Rabu, 30 Oktober 2013

*

jika terdapat tiga orang sekarat dalam radius tertentu. seseorang pantas bersyukur terhindar dari kemungkinan berada di ambang kematian. tidak perlu menyebuatkan alasan dan angka angkanya. hanya sekilas gambaran tentang statistik. buat apa menangis. sekaleng soda harganya masih terjangkau. kocok saja kuat kuat sebelum membuka penutupnya. mari berpesta. air mancur soda. wajah lengket dan manis tidak bikin sakit. siapa yang sinis, silahkan tunjuk jari. yang sekarat pantas mati. bukan karena sial, tapi demi tepatnya hitungan ilmu pengetahuan. lengkung lengkung, batang batang melonjak riang menyambut kepedulian. telunjuk telunjuk yang menunjuk siap dihitung. tidak perlu terburu buru, ruangan berbisik, begini sejuk. kursi kursi menghela nafas, hangat*

*

sekeluarga besar semut sedang bahu membahu menopang sebutir permen. mengajak permen jalan jalan. menempuh jarak dan rintangan menuju sarang. mengingatkanku pada sesuatu yang kulupakan. entah apa. kekaguman yang dibesar besarkan, kekosongan yang dijejalkan dalam kepala, seluas dunia, seberkas sesat. ada yang harus dikerjakan. lebih dari mengamati dan merasa tidak mengerti. menenggelamkan diri dalam sebutir kebekuan berwarna jernih. menikmati jalan dan lubang bekas gigitan. menikmati perjalanan pulang. sarang yang menjanjikan rasa aman. candu kematian*

*

dalam cinta ada kepercayaan. dalam kepercayaan ada penyangkalan. untuk keraguan. dalam cintaku tidak hanya ada kepercayaan. tentu. mencintaimu menumbuhkan keberanian untuk tidak menyangkal apapun. ada ketidakpercayaan dalam cintaku. aku tidak percaya pantas mencintaimu. tidak percaya kau pantas untuk cintaku. kau atau aku yang terlalu bagus untuk yang lain. aku tidak tahu. lebih romantis kalau kubilang aku tidak peduli. mungkin setelah kita bercinta sejuta kali aku jadi tahu dan peduli. mungkin juga setelah bercinta sejuta kali denganmu, aku tetap tak mau tahu dan tidak peduli. para ahli astronomi telah tahu volume matahari, jarak antara matahari dan bumi, kecepatan cahaya matahari sampai ke bumi, serta meramalkan bencana yang akan terjadi akibat pemanasan global. luar biasa. bagusnya mereka tidak mengenal kita atau cinta. kebiasaan kebiasaan yang biasa biasa saja. kalau tidak demikian mereka tidak akan sempat mengerjakan yang luar biasa. habis waktu dan tenaga untuk merumuskan volume, jarak, beserta setiap akibat yang tidak terduga ketika dua manusia dalam satu semesta saling menerangi, menghangatkan dan menjadikan yang lain sebagai matahari. oh, kau mestinya tidak percaya aku mengatakan ini. tolol sekali. aku tidak percaya kau tidak percaya. tak ada yang lebih mengenalku dan lebih sering mengataiku bodoh, kecuali kau. sungguh sulit untuk percaya setelah begitu mengenalku dan kebodohanku, kau masih sudi berkata i lov u. tanpa ragu kujawab i lov u 2. sejak semula kau percaya, pasti begitu jawabanku. aku ragu apa waktunya tepat untuk tertawa. hahaha. untuk sepenggal syair lagu berabad abad silam, i want 2 know what lov is, i know u can show me...hahaha* 

Selasa, 29 Oktober 2013

*

sudah berapa lama kau berdiri.
lama sekali. bisa kaubaca kapan tepatnya. tersemat di dadaku.
wah, tentu kau telah melihat dan tahu tentang banyak hal.
ehmm, yah begitulah.
semut semut merambati mereka berdua, empat ekor kambing mendekat. salah satunya buang air kecil di antara keduanya.  pohon kamboja menjatuhkan beberapa helai kembangnya untuk mereka, masing masing mendapat satu kembang, yang lainnya berserakan di tanah sekitar. tak ada yang ganjil atau istimewa pada sepetak tanah makam. kecuali obrolan dua batang nisan. seandainya ada arwah bertelinga, tidak juga akan sempat mendengar. konon, para arwah di kuburan selalu terlalu sibuk menjawab pertanyaan. hanya batu batu nisan yang mempunyai waktu luang untuk saling mengenal dan berbasa basi dengan teman sebelah, lagi pula mereka toh tak dapat ke mana mana*

*

akan datang waktu untuk berhenti dan memulai untuk semua dan segala. tidak peduli dengan siapa atau apa sedang di mana. setiap saat kuragukan diriku jika mengabaikan kecemasan bahwa semua belum sempurna. sedarhana sekali menikmati ketidakpastian. siapapun dapat mengerjakan dengan baik. di luar kesadaran dan tak ada hasrat. sesederhana anak anak sekolah. mengehentikan keributan di halaman sekolah ketika tanda masuk kelas terdengar. berhenti menekuni apa saja di dalam kelas saat tanda pulang sekolah. segera menghentikan permainan pada saat penjemput datang. siapa saja pasti telah mahir, sejak kecil, sepertinya sejak lahir. rutinitas yang tidak membosankan, bahkan tanpa kesadaran bahwa selalu berulang dalam jeda waktu yang telah ditentukan. segenap alam semesta sama saja dengan seluruh penghuninya. besar kecil dalam semua makna. alangkah beruntungnya seorang pangamat jika mencintai pekerjaannya. begitu cintanya hingga sanggup mengada ada, menemukan penyimpangan, keunikan, setiap detil yang tidak tampak pada sekilas pandang. macam kegembiraan menemukan selembar rambut putih dari kepala yang tidak beruban. berlaku sebaliknya, selembar rambut hitam pada kepala beruban.  ada hadiah. ada yang terselip. ada yang menarik. kecemasan. kenaifan. kebodohan. keyakinan. kesadaran. kebijaksanaan. ketenangan atau kekacauan sama sama layak dan berharga. karena cinta maka mengada ada, tidak hanya sekedar ada*

