Senin, 31 Maret 2014

benar salah benar salah

mereka yang mencoba memisahkan kita akan berguguran, seperti pahlawan, seperti daun daun berwarna keemasan. meninggalkan perang dan dahan yang bertahan, yang membabi buta dan berdiri tegak. dengan caranya masing masing menyimpan rahasia kemenangan di dalam setiap genangan yang segera menguap disergap kehangatan. yang sempat bercermin mungkin menemukan kelelahan menyelubungi wajahnya, atau sekilas keraguan dan keyakinan berpindah tempat pada sepasang matanya.
kita masih berpelukan, semakin rapat. kau hanya akan mengendurkan satu lenganmu untuk memetikkan sekuntum kembang. kurengkuh dengan satu tangan. kembang yang tidak berpegang tidak berpihak. kembang yang pernah hidup kemudian mati. tanpa mempertanyakan kerapuhan.
mereka terus mencoba memisahkan kita. begitu keras hingga tanah bergetar, air melonjak, langit gelisah. sebatang pohon tua menggumam, musim badai akan usai, mereka tak menyerah, seperti ada yang salah. entah kau atau aku yang tak pantas mencintai. kembang hilang, tepat seperti setiap ramalan, genangan, perayaan, jaman.
kita tak terpisahkan, tak tersentuh sedikitpun. setiap kembang, hanya kembang, yang kausentuh untukku. tak menerbitkan terang, tak memburamkan tangan yang memegang. tak peduli apakah kita sepasang kekasih atau sepasang mata pada dua wajah yang kerap saling bertukar nama. kekanakan dan tolol, macam anak anak mereka menghitung kancing saat ujian*