Kau jejalkan laut ke dalam kepalaku. Dengan suara suara dan aromanya, yang gemerisik di lubang hidung. Senja merah, matahari rebah. Laut merembes di sudut mata, hangat, basah. Kepalaku tidak pecah, hanya gemetar, menunggu kau mendekat, mencegat dinding kamar menyurutkan warna ombak*