Dada pantasnya mengenakan kaca mata kuda. Meringkik mesra
kepada jantung, paru paru, roda, dan jemari tanganmu. Mereka semua tak pernah
ke luar negara. Bersama mengigau, bersama menggugat, dari dan untuk pesawat
terbang. Serbet saja rindu duduk di pangkuanmu. Apalagi aku. Untuk menderu.
Keraguan busuk tentang garpu, tiga ujung dari satu pangkal dalam genggaman. Ada
yang lebih menguntungkan ketimbang salah cetak. Tidak berdetak. Siapa. Siapa.
Jantung dan virus berkaki seribu.
Lebih mudah bicara dengan batu. Berdoalah, supaya tidak
tenggelam dalam semangkuk bakso. Padang rumput dan anjing saling melemparkan
lonceng. Tembaga. Atau jelaga, yang menjalin rambutnya. Yang mau memeluk lutut.
Masih ada gelas sedang malas, terperangkap dalam rumah kaca, sepatu kaca, pohon
kaca, bibir kaca. Basah semuanya, juga berbusa*