Minggu, 28 Oktober 2012

point

Kurasa aku perlu mandi dua kali sehari, biar beribu ribu debu yang sama tak pernah jenuh menghinggapi tubuhku. Mencuci rambutku demi kau tak enggan menciumi jejak kematian kutu kutu di kepalaku.
Begitulah caraku memaknai kebersihan, syarat untuk menemui pintu yang berjejer di sepanjang jalan.
Apakah aku telanjang, aroma anggur terbaca tajam. Malam yang kesekian untuk matahari yang tidak terbenam. Mungkin matahari itu enggan untuk terbenam setiap malam karena malam terlalu sebentar, segera kembali tiba waktu mendaki angkasa.
Ingin kumandikan matahari malam ini, setiap malam agar tak lelah menyambut pagi. Aku perlu pagi supaya bisa mandi dan mencuci rambutku. Pintu pintu masih menunggu, memenuhi pinggiran jalan dengan keterasingan pada ketelanjangan*