Minggu, 11 November 2012

distopia

Manusia jujur akhirnya tertidur, setelah kelelahan berlari dikejar kebohongan dalam mimpinya. Kebohongan yang selalu membujuknya untuk mengatakan kebenaran. Ketika terbangun, manusia jujur berkeras mengatakan kesalahan, meskipun kebenaran menuduhnya pembohong.
Hamster hamster bermain di dalam kandang mungil, seekor berlarian di dalam roda, mengejar kelelahan.  Beberapa ekor berbaring, berkejaran dan berguling guling di atas hamparan biji bunga matahari. Tidak merasa lebih bahagia tak perlu berdusta tentang kebahagiaan jeruji sarang berwarna merah muda.
Aku ingin tertawa, tiba tiba terpikir kau tidak menolong siapa siapa. Kaubiarkan para mahluk hilir mudik, sibuk dengan kebenaran, mimpi, kesalahan, permainan, kurungan, teman, makanan. Apa saja yang bikin jarum jam berputar satu arah untuk mengunjungi dua belas angka dua kali sehari.
Manusia jujur dan hamster tidak saling kenal, tidak saling jumpa atau bicara ketika mereka singgah bersama pada satu angka yang ditunjuk jarum jam dua orang yang sedang tawar menawar.
Kurasakan keinginanku tertawa semakin siang semakin liar. Kau menepuk nepuk dadamu setelah kaubusungkan dengan megah. Tak terpikir olehku kau akan marah jika kubilang mirip gorila. Seandainya kau tak mengenalku atau aku melupakanmu. Mungkin mengunyah angin tak akan selezat biji bunga matahari*