Kamis, 20 Maret 2014

*

seandainya bisa, akan kubuat sebuah humor yang tidak kejam. sudah lama sekali, sedari kecil, manusia diajari tertawa menemukan kesalahan. orang dewasa menyebutnya optimis dan cerdas. anak anak menertawakan komentar pedas bapa dan ibu guru yang ditujukan untuk teman sekelas, berlaku juga untuk teman sebangku. anak anak tertawa mendengar teman menghina teman, anak anak tertawa melihat teman jatuh terjengkang. tertawa itu sehat, meskipun sebabnya menyakitkan. maka aku harus tertawa melihat aku kesakitan. memuakkan. bukan siapapun, tapi seseorang yang menemukan kelucuan dan berkeras melihat memandang ironi pada wajahnya. jelas kan. tak ada satupun alasan untuk mengasihi diriku sendiri, tapi aku tak mau berhenti berpura pura baik hati. tapi penting sekali, untuk dapat menahan tawa melihat seorang manusia tiga perempat telanjang sedang jalan jalan sambil memaki maki sendiri. penting sekali, tapi tak boleh lupa, ada yang lebih penting lagi, tapi tak tahu pasti. terlalu banyak tapi. siapa butuh terapi, tertawa itu sehat. tertawalah sebelum tertawa dilarang. tapi kapan. tanya setan*