhur. kelak di alam kubur, tak ada yang bakal memaksaku mandi dan berdandan dua kali sehari, pagi pagi dan sore hari, hanya supaya pantas berdiri menghadap engkong, memberi selamat dengan melipat lengan, mengepalkan kedua telapak tangan, dua kali gerakan naik turun. mama berkata namanya soja, atau pai pai. selamat pagi kong, selamat sore kong. sementara engkong sengaja atau pura pura cuek atau bengong. belakangan aku paham, sepatuh dan sesopan apapun tak akan berharga bagi yang bukan sedarah.
aku pantas bersyukur karena mengenal seekor ikan emas, di dalam guci di kamar mandi. seekor ikan emas dengan sabar menceritakan banyak dongeng, bawang merah dan bawang putih, anak bungsu yang berbakti, bidadari yang jatuh hati pada sulaman ibu petani. ikan emas tak lelah mendongeng sambil berenang pelan mengelilingi guci. membuatku betah berada di kamar mandi. belakangan, setelah ikan emas mati, aku tahu di dalam dagingnya terdapat banyak duri yang tidak melukai, malah bikin ikan emas gemulai menari.
aku pantas bersyukur karena ada seorang lelaki bersahaja yang kupanggil papa. rela bersusah payah mengajariku naik sepeda, menjahitkan tas sekolah dari kain blacu bergambar lucu. papa pintar memainkan harmonika dan gemar membaca. papa sangat suka melihatku pakai kebaya, tak bosan menyuruhku membaca penjebar semangat dan jaya baya. papa yang bangga dengan tanaman obatnya, menyayangi ikan, ayam, kambing dan anjing. papa yang sangat menjengkelkan saat merisaukan nyamuk dan lalat yang beterbangan mngelilingi ruang. belakangan, setelah papa tiada, seorang kerabat bercerita betapa papa tak akan menyerah mengejar seekor nyamuk hingga terusir keluar atau terbunuh, demi aku yang masih bayi.
aku pantas bersyukur karena hidup. kalau tidak hidup mana mungkin kutuliskan segala kalimat kacau balau yang sanggup membuat manusia berpikir, betapa takjubnya, seorang macam aku bisa bisanya merasa mampu menuliskan segala yang kutulis. tak perlu segala kecemasan besar dan kegalauan bermakna untuk menjadi manusia yang merasa dapat menulis apa saja, asal tidak menangis. belakangan, aku lelah, menyerah, mendengar suara gaduh tawa, tangis, canda, dan pertengkaran anak anakku. mau tak mau, bisa tak bisa, suka tak suka, kurasa bukan dunia biasa*

Jumat, 14 Februari 2014

vihara

kenyataannya, sebuah aula megah, meriah berhias warna merah. tulisan selamat dan berkah bersulam benang emas. aroma dupa. panggung luas. dua pasang singa lincah menari. seekor naga panjang sibuk mengejar bola perak yang tek henti berputar dan berkilau. suara genderang ditabuh riuh. dewa rejeki berkeliling membagikan amplop merah.
impiannya hanya satu, moksa*

*

ini kesempatan bagus untuk terbang jauh. jatuh di atap rumahmu. bukan hanya atap, masih banyak lain tempat, jika hari ini aku abu, berhasrat mendekatimu. jatuh di mana saja, asal kau menjadi dekat. dengan ujung jarimu kau menyentuh setiap permukaan yang kujadikan berdebu. aku abu kemudian debu. terdengar serupa pantun tidak lucu. tapi aku senang jatuh di dekatmu. sungguh. tempatmu, sentuhanmu, lebih ajaib ketimbang puncak gunung. nanti, saat kau ukur ketebalanku, akan kau temukan angka dan satuan yang tidak berarti apapun. kau rasakan, aku halus. untukku, sebuah gunung meletus*.