Senin, 28 Oktober 2013

*

aku harus pergi, sudah siang ini.
kesibukan  menjelang keberangkatan segera surut dalam ingatan saat perjalanan. perjalanan selalu menyenangkan, bagian terbaik dalam kehidupan. perjalanan sejatinya tidak membutuhkan tujuan,  perjalanan lebih berharga dan layak dikerjakan bukan karena tujuan, bukan pula sebab menjadi awal.  segalanya bersinar terang dalam perjalanan. salah bicara, mengatakan sesuatu yang tidak bermakna, akan menjadi teman yang meringankan langkah, melupakan jarak.  aku tidak harus pergi. tidak bisa pergi. tidak ada tempat atau tujuan yang lebih baik dari pada di sini. lihat, aku diam, sementara segalanya, semuanya, selain aku melintas cepat di sisiku, kedua sisi, kanan dan kiri. yang semula berada di depan segera berpindah ke belakang. yang kulihat dan terlewat dari pandangan, angin, batu, dinding, pohon, tiang, nama nama jalan dan tempat. tidak benar sama sekali mengatakan  aku harus pergi. berpikir dan bertingkah seperti tidak mengenalmu. kau tidak pernah mengharuskan apapun, tak ada hamparan maupun celah yang dapat kudatangi sendiri. datang dan pergi memang biasa saja, hanya tidak mungkin terjadi. kau dan aku adalah dua, langit dan bumi cuma satu. lucu jika kukatakan dapat terpisah darimu. apalagi sudah siang itu. kau dan aku telah sepakat untuk tak pernah sepakat dalam segala hal. sudah siang untukku tidak sama dengan sudah siang untukmu. siang bisa pagi, bisa tengah hari, bisa sore atau tengah malam. siang tidak punya kehendak menyetujui atau menyangkal dirinya sendiri. siang dimiliki setiap hari. mengatakan sudah siang yang seolah olah menjadikan waktu sebagai alasan mengerjakan sesuatu, alangkah kekanakan dan dibuat buat. apa bagusnya membuang udara untuk menyuarakan kalimat tidak berguna. tidak ada. tapi kau atau aku selalu punya cara paling bagus untuk menggunakan apa saja.  ruang, gerak, waktu dan kalimat kalimat dungu. kau atau aku akan mempermainkan setiap ketetapan sepanjang hari tanpa letih pada setiap hari. menaruh seluruh semesta dalam sebuah bola. menempatkan siang kapan saja menginginkan terang untuk bermain bersama bayangan.
suatu ketika kau atau aku, siapa saja yang paling suka, akan berkata. aku harus pergi, sudah siang ini, waktu tengah malam. biar malam gemas mendengarnya, meringkus ruang dalam kegelapan. biar gelap menelan ruang dan seisinya. kau dan aku, seperti biasanya, berdansa dalam kehampaan*

Minggu, 27 Oktober 2013

*

hidup itu indah, adalah kalimat buruk jika dikatakan pada saat dan tempat tidak tepat. misalnya saat fajar di lereng gunung, senja di tepi laut. di tempat dan saat tidak tepat sebuah kalimat pendek dapat mengoyak udara, merobek lukisan yang telah dengan cermat dibuat. serupa kesalahan memberi warna kelabu pada gambar matahari. betatapun uniknya selera dan imajinasi, matahari tidak pernah membubuhkan masker pada wajahnya sebelum tidur malam, supaya besok pagi wajahnya lebih cerah merona. belakangan ini matahari terasa bertambah cerah setiap hari. terlalu cerah sampai gerah. lereng bunung menjauh. laut menyurut. manusia manusia mendekat. mengenakan pakaian lusuh, beralas kaki butut. gerak dan suara tidak berirama. seseorang mesti menutup telinganya atau memejamkan mata sebentar sebentar untuk melihat dan mendengar sesuatu yang bening dan samar. sekilas senyumanmu. sepenggal siulanmu. bau musim semi di rambutmu. boneka boneka menatap penuh rindu ke arah wajah wajah setengah tidur. seperti berseru, juga menunggu. ada yang berteduh atau bernyanyi. hidup itu indah meluncur ringan. tiba tiba, tak tertahan. debu debu berhamburan sesaat, kemudian kembali hinggap pada tempat kesukaannya. ujung hidungmu memerah, sedikit basah, sedikit gatal. kauusap setitik liur yang tersangkut di sudut atas bibirmu. siang atau malam. semuanya indah. kau selalu tahu kapan dan di mana saja. saat dan tempat tepat untuk mengejutkan dunia. haaatcihhh. tempat kumuh, berdebu, menderu, kelabu. haaatcihhh. kepalamu bergetar memecahkan lamunan. angin dan debu sangat suka menggodamu haaatcihhh.kau katakan berulang kali, tepat sekali. kalimat buruk itu berseri, tersipu malu mendengarmu*

*

gelap menelan ruang bulat bulat. tanpa tersedak. bersama kursi, meja, pintu, jendela, semua buku, setiao lembar kertas, juga lampu dan tubuh. bisu sekaligus rakus. seluruh kota mungkin sanggup mengenyangkan sebuah malam yang tidak bersinar. serupa kesempurnaan yang kerap dibicarakan gambar gambar. dan ternyata tidak menyesakkan. tidak sama dengan yang semula dikhawatirkan. tidak menghentikan yang berdetak, tidak membangunkan yang terlelap. kehidupankah yang bertanya, atau setiap suara hanya ingin ada. tidak bertepi. adakah yang lebih abadi. keraguan menari nari. membagikan kehangatan dan petunjuk tidak berguna tentang letak dan jarak. kita dekat. kita lekat. kita hangat. lidah lidah api melonjak lonjak merayakan perhatian. gerimis pertama mengantarkan bau tanah, penuh hasrat untuk dikenang. namaku kerinduan, gema suaranya memeluk ruang. buta, atau tidak ada terang menemukan jalan*

Kamis, 24 Oktober 2013

*

tidurlah mimpi. semoga tidurmu indah.
sampai jumpa kembali besok pagi*

*

namanya si manis. ia yang mendengkur sebelum tertidur. bermalas malasan setiap ada kesempatan. mendengus dan bersin di hadapan kaca. mencibir, nyengir, menjilat bibir. pasti bukan kucing. namanya si manis, ia mendesis.
sudahlah, tak ada yang lebih penting ketimbang gosip. mereka bilang kau tak bisa hidup tanpanya. tanpa kursi. tanpa lampu. tanpa sendok garpu. tanpa pintu.
lebih baik mati kalau begitu. kecuali ada pisau bersedia membersihkan mata mata yang tidak pada tempatnya. sama dengan kentang. nanas lebih tepat.
mahluk sinis itu mengerling. memainkan beberapa belah matanya. selain manis, ia juga juga malu malu kucing. meski bukan kucing. si manis selentik bulu mata, kubisikkan mesra. mahluk sinis itu tersenyum, memeluk erat. sentuhannya setulus semua induk*

*

pada jaman sekarang. akhirnya ketemulah kalimat permulaan yang lebih menyenangkan  pada sebuah dongeng. pada jaman sekarang. akan jadi kisah yang lebih masuk akal jika mau mendengar sampai tamat. himbauan menjaga kebersihan atau aturan minum obat*

*

perang dunia ketiga belum tercatat sejarah. tubuh utuh. setelah didera perang dunia tak terhitung kali. belum menjadi puing. belum mengenang jasa jasa dan putus asa. sejarah tidak mencium bau darah. tubuh hilang. ledakan di luar lebih dekat. ledakan di dalam melantakkan. meletakkan secara sembarangan patahan rambut, ruas jari, tulang hidung. hati tidak sedalam laut. sepantasnya menenggelamkan tubuh beserta laut. sebatas lutut. cuma sebatas lutut* 

