Minggu, 03 November 2013

*

jam dua pagi sangat mahir meredam bunyi. tapi jantungku tuli, tidak mendengar jam dua pagi. serupa ekor sejenis ular dari seberang benua, serupa mesin yang tidak dirawat dengan benar. jantungku berderik, berderit. mendengarnya, bunyi jantung yang tidak lazim, jam dua pagi seperti disayat sayat belati, terluka dan tidak berdaya, mungkin sekarat dan membuatnya ingin mati. tapi jantungku tuli, bukan tidak peduli. berderik dan berderit, membawaku tersesat di tengah lembah dan persimpangan jalan. jam dua pagi ingin lari dariku, tapi tak punya kaki. dari pada bengong, kuhibur diri dengan bernyanyi, bagimu negeri*