Selasa, 25 Maret 2014

sempadan

tak dapat mengundang atau membujukku datang dan hinggap di tepi kolam di halaman rumahnya. tak membuatnya resah. ia dapat menciptakan aku, dari tanah liat dan semen, kawat dan cat. meskipun kaku dan beku, hasil karyanya mirip sekali denganku. tak mampu membuat tiruanku, tak akan menyusahkannya. ia dapat membeli. aku yang kaku dan beku berjejer untuk dijual di tepi jalan, bersama seorang anak lelaki kaku dan beku sedang buang air kecil, wadah air mancur, katak, rusa, angsa, bahkan malaikat, semuanya kaku dan beku. semua mahluk kaku dan beku seakan terperangkap waktu atau kutukan tak kenal kematian. kaki tanpa langkah. sayap tanpa kepak. air tanpa aliran. segala yang mendatangkan kemegahan halaman rumah, yang tidak membutuhkan keramahan sepetak sawah. aku, seekor burung bangau beku dan kaku, tak akan mengeluh. seolah tahu, dia tidak akan melukai atau membuatku mati. sebagai balas jasa untuk kebaikannya memberiku tempat di halaman rumahnya, akan kuberikan apa saja yang diinginkannya. apa saja yang tidak dimiliki kehidupannya. keutuhan, keteguhan, kepatuhan, kepastian, dan keacuhan pada gerak riang bayangan hitam yang lincah berenang bersama ikan ikan di dalam kolam*