Rabu, 23 Oktober 2013

*

pada sepetak tanah kosong di dekat rumah seekor kucing jingga dan seekor anjing putih hitam saling memandang. lumayan lama. seperti sedang bertukar kabar. mungkin mengeluhkan timbunan sampah atau udara yang terlalu gerah beberapa minggu terakhir. kebetulan sore itu berangin. bulu bulu tipis pada punggung, pucuk telinga dan ujung ekor kedua binatang berdesir. tiga abang becak dan seorang lelaki sedang berada di dekat kucing dan anjing. bertukar pendapat tentang angka angka yang berceceran di mana mana. anak anak berlarian, berteriak, tertawa, bermain bola dan sepeda. sepasang telinga, sepasang mata, berjaga, seperti sedang menunggu angin mengantarkan suara mengusap bibir dengan bisikan, tak ada yang lebih hangat dari pada sebuah sore yang baru lahir, mencoba berdiri, segera berjalan tertatih menemui bumi*  .

*

aku jahat. itu tidak cukup. aku bagian dari kejahatanmu. perbaikan atau pembetulan. tidak ada sangkut pautnya dengan kebaikan. kau saja yang mengurusnya, aku tidak berselera. cuma bayi yang doyan minum susu sepanjang waktu. bayi tidak mengurus dirinya sendiri, apalagi yang lain. tidak menuntut. tidak menurut. bayi punya cara membabi buta kecanduan payudara ibu. aku dewasa. bagian kejahatanmu yang ada padaku bikin aku lupa kenikmatan bibir, lidah dan langit langit adalah menghisap, membunuh dahaga tidak dengan kata dan bahasa*.

Selasa, 22 Oktober 2013

*

waktu maju atau mundur. pertanyaan untuk tubuh atau peristiwa. sahut menyahut macam kicauan burung. di awal pagi sebelum saat berangkat sekolah. waktunya musik dan berpikir tentang sesuatu yang belum dimulai. sesudah mengunjungi tempat berdoa. rutinitas merdu. jalan megah, langkah tegap. mengingatnya menciptakan kelegaan seluas tas sekolah. penuh sesak oleh gudang ilmu dan jendela dunia. dan semua sebab akal jahil dan mulut usil. kelegaan tidak berurusan dengan waktu dan beribu ribu jawaban sol sepatu. tidak masalah. tidak masalah jika salah jalan. tersesat maka tertawa. tersesat itu sehat. kemudian semuanya berkumpul, menjadi kursi dan meja, berderet teratur. dihangatkan punggung dan pantat yang kerap bercanda. semua butuh nama agar dapat dipilah pilah. pengajar, pelajar, belajar, kurang ajar. tanah bergetar, lima kotak mendatar. sketsa wajah wajah di laci meja. sajak sajak di halaman paling belakang mencatat, mereka menyambut fajar ketika matahari terbenam di sini. yang berteman dan saling memandang duduk berhadapan, demikian pula yang berperang. tak ada yang hilang. tak ada yang hilang setelah ditemukan. tak ada yang perlu membuka pintu sebelum ada pintu. berdansa bisa di mana. kapan saja. tak seorangpun akan terjaga. tahun berapa manusia mendirikan negara. sebelum masehi*

*

di lubuk hatiku yang terdalam banyak rahasia berenang, bebas dan cantik. meliuk lincah, berkilau dengan cahayanya sendiri. tentu bukan rahasia bahwa setiap manusia memiliki lubuk hati terdalamnya masing masing. tidak penting dan akan panjang jika kukatakan betapa tidak orisinilnya kenyataan. aku hanya ingin tersenyum dengan tulus dan luas untuk menyinari ruang, semoga sinarnya sampai di lubuk hatimu yang terdalam. persis kau tersenyum. kutuliskan kalimat kalimat pembuka demi kesopanan. untukmu, aku ingin tidak bercela. meskipun tak tertahan rasanya mencari alasan demi kebenaran. tapi ini sudah kelewatan, kepanjangan. sebelum menjadi kemunafikan. aku ingin bermesraan denganmu di hotel macan. akhirnya kukatakan.
aku tertawa supaya kau tertular tawa. ya, kau benar. alangkah brengseknya hidup, sedap dan dahaga. tidak ada hantu pribumi atau asing yang akan mengganggu kencan sepasang manusia di kuburan cina. macan macan penjaga nisan bergeming. tidak mengaum, tidak menerkam, tidak berpaling, tidak mengalihkan pandangan karena muak surga murah meriah mudah dibangun di mana saja. kemungkinan gatal gatal, pegal dan masuk angin sama sekali tidak berarti, dibandingkan sebuah kenangan. bukan pahit atau manis. cuma sesaat menuliskan sesuatu yang sungguh sungguh hidup. gerak dan suara hangat di tengah kematian. impian kampungan. aku mestinya lebih awal menduga, impian kampungan sangat berkhasiat menyehatkan jiwa. setara kasih sayang orang tua* .

Senin, 21 Oktober 2013

*

kau akan memahami tuhan jika tidak sampai hati membunuh semut yang merubungi sepotong makanan manis yang kaubuat sendiri dengan hati hati untuk dihidangkan kepada pujaan hati. hanya idiot yang mungkin sanggup. maka tak ada gunanya bertanya serta berandai andai tentang kemuliaan atau kegilaan. para koruptor adalah jenis manusia hebat dan mereka tidak langka, berkembang biak dengan pesat di mana mana. serupa serangga. betapa kacaunya ekosistem jika serangga sampai punah. seperti halnya seorang nabi, seorang teroris, seorang atheis, seorang artis, seekor ikan terbang, seekor babi, segenap mahluk penghuni bumi, tak ada yang punya kuasa memilih sendiri namanya sebelum dilahirkan. sudah kukatakan berulang kali tentang ini. tak ada yang lebih pantas dijunjung dan dibela selain hak asasi. aku tersenyum getir, harus berapa lama lagi aku mengingatkan diri sendiri, segalanya berlaku dua arah. dimengerti dan mengerti. semua hanya berkehendak melanjutkan hidup, sebagian dengan pemahaman, sebagian dengan penolakan, sebagian dengan pengingkaran, sebagian perdebatan, sebagian persetujuan, terlalu banyak dan beragam bagian untuk disebutkan. tiba tiba aku bosan dengan setiap bagian kehidupan. alangkah menakjubkan sebuah kebosanan. seharusnya aku malu mengatakan bangga pada diriku, kebosanan memberiku keajaiban dan keberanian. untuk merasa bosan. kau boleh tidak percaya, aku sedang menulis surat seperti seorang pahlawan perempuan. sekumpulan surat yang kunamai habis bosan terbitlah kerinduan*. 

