Sabtu, 27 Juli 2013

*

aku perlu alasan untuk menghirup dan menghembuskan udara. kau. tapi paru paruku tidak tahu itu, tidak juga jantungku. mereka berdenyut sendiri. meninggalkanku sebagai orang asing yang tidak berteman. bahkan tidak bertubuh. kurasa itu mengada ada. aku sengaja. karena gagal berputus asa dan tidak sanggup mengangankan apapun. tahukah kau rasanya menjadi asing terhadap diri sendiri. seperti rasa kantuk yang datang tiba tiba, menghilangkan setiap alasan untuk mengerjakan yang pantas dikerjakan. aku berhutang nyawa kepada kematian. biar saja menjadi rumit, kacau, tidak berharga. aku hanya perlu alasan untuk menghirup dan menghembuskan udara. akan menyenangkan kalau kunamai rindu. kurang tepat tidak menghalangi kenikmatan. akan kukatakan sebanyak kuperlukan. alasan untuk bernafas dengan menyangkal peranan alat alat pernafasan. pohon pohon selalu membuatku lupa daratan. mahluk hidup yang berdenyut. pohon pohon. tidak, bukan tentang hidup. terlampau sempit. aku perlu kau untuk menjadi orang asing bagi diriku sendiri. dengarlah aku mengantuk, aku akan bermimpi menjadi sehelai daun. tumbuh dan jatuh dalam sketsa yang bercerita bahwa waktu benar benar berlalu. udara bermain. aku bermain. katakan nama hutan atau tamannya, aku perlu menguburkan paru paru dan jantungku sebelum melanjutkan perjalanan sebagai orang asing yang bersahabat dengan keterasingan. cuma mimpi, aku berbisik kepada kehidupan yang baik hati*