Kamis, 06 Maret 2014

tar

seperti seribu malam, hanya sebentar. seluruh kehidupan memandangku diam diam. menemukan sesosok tubuh tanpa ruh. berjalan dan bekerja setengah sadar, larut dalam rasa damai, terseret kepedulian, tenggelam dalam gelisah. sebenarnya tak ada yang benar. seribu malam, kehidupan, tubuh dan ruh, atau setiap benda dan kasat mata yang melingkupi, hanya palsu. kepalsuan yang sungguh sungguh, hingga jika tidak dilihat dan dipercaya sebagaimana adanya akan hilang. bibir menggumam, hanya sebentar. telinga mendengar, hanya sebentar. maka biarkan yang ada dan tiada meminta apa yang memang pantas diberikan kepada mereka, sebelum bertukar tempat. hanya sebentar, dada bergetar*