Selasa, 28 Januari 2014

gelas kopi

dendamnya terperam hitam. pahit mendidih. setelah kabut terangkat, ia menjerit, suara hirupanmu bikin aku sinting. setangkup bibir menyentuhnya, ia meludah, lidah tidak peka. hanya melambai dan melambai saja, memanggil neraka atau menyapa, kau baik baik saja. sengit ia mendesis, rasakan sendiri. rasakan sendiri, alangkah muaknya basa basi. kemudian sepi. sepi. menghabiskan malam bersama keterasingan.
matanya perih, bau wangi, tak ada yang tahu bagaimana rasanya diguyur air dingin saat pagi masih buta. ia megap megap, tak tahu caranya menghentikan debar jantung yang bukan miliknya*