Rabu, 03 Oktober 2012

i n u

Aku tak mau menyesal tentang segala hal. Meskipun ada yang bilang sesal membuatku menjadi manusia seutuhnya. Yang bilang juga manusia, manusia yang sama sekali tak tahu menahu tentang kau. Mending aku bebal, tak ada sesal, bahkan kalau itu memang membuatku bisa dikutuk menjadi kadal. Pasti kadal bukan manusia, aku tak tahu apakah karena kadal tak menyesal.
Sesungguhnya aku tak tahu apapun selain kau. Tak ada sesal. Mengenalmu. Cuma kau saja. Aku bisa menggambar pelangi sendiri, teori. Faktanya aku butuh kertas dan alat alat gambar bikinan pabrik yang dijual di toko. Tentu saja jadi tak masuk akal mengatakan bisa menggambar pelangi sendiri. Ada entah berapa manusia lain ikut andil dalam sebuah gambar pelangi. Aku tak peduli. Bebal sejati.
Aku berkeras bisa menggambar pelangi sendiri. Tak ada kaitan apapun antara kau dan gambarku. Aku cuma tahu tak menyesal tentangmu, juga tentang semua manusia yang tak kupedulikan.
Dunia milik kita berdua memang pernyataan kampungan, norak. Aku bebal, masa bodoh dengan dunia. Masa bodoh dunia milik siapa.
Tapi kau...
Aku mau menyesal untukmu.
Pertama, kuakui aku menyesal tak pintar memijat kaki dan pundakmu. Setidaknya, kau pintar melakukannya untukku.
Menghilangkan sakit, penat dan bebal.
Masih ada beberapa sesal tentang kau. Bukan segenap manusia atau seluruh dunia. Tapi, kau...maka
Aku tak menyesal karena plin plan*