Kamis, 18 Oktober 2012

bunga bangkai

Lagu tumbuh dari ketukan palu. Hujan yang terjatuh di padang pasir. Benih benih yang terkubur. Ramalan cuaca selalu asing untuk musim musim bersayap yang singgah di atap rumahku. Tak ada yang mendengar tanah bertanya siapa nama bunga paling megah, aromanya lebih tajam dari segala bunga. Kumbang hitam bertanduk tersesat dalam seragam sekolah. Celana kelabu yang memaksa anak anak membaca buku. Kucing kucing yang datang kemudian menghilang. Sungguh, bunga tak pernah menggugat nama namanya, pemberian manusia. Cara terbaik mengingat sesuatu yang menciptakan decak lidah, anggukan kepala, nanar mata. Diam bukan emas, setidaknya tidak mempermalukan bibir.
Lagu tumbuh dari ketukan palu. Mata yang tertutup peristiwa, hidung yang tersumbat kata kata. Tanah yang menumbuhkan bunga bunga, segala bunga tak bernama*