*

kesalahan kucing adalah tidak pernah nonton televisi. bangsa kucing tidak pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri, betapa kelezatan mie instan bisa membuat seluruh keluarga manusia semakin utuh, saling memeluk erat, tertawa ceria, bersama dan bahagia. kesalahan kucing sangat fatal akibatnya bagi keluarga manusia penyayang kucing. merepotkan sekali mesti menyediakan ikan segar setiap hari, tidak praktis, tidak ekonomis, tidak romantis. pasar selalu gaduh dan sesak. mesti rela berdesakan pada saat lebih awal untuk mendapatkan ikan segar. masih ditambah dengan aroma tidak sedap. lagi pula penjual ikan segar kebanyakan berwajah kurang bagus, bersuara dan beraksen buruk, galak, kasar dan selalu mematok harga terlalu mahal. sayangnya, tak seekorpun kucing peliharaan mau mengerti semua pengorbanan yang harus ditempuh untuk memberi mereka makan. kucing tahunya mengeong sambil menggosokkan badannya ke kaki manusia penyayang binatang. saat manusia yang menyayanginya baru datang dari membeli ikan, semakin keras suara ngeongnya, semakin cepat putaran tubuhnya, manusia memahami isyarat lapar si kucing. sebelum merebus mie instan untuk dirinya dan seluruh keluarga, manusia lebih dulu menghidangkan santapan untuk kucing. kucing makan dengan lahap, mencuci mulut dan kaki depannya setelah kenyang. tak lama kemudian, kucing tertidur pulas. tak terusik sama sekali oleh berisiknya tawa sekeluarga manusia yang baru saja menyantap mie instan. kebersamaan dalam kebahagiaan, panjang umur dan sentosa, bukan kebutuhan kucing, dalam mimpipun kucing tak butuh. kesalahan manusia adalah menyayangi kucing. alangkah baiknya televisi, keberadaannya meringankan beban kesalahan manusia. adakah yang lebih praktis, ekonomis dan romantis, ketimbang mie instan. sia sia biaya sedemikian besar untuk enam puluh detik tayangan iklan menjadi kesalahan bagian pemasaran. sebagian besar manusia penonton televisi pasti tahu keunggulan manfaat mie instan, bukan karena iklan, tapi dari pengalaman. tak kenal maka tak sayang adalah ungkapan tepat untuk semua. untuk mie instan dan ikan segar. tepat, berlaku juga bagi yang menyesatkan. untuk obat terlarang, untuk iblis dan bidadari, tak ada perkecualian untuk segala macam dan jenis*

Sabtu, 19 Oktober 2013

*

mestinya aku tidur. tapi rasa kantuk lebih hangat dan lembut dari alas tidurku. dengan duduk setengah tidur, siapa tahu suatu ketika aku berhasil mengecoh mimpiku. membuatnya menghampiriku saat aku masih pura pura terlelap. setengah tidur akan memudahkanku segera terjaga penuh, menyergap mimpi sebelum ia sempat sembunyi atau pergi* 

*

serupa angsa tak akan pernah menjanjikan angkasa di antara sesamanya. semua angsa bebas merentangkan sayapnya masing masing selebar mungkin di angkasa. tak ada pemilik, tak ada penguasa. seluruh aeah tak meninggalkan jejak di angkasa. tak ada anjuran atau larangan. tak ada apa apa. meluas dan menyempit sejarak pandang. angsa angsa tidak diterbangkan angkasa, mereka terbang bersama. angsa angsa dan angkasa meninggi, menukik, menyelam, pada segenap samudra dan telaga. sebutir peluru dapat saja melukai seekor angsa. seekor angsa yang terluka bisa saja terjun ke tanah atau tenggelam dalam genangan air. cadas atau gembur, dangkal atau dalam. bisa di manapun. masih tersisa angsa angsa lain di angkasa. tak terhitung berapa pasang sayap terentang tak terukur berapa luas angkasa terbentang. terbang bersama.
serupa dalam gambar. bodoh betul manusia yang menemukan kebebasan dalam sebuah gambar. kebodohan menggembirakan tentang kebahagiaan. terlalu mudah dan sederhana menggambar barisan dua lengkung yang terhubung di manapun. kertas atau dinding melebarkan senyum. angsa angsa selalu menemukan angkasa setiap kali merentangkan sepasang sayapnya. tak ada kata kunci di sana. kertas atau dinding terbang bebas bersama gambar*

Jumat, 18 Oktober 2013

*

tak ada keikhlasan dalam harapan, tak ada keikhlasan dalam permohonan
tak ada keikhlasan dalam perkataan, tak ada keikhlasan dalam perbuatan.
tak ada keikhlasan dalam mencipta, tak ada keikhlasan dalam mencinta.

keikhlasan tak bernama, keikhlasan tak bersyarat.
ia tiada sebelum ada. ia ada setelah tiada.

maaf, kusangkal keikhlasanmu dengan kata kataku*

*

mereka gagal menakutiku, dengan mimpi buruk atau cerita cerita hantu. jika saja mereka mengenalmu, mereka akan tahu ada yang selalu siap memeluk, sekalipun sedang pulas tertidur. dan pelukannya tidak akan mengendur pada saat aku telah tertidur pulas. mimpi buruk akan menjelma seruan di pagi buruk, cerita cerita hantu menjadi breaking news. dan kau menjadi jenius atau badut. demi merumuskan cairan pembersih kaca paling ampuh atau menangkap tujuh bola kristal bergantian dengan kedua tanganmu sambil berjalan meniti sehelai rambut*

*

ketika usiaku sembilan puluh tahun, kalau masih ada teman berbincang pada satu sore yang gerah. aku bertanya tanya apa kira kira yang akan kami percakapkan. ketika tulang tulang telah merapuh, daging mengisut, kulit keriput mengering, mata buram, jari jari bergetar. apakah ada yang masih penting untuk didengar dan disuarakan. dapatkah kuketahui saat ini. apakah yang mungkin masih berarti  aku merasa mesti tahu sekarang. entah bagaimana, kurasa akan jauh lebih menyenangkan kalau aku tahu. agar bisa kuhabiskan lebih banyak waktu untuk merenungkannya hari ini. tentang isi percakapan seorang perempuan yang telah hidup begitu lama, berkata kata begitu lama. namun belum juga kehilangan minat bicara, atau teman bicara. anehnya, kudengar kata cinta bergema gema. tanpa penjelasan. mungkin aku sedang berusaha sekeras biasanya untuk percaya ada sebuah kata yang tak pernah dipudarkan usia. kuharap aku tidak lupa. berapa banyak sore yang pernah kuacuhkan. betapa kegerahan menjadi sesuatu yang sanggup menghapus kenikmatan bersama dan memikirkanmu. betapa akan menerawang pandangan mataku ketika mengenang kebodohanku memilih kata. jika kumiliki kuasa meralat peristiwa, kemarin, sekarang atau yang akan datang, tidak akan kukerjakan. hanya buang buang waktu untuk mengusik lamunanku. terlalu banyak salah kata. matamu seolah berkata. tanganmu berkeringat, lenganku lengket. ruangan acak acakan. bunyi kaki kaki berkejaran, teriakan dan tawa dari balik dinding. mataku memburam, jari jariku bergetar, aku merasa kau sedang menggenggam tanganku, menarik tubuhku. setengah berlari, kaubawa aku mendaki. menerobos semak dan ranting. beberapa helai daun patah terseret kita. kupejamkan mata sesaat kemudian kubuka. kau ada. aku ingin bertanya, dapatkah kau dengar, gema kata yang sama. bertahun tahun kemudian aku akan sangat senang tidak sempat bertanya. buang buang waktu untuk mengusik lamunanku. sudah dekat, matamu seolah berkata. aku terengah, lelah menahan tawa. sembilan puluh detik lamunan sepanjang usia. aku ingin berdoa*

