Senin, 18 November 2013

*

malam hampir berlalu saat aku menemukannya duduk terkantuk kantuk menghadapi dinding.
aku menyapanya sambil lalu, kau siapa.
ia tidak terkejut, suaranya sejuk, lebih baik kau tak tahu siapa aku.
kalau begitu kau pasti hantu. kukatakan asal saja, tanpa takut.
kau sedang bermimpi buruk, aku senang ia melanjutkan percakapan.
aku belum tidur dan tidak mengantuk.
bagus. aku bisa jadi hantu kalau kau mau.
tidak usah repot, kita ngobrol saja dengan tenang. setelah berkenalan.
aku sangat mengenalmu.
kau, sangat mengenalku, bisa jadi apa yang kumau. jangan jangan kau...
jangan diteruskan. kita ngobrol saja seperti sepasang teman.
oke. kenapa kau belum tidur.
kau sungguh sungguh ingin tahu.
tidak juga. katanya kau mau ngobrol denganku.
sama sepertimu. pekerjaanku belum selesai.
macam apa pekerjaan belum selesaimu itu. mau kubantu.
macam macam. serius mau membantu.
sebutkan satu macam. kalau bisa, kenapa tidak.
menunggu. kau bisa membantu.
menunggu. apa atau siapa.
apa saja. siapa saja.
membingungkan. katakan dengan jelas.
tak apa apa. kalau tidak bisa.
kau aneh. menunggu apa atau siapa. yang jelaslah. biar aku bisa bantu.
memang begitu. menunggu adalah salah satu pekerjaanku. apa atau siapa saja yang akan datang, pasti datang. yang kukerjakan adalah menunggu. selain aku, tak ada yang mau menunggu apa atau siapa saja yang akan datang.
kasihan juga kau. aku masih mau membantu, kalau kau mau beritahu apa yang bisa kukerjakan untukmu.
jadilah waktu.
maksudmu.
jadi waktu. jadi sesuatu yang menemaniku.
bagaimana aku bisa jadi waktu. waktu sudah ada sejak dulu. sekarang aku toh sedang menemanimu.
kau bisa jadi waktu saat berlalu. meninggalkan apa atau siapa saja yang sedang menunggu.
kau ini, sebenarnya apa maumu.
sudahlah, jangan pedulikan apa mauku. tidak penting. kau sendiri.
hah.ngobrol denganmu tidak asyik.
bagus. kalau kau sudah tahu. terima kasih.
buat apa terima kasih itu.
buatmu.
tapi, kenapa.
tidak apa apa.
kalau cuma begini, mending kubiarkan saja kau sendiri dari tadi. terkantuk kantuk sampai kepalamu membentur dinding.
terima kasih. aku senang sekali.
terserah kau saja.
dinding seperti menarikmu ke dalam dirinya. aku terkesima. kehilangan kesadaran sebentar. hanya sesaat. hanya sesaat, kau tiada. jam dinding mendengkur pulas. aku mulai menguap. menguap sangat lebar, atau menjadi bagian dari udara, aku tersenyum. hampir tertawa geli, karena tak bisa memilih mana yang kusukai. aku terus menguap tak habis habis*