Kamis, 13 Februari 2014

yesterday

seharusnya memang begini. tak ada puisi. tak ada sangsi. tentang ketidakmampuan memahami satu detik secara utuh. satu detik saja, tidak mampu. kubujuk dan kurayu diriku untuk mencoba sekali lagi. terhanyut kembali ke arus hangat, pusaran berwarna cerah. beribu ribu detik kulewatkan sia sia. tak ada yang sia sia, juga salah. adalah kesalahan fatal manusia. seperti aku. seperti lempung berjalan jalan di hari cerah. tidak lumer dan hilang pelan pelan. semakin samar, kopi pahit, sigaret asam. serasa belajar mengeluh dengan gembira. tak ada salah pada lidah. benar kopinya pahit, tenggorokannya sakit. gitu aja kok sulit. mana semua naluri mulia manusia. terkubur. dalam kehampaan gila. jika saja bisa berdoa, akankah bermakna. kulihat diriku sedang getir, berharap yang lain mengerjakan segalanya dengan lebih baik*

*

seandainya aku tidak menjadi anak.
lelaki itu tak tak harus menjadi bapak.
perempuan itu tak perlu menjadi ibu.

seandainya aku sebatang rumput.
lelaki itu mestinya matahari.
perempuan itu layaknya bumi.

matahari menaungi bumi.
batang batang rumput berseri.
anak anak bermain, berkejaran dan tertawa.

seandainya kau tidak keburu datang, sejenak membaca lalu berkata, tetap jelek. akan kutulis, lebih banyak seandainya. semuanya lebay. hanya untuk mengingkari sebuah kenyataan sederhana, alangkah baiknya seandainya aku punya satu atau dua botol vodka*

rinai

jika kukatakan, akankah menjadi kata kata. setara semua kata kata. menemukan makna. menjelang hampa, menuju lupa. menjadi benar benar hanya kata kata. yang tak mengubah apa apa.
tidak, kesedihan terlalu berharga, tak layak menjadi hanya kata kata. demikian bahagia, lebih baik menjadi tiada, tanpa sempat menjadi hanya kata kata.
kukatakan saja, aku cinta, seakan akan sengaja. biar kelalaianku terlanjur kau baca. mungkin kau satu satunya yang dapat menuliskan keindahan, menyembunyikan maknanya dalam ingatan yang dijatuhkan hujan* 

*

seringkali lupa hendak menulis apa. betapa baiknya. akhirnya, tidak dapat menuliskan apa yang hendak ditulis karena lupa*

Rabu, 12 Februari 2014

khatam

katakan kau sayang. saat aku mengenang. saat aku mengarang. saat aku terbang. saat aku berenang. saat aku bimbang. saat aku sembahyang. katakan kau sayang..
tenang, tenang. terang terang.
sudah tenang, sudah terang, sekarang. katakan kau sayang.
belum saatnya.
kapan. kapan kau katakan kau sayang.
saat kau telanjang.
kau bajingan.
aku sayang*

yang

malam mencair dalam gelasku. pahit, hangat, gelap. enggan kujabarkan. yang telah kau kenal. sesak, pengap, luapan yang tertahan. yang sangat akrab. dekat. dekat. dekat sempurna. asap sejuk menguarkan sesuatu yang sama. yang belum bernama. mungkin kau punya lebih banyak pilihan. mungkin aku membutakan mata. tak masalah. aromanya melekat. dengan hidung, bibir dan lidahku, aku mengeja yang belum bernama. yang mendesirkan surga*

Selasa, 11 Februari 2014

*

aku hidup. mestinya terasa lebih hidup setelah mengatakannya. ternyata tidak. malah terasa macam bangkai busuk*

*

bukan saat yang tepat untuk menangis. bukan waktu yang pantas untuk tertawa. tidak layak berduka, tidak benar bergembira. begitu begitu saja, saat saat lewat, waktu berlalu. siapa sedang menunggu, waktu, wajah, kata, air mata, jeda. di atas tanah segalanya tumbuh, terjatuh, atau menjatuhkan. untuk apa. untuk apa. menggubris waktu, pekerjaan, manfaat, filsafat. untuk apa. pada akhirnya toh sama saja. tak ada guna. tak ada apa apa. semua pengantar dan pendahuluan, hanya menegaskan satu hal, besarnya kebutuhan untuk diakui bahwa aku pantas. bukan pungguk mendambakan bulan, bukan ikan merindukan lautan. bukan perempuan memalukan yang menyayangi lelaki menyebalkan*

