Senin, 17 Maret 2014

*

bagaimana menunjukkan arah benar kepada si sesat, tanpa mesti tersesat. sesat itu nama jalan. bukan kecemasan berjalan sendirian dalam kegelapan, bukan pula kekhawatiran terperosok ke dalam lubang tak berdasar. tersesat tidak gentar berjumpa dengan siapa saja, perampok atau perompak akan disambut hangat, dijadikan teman seperjalanan, penghibur, penyemangat, apa saja yang bikin perjalanan tak lebih berat. si sesat dengan riang akan berkata, aku tak sendirian, sekalipun berjalan bersama jelmaan setan. sesat sejati tak kenal kata tersesat, tak risau pada kemungkinan celaka.
bila memang ada nasehat bermanfaat, baiknya diberikan kepada yang tidak tersesat, tak perlu berharap sempat menunjukkan arah benar kepada si sesat. seandainya kebetulan tak terelakan yang tak tersesat berjumpa dengan si sesat, baiknya pula, tak perlu meluangkan waktu basa basi atau setulus hati bertanya sebab musabab si sesat tersesat. atau yang tidak tersesat akan terhenyak, kehilangan keyakinan mendengar jawaban yang dikatakan asal asalan oleh si sesat, aku tersesat karena mendengarkan sebuah atau beberapa nasehat.
sebaiknya semua sepakat, sesat hanya nama seruas jalan, siapapun dapat lewat*