Selasa, 24 September 2013

*

selembar saputangan selalu berjaga jaga di kantong celanaku, pendek atau panjang. menunggu kesempatan mengusap setiap cairan yang mungkin mengalir keluar dari tubuhku, tubuhmu, tubuhnya. selembar saputangan, biru atau coklat selalu mendapatkan harapannya pada saat paling tepat. bagaimana mungkin manusia bisa lebih sial dari selembar saputangan. seorang manusia selalu berjaga jaga di bawah atap rumahnya tidak akan mendapatkan embun atau hujan tanpa beranjak. perbandingan tolol. sengaja kubuat agar selembar saputangan merasakan betapa keringnya di dalam. betapa gerah. penantiannya bisa sia sia. tak ada apapun yang akan mengalir untuk membuat selembar sapu tangan bepuas diri. selembar sapu tangan mestinya peduli, melakukan satu atau beberapa upaya supaya berguna hingga basah. tapi ketololan  ini, belum melelahkan, belum pantas ditangisi. selembar saputangan kering dan tanpa noda terlipat tenang di dalam kantong celana, melupakan tempat, niat, tujuan yang tidak dimiliki sejak semula sampai selamanya. tolol, tertulis macam kalimat dalam sebuah doa. kering, gerah, tanpa noda*