Jumat, 21 Maret 2014

puzzle

pada wawancara pertama seorang senior berkata, aku hanya penikmat alam, bukan pecinta alam. dalam angkot selama perjalanan pulang kurenungkan dan kutemukan sanggahan, tak ada pecinta tak menikmati yang dicintai. sebesar apa cintaku pada alam hingga mengalahkan cinta alam padaku. menjadi penikmat alam adalah berkat tak terelak bagi siapapun yang mengaku mencintai alam. hebat kan, aku punya pendapat.
lebih hebat karena pendapatku tak tergoyahkan hingga sekarang. orang pintar seharusnya pintar mencari alasan. aku bangga menjadi penikmat alam.
semua organisasi mengubah manusia menjadi hebat sekaligus culas. kecurigaanku terbukti. setiap rakor, presentasi dan evaluasi semua teman berebut perhatian. aku sibuk menggambar, sungai, pohon, bunga, kelinci, burung, sepasang kekasih bergendengan tangan dan berciuman.
kau menemukan bahan tertawaan. perempuan cuek, payah, tak dapat diandalkan. tapi kau merayuku pindah divisi, mengikutimu memilih caving. aku tidak terbujuk, hanya ikut. gunung hutan jadi kurang menantang dibandingkan gua. lagi pula, tak ada yang lebih menyenangkan dari pada membuat orang lain senang. kau sangat senang, aku plin plan dan tak peduli omongan orang yang dianggap bijak.
pada suatu siang seorang senior bertanya, apa alasanku masuk caving. tanpa ragu kujawab, ikut dia. maksudnya tentu kau. tak ada alasan lain yang lebih baik. cuma karena ikut dia, senior itu bertanya lagi, sangat takjub sekaligus kecewa. aku mengangguk, iya. senior itu tak dapat menyusun kalimat yang buruk sekalipun untuk menanggapi sikapku. pandangan matanya saja, menyiratkan hasrat untuk menimpukku dengan sebutir tomat busuk.
kau semakin kagum, atau putus asa, pada apa. keisenganku, kesembronoanku, keacuhanku, ketidak pedulianku. kuduga kau mengagumi banyak hal yang kautemukan padaku. kau mungkin belum tahu, kau telah bertemu perempuan yang pernah dijuluki teman teman sekolahnya, kandidat peraih gelar miss cuek indonesia.
aku bertanya padamu, hebat kan. kau tidak kebingungan. memandangku dengan sorot mata mengerikan, campuran antara kepuasan dan kejijikan. kusimpulkan kau mulai tergila gila. hebat kan.
lebih hebat lagi, hingga hari ini, aku selalu menuduhmu lebih dulu jatuh cinta padaku. kau selalu menyangkal dengan sepenuh daya, mengemukakan alasan dan bukti, siapa yang bilang mau ikit dia pertama kali. akupun tak menyerah, ikut tidak berarti suka, apalagi jatuh cinta.
kau dan aku tak mau kalah hebat dalam hal kesenangan membuat orang lain senang. kadang kadang hampir edan.
semua senior sudah melupakan kita. alam tak berkurang cintanya. hebat kan.
kau masih sering menatapku dengan sorot mata tak percaya. mungkin kau jatuh cinta, aku merenung, akhirnya tersenyum dalam setiap perjalanan pulang.
lebih hebat lagi, kukira tak ada yang peduli kalaupun ada yang lebih hebat lagi*