Minggu, 22 September 2013

*

kau tak pernah memanggilku untuk mengunjungi rumahmu. itu masa lalu. ketika kau masih ingin mengenalku dan aku belum mengenal diriku. rumahmu bertambah megah dan cerah, mereka yang ingin mengenalmu, seperti aku pada masa lalu berduyun duyun datang memenuhi panggilanmu. mereka memperbaiki ruangan, mewarnai dinding, mengganti kaca jendela dan daun pintu, menjadi lebih indah. bunga dan lilin selalu cantik. kalimat kalimat sapaan yang disempurnakan. kau tahu, sering kubayangkan kembali datang, kendati tanpa panggilan. hanya untuk singgah dan mengenang dan kalau sempat akan kukatakan dengan suara rendah, kau masih ingat. aku selalu ingat kau tak pernah membalas, tak pernah berkata kata. kau mengajariku bernyanyi dan mendengarkan laguku sendiri. begitu hikmat hingga aku menangis. merasa seolah olah kau terharu melihat kerinduanku.
jangan datang, aku tidak pantas. tapi katakan saja, maka aku akan sembuh. mereka mengajariku mengatakannya. kau tahu aku tidak suka mengatakannya. aku lebih suka tidak sembuh sampai kau datang padaku. kau tidak mengatakan aku bebal. kau hanya tak pernah memanggilku untuk mengunjungi rumahku,. atau mungkin aku tak mendengarmu, tak pernah mendengarmu, seperti masa lalu.
hari hari semakin bising, setelah aku mengenal dan saling bicara dengan diriku sendiri. mungkin semua ini cuma mimpi.dan mereka mengganti nama nama hari*