Selasa, 15 Oktober 2013

*

hari ini mestinya surga menggelar padang rumput luas. hijau dan hangat. dengan sebatang sungai jernih mengalir, membelah rumput. tak ada batu. hanya rumput. rumput jenis terbaik yang hanya mungkin tumbuh di tanah yang bukan bagian dari dunia. lembut, tebal, basah, renyah. terasa manis di lidah. tambah cantik dengan bunga bunga kecil, mungkin tak ada serangga menghisap madunya. semua kehangatan dan kenyamanan hanya untuk mamalia. mahluk mahluk berkaki empat yang telinganya sering bergetar. mereka berduyun duyun datang ke padang rumput. bersuara ribut, bulu dan kulitnya semerbak harum, begitu pula mulut mereka. rerumputan dan bunga bunga kecil melambai ringan seirama lagu kematian yang dinyanyikan untuk seorang pahlawan. rumput dan bunga bunga kecil tampak tak sabar untuk dikunyah, ingin segera berjumpa dengan gigi dan lidah mamalia. sepertinya mereka, rumput dan bunga bunga kecil berpikir akan berada di surga sesudah ditelan dengan sempurna oleh mamalia. mestinya ada surga di dalam rongga perut memalia, sebuah padang rumput bertanah gembur, tempat rumput dan bunga bunga kecil tumbuh kembali, lebih rimbun dan subur dari pada padang rumput di luar rongga perut mamalia
mamalia asyik mengunyah rumput dan bunga bunga kecil. begitu nikmat hingga tak terusik kegaduhan nyanyian rumput dan bunga bunga. bahkan tak menyadari kehadiran mamalia jenis lain. mahluk berkaki dua yang sedang mengunyah mereka. tak ada bedanya. di dalam rongga perut mamalia berkaki dua juga ada surga, hamparan padang rumput hijau dan hangat. gigi dan lidah mamalia berkaki dua terasa sedap dan sejuk. selama semua mamalia belum lelah mengunyah, padang rumput selalu hijau dan hangat. rumput dan bunga bunga kecil tak pernah layu, sungai mengalir jernih. tak ada batu. mamalia tidak serupa unggas. mamalia tidak butuh batu untuk mencerna dengan sempurna. tak ada serangga. rumput dan bunga bunga kecil puas tanpa harus berbuah.
ada yang tergelak ketika mamalia bersendawa bersama. sebuah tawa menyilaukan mata. mamalia tersentak sebentar. sebentar saja. padang rumput dalam perut mereka terlalu hijau dan hangat untuk dapat diabaikan lama lama*

*

tak ada yang tahu rasanya dosa. ia sudah bertanya ke setiap manusia yang dijumpainya. mereka yang ditanya kebanyakan terkejut, mengerutkan keningnya, mengatupkan bibirnya sebelum menjawab dengan macam macam kalimat yang tidak tepat. tidak tepat maksudnya bukan jawaban. sebagian balik bertanya. sebagian malah mengoceh tak keruan tentang jalan, perbuatan, kebenaran dan kesalahan. sebagian meracau tentang surga atau neraka. ia tak perlu bertanya untuk tahu bahwa tak seorangpun yang bicara tentang surga atau neraka tidak pernah sungguh sungguh berjumpa atau mengunjungi surga dan neraka. ia cuma bertanya bagaimana rasanya dosa. mungkin cuma adam yang bisa menjawabnya. adam pencetus dosa pertama. itupun jika benar benar ada seseorang bernama adam yang konon adalah manusia pertama, kakek moyang semua orang. mungkin juga tidak. seluruh bacaan dan kitab mengatakan adam pernah makan buah pengetahuan, dengan begitu adam pasti tahu bagaimana rasanya. tak ada yang bilang adam pernah mencicipi dan menelan yang namanya dosa. pantas saja tak ada yang tahu rasanya. dosa memang bukan nama sejenis makanan. tapi seringkali disebutkan dosa adalah buah ketidak taatan. ia mulai merangkai kesimpulan kacau dalam benaknya. manusia pintar mengada ada, kemudian berkata kata. jadi bagaimana ia atau orang lain tahu telah berdosa jika tak kenal rasanya dosa.
muncul sebuah prasangka, mungkin dosa macam racun, sesaat sesudah menenggak atau menelannya semua yang hidup segera mati, tanpa sempat ditanyai bagaimana rasanya. tak ada yang bersedia mencicipi racun hanya untuk menceritakan atau menjawab pertanyaan bagaimana rasanya. dari yang sedikit yang pernah meracuni diri kebanyakan berhasil mati. yang tersisa dari sedikit penenggak racun yang gagal mengakhiri hidup terlalu enggan mengingat atau menjelaskan bagaimana rasanya racun. enak saja, coba saja sendiri, begitu pula yang akan dikatakannya seandainya ia sendiri adalah orangnya, yang pernah gagal bunuh diri.
tapi dosa tidak serupa racun. tak ada yang langsung mati sesaat setelah berdosa. dalam bacaan dan kitab kitab, dikatakan tak ada yang tidak berdosa. kecuali sang pencipta yang maha kuasa. yang maha kuasa menciptakan segalanya. akalnya menambahkan, tidak terkecuali dosa, yang tak ada seorangpun bersedia mengatakan rasanya. menciptakan dosa tentu berbeda dengan berdosa. menciptakan cinta tentu berbeda dengan bercinta. kira kira demikian, ia mencoba menyusun kata kata yang memasuki akalnya. telah ada ribuan kata berdesakan di sana, masih saja ada kata kata yang datang dan mencari tempat di dalamnya. ia teringat kerumunan manusia yang sedang menjalankan ibadah, beribu ribu, berjuta juta. di tempat tempat yang disebut suci. ia juga teringat manusia berduyun duyun mengantri pembagian, roti atau daging. berbaris di depan altar atau lapangan. kasihan sekali, akalnya nyaris roboh dipenuhi kata. begitu pula tangisnya, hampir tak tertahan lagi. ia merasa ada untungnya memecahkan ketidak tahuan dengan tangisan, tahu rasanya air mata. sedih dan bahagia.
berdosakah jika tak tahu rasanya dosa. ingusnya meleleh mendekati bibirnya. kalau mau membuka mulut, lidahnya akan mengenal rasanya ingus. ia merogoh kantong celananya, meraih selembar sapu tangan untuk menyeka hidung. ia sudah tahu rasanya ingus. tantu tak ada baiknya untuk mengatakannya kepada siapapun. menimbulkan kesan idiot dan jorok. dosa tidak sama dengan ingus, cepat cepat dikeluarkannya kemungkinan konyol yang mencoba memasuki akalnya. untuk menghapus ingus tidak dibutuhkan penebus. lagi pula dosa bukan cairan kental berwarna pucat dan berasa gurih yang mengalir keluar dari hidung*

