Rabu, 31 Juli 2013

*

sayang sekali, setiap orang gila keburu kehilangan ingatan, sebelum aku sempat menanyakan kepada mereka bagaimana caranya menuntaskan semua masalah. aku curiga orang gila sengaja membuang ingatannya demi kesehatan nalarnya. karena ingatannya telah terjangkit virus moralitas dari jenis paling ganas dan mematikan. buktinya orang gila kelihatan baik baik saja kendati tidur setengah telanjang tanpa alas di atas trotoar manapun dalam segala musim dan cuaca.
lagi lagi ngoceh tak keruan.
itu tanda tanda kewarasan, bukan kesehatan.
ya, surat kabar tidak pernah memuat berita kematian orang gila.
payah sekali bicaramu.
susahnya tidak berhasil menjadi gila.
tergila gila pada orang gila.
cuma penasaran.
makan saja.
sudah kenyang.
pantas.
akurat.
dasar sarap.
senyum senyum sendiri. dalam hati ingin menangis. hati belum cukup dalam, masih ada tambahan dalam hati. jadi penasaran lagi, kalau orang waras dekat dekat orang gila, yang mana lebih gampang tertular. mana yang lebih cepat mewabah, kewarasan atau kegilaan.
mungkin sama kuat, yang waras jadi setengah gila, yang gila jadi setengah waras.
kedengarannya seperti pendapat yang adil dan optimis.
sepertinya empiris.
ada hubungannya dengan romantis dan manis, seperti seringkali.
semoga belum pagi.
kenapa.
semuanya bakal kembali.
kalau kereta kencananya kembali menjadi labu parang terbesar tak ada yang keberatan.
iya. tapi semua yang gagal menjadi gila keberatan bergaun lapuk.
pada akhirnya toh bahagia.
akhirnya, hore...akhirnya kau berhasil.
apa.
jadi gila.
kok bisa.
kau percaya.
apa.
pada akhirnya bahagia.
oh, itu kan cuma kata kata.
setiap kata bisa jadi mantra.
siapa yang butuh mantra. aku tidak.
aku juga tidak. tapi kebahagiaan. untuk memanggilmu atau aku.
eh lihat, dia terbangun. sekarang dia memandang kita.
bagus, dia pikir, di sana ada dua orang lebih gila dari aku.
hebat. orang gila saja bisa berpikir kita gila.
nalarnya sehat. tidak terpapar virus moralitas.
kau atau aku yang akan duluan menyapanya.
tergantung siapa kau atau aku yang tahu siapa namanya.
ya, begitulah cara menghormati sesama.
nama. nama. nama.
nama*