Selasa, 20 November 2012

keajaiban dunia

Seorang kekasih adalah keajaiban dunia. Lebih ajaib ketimbang tujuh atau delapan keajaiban dunia yang bergabung. Aku tahu itu setiap saat menemukan kekasihku sedang membuatku terkagum kagum. Tapi tohk aku tetap selingkuh, supaya kisah kasihnya dan aku tidak biasa biasa saja, istimewa, mendekati sempurna karena merasakan segalanya.
Ada slogan selingkuh itu indah. Bukan aku pencetunya, aku juga tidak menganutnya. Selingkuh itu selingkuh, tidak kurang atau lebih. Aku tidak merasa berhutang budi pada siapapun, hanya merasa patut berterima kasih pada sebatang sigaret yang bersedia terbakar habis menyaksikan percakapanku dengan keajaiban dunia pada suatu senja.
"Aku selingkuh."
Keajaiban duniaku berdiri tegak, menjulang tinggi memancarkan cahaya penuh pesona.
"Maukah kau memaafkan aku?"
"Tidak." Aku meresahkan keruntuhan seluruh bangsa bangsa di dunia.
"Jadi."
"Kau ingin dimaafkan atau dicintai."
"Dua duanya."
"Tidak tahu diri."
"Terima kasih."
Terdengar macam percakapan basa basi. Tapi aku mengerti bahwa gabungan air terjun, menara, istana, tembok raksasa, dan lain lain, segala yang paling tampak serupa keajaiban tak mungkin bisa bersikap dan berkata kata secara rendah hati seperti selayaknya manusia.
Aku sering lupa kalau ada lebih dari tujuh kejaiban dunia untuk kumiliki seorang diri saja. Kekasihku sama sekali tak mempersalahkannya. Betapapun keajaiban dunia hanya akan menjadi keajaiban dunia jika seorang manusia menaruh perhatian dan mengaguminya sebagai keajaiban dunia*