Minggu, 13 Oktober 2013

*

yang tersesat tidak kehilangan jalan, tapi ingatan.
yang terasing tidak kehilangan teman, tapi percakapan.
yang terserak tidak kehilangan tempat, tapi tambatan.
lantas, apakah pemahaman di atas membuat perbedaan. kalau tidak, tidakkah lebih nyaman bagi kepala, bibir, dan tangan untuk berjalan diam diam, melewati tiang demi tiang yang berdiri di sepanjang tepian jalan. setiap puncak tiang akan menyala pada waktunya, menerangi jalan, wajah dan kandang yang memudar oleh gelap. tersesat, terasing dan terserak meresahkan sang gembala, bukan domba dombanya*

*

angin berlalu. terburu buru. menabrak rumput, dan segala macam daun dan aku. ranting bergetar, rambutku berkibar. angin menyeret debu serupa aku terseret waktu. batu batu terdiam, tinggal diam. meski diserbu debu, terinjak langkah. diam dan berserakan seperti ingatan. sekali lagi aku gagal untuk tidak mencatat. semua suara sumbang, rasa asam di lidah dan lambung. segenap serangga yang tiada. dalam kehangatan rumah, semut semut berbaris panjang, beriringan, berpindah sarang. terburu buru berlalu seperti angin. aku ingat semut terlalu kecil untuk menabrak debu. satu satu aku sayang ibu bernyanyi untukku*

Jumat, 11 Oktober 2013

*

pertanyaan tentang lubang : cinta itu dangkal atau dalam.
supaya tahu jawabnya mesti digali lebih dahulu.
tidak cukup waktu sebelum terkubur di situ.
kematian begitu panjang, bersuara riang.
terdengar serupa nyanyian belatung, keluar masuk lubang telinga yang selalu terbuka.
cinta mendengar beribu ribu belatung merayakan kehidupan dalam liang kubur*

*

ternyata tidak mudah. untuk tidak percaya. dibutuhkan kepercayaan paling teguh untuk sanggup menjadi percaya bahwa tidak percaya segalanya. alangkah repotnya menjadi manusia. sesulit apa. tidak tahu. apakah membakar satu tombol keyboard hingga meleleh tidak masuk akal. tidak masuk akal bukan berarti tidak terjadi. sebuah tombol berlubang pada keyboard benar benar ada, dibuat tanpa niat, tanpa kesengajaan. serupa lubang bekas letusan gunung berapi yang terjadinya berabad abad silam. kawah atau danau yang mungkin pernah ada telah mengering dengan sempurna. mungkin karena waktu atau cuaca. panjang sekali, aku gagal menemukan yang lebih dekat dan nyata. mungkin hanya sebuah bara percikan sigaret yang tahu lebih jauh tentang buah tangannya. ketika pemilik jari tangan di mana sigaret terselip kehilangan kesadaran sejenak, atau kelopak mata yang tertutup sebelum tidur. ujung sigaret melontarkan sebuah bara ke arah sebuah tombol pada keyboard, membakar, melelehkan, membuat lubang. menciptakan keajaiban. salah satu keajaiban kecil seperti kawah kering, danau kering. keajaiban kecil yang dapat disentuh kapan saja perlu. cukup satu jari untuk mengenal fosil letusan gunung berapi*

Rabu, 09 Oktober 2013

*

bagaimana rasanya menjadi selalu tidak percaya. bukan merupakan pernyataan, tapi sikap. mungkin menyenangkan. tidak percaya pada semua ramalan. tidak percaya pada semua kejadian. tidak percaya pada semua aturan. tidak percaya pada semua ketentuan. tidak percaya pada kenyataan. masih adakah sesuatu yang terlupa atau terlewat untuk tidak dipercaya. mestinya ia lumpuh, buta, tuli dan bisu sampai bisa begitu  tapi tidak ada cacat atau sesuatu yang salah. ketidak percayaan pada segalanya, berarti juga tidak percaya pada segala yang tidak dipercaya. tidak percaya dunia sedang tertawa. tidak percaya dunia tidak sedang tertawa. hehe*

Selasa, 08 Oktober 2013

*

lagu untukmu. kudengar berulang ulang. hanya mendengar. siapapun yang menyanyikan lagu untukmu, selalu terdengar lebih merdu dari suaraku*

*

tak pernah sebelumnya kurasa, betapa busuknya aku sampai kutuliskan kebusukanmu. tak pernah kutahu sebelumnya ada cermin yang begitu sempurna, sebelum tulisanku dengan cermat kubaca*

*

bahagia serupa balon dapat meletus seperti gunung, bisa terbang seperti burung. hanya balon. anak kecil boleh tertawa lepas ketika balon tergenggam, menangis keras saat balon terlepas terbang sampai hilang dari pandangan. tak akan lama. datang saja kepada ibu atau ayah untuk meminta lebih dari satu, atau sebuah lagi sebagai pengganti yang hilang. ibu dan ayah pasti sanggup membeli atau meniupkan sekali lagi*

*

kau yang harus menjelaskan, kenapa bisa begitu rindu, begitu tersipu. warna apa yang dominan di mata dunia, berseri jenaka. kudengar ada yang terlampar, ada yang terbakar, ada yang makar, ada yang mencakar. tapi semua terlalu samar. tidak perlu diabaikan sebentar saja pudar dengan sendirinya. tidak macam yang dekat. lebih dekat, sangat dekat hingga tak terukur jarak. kesalah pahaman riang. setiap waktu sehangat madu, menyehatkan tubuh. dalam tubuh sehat terdapat jiwa sehat. hahaha. masa kecil dan hapalan nakal berloncatan. aku menyerah, katakan saja rahasianya atau rasanya. saling menggenggam selama bertahun tahun, tidak dengan tangan. keajaiban kecil ranting menumbuhkan daun dan warna warna pada kelopak bunga. atau waktu yang tidak menabrakku ketika berlari terburu buru. sembunyi dari dunia yang tidak menyembunyikan kita*