*

ada yang sangat gemar menyusun teka teki. siapa lagi. tentu saja kau. kalau tentang ini, berani kupastikan, kau sangat suka menyusun teka teki. sangat mahir pula. gara gara kegemaran dan keahlianmu, aku lahir, tumbuh, akhirnya lapuk dan membusuk. jika bicara tubuh. selain itu, kau yang tahu. kenapa kau menciptakan semut semut yang memanjat mejaku, menyerang makanan hamsterku. setara dengan bertanya kenapa kauciptakan aku. selalu kau jawab dengan hebat. sebelum semuanya seperti ini, detik ini, sudah kaurencanakan sebelum kau tanam buah kuldi. rapi dan rumit. ketahuan kau mulai kegirangan menemukan sekeping puzzle yang telah begitu lama kau hamburkan dengan cara paling kacau. kau senang tebakanmu benar, tidak sia sia menciptakan seorang perempuan dan memberi iblis kemampuan mengubah wujud menjadi segala. dan aku percaya. dan belajar menikmati pola dan bentuk apapun yang tidak sempurna. tidak bagus kelihatannya. kau memberiku rasa takjub. kau membuatku terjerumus. hampir serupa, atau sama dengan dengan perasaan orang suci. apakah aku nabi. atau babi. sepertinya pernah kutanyakan lebih dari sekali. teka teki. aku adalah kepingan teka teki. kau adalah maniak. syukurlah kau maniak. aku tidak muak, hanya tak sabar. menunggu kau letakkan pada tempatnya. aku ingin berada di tempat yang tepat, terhimpit rapat, menjadi bagian dari sebuah gambar. bagus atau jelek sepenuhnya bukan urusanku*

Minggu, 09 Februari 2014

*

apa yang kauminta. tak ada. tak ada. kau tak meminta atau meminta tak ada. keduanya membuatku tak berdaya. mintalah atau enyah*

*

terpaksa kulewatkan sebagian malam ini dengan cara berbeda. karena cinta. tak bisa menolak ajakan seseorang untuk nonton film aneh. my name is love. kocak dan konyol. kisah dewa cinta yang tidak dapat menyatakan cinta sebelum menyatukan cinta beberapa pasangan. kocak dan konyol pelan tapi pasti berganti. setelah usai, ternyata belum selesai, dia memutar ulang beberapa adegan favoritnya, dan setengah memaksa mengajak diskusi. akhirnya, tak lagi terpaksa, aku dan dia bicara, tertawa. tentang cinta. kesimpulannya, cinta itu cinta. aku tidak membantah. sudah cukup lega dan bahagia tidak harus menjalani peran sebagai dewa cinta. senang sekali kalau ingat cintaku selalu tidak sanggup menyatakan cinta, mungkin cintaku salah satu dewa cinta yang belum menuntaskan misinya. mungkin cintamu juga dewa cinta. dia tertawa. berawal dari terpaksa. bisa tertawa. akhirnya dia terlelap, semoga terbawa mimpi indah*

Sabtu, 08 Februari 2014

;)

dengan lagu. dengan malu malu. dengan rayu. dengan sayu. dengan gambar. dengan coklat. dengan manja. dengan mengedipkan sebelah mata. dengan goda. dengan kata. dengan gerak tangan. dengan segala yang lain, sangat banyak hingga tak akan pernah selesai kutuliskan. hanya untuk mengungkapkan sayang pada satu orang. kampungan, murahan, hingga elegan, kukerjakan dengan riang. demi kau sayang. karena kau selalu sama, selalu selamanya. kau cuma menggelengkan kepala, menatapku iba, sesaat kemudian berkata, hopeless. selalu, dengan segala yang ada padaku, yang kusangka kauharap begitu.
tak ada harapan, kau yang pertama dan selalu berkata, tak ada harapan.
kau benar, tak ada harapan untuk yang sayang. tak ada harapan untuk yang tersayang*

puzzle

adakah yang perlu dirisaukan. selama masih ada yang pantas ditertawakan. waktu yang lucu. seperti banyak hal yang dapat dikenang dengan lapar. ya, kalau ada yang boleh disebut perusak kenikmatan itulah rasa kenyang. menyurutkan selera makan. macam obat tidur, menyita waktu untuk melalaikan rindu. kau tahu, rindu itu bumbu penyedap setiap masakanku. laparmu resep rahasiaku. kita bisa makan sepanjang waktu, tanpa kenyang, tanpa cemas menambah berat badan. satu pak tali jagat menunggu dengan sabar di atas meja. kau dan aku selalu punya suara hangat. seribu jam atau satu jam sesudah makan. kau bicara, aku terpesona. aku berkhayal, kau tertawa. betapa hebatnya, kita bersama, menghisap dan menghembuskan tali jagat*

