Senin, 27 Januari 2014

*

barusan baca baca beberapa tulisan seorang teman perempuan yang baik. betapa senang ada yang menulis catatan catatan seperti yang dituliskannya. hangat dan terang, seperti pagi yang cerah. setelah merasa telah menulis sangat banyak dan di mana mana, di buku, kertas kertas, dan internet, betapa ironisnya menyadari tak ada satupun tulisanku bisa kubaca sehangat dan seterang tulisan teman yang baru kubaca. yang sedang kutuliskan sekarang ini kutiliskan karena aku telah membacanya, ingin membacaku seperti aku membacanya. menuliskan catatan dari seorang manusia berjenis kelamin perempuan yang hidup normal, setiap hari pada satu bumi yang sama kuhuni. sulit. ternyata sulit. caraku menulis sebuah peristiwa atau rasa selalu tidak gamblang. apakah aku selalu lebih suka gelap atau remang remang, lebih suka yang surealis ketimbang realis. kenapa. kurasa tak berhak mengganggu seorang teman yang baik dengan pertanyaan egois. hanya ingin tahu kenapa aku tidak bisa menulis seperti dia. pertanyaanku mesti kujawab sendiri. selalu ngotot merasa eksklusif untuk diriku sendiri. kehidupan begitu hangat dan terang, begitu sederhana dan manis, begitu luas dan jelas. dan aku berkutat hanya dengan sebuah kotak hitam. di luar atau di dalam, saat menulis hanya kotak hitam menjadi pusat perhatian. kalau ada yang bersedia memaafkan aku mau minta maaf. aku pengecut, tidak berani mengaku bahwa di luar sana banyak kehangatan dan kecerahan. jauh atau dekat, semuanya cerah, kecuali yang tidak mampu kutinggalkan. kotak hitam. dunia kotak kotak. ah, jangan itu lagi. jangan lagi mengagungkan kegilaan dan misteri, setidaknya sampai selesai menulis yang satu ini.
malam ini, seperti kemarin, dan hampir setiap malam, aku duduk dalam sebuah kamar. di depanku seperangkat komputer diam dan pasrah pada kehendakku. sebuah lagu pilihan seorang lelaki muda paling ganteng sedunia mengalun. sesekali aku dan lelaki muda saling bicara, tentang apa saja. selalu tentang hal hal sederhana yang bikin hatiku berbunga. aku merasa sedang melewati masa muda bersamanya, dengan cara yang berbeda dari yang pernah kukerjakan. lelaki muda yang sewaktu masih kecil tergila gila pada kereta api. lelaki muda yang lebih ingin menjadi guru dari pada akuntan. lelaki muda yang bertanya, apakah hidup harus selalu mempertimbangkan materi. aku dan lelaki muda sering kali berbagi macam macam merk sigaret, dari ji sam su sampai ares. apakah ini nyata, aku selalu ingin bertanya. rasanya lebih hebat dari ilusi, lebih manis dari misteri. seperti bukan dunia yang pantas kumiliki. aku masih ingat benar bagaimna rasanya saat melihatnya pertama kali. suara tangisnya semasa bayi. kemarahan dan pelukan. apa saja. segalanya  yang selalu kutuliskan dengan cara berbeda, macam macam, tapi tak pernah cukup nyata. hidup memang penuh kejutan. oh, dia mengganti lagunya, tak enak didengar, kalau dia tanya pendapatku. tapi apa boleh buat. untung tidak lama, setelah kutanya, apa itu, dia jawab, gak jelas. yang ini juga tidak cocok suasananya, tapi sekali lagi apa boleh buat. kalau saja ada yang bisa mengubah dunia, pasti bukan aku. kalau ada yang bisa menyayangi manusia apa adanya, juga pasti bukan aku. aku cuma ibu yang menemukan kenyataan seorang anaknya menjadi seseorang yang setengah tidak dikenal, mengagumkan, tak terduga. beginikan seharusnya aku bercerita. sebuah kejadian yang belum terlupa. rasanya seperti bukan aku yang sedang melewati malam ini. memang sulit. lebih mudah tenggelam dalam diri sendiri. tapi kenyataan selalu ada, memandangku dengan mata hangat, penuh sayang, selalu menungguku megap megap kehabisan nafas setelah tenggelam cukup dalam.
tak ada yang mengharuskan aku menulis apa. kecuali aku. ya, tiba tiba aku tahu, setelah mencoba menulis kenyataan. caraku menulis cuma sekedar akibat kebiasaan. kebiasaan menjadikan kegiatan menulis sebagai pelarian, atau pengalihan, dari kenyataan. kotak hitam itulah ternyata kenyataan di alam bawah sadar. yang lebih sering kupandang dari sisi luar, karena telah sangat tertanam, pengalaman menanam keyakinan. bagian dalam kotak hitam pasti gelap, pengap, tidak luas. tidak mau tahu segala, lebih nyaman dari pada tahu beberapa hal yang tidak dimaui. dalam kotak hitam mungkin ada sebuah bola dunia, atau labih luas, bola dunia lengkap dengan tata surya, sebuah galaksi, tentu ada juga mataharinya. aneh. membingungkan. atau malah kotak hitam itulah aku sendiri. apakah aku dan kenyataan satu atau terpisah. aku tidak tahu. paling simple mengatakan tidak tahu, selain simple juga mengesankan yang mengatakannya adalah pribadi bijaksana yang tidak sok tahu. ya, kalau durhaka pantas dikutuk menjadi batu, kalau pengecut boleh memilih dikutuk menjadi jeruk. seharusnya tidak begitu kan, aku pernah menulis tidak mempunyai teman seorangpun. semoga tuhan sungguh sungguh maha pengampun*