Senin, 07 Oktober 2013

*

ia menelanjangi diri tanpa malu malu. selama ini kemaluan selalu dipermalukan, diperlakukan seakan akan tidak pantas menjadi bagian tubuh. padahal mana ada yang mau hidup tanpa kemaluan. sudah sewajarnya kemaluan mendapatkan penghargaan untuk kesediannya menerima ketidak adilan, dituduh sebagai penyebab segala hal memalukan, dibekap sepanjang waktu. kenapa bukan mulut. kenapa manusia tidak menutupi mulutnya. mulutlah yang sebenarnya tak punya malu, bermuka seribu, bisa tersenyum, cemberut, monyong, mencibir, mendengus, entah apa lagi. apa saja akan dikerjakan mulut untuk mempermalukan pemiliknya atau orang lain. berdusta, melanggar sumpah, mengumbar aib dan rahasia, adalah sebagian dari banyak keahlian mulut yang berujung prahara. tapi, kemaluan tak pernah bersuara, tidak mencela atau menghakimi siapa siapa.
ia berjalan telanjang. langkahnya tegap. setiap wajah yang berpapasan dengannya mengarahkan pandangan matanya ke arah kemaluannya. ada yang terang terangan, lebih banyak yang dengan sembunyi sembunyi. manusia tak dapat menghalangi naluri, menekan kehendak untuk melihat keindahan yang biasanya ditutupi dengan alasan tidak manusiawi. mulut mulut mereka mulai berfungsi, seperti sudah terlatih. menyuarakan apa saja yang ingin dan nikmat didengar, kebanyakan tidak benar. bisik bisik. kasak kusuk. makian bernada rendah. analisa singkat. simpati asal asalan. cemooh. humor. ironi. apa saja.
ia mendengar sambil telanjang. suara suara menyusun menara. semua bersumber dari muliut manusia. semua yang bersuara memalukan menutupi kemaluannya. alangkah puasnya berhasil membuktikan kebenaran. dari semula ia lebih suka berteman dengan anjing atau kucing. binatang binatang lebih bijak terhadap anggota tubuhnya. anjing dan kucing membersihkan kemaluan mereka dengan mulutnya, kapanpun, di manapun, bilamana perlu. para induk bahkan juga menggunakan mulutnya untuk membersihkan kemaluan anak anak mereka. sementara kaum ibu bangsa manusia lebih banyak memakai mulutnya untuk bergunjing.
ia tidak menyesal meskipun berjalan telanjang. tak ada yang salah dengan kemaluannya hingga perlu disembunyikan. mulutnya juga tidak bersuara. tidak mudah mengatakan ketenangan. lebih menyenangkan menelanjangi diri sendiri, ketimbang ditelanjangi suara suara setajam belati. selain tajam, mulut manusia juga berkarat.
ia berjalan lurus. menerobos kerumunan suara suara yang tak kenal lelah berusaha menyesatkan pendengar.. ketelanjangannya menunjukkan arah untuk menemui dunia bercahaya. serupa bayi baru keluar dari rahim, kemaluan dan mulutnya sama sama suci kendati tidak bersih, berlumuran darah dan lendir. kalau ia anjing atau kucing, mulut induknya akan segera membersihkan seluruh tubuhnya sebelum matanya terbuka*

kata debu kepada lampu

tanpa aku kau mungkin tak redup. tak ada yang mau bersusah payah menyentuh kehangatanmu*

doa

samudra sudah tenggelam. kau karang. tegak dan tajam memecah gelombang. arus dan buih menyusut, mengapung, membentuk siklus. setinggi apa, sekuat apa, hasrat air mengalir. serendah apa, selirih apa, jiwa menderu. redam. samudra tenggelam dalam pejamnya mata. tak ada luka, tak ada jejak langkah, kau karang atau berjalan di atas gelombang. membacamu, semua kata berakhir pecah. dunia kehilangan samudra demi kiasan atau hiasan. nyaris putus asa, namun belum jera membaca*

Minggu, 06 Oktober 2013

*

siapa yang mengajari seorang bayi menangis. bukan siapa siapa. seorang bayi dilahirkan dengan naluri untuk membuat segalanya suci. haus, lapar dan rindu adalah jalan cinta untuk ibu. tak ada di buku manapun. namun semua yang pernah menjadi bayi pasti mengerti. kenangan memang ringan, mudah terbang menguap. maka bayi bayi mesti dilahirkan setiap hari. pagi, siang, sore, malam, setiap jam, di sembarang ruang, ingin dihangatkan dengan suara keras. cukup keras mengoyak semua buku*.

*

apa yang bisa dikatakan ketika sendirian. segalanya. agar kesunyian tidak kesepian menikmati suara gemeretak di ujung sigaret. berkelip cantik. pengorbanan bodoh dan sia sia selalu cantik. sebatang sigaret pasrah dihabisi pada tiap hisapan untuk dihembuskan kembali. sesudah asap ia bebas sepenuhnya, tak ada yang dapat menggenggam atau memaksanya tinggal dalam ruang. meninggalkan jejak kasat mata, kuat, menumbuhkan hasrat untuk mengulang kenikmatan. giliranku yang hanyut dalam pusaran. kalau saja bisa bertukar tempat, sekali kali sebatang sigaret mengubahku menjadi asap, macam menerapkan konsep keadilan. tapi tak pernah begitu. tak akan pernah. sebatang sigaret tak punya kuasa. maka akulah yang pasrah, tenggelam dalam ilusi kesanggupan mengubah sebatang sigaret menjadi asap. paru paruku begitu lembut, membantuku tetap utuh dengan mengubur semua jejak yang tak habis terbakar. begitu dalam hingga tak terlihat. apakah aku layak berdoa untuk setiap isyarat kebaikan yang kutemui saat sendirian. aku menciptakan asap* 

*

harapan tidak pernah kecewa. jika bukan aku, pasti ada seorang lain yang mewujudkannya. kalau tidak sekarang, mungkin sudah atau kelak*

*

kesalahan terbesar adalah melangkah di jalan kebenaran. kebenaran bisa memar terinjak injak. lebih baik berbaring terlentang, siapa tahu kebenaran kebetulan lewat, tidak sengaja melangkahi tungkai, lengan, dada atau kepala. ada kemungkinan kebenaran tersandung hingga jatuh terlentang. kebenaran bisa juga memar karena terjatuh, tapi kebenaran tidak akan terlalu kesakitan. kebenaran lebih merasa konyol dan geli untuk kecerobohan langkahnya sendiri*

Sabtu, 05 Oktober 2013

*

hampir tengah malam, mimpi belum menyapaku.
aku curiga mimpiku sedang selingkuh dengan tidurmu*

