Rabu, 31 Oktober 2012

good night

Kubayangkan sedang menulisi langit malam. Mungkin cuma mencoret coret atau menggambar. Memunculkan yang mirip bintang bintang atau rembulan. Karena cuma dua benda itu yang kutemui pada langit hitam malam, dengan bentuk tak beraturan dan warna warna yang tidak sama setiap malam. Bentuk dan warna yang tidak tertelan pekatnya hitam.
Apa yang kau dan aku pikirkan ketika menatap langit malam. Aku bukan pembaca pikiran, tak tahu apa yang kau pikirkan jika tidak kau katakan. Aku lebih sering tidak memikirkan apa apa. Hanya menatap, lama, dan masih tidak memikirkan apa apa.
Mereka berkata pikiran kitalah yang membentuk keadaan. Kalau tanpa pikiran, apakah yang akan kubentuk. Kalau secara wajar jawabnya bukan apa apa. Tidak merisaukan apa apa. Hanya terus menatap langit hitam. Tidak memperkirakan nasib, tidak juga meramal cuaca.
Aku juga tak tahu, apakah langit hitam malam lebih bahagia dipandang apa adanya.
Bintang bintang berpijar, rembulan membesar, langit menghitam. Mereka bernama malam. Tempatku menatap dunia, apa adanya. Noda noda di wajah, tubuh dan pakaian memudar.
Malam juga menidurkan raga. Setiap yang sedang terlelap tampak lebih cantik dan tegap*