Jumat, 26 Juli 2013

*

aku berpikir bagaimana caranya menjelaskan kepada diri sendiri. kurasa seluruh dunia dengan mudah akan berjalan apa adanya kalau aku mengerti. aku tidak mengerti. kenapa rasanya nikmat sekali, tidak berpijak, tidak berpegang. bahkan seorang gelandangan punya harapan, bersemangat meminta sedekah. aku tidak ingin menyimpan ingatan tentang wajah siapapun, suara siapapun, aku cemas segalanya akan menetap dengan cara sederhana. kalau ada yang sangat kuinginkan, adalah berdiri di hadapanmu, mengguncang pundakmu kuat kuat, memegang kepalamu, mengarahkan pandanganmu hanya kepadaku. memintamu, membangunkanku dari mimpi tentang tidur panjang. agar bisa tidur sungguhan biarpun sebentar. tapi kau tidak di sini dan aku terlalu dalam tenggelam dalam mimpi untuk dapat beranjak ke sana. dear diary, apakah kau mengerti rasanya dicintai. aku mengerti alangkah sulitnya menjadi tidak mengerti. dear diary, semakin mirip sunyi, ya bunyi aliran air yang tak pernah berhenti. apakah nama burung bersuara seindah bayanganku. macam remaja tak kenal lelah, kukatakan banyak hal kepada benda benda yang membebaskanku dari rasa bersalah. rasa bersalah untuk ingin menjadi lupa, meniadakan segala yang mengingatkanku pada keberadaan sesosok tubuhku. dear diary, aku perlu menulis untuk dapat menghapus. menitipkan tempat dan waktu pada kalimat kalimatku*