*

sekelompok lalat sedang berdebat, kebusukan siapa yang paling nikmat. dengung. dengung. tak putus putus. seekor tikus muda mondar mandir mengumpulkan properti untuk mengisi sarangnya yang baru jadi. di kolong mesin cuci. sstumpuk sampah menemukan makna bersih, berkah pembuangan. sampah senilai barang berharga. tikus muda lari terbirit birit setiap kali langkah manusia mendekat. sekelompok lalat bubar sejenak. segera kembali sibuk dan riuh begitu langkah manusia menjauh. setumpuk sampah tinggal diam, bukan karena paham hanya tak dapat beranjak, tak ada kehendak*

*

keindahan bangku taman yang kusam dan tua terletak pada kesetiaannya kepada sunyi. tidak mendengar setiap kehangatan yang singgah sebentar. tidak bersaksi untuk setiap janji. tidak berteduh. tidak mengaduh. tidak menyuarakan kata hati yang terukir mengelilingi segala nama yang terpahat pada sekujur tubuhnya*

*

perpustakaan disesaki keheningan. buku buku larut dalam kesibukan membaca tulang pipi dan garis bibir yang mengunyah waktu. seraut wajah terpaku pada kalimat yang melekat pada dinding, harap tenang. kalimatnya terlalu cemas akan pelanggaran. sebatang ranting dan segerombol daun mengintip dari luar jendela, memergoki sepasang cicak sedang berkencan, saling mengejar dengan sepasang ekor bergetar kencang. sepasang cicak bermata kecil, bulat, hitam pekat dan berkilat sangat beruntung, mudah sekali mengacuhkan desahan gelisah dan bunyi halaman yang terbalik. secarik kertas mungkin kecewa atau baik baik saja setelah gagal menyampaikan pesan. lukisannya terlalu rumit, kata seorang anak yang baru lahir. lebih baik menangis supaya seisi dunia bersikap manis. sepasang cicak akhirnya menikah, menyembunyikan telur telurnya di celah kisah kisah yang belum terbaca*

*

sesederhana itu. terjaga pada pagi. terlelap bersama malam. kegerahan dan kehujanan. berdekatan. kucoba memahami kerinduan seorang hantu kepada sesosok tubuh*

Jumat, 04 Oktober 2013

*

kita kembali tersesat pada sebuah kota. atau kota yang hilang pada peta. atau peta yang terselip pada lupa. lupa searah jarum jam. menunjuk angka angka dengan langkah patah patah. 9:59. satu menit sebelum nilai sempurna  sempatkan untuk bicara cuaca di luar dinding. angin tidak dingin. kekekalan awal sebuah jaman bukan lukisan*

Rabu, 02 Oktober 2013

*

aku ingin memandang diriku sendiri, mata menjawabku. cuma sebelah, satunya diam menunggu. aku merenung. ini halusinasi paling sinting yang pernah kualami. sepasang mataku ingin membebaskan diri. sebenarnya wajar, bisa kubayangkan alangkah bosan terikat pada sepasang lubang. tapi, apa kata orang kalau kubiarkan mataku meninggalkan wajahku. sebuah wajah tanpa sepasang mata, buruk dan menjijikkan. sepasang lubang menganga, apapun warnanya pasti menakutkan semua yang melihat. tidak bisa, kukatakan dengan tegas. sepasang mataku kecewa, menyemburkan air mata. menggelembung keputusasaan. lihat malam ini cantik, aku membujuknya, mengangkat kepalaku ke arah langit. percuma kulepaskan kalian dari wajahku, paling paling kalian segera jatuh ke tanah sesaat setelah lepas dari tanganku. kotor dan tidak berharga, tidak melihat apa apa.
oh, jangan khawatir. kami tahu dan siap menanggung semua. mataku belum menyerah. kalian akan remuk terinjak, aku tak mau kalah. kau dapat menjaga supaya kami tetap utuh dan bersih, mata menemukan sanggahan mengharukan.
tolol, mata tak berotak. tanpa melihat aku tak bisa apa apa.
kau hanya memikirkan dirimu sendiri.
kalian juga sama.
mataku terdiam, terantuk sebuah kalimat tuhan, kucintai kau serupa biji mataku sendiri. beberapa detik yang akan datang kami menangis bersama*

Selasa, 01 Oktober 2013

*

berapa botol arak dikosongkan untuk menemani sebuah lagu. supaya terdengar merdu. pertanyaan melankolis, sadis, mungkin najis. pertanyaannya tentu tidak bersalah, tidak menanggung apa apa. tapi si penanyalah yang payah, juga parah. akulah ia, yang bertanya tidak kepada siapa siapa. hanya untuk merasa hebat dan jagoan. rasa getir dan bening, rasa martir. serupa binatang buas dalam buku buku ensiklopedia bergambar, tidak mengaum, tidak mencakar atau menggigit setiap tangan riang dan takjub yang menunjuk nunjuk sekujur tubuhnya, bahkan tetap diam kendati taringnya dicolek sambil tertawa. cuma salah satu cara untuk menaklukkan dunia. masih banyak cara lain yang lebih jelek dan amburadul untuk membangun ruang rindu. ruang rindu yang kehilangan pengunjung. kesepian, tidakkah lebih mulia dari ketentraman. itu pesan tersirat dalam surat surat para rasul. kau bukan tuhan kalau tidak datang ke dekatku. kau bukan tuhan kalau tidak mengatakan apa apa yang akan membuatku muntah. lambungku penuh pengertian. air mata memabukkan. lagunya belum terputus. cuma berganti judul. penanya menggelengkan kepalanya. sesaat kemudian tersenyum manis atau nyengir, tidak pasti. berapa botol arak. hitung sendiri. benar, jika bilangan belum bertukar urutan. satu. tiga. lima. keganjilan menggenapkan barisan. seperti semut sedang menggali langit. kesadaran tak habis habis. ruang rindu tidak berpintu mengejek kepalan tanganku. sini, satu botol lagi merayuku memutar lagu. kau bukan tuhan kalau tidak mendengar. aku bukan aku kalau tidak menyayangimu. arak bukan arak kalau tidak memunahkan jarak. macam mabuk hakekat saja semua kalimat mahir bersilat lidah. berapa botol arak pasrah menggenangi mata. lagunya terdengar mantra, buta. buta  buta*

*

siapa sanggup mengobati luka yang tidak kelihatan. mestinya yang tidak kelihatan pula. jika luka itu sembuh, bisakah terlihat bekas lukanya. untuk mengenang kecerobohan indah yang tidak ingin dilupakan. yang memahat luka kasat mata. perihkah. sedihkah. tak terasa. atau malah sedap. lebih baikkah jika tidak diobati. terserah, kataku. aku hanya ingin melihatnya untuk tidak melupakannya. luka selalu lahir dari ketajaman. ketajaman yang tidak kelihatan. alangkah bersahaja dan rendah hati. untuk sesuatu yang begitu berharga, hidup layak disukai. luka layak dicintai*