Kamis, 04 Oktober 2012

sayap sayap yang tidak patah

Tak ada yang tahu kenapa harus dilahirkan sebagai manusia.
Sampai suatu hari menemukan seorang manusia yang tak ingin tahu kenapa harus dilahirkan sebagai manusia. Seseorang yang sangat sibuk bercanda serta tertawa setiap saat hingga tak sempat bertanya tentang tempat dan tanggal lahir, ayah bunda, nama jalan dan nomor rumah. Seseorang yang tidak seperti manusia dan tidak peduli.
Hari itu, kutemui sebatang lilin menyala dalam ruangan terang benderang, seolah sia sia sang lilin melelehkan diri, api di ujung sumbu tidak peduli, terus menari, mencairkan lilin. Lalu aku merasa ringan, semua bukan. Lipatan kertas mengepak, mengacuhkan bentuk.
Mungkin esok hari tidak mati*