Kamis, 19 September 2013

*

awalnya ia menawarkan mantelnya. kemudian bajunya. belum juga ia dapatkan kesepakatan, ditawarkannya celananya. baju dalamnya sekalian. masih belum cukup semua miliknya, ia mulai merasa layak memberikan tubuhnya. ia rela menukar segala yang ada padanya demi mendapatkan hasratnya, kebutuhan dan kerinduan terbesarnya. ia kian cemas harapannya tak akan pernah terwujud. setelah merelakan tubuhnya, ia mulai mempertimbangkan untuk menggadaikan jiwanya. tak apa, pikirnya, kehilangan segalanya adalah harga yang pantas untuk mendapatkan kehangatan*