Rabu, 20 November 2013

*

sulit percaya, bahwa kadang kadang terlalu mudah untuk mencerna kehangatan. hanya dengan melintasi seruas jalan. di sebuah kota yang tidak hebat, serba biasa. jalanan basah, deretan tiang lampu dan para pedagang kaki lima yang tidak rapi ditata. wajah wajah tidak dikenal. suara suara parau bergumam, berbaur aroma sederhana, campur aduk di udara. maramaikan malam seperti biasanya. kedinginan dan rasa lapar. tubuh tubuh duduk, berdiri atau berjalan dengan caranya masing masing. hanya saja semua suara serempak manyanyikan sepenggal lagu, tak ada yang sendirian. degup jantung, hela nafas, bunyi logam beradu gelas, letupan di penggorengan, percakapan simpang siur, jeda kesunyian sebentar datang dan pergi. tak ada yang sendirian. segelas minuman panas terhidang, bibir dan lidah siap mengantarkan nyanyian yang sama, melewati lorong tenggorokan, rongga dada, sampai ke dasar perut. tak ada yang sendirian. seorang perempuan, rambut dan pakaiannya tidak keruan bersandar pada pintu yang baru tertutup, tersenyum dan menggumankan sesuatu yang tidak didengar siapapun. seorang perempuan yang tidak sendirian, tidak tampak kedinginan. seperti seruas jalan tidak pernah kesepian*