*

seperti bicara dengan dinding dan bukan penyihir. runtuh. runtuh. runtuh. dinding bergeming. kemudian kencing. bau pesing. jadi pusing. mata gasing. putar putar. dinding tidak mengelak, tegak, kokoh, tidak goyah. tidak menghadang. tidak menghalang. tidak pula menghilang. bukan penyihir enggan berpikir. seperti bukan sekarang. tidak ada buldozer. tidak mampu menyewa atau membeli alat berat yang sanggup membuat lubang. gagal merobohkan. lelah lalu lelap. kucing biru datang dari masa depan. pensil ajaib dalam kantong ajaib kucing biru keluar. penuh pengertian mendekat, menawarkan jalan. gambar. dinidng tidak mengelak, tegak, kokoh, tidak goyah. memilih gambar. terowongan. bukan penyihir menyeberang diam diam. seperti berjalan menembus dinding dan terjaga di tempat semula. hening. hening. hening. kehausan membuyarkan lamunan. minum air. getir memulas bibir. pucat menyilaukan. bukan penyihir meninju dinding. sudah takdir. bengkak namun terbahak bahak. kesembuhan. kesungguhan. daur ulang. terima kasih ginjal. bukan penyihir tidak edan. hanya sedang mempraktekkan terapi minum urine. jika ada kurangnya, wajar saja. cuma kurang ajar. tapi demi kesembuhan. juga kesopanan. kembalikan air seni kepada ginjal. lidah pintar selayaknya kuat mental.hahahahahahahahahahaha*

Kamis, 06 Februari 2014

puzzle

ada yang harus kuingat ketika aku menjadi aku. malam itu, kau menyuruhku bertanya, apakah cinta itu.
kepada langit. kepada matahari, bintang dan bulan. kepada hujan. kepada danau. kepada sungai. kepada pasir. kepada batu. kepada karang. kepada biru, putih, dan segenap warna yang kutahu namanya. kepada rumput. kepada embun. kepada angin. kepada bukit. kepada tebing. kepada semua yang kutemui, jangan lupa atau enggan bertanya, apakah cinta itu.
tak ada yang menjawabku. bagaimana kalau kutanya padamu, apakah cinta itu.
kau menjawabku, maukah kau menjadi debu*

*

dari debu kembali debu. lucu. aku sempat jadi babu. jadi batu. jadi bulu. hahaha...
adakah yang lebih konyol dari kisah itu.
ada yang pernah susah payah mengubah debu menjadi aku.
oh, itu mudah, sangat mudah. gundulmu. ada yang menggampar kepalaku. mungkin menggambar onar, lapar, sangkar. perhatikan, menggampar, menggambar. kalau dikatakan dengan suara rendah bisa salah dengar.
pb.pb.pb. unik, sanggup menggali imajinasi. setiap hari berlalu secara ajaib. cuma untuk menunggu waktu kembali menjadi debu  gampar dan gambar adalah pekerjaan seni, mesti sepenuh hati. demi memar dan latar bersinar. kau harus membenciku. jangan singkirkan debu sebelum membenciku. ingat, jangan menyapu sebelum membenciku. jangan mandi sebelum membenciku*

*

kebenaran dan aku. mana yang lebih kuat. jika kebenaran lebih kuat, buat apa aku membela kebenaran itu  jika aku lebih kuat, apa perlu kelemahkan diri demi kebenaran itu. kalau kami sama kuat, bisa jadi seru bila sekali waktu bertarung. siapa tahu ada yang mau bertaruh, kebenaran atau aku yang bakal lebih dulu jenuh. kemudian saling bunuh. kebenaran atau aku yang tidak terbunuh, tersisa hanya satu. hingga boleh berkata, akulah kebenaran atau kebenaran itu aku. siapapun yang bukan aku bebas berseru, amit amit jabang bayi, sambil mengelus perut*

