Selasa, 09 Juli 2013

hakekat

sebuah perahu kertas yang bertahan lama, bagus serta utuh adalah sebuah perahu kertas yang tidak pernah merasakan serunya berpura pura menjadi perahu sungguhan, tidak pernah ditaruh di permukaan air, tidak pernah dihanyutkan untuk mengikuti arus yang paling tenang sekalipun. entah kenapa anak anak melipatnya dari selembar kertas kemudian seolah olah sengaja tidak melarungnya. mungkin anak anak lupa, atau kehabisan waktu bermainnya, atau teralihkan perhatian anak anak ke arah mainan lain. kertas berbentuk perahu tidak dapat mengeluh, tidak dapat meronta untuk membebaskan diri dari lipatan lipatan yang menjadikannya bernama perahu kertas. seekor kecoa berjalan memutar ketika berpapasan dengannya. tidak heran, cuma anak anak manusia yang tahu bahwa perahu kertas bisa jadi bukan sekedar kertas yang telah terlipat. kalau saja seekor kecoa tadi tidak cuma lewat, menyempatkan waktu menaikinya, kecoa mungkin akan tahu rasanya pura pura berlayar. lantai di mana perahu kertas tergeletak, anak anak berlarian, kecoa melintas, terasa sejuk, kering dan datar, tidak terusik oleh segala kemungkinan. seekor kucing datang begitu saja dari pintu depan yang terbuka, merebahkan tubuhnya di atas lantai. si kucing segera terbenam dalam kesibukan menjilati jari jari kaki depannya. lantai kering dan datar menghangat akibat tertindih tubuh kucing. semua seperti tuli, tidak mendengar suara teriakan dan derap kaki anak anak yang berlarian. anak anak mungkin ditulikan oleh kebisingannya sendiri. tidak ada siapapun atau apapun yang ingin menepi*