Minggu, 02 Maret 2014

*

nostalgia. lama sekali tidak ketemu kata nostalgia. seperti kata kata jadul yang tak lagi populer. kasihan. padahal bunyinya kedengaran merdu ketika diucapkan, nostalgia. mengucapkan nostalgia menjadi awal sederetan benda dan peristiwa yang membuat mata menerawang di kejauhan. sejauh apa. sejauh yang tak dapat disentuh. sebuah benda seberapun besar kenangan yang tersimpan tak akan sanggup menggantikan segala yang telah tiada. nostalgia terindah tidak tersentuh. tidak ada benda. tidak ada sentuhan. hanya ada keindahan. ahh. mbelgedhez. katanya. hahaha. ini apa. dia mengacungkan satu pak sigaret yang hampir kosong. katanya yang kemarin kotak terakhir. hahaha. aku kan konsisten. konsisten untuk tidak konsisten. dia meninju lenganku dengan mesra. kau tak tahu rumitnya konsisten untuk tidak konsisten.
malam ini, akan menjadi nostalgia pada suatu hari kelak.beberapa tulisan yang tidak sempat tertulis. beberapa empati. beberapa pertanyaan konyol dan jawaban songong. aku dan dia hanya sedang membuat sebuah nostalgia bersama, yang tidak dapat diabadikan dalam pigura.
akhirnya dia tertidur, aku merasa ajaib bernostalgia tentang hari kelahirannya. dan segala hasrat yang terbawa dalam jantung kecilnya. benarkah dia berkata dia hanya ingin mengajar, berharap murid muridnya mencari ilmu, bukan nilai, darinya. hahaha. aku tertawa dalam hati.
suatu hari aku akan menjadi ibu, melahirkan anak anak manusia. dan anak anak manusia adalah bunga bunga cinta dan kasih sayang, sebuah kutipan yang menggetarkan. sebuah catatan nostalgia.
tak kusangka sangat menggetarkan ketika jadi nyata. nostalgia mestinya mengabur kemudian menghilang, bukannya menghadirkan apa yang dengan tidak sengaja pernah diharapkan. ya tidak sengaja  kalau dipikir lebih jernih dan hati hati sebuah kenyataan lebih bagus ketika hanya sebuah nostalgia.
bagaimana besok pagi.
i don't know. it's mistery.
nostalgia bisa jadi besok pagi.
misteri. berseri. mungkin mesin waktu menemukanku. serupa kutemukan kata nostalgia, entah di mana*