Rabu, 05 Februari 2014

*

pelacur hanya menjual tubuh. betapa mulia sangkaanmu. di antara para pembeli tubuh, tak ada yang mau membayar lebih untuk yang lain. pelacur tidak menjual jiwanya. terlalu tidak berharga. lagi pula kebanyakan orang sudah punya jiwa yang serupa*

*

apa kau benar benar perlu menciptakan aku. belum cukup puaskah kau, dengan semua ciptaanmu. kau punya hak penuh. apa kau hanya punya hak melulu. tidak. aku tidak sedang pura pura pilu. tidak kali ini. aku sungguh sungguh ingin tahu. kau tidak wajib memberi tahu, kau tidak perlu menciptakan aku. wah, hebat betul kau. bisa semau mau kau dengan ku, dengan siapa saja yang kau mau. apa aku benar benar mencintaimu, karena kau menciptakan aku. cinta. cipta. tidak perlu panjang panjang, percuma. aku tidak peduli siapapun, cuma kau. haha... ngawur. tidak peduli siapapun, kalau benar begitu kubur aku hidup hidup. mungkin aku bisa menumpahkan dendam pada mahluk menjijikkan yang juga kau ciptakan. biar lidahku tahu rasa. biar lidahku tahu rasa belatung*

*

kalau sedang galau. kalau sedang kacau. kalau sedang meracau.
kau traktir dua gelas es cincau. segelas milikmu, segelas untukku. kubus kubus hitam, mungil, lembut, berenang dalam cairan merah bening. kita saling menyuapkan sesuatu, segar, mirip kenyataan. kotak kotak, hitam, mungil, lembut, dingin, mudah ditelan, tidak usah susah dikunyah. murah, tidak perlu meriah, begitulah seharusnya pesta rakyat jelata. trotoar hangat, yang lalu lalang mencuri pandang. apakah kita sedang pacaran, meredakan panas dalam dengan jajanan pinggiran jalan. penjual es cincau sampai ubanan menunggu kita mengosongkan dua gelasnya.
kalau masih galau. kalau masih kacau. kalau masih meracau.
ku traktir dua bongkah bakpao*

*

kaukah itu. menutup mataku. selendang hitam.
apakah dia. menuntun jalanku. kucing belang.
itu dia. ini aku. rambut panjang. kutu, kan.
sehelai demi sehelai kususuri, hutan kusam.
bau perjalanan. anginkah atau kainkah penyelamatku.
air bah menerjang, tak ada nabi membangun kapal di kepalamu.
diakah kucing belang, cakarnya merenggut.
selendang hitamkah, teluka, dewa perang melotot.geram.
menganyunkan rotan, menurunkan hujan.
batu, jadilah batu, jadilah batu. kutu kan karam.
kucing hitam, selendang belang, bertukar pandang.
ini dia. itu aku. saling memotong kuku di hari minggu*



Selasa, 04 Februari 2014

*

tuliskan yang lain. siur angin. biru langit. yang lain. baju kumal. kuku legam. yang lain. burung dara. harimau jawa. yang lain. bedebah. ibadah. lah*

*

siapa yang ingin mendengar ucapan, tak akan kulupakan, akan selalu kuingat. bodoh benar.
ingatan serupa letusan senapan, lupa adalah lubang perlindungan. mengingat beresiko cacat, lari dan sembunyi ke dalam lubang memberi beberapa peluang, mencatat gelap, menanti saat senapan kehabisan peluru sambil menggumam, berdesakan dalam diam, berpelukan, jika nekad boleh juga berciuman. setelah memilih lubangnya dan memutuskan, sempit atau lebar, sendirian, berdua, atau bersama beberapa orang.
sebelumnya, mesti lebih dulu punya nyali untuk berucap, tak akan kuingat, berkali kali pasti kulupakan. bodoh benar. yang bernyali seharusnya siap mati. jika saja setiap penembak cukup jitu membidikkan moncong senapannya, hingga setiap peluru segera bersarang di jantung korban*

