Selasa, 18 Maret 2014

merokok tak membunuhku

musim semi ini, mestinya aku mati. tapi kehidupan tak ingin kehilangan apapun, juga setiap jiwa yang mengacuhkan bunga bunga merekah, kesejukan udara, nyanyian unggas dan anak anak yang berteriak karena macam macam sebab. apakah kehidupan mencintaiku, sejak dulu, sebelum kukenal kemudian kutepiskan tangannya. aku bukan dia. bukan dia, yang dapat tumbuh, merekah, mengharumkan udara, berkicau riang, berteriak lepas.
bagaimana dengan kematian, apakah dia yang tak mau kecewa. tak ingin mengenal dan tak sudi mendekat.
bukan begitu, sebatang sigaret mengirimkan isyarat pada lidahku. sejuk serupa musim semi. dadaku bergetar, saat dia melanjutkan pesannya, aku tak membunuh siapapun yang tak takut.
benarkah sangkaanku, dari dulu hingga kelak. kehidupan dan kematiaan selalu berebut tempat. tapi sigaretlah yang menang. mengalahkan setiap pertempuran dari musim ke musim yang datang dan pergi. dadaku lembah yang rakus menelan kerlip cahaya dan kabut, setitik dan segumpal yang sempat berkunjung*