Minggu, 16 Maret 2014

*

apakah seorang perempuan putus asa dapat menyayangi piring dan gelas kotor yang bahagia. tenang tenang hinggap di atas meja, sesekali bercanda, saling mengejek satu sama lain, tentang jejak dan aroma hidangan yang telah tiada. seringkali mereka mencoba menirukan suara sendawa penghuni rumah, bergantian, bertaruh siapa di antaranya yang paling kenyang. apakah ini tentang seorang perempuan yang selalu melamun, memetik sayur dari kebun, menyalakan api dari kayu, menanak padi dari lumbungnya sendiri.
oh, sepi, betapa baik hati. telah dibunuhnya siapa saja yang nyanyiannya tidak semerdu suara lapar, tak sehangat makan dengan lahap, tak sehalus dengkuran anak anak.
seorang perempuan merenung, ia memang putus asa, kehilangan waktu membaca buku, kehilangan hasrat mencari ilmu, kehilangan rindu bersimpuh di bawah telapak kaki ibu*