zat

tidak adil, menyalahkan orang yang cuma bisa menyalahkan orang lain.
swing swing swing
bunyi apa. suara sendiri. dekat. lekat. laknat.
aurat. semburat.
lalu diam dalam kegelapan. bercengkrama dengan setan. saling memaafkan tanpa tunggu lebaran.
mondar mandir menjinjing koper penuh peluit. salah, celurit. prit atau sring.
mandi kembang namanya ruwat. tempat kembang namanya jambangan. bertabur kembang namanya kuburan. makan kembang namanya jaran kepang.
sampah harus dibuang, dibakar. pahlawannya pasukan kuning dan orang kurang kerjaan.
tahu tidak. tidak tahu.
ya sudah. hidup tanpa tahu hidup. tahu hidup tanpa hidup.
kenapa perlu menindas baju dengan alat beralas panas. biar lurus. tubuh berlekuk lekuk bikin mabuk.
oh, ternyata semuanya sederhana dan menggemaskan. percuma segenap keseriusan. dua lubang telinga, satu pintu masuk dan satu jalan keluar. silahkan lewat omelan, makian, kutukan. semua orang berbakat jadi bangsat. tidak percaya. tidak percaya sama kebesaran tuhan. siapa, angkat tangan. tidak kelihatan. lupa ya, bakat mudah berkembang. bangsat saja kecil, apalagi tangannya yang terangkat. mana. mana.
keadilan, macam sinyal, hilang datang, tidak kelihatan, ada. tiada.
bang bang bang
zat zat zat*

Senin, 03 Februari 2014

ckckck

datang dan pulang.
rumah mati.
remah roti.
ranah hati.
arah, mungkin lupa diri karena selalu dicari

rasanya ajaib, melihat berpasang pasang mata tanpa tanda tanya. sudahkah terbuka semua. rindu memaki. tungkai tungkai yang setia menggotong wajah. tegak. hanya karena tahu handak ke mana dalam satu jam. sisanya tidak penting. hidup setan. setan hidup. suara kepak sayap burung dara, baru keluar dari kerdus. mesti menjadi anjing supaya pantas mengendus, bau kehidupan dan hangat jabat tangan. apa cita citamu sejak semula. mengibaskan ekor pada lupa.
rasanya sinting. kertas bakar. sirip ikan. dagelan*

jurus seribu bayangan

lihat kesombonganku
lihat kesombonganku
lihat lihat lihat
pakai mata palsu
lihat kesombonganku
lihat sungguh sungguh
sebelum gigiku tanggal satu satu
sebelum tujuan
sebelum asal
jangan sampai menyesal
lihat kesombongankui
itu saja kalau bisa
selamat di seberang
tek kotek kotek kotek
anak ayam turun ke kali
dibagi akar pangkat empat
lihat lihat lihat
burung kakak tua hinggap di jendela
jagung bakar durian coco pandan
mengelabui ikan
makanya, dari tadi kubilang
lihat kesombonganku
mencongklang kuda kayu
mengantar sekarung mesiu
siuh siuh siuh
kubah kubah menelan naungannya
menemukan nama nama blingsatan
mencari arah
setelah pecah
menemukan kata
kemakmuran
lihat kesombonganku
pagi buta yang belum tidur tidak perlu terjaga
lihat kesombonganku saja*

*

lihat. dengar. ingat.
kilat. gelegar. kiblat.

lihat kilat.
dengar gelegar.
ingat kiblat*


*

hidung buntu bukalah sumbatmu
sim salabim sembuh*

Minggu, 02 Februari 2014

merem

asdksmkmd.a mc;dksm,aa d;a,d;kowma/d da/.damldDAsMd;kn e ., ;k skdms/a /m;okd A DS/L,kmdm. .kjghkv;ofje98r9879484i  jf'dm'l njgrgr'fm;fmdknel'jr'erk
 f;fm;erke
wrke',f'sfm,;[kw
[ ;;rmr;okeokfep,f htojhrpgnlh r/F<"l{R
K [
F,'E,
',F PNOTUY4O; N.V XCs"dl
LL
,',9rug 0i jerpkjpokl;g,rgkr ltuyhnbtuihj h'95ti[wrl'gfd',"FL[weikt,