Senin, 08 Oktober 2012

otentik

Kubunuh benda benda mati di sekitarku. Rak piring seisinya sudah mati. Meja kursi, televisi, lampu, setumpuk surat kabar, buku buku, apa saja yang berada dekat kepala telah kujadikan bangkai. Ocehan meraka tak tertahankan lagi. Membunuh benda benda mati membuatku merasa hidup. Gelas kopiku tak menjerit kepanasan lagi. Kebanyakan mereka benda benda sialan itu, menuding hidungku, ribut membicarakanku, bodoh atau tak acuh, mengerti atau tuli, segala pilihan yang tak layak kudapat. Lebih baik aku kejam tak berperasaan dari pada menjadi gila oleh ocehan benda benda yang tak bertelinga, tak bermulut, tak berlidah. Pantas saja kata katanya selalu ngawur, benda benda itu juga tak berhidung, bagaimana mungkin mereka mampu memilah harum dan busuk. Benda benda keparat, sekarang aku tak lagi terjerat oleh apapun namanya, mirip sopan santun. Aku merdeka, naskah yang harus kubaca telah pula kumusnahkan. Aku tak harus memerankan apa apa.
Aku membakar bantal sambil berdoa, semoga mimpi indah*