Sabtu, 14 September 2013

*

cahaya mengacaukan rencana. memisahkan tubuh dengan bayang bayangnya. bayang bayang tak pernah sempurna, lebih panjang dan sempit, atau lebih pendek dan lebar. tidak bisa berdiri tegak, berjalan miring. ketika melihat bayang bayangku, tak akan kukenali ia sebagai aku. cuma pengikut yang tak mau jauh. tidak mengganggu, memberi keteduhan untuk semua yang lebih kecil dan berada dekat tubuhku. teman perjalanan yang hitam, tidak padat, mengacuhkan segalanya, aku tidak pernah berencana untuk menjadikannya ada. setelah ia ada, tak kuasa kuhilangkan. tidak mengganggu terasa meresahkan. ada, tapi tiada. maka aku berjalan di kegelapan. tapi. ada yang berkata, habis gelap terbitlah terang, dan bernarlah demikian. terang tenggelam dihabisi gelap, juga benar. senang atau tidak, teman seperjalanan yang selalu acuh tak acuh selalu datang dan menghilang, bersama terang dan gelap. menghanyutkan resah ke dalam pasrah. rencana mendekati bencana. sebenarnya cahaya datang, atau gelap yang beranjak pergi. waktu atau aku yang berhenti atau berlari. adalah yang lebih sia sia, pikiran dan pertanyaan bikin kopi dan sigaretku cepat habis dan sedikit nikmat. sudah takdir, kopi dan sigaretlu membela diri. aku tidak menyalahkan mereka, tidak berpikir dan tidak bertanya, hanya sedikit berharap banyak nikmat*