Jumat, 16 November 2012

spiral

Harapan selalu lebih indah ketimbang kenyataan. Selama masih punya harapan tak perlu risau dengan kenyataan. Mewujudkan harapan menjadi kenyataan adalah tindakan gegabah. Kenyaataan selalu ada, dimiliki semua orang. Maka bijaksanalah yang menjaga harapannya tidak menjadi kenyataan.
Kelebihan orang gila adalah tidak ingin menjadi orang waras. Orang waras adalah yang pernah ingin menjadi gila, tapi tak mengatakan keinginannya bahkan kepada yang belum tentu mendengar.
Kalau saja semua orang belajar teologi, dunia akan lebih aman. Seharusnya teologi bisa menjawab semua pertanyaan. Teori tanpa percobaan tak akan menjatuhkan korban.
Seseorang membaca serta mempelajari tentang sebuah hidangan dari buku resep tulisan juru masak berbakat, lalu pergi mengunjungi restoran terkenal, kemudian memesan serta menyantap hidangan yang telah dibaca dan dipelajarinya. Pasti menyenangkan, jauh lebih mudah dan tak ada resiko salah kaprah dibanding jika seseorang amatir mencoba memasak sendiri hidangan yang telah dibaca dab dipelajarinya dari buku resep yang ditulis juru masak profesional.
Manusia sering mengabaikan persamaan dasar antara makanan dan pelajaran. Keduanya bisa menyehatkan atau menyakitkan manusia.
Aku berharap aku seorang pelajar di sekolah teologi. Kenyataannya aku berkeliaran kesana kemari mencari jawaban untuk macam macam pertanyaan. Anak anak bernasib mengenaskan, para korban, kerugian, hangus, hanyut semua harus kutemukan demi jawaban, kadang kadang malah hanya penafsiran.
Bagaimanapun aku masih selalu punya waktu untuk mengejek teolog manapun yang menurutku terlampau sibuk menekuri buku. Di sela sela kesibukan menjaga harapan agar jangan pernah mengubah kenyataan, kusempatkan ngobrol denganmu, berharap kau tak sadar aku sedang memamerkan lampu dalam rongga kepalaku. Antik dan eksotis, ingin kudengar suatu waktu kau berkata aku cukup bijaksana tidak menimpuki lampu sampai pecah saat sedang berdemonstrasi. Kedengarannya seperti nama warga negara asing. Tangan tangan mengepal, meninju udara. Kenyataan tak bisa pecah*