Selasa, 09 Oktober 2012

duckling

Para itik betina tak bisa bicara. Diam seribu bahasa ketika aku bertanya, siapa ingin jadi perempuan. Mereka itik itik yang lucu, berjalan bergerombol sambil menggerakkan pantatnya. Di pematang sawah yang baru dipanen, itik itik betina hendak berpesta. Sama sekali tak tahu menahu tentang gerak pantatnya yang diperdebatkan perempuan di televisi.
Aku tak mengerti kepada siapa sesungguhnya tuhan lebih berbaik hati. Atau tak seharusnya sepelik itu, menjadi perempuan yang membenci kaumnya sendiri. Akan kutanyakan lagi satu hal sederhana, cara bertelur dan mengeram tanpa sepatah kata. Menjadi induk yang riang gembira setiap waktu meski tak bicara seribu bahasa*