Senin, 01 Juli 2013

kokok

beberapa ekor ayam berjalan hilir mudik dengan bahagia. sesekali berhenti, mengais rumput, mematuk dan menjulurkan lehernya, mengantarkan bunyi bunyi kehidupan kepada separuh badan mantan temannya yang sedang berbaring di atas cobek dikelilingi sambal dan lalapan. tiba tiba aku sangat senang tidak dilahirkan sebagai seorang nabi yang memahami bahasa binatang. kotekan ayam ayam begitu lahap kutelan. ayam tidak akan menjadi hewan langka apalagi sampai punah, selama masih ada manusia doyan menyantap ayam bakar. terpujilah tukang masak, ayam bakar melestarikan ayam*